Sunyi——
Waktu
mengalir dengan sangat sunyi.
Dunia
sebelah kecil yang dibuat oleh <Ain Soph>. dunia fiksi yang menciptakan
samudra dari ingatan Shinji dan Mio.
Di
pantai indah bagai mimpi itu, Shidou dan Mio bertatapan satu sama lain dengan
diam.
Sementara
Shinji berdiri di samping Mio dan Reine untuk Shidou, mereka berdua memilih
untuk tidak mengatakan apapun.
Mereka
berdua tahu. Untuk memecah keheningan, itu harus datang dari Shidou——atau Mio.
——Karena kata-kata yang Shidou katakan pada Mio terlalu
jahat, tanpa ampun dan menghancurkan.
Sebuah
perkataan kejam yang tidak cocok dikatakan pada gadis yang telah mengembara
selama 30 tahun demi berkumpul kembali dengan kekasihnya.
Jika
kata-kata itu berbentuk fisik, maka itu pasti seperti pisau tajam yang merobek
ujung jari atau bola besi yang menghancurkan segalanya.
Namun,
Mio, yang menerima serangan ini, tidak meneteskan air mata ataupun marah-marah,
hanya tersenyum diam.
Seakan
dia sudah menerima segalanya.
——Seakan menunjukkan bahwa perkataan kejam Shidou tidak
benar-benar tanpa dasar.
“……Sebuah
eksistensi yang bisa membunuh diriku……”
Seperti
gelombang suara yang menggema di angkasa, suara Mio terdengar.
“Memang……
jika Reiryokuku disegel, aku akan menjadi manusia biasa. ——Jika itu belum cukup, aku akan jauh lebih rentan
dibanding yang sekarang. Benar-benar, cukup rapuh sampai bisa bunuh diri.”
Mio
bergumam pelan seolah merenungkan apa yang baru saja dia katakan, dan kemudian
dia menghela napas sambil menatap ke langit.
“Ah——Mungkin begitu. Mungkin itulah apa yang kuinginkan
sejak lama.”
“Mio……”
Saat
Shidou memanggil namanya dengan suara yang sedikit gemetar, Mio bicara dengan
nada pelan yang menenangkan dirinya.
“Rencanaku
membangkitkan Shin tidaklah salah. Itu menjadi harapanku. Demi bertemu dengan
Shin sekali lagi yang mati pada hari itu, aku telah hidup selama 30 tahun.”
Tapi
Mio melanjutkannya.
“——Seperti yang Shidou katakan, keraguan apakah Shin bisa
benar-benar dibangkitkan selalu ada di suatu tempat dalam hatiku. ……Tapi tidak
ada jalan lain. Jadi aku menyegel kegelisahan ini dan membutakan mata pada hal
itu. Tapi jika Shin yang baru telah lahir, maka deretan pemikiran ini akan
menjadi jelas semuanya. Pemikiranku bener-benar tak berdasar.”
Mio
tersenyum dengan sikap kesusahan.
“……Sepertinya
aku——selalu
berharap untuk mati sampai saat ini. Seberapa jauh kucoba membuat Shin abadi,
tapi itu tidak menjamin bahwa Shin tidak mati suatu hari nanti. Mungkin itu
karena aku tidak bisa hidup sendiri saat Shin mati. ……Ah——benar juga. Kenapa aku tidak menyadari hal sesederhana
itu sejak dulu?”
Saat
Mio bicara, dia memutar punggungnya kearah Shidou sambil berjalan perlahan
menuju pantai. Jejak kaki kecil di pantai berpasir segera disapu bersih oleh
ombak yang kembali.
Mio
berhenti sekali lagi, menghirup napas dalam sebelum berbalik kearah Shidou
dengan sebuah pertanyaan.
“Jadi——mengerti akan hal ini namun masih datang menciumku.
Bisa dibilang Shidou ingin membunuhku……ya kan?”
“…………”
“——”
Mendengar
apa yang Mio katakan, Reine mengerutkan alisnya sementara Shinji menahan napasnya.
Tapi
kedua tindahan itu masuk akal. Shidou mencium Mio setelah memprediksi semuanya.
Dia datang kemari setelah menerima semuanya. Benar-benar sangat wajar untuk
mengambil jawaban itu.
“……Oh.”
Saat
Shidou mengangguk setuju, Mio sedikit mengangkat posisi kepalanya saat dia
mengatakan tanggapan yang rusak.
“——Cara ini——”
“——Apa kau pikir aku akan mengatakan hal itu?”
“……………Huh?”
Mendengarkan
apa yang Shidou katakan selanjutnya, Mio berbalik dengan tatapan kebingungan.
Bukan
hanya itu, baik Reine dan Shinji punya ekspresi yang sama di wajah mereka saat
melihat Shidou. Shidou meneruskannya sambil melihat langsung ke arah mata Mio.
“Kau
memaksakan peran yang keterlaluan seperti itu kepada orang lain. Maaf, tapi aku
tidaklah seberani dirimu. Jika kau mati, siapa yang mau memikul beban itu?”
Saat
Shidou bicara dengan terang-terangan, Mio menatapnya dengan bingung sambil
memiringkan kepalanya.
“……Uh,
jadi kenapa?”
“Aku
sudah memutuskan, aku——”
Shidou
membuat deklarasinya saat dia mengangkat jarinya dan mengarahkannya kepada Mio.
“——Mio, aku kemari untuk mencurimu dari Shinji.”
“——”
Mendengar
apa yang Shidou katakan, Mio melebarkan matanya karena terkejut. Shidou terus
mendesak maju untuk mendapatkan jawaban.
“Aku
memiliki sepuluh kristal Sephira di tubuhku terima kasih pada Kurumi.
Sejujurnya, sekarang tidak banyak perbedaan antara diriku dan Spirit. Aku
mungkin bisa menyegel Reiryokumu. Tentu saja, selama kau tidak memilih
kematianmu sendiri. ——Jadi itu sebabnya. Hehehe, lupakan masa lalumu
dengannya dan pindahlah pada diriku, Mio.”
Shidou
berakting berekspresi jahat, melipat tangannya sambil mengatakan hal tersebut.
Mio
menatap kosong dengan bingung untuk sesaat, tapi kemudian——
“——Fu, fufu, ahahahaha——”
Lalu,
dia tertawa lepas.
“Apa-apaan
ini? Itu sama sekali tidak cocok denganmu, Shidou. Apa kau serius?”
“C-Cocok
atau tidak, bodo amat…… aku serius! Aku benar-benar akan mencurimu dari tangan
Shinji!”
“Fufu……
begitu ya.”
Sambil
menyeka air mata karena tertawa, Mio mengalihkan matanya ke arah Shinji, yang
berdiri di dekatnya.
“……Jadi
itulah yang dia katakan. Apa yang akan kau lakukan, Shin?”
Sambil
mengatakan itu, bibir Mio membentuk senyum bahagia. Shinji menghela napasnya
saat dia mengangkat bahunya dengan tatapan tak berdaya.
“Apa
tidak masalah aku membuka mulutku? Memang, aku adalah Takamiya Shinji, tapi
hanya eksistensi yang terpisah dari ingatan Shidou…… seorang tiruan dari tiruan
boleh bicara?”
