Bab Akhir - Tangan yang Diulurkan

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode


Batas antara hidup dan mati benar-benar sangat ambigu, tergantung keputusan masing-masing orang untuk menentukan kapan kematian akan tiba.

Beberapa orang menganggap kematian itu saat fungsi kardiopulmoner berhenti, sementara yang lainnya mengatakan bahwa itu terjadi setelah matinya seluruh fungsi otak. Beberapa orang mengatakan bahwa bahkan jika ada kesadaran yang tersisa, tidak diperlukan apa yang terkandung dalam tubuh fisiknya selama hati orang tersebut masih ada——maka seharusnya masih ada semacam bentuk eksistensi yang tersisa. Nah, yang terakhir mungkin terasa seperti sentimen pelarian daripada definisi yang nyata.

Di penglihatan kosongnya, Isaac Westcott memikirkan hal tersebut dengan malas. ——Jika begitu, dia penasaran jika dia masih dianggap hidup sekarang?

Setidaknya, fungsi kardiopulmonernya telah berhenti. Itu hal yang wajar karena sebagian besar tubuhnya sudah menghilang. Meskipun masih ada beberapa pikiran sadar yang tersisa, belum pasti apakah otaknya masih mempertahankan bentuknya. Dia hanya berbaring di tanah, mengamati langit sambil menunggu kesadarannya berhenti.

Dan juga, saat pemikiran itu masih hidup, Westcott mengejek dirinya sendiri.
Diantara orang hidup atau mati, seharusnya dia dianggap mati sejak dulu.

Ya, sebagai seorang manusia, Isaac Westcott sudah mati. Apa yang tersisa di sana adalah seonggok Spirit menyedihkan yang hampit tidak bisa mempertahankan eksistensinya lewat Reiryoku. Kesadarannya yang tersisa adalah bukti saat menjadi bentuk itu.

Kekuatan pemusnah antara Angel dan Demon King. Terlibat dalam jarak sedekat itu, hasil ini memang wajar. Tidak ada tanda-tanda <Deus> yang tersisa. Sepertinya dia menghilang lebih dulu daripada Westcott.

Perasaan benci telah ditolak dalam bunuh diri ganda, dengan hal itu dipikirannya Westcott tertawa lagi. Meski dia sendiri tidak mengetahuinya, fitur wajahnya masih berubah dalam bentuk senyuman.

Namun, itu hanya masalah waktu. Meski sebagai Spirit, dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Memang, kesadarannya mulai mengantuk saat tarikan tangan Shinigami mulai mendekat.
Namun——

——Ike!”

Di saat itu, seakan untuk membawa kesadaran Westcott kembali, terdengar suara itu.
Dari penampilan itu, Ellen bergegas mendekat dengan ekspresi pucat yang mengerikan di wajahnya. Sepertinya dia selamat.

“Hai…… Ellen.”
“Ah, Ike——itu……! Kita harus menuju ke Realizer medis sesegera mungkin——

Tiba-tiba Ellen berhenti bicara. Mungkin sambil menutupi Voluntary Territory untuk mengantar Westcott, dia sadar bawah itu sudah terlambat meski dengan perangkat Realizer medis.

“A-Aah……”

Tidak berdaya, Ellen terjatuh ke tanah.

“……Ike.”

Datang suara lain yang memanggil nama Westcott.

Suara itu lebih dalam daripada Ellen. Namun, Westcott segera menyadari orang itu——karena selain Ellen, ada satu orang lagi yang memanggil Westcott dengan nama panggilan itu.

“……Ah, Elliot.”
Saat Westcott merespon, di sudut penglihatannya, muncul seorang pria yang duduk di kursi roda dan seorang wanita yang mirip dengan Ellen.

Elliot Woodman dan Karen Mathers. Pendiri <Ratatoskr> dan mantan kopatriot Westcott.

“……!”

Ellen mengangkat wajahnya dan menatap Woodman dan Karen dengan marah. Mau bagaimana lagi.

Dendam Ellen terhadap Woodman memang berbeda dibanding orang lain. Cukup menyenangkan membicarakan kengininan membunuh dirinya. Namun, Ellen tidak melontarkan cacian ataupun melompat untuk menyerangnya. Sambil menggertakkan bagian belakang giginya, dia mulai memohon.

“Tolonglah——Elliot…… Ike…… tolong Ike. Jika itu kau maka itu mungkin kan? Aku akan melakukan apapun——aku akan mendengarkan apapun yang kau katakan——tolonglah.”

“…………”

Melihat permohonan Ellen yang penuh air mata, Woodman terdiam mengarahkan matanya kebawah. Itu bukan penolakan ataupun tindakan kebencian. Sederhana——tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa mencegah kematian Westcott sekarang.

“Ahh……”

Suara Ellen gemetar saat dia meneteskan air mata. Melihat saudarinya seperti itu, Karen sedikit memberikan tatapan pilu.