“Tapi
bukankah ingatan itu adalah milik Shin? Mari bicara. Pikiranmu seharusnya sama
dengan yang asli. ——Kalau tidak, mungkin aku akan diambil oleh Shidou?”
Saat
Mio mengatakannya dengan nakal, alis Shinji mulai bergetar.
“Baiklah.
Biarkan aku memberitahumu——”
Setelah
menghirup napas dalam, Shinji berbalik menghadap Shidou, menatapnya sambil
memuntahkan kata-katanya.
“——Jangan bacot, dasar bangsat! Seakan seseorang bisa
tetap diam setelah mendengar hal itu! bahkan bagi Shidou (aku), aku tidak akan
pernah membiarkannya! Aku sama sekali, sama sekali, tidak akan pernah
menyerahkan Mio padamu!”
“H-Hey……!”
Dihadapkan
pada tatapan tajam dan mengancam ini, tanpa sadar Shidou mundur ke belakang.
Tidak,
Shidou sangat tahu seberapa banyak rasa sayang Shinji kepada Mio sebelum dia
mati. tapi melihat hal semacam ini, ini masih sangat mengejutkan.
Namun,
setelah membentak selama beberapa saat, Shinji menghela nafas berat saat dia
menggantungkan matanya kebawah.
“……Yah,
itu adalah perasaan yang datang dari hidupku. Jika kau bercanda soal mencuri
Mio, aku tidak akan pernah membiarkannya. ——Tapi.”
Shinji
perlahan mengangkat matanya, menatap Mio dengan penuh kasih sayang——tapi juga ekspresi yang agak kesepian.
“……Aku
sudah tidak lagi ada di sini, ya kan?”
“……………”
Mendengar
perkataan Shinji, Mio terdiam. Shinji melanjutkannya sambil berjalan ke arah
Mio.
“Bahkan
jika itu Shidou (aku), aku tidak bisa diam dan membiarkan Mio memilih orang
lain selain aku. Sejujurnya, hatiku serasa mau terbelah. ——Tapi, karena itulah aku tidak setuju jika Mio memilih
mati. masih banyak hal di dunia ini yang ingin kutunjukkan pada Mio. Masih ada
banyak tempat yang ingin kubawa Mio ke sana. Masih ada banyak hal yang aku
ingin Mio untuk mengalaminya.”
Shinji
perlahan mengangkat tangannya untuk mengelus kepala Mio dengan lembut.
“……Lautnya
indah. Senang bisa membawa Mio ke sini. ……Tapi sudah hampir waktunya bagiku
untuk pergi. ——Maaf, Mio. Demi diriku, kau mengekang dirimu selama 30
tahun ini.”
“…………”
Mio
tidak menjawab.
Sebagai
imbalan untuk mengatakan itu, Shinji beralih ke arah Shidou. Setelah itu, dia
mengangguk lembut padanya.
Bagi
Shidou, tujuan Shinji sudah diketahui. Meski sensasanya sudah berkurang,
ingatan Shinji juga masih ada di dalam dirinya.
Itu
sebabnya——Shidou mengulurkan tangannya pada Mio.
“Mio……!”
“……Shidou,
aku——”
Mio
sedikit mengangkat wajahnya seakan ingin mengatakan sesuatu.
Namun——di saat itu.
Di
pemandangan pantai yang tenang dan hening, tiba-tiba diserang kegaduhan, dan
kemudian seluruh dunia mulai bergetar seakan bergetar karena suara gempa.
“……!?
A-Apa yang terjadi!?”
“Uwa——!?”
Dari
situasi yang tiba-tiba ini, Shidou hanya bisa menahan napasnya saat dia
menggerakkan matanya ke sekitarnya. Shinji juga memiliki reaksi yang mirip saat
dia melihat ke sekelilingnya dengan bingung.
Pemandangan
dunia ini yang seperti surga, yang bertahan sampai ini, telah masuk ke dalam
kekacauan hebat. Namun, itu bukanlah bencana alam seperti gampa bumi yang
menyebabkan cuacanya berubah. analoginya——itu seperti bug virtual yang terjadi pada layar game.
Namun,
meski di bawah situasi abnormal ini, Mio dan Reine masih memantau situasi
dengan ketenangan hebat saat mereka saling memandang satu sama lain.
“Reine,
ini.”
“……Ah,
tidak salah lagi.”
“A-apa
ini……”
Saat
ditanya oleh Shidou, Reine membalas dengan melihat ke arah dimana keributannya
berbunyi.
“……Gangguan
dari luar. Ini seperti——Spirit Formula.”
“Spirit
Formula……?”
Saat
Shinji bertanya dengan bingung, Mio mengangguk kecil untuk mengiyakannya.
“Un.
30 tahun yang lalu, itu adalah teknik yang membawa eksistensi yang dikenal
sebagai Spirit——diriku ke dunia ini. Sihir rahasia yang mengumpulkan
seluruh mana yang tersebar di dunia ini menuju satu lokasi untuk melahirkan
sebuah eksistensi luar biasa. Seseorang yang bisa melakukan ini…… sejauh yang
kuketahui hanyalah Westcott. Sepertinya, dia masih hidup.”
“Apa……!?”
Suara
Shidou mulai ketakutan saat dia mendengar apa yang Mio katakan.
“Menciptakan……
Spirit? Tunggu sebentar, apa itu berarti mereka berencana menciptakan Spirit
baru di luar sana……!? Terlebih lagi, Spirit asal mula seperti Mio!?”
Saat
Shidou mengeraskan suaranya menjadi teriakan, Mio dan Reine mengangguk disaat
yang sama.
“……Mungkin.
Dan——sepertinya
Westcott menjadi pusat dari aliran mana itu. sepertinya dia ingin menggunakan
dirinya sebagai inti dari Spirit Formula.”
“Westcott
menjadi Spirit……!?”
Diberitahukan
skenario terburuk, seketika Shidou membuat wajah merengut. Tujuan dari Westcott
yang sudah dikatakan di dunia masa depan melintah di pikirannya.
——Mendapatkan kekuatan Spirit asal mula dan menulis
ulang dunia.
Sejujurnya,
dia tidak paham apa artinya sesaat pertama kali dia mendengarnya. Tapi sekarang——setelah mengalaminya di ruang yang dibuat oleh Mio,
akhirnya dia mengerti.
Jika
Westcott mendapatkan kekuatan yang sama untuk membuat ruang ini dan jika ruang
ini mengembang besar sampai cukup untuk menutupi seluruh dunia——itu pasti cocok disebut menulis ulang dunia.
Dia
tidak tahu dunia macam apa yang ingin diciptakan Westcott. Namun, Westcott
pernah berkata, “Ini adalah pembalasan dendam terhadap umat manusia”. Lalu, di
dunia itu, tidak sulit membayangkan apa yang akan terjadi pada orang-orang yang
bukan penyihir.
Bicara
soal dunia baru itu cukup bagus, tapi esensi dari tujuan ini adalah genosida.
Sangat wajar, hal ini tidak bisa diterima.
Namun,
disaat itu, Shinji mengerutkan alisnya saat berpikir keras.
“Tunggu
sebentar. Jika dia bisa melakukan ini, kenapa dia tidak melakukannya sejak
dulu? Jika dia bisa mengubah dirinya menjadi Spirit, kenapa dia bersusah payah
mencoba mengumpulkan kristal Sephira dari para Spirit?”
Memang,
jika Spirit Formula yang menciptakan Mio bisa dilakukan sekali lagi, maka cara
ini akan jauh lebih cepat.
Kemudian
Reine menaruh tangan di dadanya saat dia menjawab.
“……Itu
tidak akan bekerja. Dia masih kehilangan sesuatu yang dibutuhkan untuk membuat
formula ini sukses.”
“Sesuatu……?”
“……30
tahun yang lalu, Westcott dan yang lainnya memilih pusat benua Eurasia sebagai
tempat melakukan upacara. Itu karena lokasi itu adalah titik kunci dari aliran
mana——disebut
juga vena spiritual dari sihir dan energi alam.”
Mio
melanjutkannya seakan menerima tongkat estafer dari Reine.
“Aku
dilahirkan lewat Spirit Formula. Tapi disaat yang sama, semua kumpulan mana di
dunia dari vena spiritual telah terserap ke dalam diriku.”
“……Itu
sebabnya. Untuk menciptakan Spirit lain sepertiku, kau harus menunggu dunia
membentuk vena spiritual besar yang lain. ——Tapi itu harus menunggu ratusan, atau bahkan hingga
ribuan tahun.”
“Jadi,
kenapa sekarang——”
Saat
bertanya, Shidou menggoyangkan bahunya.
Mungkin
karena menyadari tanggapan itu, Reine mengangguk perlahan padanya.
“……Ya.
Vena spiritual di sini adalah “aku” ——Westcott sepertinya mengumpulkan mana karena tujuan
itu.”
“Un.
<Goetia> sepertinya dipasangi dengan alat yang digunakan untuk operasi
itu. perbedaan presisinya sangat luar biasa dibanding 30 tahun yang lalu. Tapi sekarang
itu mungkin wajar saja karena penemuan dari Realizer Manifestation Device.”
“Apa……
tapi itu berarti……”
“Ah.
Tidak perlu dikatakan, ini akan mustahil kecuali sebelumnya sudah mengetahui
kapan aku akan muncul. Tapi sekarang——situasi yang mustahil telah terjadi.”
Mendengar
apa yang dikatakan Reine, Shidou menggertakkan giginya dengan diam.
Tidak
perlu terlalu memikirkan hal ini, alasannya adalah⸺⸺karena Shidou telah
melintasi waktu.
Tindakannya
mencoba menyelamatkan semua orang kini mendorong dunia menuju dilema yang lebih
besar. Menghadapi kenyataan ini, Shidou merasakan sakit hebat yang menyerang
hatinya.
Namun,
setelah melihat pikiran Shidou, Mio melanjutkannya.
“……Kau
hanya ingin menyelamatkan semua orang dari tanganku. Kau tidak perlu merasa
bersalah. Jika ini adalah penyebabnya, maka itu semua adalah tanggung jawabku. ——Selain itu, bukankah menyesal akan membuang banyak
waktu?”
Setuju
dengan apa yang dikatakan Reine, Mio mengalihkan matanya ke arah Shidou.
“Ya.
Tolong maafkan aku karena telah dieksploitasi oleh orang semacam itu. Tapi
bahkan mengubah dunia tempat di mana diriku berbagi kenangan dengan Shin itu
lebih kejam.”
Setelah
membuat ekspresi yang kompleks selama beberapa saat, Mio mengendurkan pipinya
seakan hilang dalam pemikiran sebelum akhirnya bicara.
“……Shidou,
bisakah kau meminjamkanku kekuatanmu? Mungkin aneh hal ini datang dari orang
yang membunuh semuanya di masa depan——”
Sambil
mengatakan hal itu, Mio menatap mata Shidou.
“——Ayo pergi bersama untuk menyelamatkan semuanya.”
“……!
Ahh……!”
Shidou
mengangguk kuat saat merespon balik.
Memang
ini adalah situasi yang membuat putus asa. Westcott yang mendapatkan kekuatan
Spirit asal mula adalah perkembangan terburuk yang bisa dibayangkan.
——Namun, setelah mendengar Mio ingin menolong semuanya,
Shidou tidak sanggup menampung kebahagiaannya.
Mio
tersenyum saat dia melangkah mendekati Shinji.
“Shin.”
“Ah.”
Sepertinya
Shinji mengerti tujuannya dari sikap itu. dia merentangkan tangannya untuk
memeluk Mio dengan erat.
“……Aku
harus kembali sekarang.”
“……Un,
tolong berhati-hatilah.”
Setelah
Shinji selesai bicara, dia mengalihkan perhatiannya pada Shidou.
“——Shidou, aku mempercayakan Mio padamu.”
“——Ah.”
Saat
mendengar apa yang Shinji minta, Shidou membalasnya dengan anggukan.
Kemudian,
melihat adegan ini, kali ini Reine yang mengulurkan tangannya seperti Shinji.
“……Shidou.”
“Huh?
Eh……”
Saat
mata Shidou berputar-putar seakan dia sedikit malu, Reine menggerakkan
jari-jemarinya seakan memintanya mendekat.
“Eh……
jadi, permisi.”
“……Un.”
Setelah
menemui keraguannya di tengah jalan, Reine memeluk Shidou dengan lembut.
“……Terima
kasih atas kencan terbaiknya. ——Jika itu kau, segalanya akan baik-baik saja.”
“Reine-san……”
Shidou
berbisik sambil balik memeluknya.
Untuk
sesaat, sambil menutup matanya, mereka merasakan detak jantung dan suhu
tubuhnya satu sama lain.
Hanya
dengan itu saja, Shidou merasakan lebih banyak kekuatan yang merasuki tubuhnya
daripada sebelumnya.
“……Baiklah,
ayo pergi, Shin.”
Sambil
mengatakan hal itu, Mio mengulurkan tangannya kepada Shidou.
“——Oh!”
Shidou
mengangguk sekali lagi sambil menggenggam tangannya dengan kuat.
——Di langit yang menggelap di mana matahari yang
terbenam telah menghilang menuju cakrawala, hanya sinar terang yang masih
tersisa.
Bagai
bintang yang menghias langit malam, cahaya yang berputar-putar seakan menuju ke
satu titik. Pemandangan fantasi seolah berasal dari mimpi. Jika seseorang tidak
tahu suatu hal yang lebih bagus saat melihatnya, pasti itu akan digambarkan
sebagai Dewa ataupun Malaikat.
Namun,
ekspresi para Spirit yang menonton dari eksterior <Fraxinus> bukan
seperti orang yang takjub ataupun terpesona——malahan lebih terlihat takut dan jengkel.
Tapi
respon semacam itu bukannya tidak beralasan. Itu bukanlah Dewa yang berada di
tengah cahaya, tapi musuh para Spirit, si penyihir Isaac Ray Pelham Westcott.
“Fu——hahahahaha! Hahahahahahahahaha!”
Tawa
keras Westcott terdengar menembus langit malam.
“Ku……!”
Tohka
menggertakkan giginya saat dia mengencangkan genggaman <Sandalphon>,
mengayunkan ujung pedangnya ke arah Westcott. Dengan teriakan keras, kilatan
pedang itu merobek langit.