“Fu, fu…… sungguh merepotkan. Apa kau datang kemari untuk menertawakanku, Elliot?”

“……Aku datang kemari untuk melihat kematian temanku. Itu cerita yang cukup lucu ya kan, Ike?”

Saat Westcott bertanya dengan suara serak, Woodman membalas dengan diam.

“Oh…… itu benar. Itu pertanyaan yang lucu. Meski caranya berbeda, selain itu kau masihlah——temanku.”

Westcott mengubah bibirnya untuk bercanda.

——Kita adalah sahabat yang ditolak oleh wanita yang sama.”

——
Mendengar perkataan Westcott, Woodman menatap kosong untuk sesaat sebelum menghela napas secara mendadak.

“Haha……  pastinya.”

“Fu——fu.”

Westcott tersenyum sedikit saat penglihatannya terhadap dunia mulai buram lagi.

Ellen, Karen, Woodman.

Kawan-kawan sumpah yang kampung halamannya dibakar dan bersumpah untuk membalas dendam bersama, kawan-kawan terdahulu Westcott. Bersama melihat ke arah Westcott, mengungkapkan isi kesedihannya.

(——Ah——)

Westcott mengingat perasaan yang aneh.

Ingatan dari masa kecilnya, saat ibunya ditempatkan dan dikubur di peti mati. ——Dari sudut pandangan ibunya, sensasi tatapa semua orang yang berkumpul untuk acara pemakaman.
Ellen menangis, Karen menatap ke bawah, dan Woodman yang terdiam melihat ke sini. Bentuknya berbeda, tapi ada kesedihan dan duka yang terisi dengan keputusasaan.

Penampilan teman-temannya, dan fakta bahwa dialah yang membuat ekspresi mereka seperti itu——kenyataan bahwa dialah pusat keputusasaan ini.

——Bagi Westcott, itu sangat nyaman dan tidak tertahankan.

(……Sungguh…… itu sangat sederhana...… bukankah begitu……”

Penyihir Isaac Westcott, dengan kebahagiaan yang luar biasa, perlahan menutup matanya.

——Shidou! Apa kau baik-baik saja, Shidou!”

“Uh…… ah...…”

Saat tubuhnya digoyangkan dengan hebat, dia mulai membuka kelopak matanya.

Sepertinya, dia kehilangan kesadarannya. Saat kesadaran yang samar mulai terbangun, pemandangan sekitar dan keadaannya saat ini mulai menampakkan gambaran aslinya.
Pertama-tama, Tohka yang menggoyangkan tubuhnya. Dengan tatapan khawatir, dia memanggil nama Shidou berulang kali.

Tidak, dia tidak sendiri. Beberapa Spirit berkumpul di sekitar sana dengan Shidou sebagai pusatnya.

Origami, Kotori, Yoshino, Kaguya, Yuzuru, Miku, Natsumi, Nia, Mukuro——dan juga Kurumi. Melihat kebelakang, dia juga menyadari bahwa Mana dan Maria juga di sini.

Dan di sini, Shidou terbaring di pinggir pantai di malam hari. Langit dipenuhi dengan bintang-bintang yang berkelap-kelip saat terdengar suara ombak yang lemah. Ini tempat yang sangat romantis. Kenapa dia ada ditempat semacam ini?

——

Saat dia menyadari sekitarnya, dia bangun seperti mainan pegas. Dia mengabaikan rasa sakit samar yang menyerang tubuhnya saat dia mengamati kesekitar untuk melihat wajah semuanya.

“! Shidou!”

“Mun…… akhirnya kau bangun. Aku sangat khawatir.”

“Lega. Kaguya menyalak dan menangis di dada Shidou karna khawatir.”

“Aku tidak pernah melakukan hal semacam ini?!”

Melihat Shidou yang baru terbangun, para Spirit menghela napas lega secara bersama-sama.

Namun, tidak ada waktu untuk membalas respon itu. Saat ini, hanya ada satu hal di pikiran Shidou. Dia menaruh tangannya di bahu Tohka untuk membantunya berpegangan.

“Tohka. Mio——

“……”

Mendengar perkataan Shidou, Tohka menahan napasnya.

Daripada berkata-kata, itu adalah diam yang penuh perasaan. Itu saja——sudah cukup memberitahukan semuanya.

“Oh…… aku mengerti.”

Shidou menurunkan tangannya dengan tidak berdaya.

Rasa ketidak berdayaan yang kuat menyiksa seluruh tubuhnya.
Dia sudah mencoba semua ide yang mungkin. Semuanya telah meminjamkan kekuatan mereka dan mempertaruhkan hidup mereka.

Tapi di masa depan baru yang dia gapai——Mio sudah tiada.

Kenyataan itu membebani pikiran Shidou tanpa belas kasihan.

Namun, Shidou menahan dorongan air mata sebelum mereka mengalir saat dia ngehirup napas ringan.