Namun,
tebasan itu, yang bisa membelah benteng padat yang tak bisa ditembus, hancur ke
udara setelah melakukan kontak dengan cahaya yang terpancar dari Westcott.
Serangan
yang menggunakan kekuatan dari seluruh tubuhnya gagal melakukan apapun. Rasa
ketidakberdayaan itu sama seperti mencoba menyerang Astral Dress Mio. Tohka
mengubah wajahnya dengan kaget saat dia mengerang.
“——Tidak berguna. Tubuhku telah dikaruniai dengan
Reiryoku. Tidak seperti kekuatanmu yang hanya kepingan saja, milikku memiliki
asal yang sama dengan <Deus>.”
Westcott
membentangkan tangannya dengan sikap ceria saat tubuhnya melayang ke langit.
“Tidak
ada yang bisa menghentikanku lagi. Lihatlah kemari——aku telah menjadi Spirit yang sempurna. Pemandangan
yang akan melumuri perubahan ke dunia ini.”
“Jangan——mengatakan omong kosong!”
Tohka
mengayunkan <Sandalphon> tanpa mengabaikan harapan. Setiap serangan
merobek udara, memiliki kekuatan yang cukup untuk membunuh.
Tentu,
bukan hanya Tohka. Yamai bersaudari dan Yoshino melepaskan hembusan angin dan
udara dingin ke arah Westcott. Mukuro membuka lubang di angkasa agar bisa
langsung menyegel kekuatannya. Miku dan Natsumi meningkatkan kekuatan semua
orang dengan permainan dari <Gabriel>, yang ditiru juga oleh
<Haniel>.
Namun,
meski dengan semua itu, Westcott masih tidak tergores. Dengan tatapan yang agak
kecewa, Westcott mengangkat bahunya.
“Aku
benar-benar tidak memahami ketidakpatuhan para penonton ini. ——Ellen, Artemisia.”
Westcott
bicara saat dia perlahan mengangkat tangannya. Sebagian cahaya yang melekat
pada tubuhnya menari-nari di langit seperti meteor sebelum masuk ke dalam dada
Ellen dan Artemisia, keduanya sedang berada di tengah pertarungan melawan
Origami dan Mana.
“!
Ini——”
“Wow,
luar biasa. Kekuatan ini……”
Mereka
berdua melebarkan matanya karna terkejut. Seketika, Origami dan Mana, yang
berada di tengah pertempuran melawan mereka, melompat ke belakang seakan
merasakan ada sesuatu yang salah.
“……!”
“Tch——”
Namun,
keputusan Origami dan Mana bukannya tidak bisa dipahami. Jika Tohka dan yang
lainnya berada di posisi yang sama, mereka akan mengambil tindakan yang serupa.
Jelas
sekali, saat ini ada aura tidak menyenangkan yang mengelilingi Ellen dan
Artemisia. Kekuatan tebal yang berbeda dari apa yang mereka miliki sebelumnya. ——Dari penampilannya, mereka diberi sebagian kekuatan
Westcott.
Melihat
keadaan mereka berdua saat ini, Westcott mengubah ujung bibirnya dengan puas.
“Sisakan
mata dan telinga mereka sehingga mereka bisa menyaksikan akhir dunia ini.
Karena mereka juga Spirit, mereka tidak akan mati hanya karena tangan dan kaki
mereka dipotong.”
“——Ha.”
“Wow,
kedengarannya menyakitkan. Tapi karena itu Spirit——mau bagaimana lagi.”
Menerima
perintah Westcott, Ellen dan Artemisia melaju melintasi langit.
“——!?”
“Apa……!”
Seketika,
Origami dan Mana menjerit saat tubuh mereka terdorong mundur. Serangan mendadak
itu lebih cepat dari yang bisa diikuti oleh mata. Meski mereka berdua sudah
mengambil posisi bertahan, senjata dan zirah persenjataan mereka telah dikoyak
dengan bagus.
“Origami!
Mana!”
“——Ini hanya masalah waktu, sekarang tidak perlu khawatir
pada mereka.”
Saat
Tohka meneriakkan nama mereka, bersamaan dengan saura itu, bayangan Artemisia
mendekatinya.
“Ku——!?”
Tohka
bergegas mengangkat <Sandalphon> untuk serangan dari pedang laser itu.
namun, meski dengan pertahanan ini, serangan kuat masih mengenai tubuh Tohka.
Sikapnya telah dihancurkan saat dia mulai terguling di permukaan eksterior.
“Fu——”
Tohka
mengeraskan dirinya untuk serangan dan rasa sakit yang akan datang.
Perbedaan
kekuatannya sangat jelas dalam sekali lihat. Tapi entah bagaimana mereka harus
menghentikan Westcott. Jika dia tidak dihentikan, dunia di mana dia bertemu
dengan Shidou dan yang lainnya akan diubah menjadi ke bentuk yang dia inginkan.
Hal semacam itu sangat tidak bisa diterima. Beruntung, sepertinya musuhnya
tidak berfokus untuk membunuhnya. Jadi, meski dia kehilangan tangan ataupun
kakinya, dia masih bisa melakukan serangan balasan——!
“……!?”
Tapi
di saat Tohka bersiap untuk hal yang tak bisa dihindari, Artemisia, yang sudah
mendekat, mengerutkan alisnya dan melompat ke belakang.
“Mu——!?”
Tohka
mengangkat alisnya karena tindakan yang tak terduga itu——tapi kemudian segera menyadarinya.
Retakan
muncul dipermukaan kepompong raksasa yang mengambang disamping
<Fraxinus>, cahaya terang mulai keluar dari dalamnya. Mungkin, Artemisia
mundur karena mewaspadai hal itu.
“Ini——”
Tepat
saat Tohka mengatakannya, kepompong itu tiba-tiba terbuka saat dua orang
melayang keluar dari dalamnya.
——Shidou dan juga Mio.
“Shidou!”
“Shidou-san……!”
“Oh!
Kau selamat!”
Ekspresi
para Spirit menjadi cerah saat mereka memanggil namanya.
“Ah——aku membuat kalian menunggu ya, semuanya.”
Shidou
tersenyum dengan sedikit grogi, dan kemudian dia memanifestasikan Angel
<Sandalphon> di tangannya sambil mengarahkannya pada Westcott.
“⸺⸺Hei,
Isaac Westcott. Sepertinya kau melakukan apapun yang kau mau selama kami pergi.”
Setelah
melompat keluar dari kepompong <Ain Soph>, Shidou menajamkan
penglihatannya sambil mengarahkan ujung <Sandalphon> ke arah Westcott.
Dengan
tubuh ini ditengahnya, jelas sekali ada Reiryoku padat yang berputar-putar.
Tekanan yang luar biasa menyambutnya seperti saat dia melawan Mio. Hanya karena
mengingatnya perasaan itu membuat sebuah ilusi saat kulitnya hancur menjadi
debu.
Westcott
tersenyum tanpa kata dengan tatapan gembira, merespon mereka sambil
merentangkan tangannya.
“——Terima kasih atas bantuanmu. Aku berterima kasih
padamu, Itsuka Shidou. Terima kasih karena kenyataannya kau menahan
<Deus> sambil aku memulai formulanya. Itu sangat bermanfaat untuk
menyediakan kristal Sephira yang berharga.”
“Apa
katamu……?”
Memang,
kristal Sephira Nia, yang pernah dimiliki Westcott, sekarang berada di tangan
Kurumi dan juga ada di dalam tubuh Shidou. Tapi dari cara bicaranya, mungkin
semua itu adalah bagian dari rencananya sebagai antisipasi Westcott untuk masa
depan.
Tentu,
itu bisa menjadi gertakan yang dibuat untuk membangun keuntungan fisiologis.
Tapi Shidou menilai itu adalah bagian dari rencananya. Meskipun ada dasar dari
penilaian itu——tidak diragukan lagi, hanya tekad untuk melakukan
segalanya yang bisa mengeluarkannya dari situasi ini.
Seperti
menebak dari ekspresi dan sikap Shidou, Westcott tersenyum gelap seakan
mendapatkan kenikmatan dari lubuk hatinya.
“Itu
kekuatan yang mengganggu. Yah, sejak kau mendapatkan sepuluh kristal Sephira di
tubuhmu dan <Deus> yang mengikutimu, ini seharusnya sudah bisa diduga.
Namun——”
Disaat
itu, Westcott perlahan mengangkat dagunya. Cahaya kuat dikeluarkan oleh
tubuhnya——perlahan berubah menjadi kegelapan pekat.
“——Hanya sedikit terlambat.”
“Apa——……!”
Bahkan
dengan posisi siaganya, Shidou merasa napasnya mulai tersumbat.
Melayang
di belakang Westcott, muncul “pohon” raksasa.
Pohon
hitam legam denga dahan yang menaungi langit dan akar yang mengorek ke arah
bumi. Lapisan epidermisnya mirip kayu busuk saat pohon itu menutupi udara
dengan rasa sesak napas yang tidak menyenangkan.
Demon
King dari mimpi buruk muncul seperti menyebarkan keputusasaan kepada semua
orang yang melihatnya.
“Ini……!”
“<Ain
Soph>? Tidak……”
“Demon,
King——”
Para
Spirit menatap langit dengan nada kebingungan.
Seperti
konduktor, Westcott melambaikan tangannya sambil menyatakannya dengan ekspresi
mabuk.
“Kemarilah;
mari ciptakan dunia, <Belial> (Penjara abadi).”
Dalam
sekejap, pohon hitam legam mulai menggeliat seperti gerakan janin yang sedang
tumbuh. Cabang-cabangnya mulai meluas ke cakrawala sementara akar-akarnya
berbalik dan menuju ke tanah. Di saat yang sama, pemandangan lain mulai
terbentuk di langit yang ada di sekitar pohon raksasa.
“……!”
Semuanya
menyadari pemandangan ini. Rasanya sama dengan ruangan monokrom yang diciptakan
oleh <Ain Soph>——sensasi “dunia sebelah” mulai menggerus dunia ini.
——Jangan biarkan “itu”. intuisi ini melintas dipikiran
Shidou, Mana, dan seluruh Spirit.
Kemudian,
pada saat itu, sebuah teriakan terdengar seakan merespon hal itu.
“——<Ain Soph>.”
Di
saat itu, kepompong yang melayang di belakang Mio membuka dan berubah menjadi
pohon cahaya, <Ain Soph>.
<Ain
Soph> memanjangkan cabang dan akarnya untuk menjerat <Belial> dengan
tujuan untuk menekannya kebawah.
<Ain
Soph> dan <Belial> saling mengikat, menutupi area sekitarnya seperti
sangkar burung yang besar. Kedua dunia yang bersiang dalam pengembangannya
saling bertabrakan satu sama lain, mencemari pemandangan sekitarnya dengan
kebisingan.
“……!
Mio!”
“Aku
menggunakan <Ain Soph> untuk menekan <Belial>……tapi ini tidak akan
bertahan lama.
Semuanya,
tolong. Pinjamkan aku kekuatan kalian. Demi melindungi——dunia di mana aku bertemu Shin ini.”
“……!”
Saat
Mio bicara, seluruh Spirit membulatkan mata mereka dengan bingung.
Tapi
itu sudah bisa diduga, karena sampai beberapa saat yang lalu, dia adalah musuh
yang membuat semuanya mempertaruhkan nyawa untuk melawannya.
Tapi
sebelum itu, dia juga staf analisis lembut yang merawat para Spirit. Para
Spirit tidak mencoba untuk mengalahkannya, tapi malah berharap agar bisa
membuatnya jatuh cinta.
Setelah
terkejut beberapa saat, para Spirit mengangguk setuju dengan senang hati saat
mereka menyiapkan kembali Angel mereka masing-masing.
“Umu……!
Aku senang bisa bertarung bersama, Mio!”
“Ya.
Aku akan bertanya mengenai rincian apa saja yang terjadi di sana nanti!”
“Hmm——aku masih belum yakin.”
Meski
menjadi satu-satunya yang mengeluarkan suara “humph!” dari hidungnya,
sepertinya Kurumi tidak keberatan menghentikan Westcott. Sambil membuat
ekspresi cemberut, dia mengganti <Rasiel> dengan <Zafkiel>.
Di
saat itu, diantara seluruh Spirit yang bersemangat, Natsumi berbisik dengan
keringat yang menetes di pipinya.
“……Tidak,
tapi bagaimana cara kita meminjamkan kekuatan kita? Serangan kita saja sama sekali
tidak berdampak apa-apa……”
Menundukkan
kepalanya, Mio menyatukan kedua tangannya seperti sedang bedoa dengan hikmat.
“——Tidak akan seperti itu. karena bukankah Angel kalian
tidak dalam kekuatan penuhnya?”
Di
saat itu, banyak selendang cahaya yang tumbuh dari Astral Dress Mio, setiap
selendang itu menusuk dada para Spirit, termasuk Shidou dan Mana.
“Apa……?”
Pemandangan
yang sama dengan yang dia lihat di dunia masa depan, semuanya hanya bisa
menahan nafas.
Tapi——ini berbeda. Daripada terjatuh, para Spirit yang
dadanya di tusuk oleh Mio memancarkan Reiryoku saat cahaya terang menutupi
tubuhnya.
“Ohhh……!?”
“Ini——”
Saat
mereka bersuara dengan kaget, cahaya itu mulai mendapatkan hakekatnya.
Benar.
Kegembiraan dalam zirah absolut para Spirit——Astral Dress lengkap telah tercipta di sini.
Meski
mereka tidak memanifestasikan Astral Dress, baik Shidou maupun Mana meluap-luapkan
kekuatan hebat seperti Artemisia dan Ellen.
“——Wow!? Serius, Miochi?”
Suara
itu datang dari belakang. Kelihatannya, Nia, yang sedang berjongkok di
eksterior <Fraxinus> karena ingin kembali ke anjungan, telah
memanifestasikan Astral Dress yang mirip biarawati.
“——Bagaimanapun juga, meski menjadi bekas jumlahnya,
masih ada kristal Sephira di tubuh Nia. Menggunakannya sebagai medium, aku bisa
menuangkan Reiryokuku padamu.”
“Hya!
Pelayanan yang bagus! Baiklah DEM! Biarkan kami menjadi lawanmu!”
Nia,
yang ingin mencoba kabur, dengan cepet dia berdiri saat dia mendeklarasikannya.