“Ah…… aku terguncang. Shin lebih baik daripada aku.”

Mendengar apa yang Shidou katakan, para Spirit terkejut untuk sesaat, mengeluarkan senyuman pahit.

“Oh….… ya, jadi mau bagaimana lagi. Sebagai playboy yang langka, bagaimana bisa gigimu berdiri dihadapan pasangan cinta murni?”

Kotori bicara sambil mengusap matanya yang bengkak. Shidou hanya bisa mengangkat bahunya karena hal itu.

Tapi kemudian——di saat itu.

Di langit yang benar-benar gelap, kilauan cahaya kecil bergoyang perlahan dan jatuh.
“Huh——?”

Shidou mengangkat matanya lebar-lebar saat melihatnya.

Kemudian, seakan cahaya itu diarahkan pada Shidou, perlahan turun di depan semuanya.

“Ini……”

Setelah melihatnya, ekspresi Shidou diwarnai dengan warna keterkejutan.
Namun, respon para Spirit juga sama. Semua yang mengetahui sumber cahaya itu menatapnya dengan bingung.

Tapi tidak ada yang bisa dilakukan. Karena, apa yang melayang di sana adalah objek mirip berlian yang memancarkan berbagai warna——sebuah kristal Sephira.

——Di atasnya ada boneka beruang mahal denga banyak kerusakan.

Di saat Shidou menyadarinya, boneka beruang itu meluncur turun dari kristal Sephira. Seketika saja, Shidou menangkapnya dengan tangannya.

Tidak diragukan lagi. Itu adalah mainan boneka yang selalu Reine bawa bersamanya.
Tidak——bukan itu saja. Shidou yang sekarang bisa mengerti. Boneka beruang itu diberikan pada Mio oleh Shinji 30 tahun yang lalu.

Selama 30 tahun terakhir, boneka itu adalah benda yang berjasa mendukung hati Mio dari balik layar. Memang, Mio tidak ingin menghapus dirinya bersama dengan benda yang sangat berharga ini, jadi dia meninggalkannya untuk Shidou.

Boneka binatang yang telah melihat ujian waktu. Ada jejak perbaikan yang dilakukan di seluruh tubuhnya dengan tambalan warna berbeda yang menandai area kerusakannya.

Dengan kekuatan Mio, mudah saja memperbaiki kerusakannya. Tapi sepertinya dia sudah repot-repot melakukan semua perbaikan itu dengan tangannya.

Mungkin——dia tidak bisa melakukannya. Jika dia mengembalikannya secara utuh, itu akan terasa seperti boneka yang berbeda daripada yang pernah dia dapat dari Shinji——

——Ah————

Di saat dia menyadari ini, air mata mulai membanjiri mata Shidou.

“Ah…… ah——
Meski tidak ingin membuat semuanya khawatir, emosi yang dia tahan sampai saat ini telah mencapi batasnya dan datang membanjiri tanpa jeda.

Dengan suara gemetaran Shidou roboh saat memegang mainan boneka itu.

“……Mio ……Mi——o………!”

Seorang gadis yang lembut——tapi juga sangat menderita.

Diciptakan dengan cara yang menyimpang, terjebak dalam konflik tanpa mengetahui apapun——melakukan kejahatan yang tidak bisa dia tebus.

Seumur hidup yang tidak mampu mendapatkan kedamaian——

“Kau…… sudah bertemu dengan Shin, ya kan?”

Dengan suara patah-patah, Shidou mengangkat wajahnya yang berlinang air mata sekali lagi.

Kemudian, seakan meresponnya, kristal Sephira yang memancarkan cahaya pelangi menari sedikit——meleleh dan menghilang di udara.

“Mio……”

Tapi——di saat itu.
————Eh?”

Shidou berkata dengan kaget.

Kristal Sephira Mio telah menghilang.

Tiba-tiba, seseorang mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
Di situasi yang tidak terduga itu, Shidou tidak bernafas, dan seketika dia melihat ke pemilik dari tangan itu.

“Apa————

Dan, dia kehilangan kata-katanya untuk sesaat.

Identitas dari orang itu, yang mengambil kristal Sephira Mio, benar-benar di luar imajinasinya.

“Toh, ka?”

Benar.

Di tengah keheranan semua orang, seseorang yang mengulurkan tangannya adalah——Tohka.

——Maaf, tapi aku akan mengambil ini.”
Saat Tohka mengatakannya, dia pun menarik kristal Sephira itu mendekat dan menekankannya ke arah dadanya.

Tiba-tiba, kristal Sephira Mio tenggelam ke dalam dada Tohka, seperti saat Kurumi mendapatkan kristal Sephira Nia.

“Tohka, apa——

Di saat Shidou sedang bicara.

——Dunia, ditutupi oleh cahaya.


Share Tweet Share

2 comments

      Please wait....
      Disqus comment box is being loaded