Melihat tatapan penuh percaya dirinya, Shidou hanya bisa tersenyum.
Namun,
Mio melanjutkannya untuk menarik perhatian semua orang.
“Meski
begitu, musuhnya juga Spirit. Untuk benar-benar mengalahkannya, kita harus
menyatukan seluruh Angel dalam sekali serang.”
“Seluruh
Angel…… bersama-sama?”
“Eh……
di hadapan Ellen dan yang lainnya, bukankah menyatukan seluruh serangan kita
itu mustahil?”
Saat
Natsumi bertanya, Mio melirik ke arah Shidou.
“Tidak,
aku ingin semuanya membantu membuka jalan menuju Westcott. ——Bukankah kita memilikinya di sini. Seseorang yang bisa
menangani kekuatan seluruh Angel sendirian.”
Seakan
dibimbing oleh suara Mio, mata semua orang mengarah pada Shidou.
“Eh——”
Shidou
tertegun sesaat, tapi dia segera menyadari arti dibalik kata-kata itu saat dia
mengangguk untuk merespon tatapan semua orang.
Jika
itu adalah Shidou yang dulu, dia pasti akan terjebak dalam ketakutan dan
kecemasan.
Tapi
sekarang dia memiliki Angel. Dan selian itu, ada para Spirit.
Dan
mereka mewakili lebih dari sekedar rekan yang bisa diandalkan Shidou.
——Benar. Seorang lelaki tidak boleh menunjukkan respon
yang kurang sopan kepada wanita.
Itu
adalah alasan yang sembrono dan alasan untuk melawan musuh yang bisa terbentuk.
Tapi sepertinya itu adalah sikap yang sangat cocok untuk Shidou.
Shidou
menyeringai saat dia mengeraskan suaranya untuk membuat deklarasi.
“Ayo
semuanya. ——Kita harus menyelamatkan dunia ini!”
“Ohh!”
Seluruh
Spirit merespon perintah Shidou saat mereka menghentakkan eksterior
<Fraxinus> dan menuju ke arah Westcott.
Penampilan
mereka seperti bintang jatuh. Beberapa bayangan menari di langit malam,
meninggalkan jejak bercahaya.
Namun,
Westcott tidak menunggu dengan diam. Cabang-cabang menggeliat dari
<Belial> mencoba untuk menembak jatuh para Spirit dengan kecepatan yang
luar biasa.
Selain
itu——
“Apa
kau benar-benar berpikir——aku akan membiarkan kalian pergi?”
“Jangan
mengkhayal kau bisa lolos……!”
Artemisia
dan Ellen, yang telah diberi kekuatan oleh Westcott, mencegat para Spirit.
Pedang laser mereka yang telah dirajut dengan sihir padat saat mereka bergerak
dengan kecepatan yang lebih cepat daripara yang bisa diikuti mata manusia.
Meski
begitu, para Spirit yang telah mendapatkan kekuatan penuh mereka tidak akan
bisa dibunuh dengan mudah. Origami dan Mana menahan para Wizard DEM saat para
Spirit yang tersisa menggunakan kesempatan itu untuk menghindari cabang-cabang
<Belial>.
“Ha——!”
Diperkuat
oleh peluru pertama <Aleph> dari <Zafkiel> dan musik dari
<Gabriel>, Tohka telah mengeluarkan <Halvanhelev> dari
<Sandalphon>. Sementara, Yoshino, yang mengendarai <Zadkiel>
bersama <Natsumi>, yang telah memperbesar Angelnya menggunakan <Haniel
sambil memimpin serangan yang memakai angin <Raphael>.
Kotori,
yang kekuatannya telah dilepaskan dari <Michael> <Shifuru>, telah
mengubah <Camael> menjadi <Megiddo> dan menembak dengan seluruh
kekuatannya saat langit malam berubah menjadi merah terang.
Beberapa
Angel bergabung untuk melepaskan serangan hebat.
Meskipun
Westcott melindungi dirinya dengan dinding Reiryoku dari <Belial>, bisa
dilihat bahwa dampaknya perlahan mulai terakumulasikan meski masih tidak
tergores.
Namun,
Westcott tersenyum puas tanpa menunjukkan suatu frustasi ataupun kecemasan.
“Hmm.
Jika itu adalah apa yang coba kalian lakukan. Maka——bagaimana dengan ini?”
Sambil
bicara, dia mengangkat satu tangannya.
Seakan
merespon hal itu, bola raksasa muncul di langit di atas kepala Westcott.
“……Ini——”
Melihat
sekilas, Shidou merasakan tenggorokannya mengencang seketika.
Tapi
itu sudah bisa diduga. Apa yang muncul di sana adalah sosok yang mirip Angel
kematian Mio, <Ain Soph Aur>.
“——<Athiel> (Altair Kematian Ekstrem)”
Mengikuti
perintah Westcott, riak mulai terbentuk di permukaan bola yang mirip kuncup
bunga yang mulai mekar.
Dari
tengahnya, partikel kegelapan yang tak terhitung jumlahnya turun ke arah para
Spirit.
——Kembali ke beberapa menit yang lalu.
Di
luar zirah <Fraxinus>, Nia memegang <Rasiel> ditangannya saat dia
melihat para Spirit melompat menuju kejauhan.
“——Jadi, apa yang akan kau lakukan, Nia?”
Setelah
tiba-tiba mendengar suara Ai <Fraxinus> Maria dari perangkat komunikasi,
Nia merasakan merinding yang mencapai bahunya saat dia membuat senyuman pahit
sambil menggaruk kepalanya.
“Yah……
sekarang saat kupikirkan dengan seksama, baik aku ataupun <Rasiel> tidak
cocok untuk bertarung. Selain itu, bukankah aku selalu berada di posisi bukan
petarung? <Bandersnatch> ataupun <Wizard> kecil saja sudah cukup,
tapi bukankah sulit harus melawan bos terakhir secara tiba-tiba? Bukankah itu
rintangan yang sangat tinggi?”
“Ha.”
Setelah
mendengar nada suara Nia, Maria menghela napas gusar.
“Berpikir
kata-kata pedas semacam itu akan datang dari sumber semacam itu.”
“Oh……
t-tidak, bukan begitu! Jika aku pergi dan hanya menyeret kaki semua orang, maka
aku tidak bisa menemui mereka lagi……”
Sambil
bicara, Nia menggesekkan kedua jarinya satu sama lain.
Lalu,
Maria melanjutkannya dengan menghela napas lagi.
“——Mau bagaimana lagi. Meski kau adalah Spirit, kekuatan
tempur kita harus ditingkatkan meski sedikit. Sekarang tolong dengarkan aku
dengan seksama. Dengan bantuan Nia, saat ini parameterku pasti bisa mencapai ke
tingkat selanjutnya.”
“Huh?”
Mendengar
apa yang dikatakan Maria, Nia melebarkan matanya karena terkejut.
——Keputusasaan turun dari langit.
Butiran
kegelapan dilepaskan dari bunga hitam raksasa <Athiel> turun ke arah para
Spirit seperti partikel serbuk sari yang tak terhitung jumlahnya yang melayang-layang.
“Semuanya!
Jangan menyentuh itu……!”
Shidou
berteriak sangat keras sampai rasanya tenggorokannya akan lepas. Partikel
kegelapan itu merepresentasikan “kematian”. pembunuh tak punya ampun yang akan
merenggut nyawa targetnya tanpa kata melalui sentuhan saja.
Para
Spirit juga sangat menyadari ancaman itu. mereka tidak mencoba menghalaunya
ataupun bertahan saat mereka menghindar dengan cepat.
Namun,
tidak semua orang bisa kabur. Origami dan Mana, yang sedang bertarung dengan
Artemisia dan Ellen, dihalangi oleh lawan mereka dan dipaksa menunda
pelariannya.
“Ku……!”
“Halangan,
ini...…”
Ellen
dan Artemsia, telah diberi sebagian Reiryoku Westcott tidak aka terbunuh karena
kontak dengan partikel kegelapan. Namun, tidak diketahui apa ini juga berlaku
untuk Origami dan Mana meskipun mereka telah diberi sebagian kekuatan Mio.
“Origami!
Mana!”
“Ku——<Ain Soph Aur>……!”
Mio
mencoba memanggil <Ain Soph Aur> dengan tujuan untuk mencegah
<Athiel>.
Namun,
sudah terlambat. Butiran-butiran kegelapan dari <Athiel> telah mendekati
Origami dan Mana seperti lapisan salju tipis.
Namun——pada saat itu.
“Huh……?”
Di
saat setelah Shidou berkedip, bayangan putih yang tak terhitung jumlahnya
menutupi pandangannya.
Sesaat
dia berpikir itu hanya halusinasi, tapi ini berbeda.
Tiba-tiba,
gadis-gadis yang tak terhitung jumlahnya dengan wajah yang sama muncul
melindungi Origami dan Mana dari partikel kegelapan.
“Apa——?”
Tentu,
partikel-partikel kegelapan itu adalah pertanda kematian. seluruh gadis yang
bersentuhan dengannya langsung kehilangan nyawanya dengan sekejap.
“Tidak
mungkin, ini——”
Shidou
mengangkat mata dan alisnya saat memandangnya. Alasannya sederhana. Pemandangan
aneh ini terasa familiar.
Kemudian,
seakan merespon keterkejutan Shidou, ada suara yang berbunyi dari belakang.
“Ya—— betapa sulitnya situasi berbahaya yang kita dapatkan
di sini ya kawan-kawan! Tapi tidak apa-apa, Nia-chan sudah tiba sehingga tidak
perlu khawatir lagi!”
“Sulit
dimengerti bagaimana mulut sombong itu masih beroperasi di situasi semacam
ini.”
Shidou
berbalik seakan menyedari suara itu, dan disana dia melihat sosok seorang
Spirit.
“Nia!
Dan——”
Tapi,
ditengah perkataannya, dia berhenti. Disamping Nia ada orang lain, seorang
gadis yang terlihat tidak familiar.
Rambut
berwarna cerah, memakai Astral Dress sederhana. Imut tapi entah kenapa wajahnay
terlihat sombong, ciri-ciri itu membuatnya memikirkan Spirit palsu
<Nibelcol>.
Namun,
dia mengingat suara yang dia dengar. Shidou melanjutkannya dengan ragu.
“Tidak
mungkin, Maria……?”
“Ya.
Semuanya sudah mengalahkan diri mereka sendiri. Aku sudah menunggu sangat lama
untuk mendapatkan tubuh sungguhan, Maria yang benar-benar sempurna.”
Maria
bicara sambil membuat pose seperti idol klise dari masa lalu. Melihat tatapan
cerah yang datang darinya diwaktu yang salah, Shidou tertawa sedih.
“Tapi,
apa yang sebenarnya terjadi? Orang yang menyelamatkan kelompok Origami itu juga
Maria……kan? Mereka——terlihat seperti <Nibelcol>.”
Saat
Shidou bertanya, Maria mengangguk dan membalasnya.
“Perasaan
itu tidaklah salah. <Nibelcol> adalah Spirit palsu yang dibuat dengan
kekuatan <Beelzebub> dan Realizer DEM. Jika begitu——saat kita punya <Rasiel>, kenyataannya
<Ratatoskr> bisa melakukan hal sama itu masuk akal.”
Kemudian
Maria mengangkat tangannya. Kemudian, banyak halaman dari <Rasiel> yang
dipegang Nia melayang terbang, dan dari sana sosok muncul sosok gadis-gadis
yang mirip Maria.
“Tentu
saja, individu yang tunduk pada kekuatan <Athiel> tidak akan bisa
beregenerasi.”
“Tapi
dengan tubuh ini, aku bisa menyelamatkan semua orang dalam beberapa menit.”
“Jika
aku mati, hanya kekuatan Spirit Nia yang dikonsumsi.”
“Selama
kami bukan tubuh aslinya, dampaknya tidak akan besar.”
Banyak
Maria yang bicara dengan nada bercanda saat mereka menari-nari di udara,
sebelum maju ke arah <Athiel>.
Secara
bersamaan, Nia mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkannya ke arah
<Athiel>.
“Majulah,
Maria. Aku memilihmu.”
“Maria
tidak mendengarkanmu.”
“Ata!?”
Maria
yang tersisa di sampingnya menusuk sisi sampingnya, membuat tubuh Nia
membungkuk ke belakang mirip seperti bentuk く.
Saat
Maria menghela napas dengan penuh semangat, kemudian dia berbalik ke arah
Shidou dengan tatapana yang lebih serius.
“Baiklah,
serahkan <Athiel> padaku. Pergilah dan bereskan masalah ini.”
Maria
menyentuh punggungnya saat dia menyarankannya untuk maju.
“……Ah!”
Saat
Shidou mengangguk balik dengan penuh semangat, dia menendang langit dan menuju
ke arah kekacauan—— Westcott.
Tentu,
Ellen dan Artemisia, yang menyadari pergerakannya, mencoba menghentikannya
bersama-sama dengan cabang-cabang <Belial> yang menggeliat seperti
tentakel.
Namun——
“Haaaaaaaaaaah!”
“<Zadkiel>……!”
“Aku
tidak akan membiarkanmu——menghalangi Shidou-san!”
Para
Spirit berbaris di sekelilingnya memblokir pedang laser para Wizard dan
menghalau cabang-cabang yang datang untuk membersihkan jalan.
Untuk
sesaat, sedetik, jalan menuju Westcott bisa dilihat.
Tapi
untuk Shidou yang sekarang, sesaat itu sudah lebih dari cukup.
“Fu——!”
Dengan
menggunakan angin <Raphael>, dia melesat di langit seperti peluru.
Saat
Shidou melewati percikan konflik antara para Spirit dan Wizard, dia menemukan
bahwa anehnya pikirannya tenang.
Seakan
saat ini telah direntangkan tepat waktu.
Dengan
itu, satu demi satu, dia mengkoneksikan semua kristal Sephira yang ada di
tubuhnya——memangging nama dari setiap Angel.
<Metatron>.
<Rasiel>.
<Zafkiel>.
<Zadkiel>.
<Camael>.
<Michael>.
<Haniel>.
<Raphael>.
<Gabriel>.
Dan
terakhir——<Sandalphon>.
Demi
mengalahkan Demon King asal mula, bahkan sedikit kebingunganpun tidak
diperbolehkan. Dia harus mengumpulkan kesepuluh Angel yang ada di tubuhnya
menjadi satu gambaran.
Alhasil,
sebuah cahaya menyelimuti tangan Shidou.
“Itsuka
Shidou——”
Westcott
melebarkan matanya.
Tapi
alih-alih terlihat heran ataupun takut——tidak salah lagi ada kegembiraan dan kesenangan yang
bercampur dalam ekspresinya.
Namun,
tidak peduli apa tepatnya, hal yang harus dilakukan tidaklah berubah.
Shidou
menyalurkan seluruh kekuatannya ke dalam tinjunya——
“Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh——!”
——Untuk memukul penyihir yang memulai segalanya.
“…………!”
——Getaran mencapai seluruh tubuh Mio.
Meski
begitu, itu tidak disebabkan oleh <Ain Soph> yang kalah pada
<Belial> ataupun disebabkan oleh serangan musuh.
Di
tengah langit, Shidou yang menggunakan kekuatan para Angel untuk menyerang
Westcott, yang melayang di tengah kedua Demon Kingnya.
Getaran
hebat merambat lewat udara, bergema di sangkar burung besar yang dibentuk oleh
<Belial> dan <Ain Soph>. Saat menyebar di sekelilingnya, para
Spirit buru-buru melihat kearah Shodou dengan waspada.
“——Ga——, ha——”
Di
saat yang sama Westcott mengeluarkan teriakan kesakitan, pohon besar yang
berdiri di belakangnya dan bunga yang menghadap ke bawah mengeluarkan suara
tumpul. Ruang yang berjuang melwan <Ain Soph> mulai terdistorsi dan
runtuh.
——Guguran daun. Retakan muncul di mana-mana pada Demon
King yang tak terkalahkan.
Namun,
itu sudah bisa diduga. Bagaimanapun juga, itu adalah serangan penghancur yang
mengandung kekuatan dari kesepuluh Angel bersama dengan kekuatan Mio sendiri.
Meskipun Westcott memiliki kekuatan dari Spirit asal mula, mustahil untuk
menanganinya dengan mudah.
“——”
Shidou
memegangi tangan berdarahnya dan mengangkatnya ke langit untuk menunjukkan
kemenangannya pada semua orang.
“Ohh……!”
“Shidou!”
“Kyaaaa!
Daaaarling!”
“……Fu.”
Dari
segala penjuru, terdengar suara dari para Spirit. Mio menghela nafas lega,
perasaan yang membebani dari <Ain Soph> telah berkurang.
Namun——
“Fu……
haha——ha,
haha, luar biara⸺⸺Itsuka Shidou. Tapi⸺⸺kau butuh satu langkah lagi.”
“Apa——!?”
Bahu
Shidou mulai gemetar saat dia mendengar suara Westcott yang datang dari depan.
Dengan
seluruh tubuh yang terhempas karena guncangan, darah yang mengucur deras dari
mulut dan hidungnya. Sementara itu di jurang kegembiraan ini, Westcott
memanggil satu lagi nama Angel dari dalam tenggorokannya.
“——<Qemetiel>——”
“——”
Di
saat itu.
Rasa
dingin menyerang seluruh tubuh Mio.
Tapi
itu sudah bisa diduga, karena Mio lah yang paling mengerti menakutkannya
kekuatan Demon King ini.
Saat
Westcot memanggil namanya, aliran mana mengitari tubuhnya seperti badai.
——Meski dengan luka parahnya, Demon King terakhir masih
bisa dimanifestasikan. Dalam keadaan itu, bisa diragukan bahwa Westcott masih
bisa mengontrol penuh Demon King itu.
——Dalam sekejap mata, dia bergegas mencoba memikirkan
rencana. Kekuatan yang dia miliki, para Angel dalam tubuh Shidou, bantuan dari
para Spirit, apapun yang bisa membalikkan keadaan ini. ——Benar-benar memikirkan cara untuk menjaga Shidou tetap
aman dan selamat.
Merenungkan
hal itu, sudah lama sejak terakhir kali dia merasakan perasaan ini. 30 tahun
yang lalu, itu adalah proses pemikiran yang sama saat dia berdiri di depan
mayat Shinji.
Tapi
ini sedikit berbeda. Di saat itu, hanya ada keputusasaan di hatinya. Tapi——sekarang, Shidou masih hidup. Masih ada sesuatu yang
bisa dilakukan. Tapi apa yang harus dilakukan? Apa——
Di
saat itu, sambil melihat punggung Shidou, ingatan dari kejadian itu terhampar
dipikirannya.
Ingatan
dari masa depan yang dibagikan lewat jalur oleh Shidou melintas di pikirannya.
Sejarah
sebelum Shidou kembali ke masa ini. Sebuah dunia tepat sebelum dia
merealisasikan tujuannya.
Lewat
ingatan Shidou, Mio menangkap sekilas masa depannya.
Namun, meski jelas bahwa dia bisa mendapatkan Shinji
lagi, dia——tidak terlihat puas sama sekali.
“————”
Ah, cara ini.
Jawabannya——mungkin sudah terlihat.
“Apa……!”
Di langit, Shidou membuka matanya karena takut.
Kengerian hebat berlarian melewati tubuhnya. Rasanya
seperti suhu disekitar sana turun dalam sekejab.
Perasaan ini sangat familiar. Ingatan dari masa depan
mengalir kembali. Angel terakhir yang digunakan Mio, saat Tohka mendapatkan
kekuatan Mio dan mendekati Mio. ——Angel kehampaan yang mengembalikan segalanya menjadi
nol.
Seperti yang ada dalam prediksi Shidou, kegelapan
berkumpul di depan Westcott dan membentuk sebuah benih.
Cahaya yang mengelilingi Mio saat dia memanggilnya
membuatnya sulit melihat gambaran penuhnya, tapi bentuk aslinya mirip dengan
benda ini. Perasaan memenuhi hatinya.
Di saat Shidou menyadarinya, Shidou mencoba untuk
kabur. Tapi, untuk sesaat——seakan diikat oleh benih kecil itu, tubuhnya tidak mau
bergerak.
“Ah——”
Intuisi kematian. jika dia melompat balik, ruang ini
juga akan terhapus.
“——!”
“…………!”
Dari belakang, dia tahu jika para Spirit menjerit. Namun,
dia tidak bisa mengerti kontennya.
Saat mereka melakukan hal itu, benih hitam seolah-olah
berkecambah, menyebarkan kegelapan ke area itu.
“Ah————”
Shidou berteriak, mencoba untuk tidak tertelan oleh
kegelapan——
“——Tidak kau tidak boleh begitu, Shidou. Karena,
anak-anak sedang itu menunggumu.”
Sesaat kemudian, dengan suara itu, dia ditarik
kebelakang.
Butuh sesaat baginya untuk sadar. Cabang-cabang
<Ain Soph> menjulur dari jauh di belakang, dan melilit perutnya.
Dan, seakan mengeluarkan Shidou, seorang Spirit
menghadapi Westcott.
——Itu adalah Mio.
“Mio……!? Apa yang kau lakukan!?”
Shidou berteriak sebelum dia merasa lega karena
diselamatkan.
Kemudian Mio berbalik ke arah Shidou saat dia bicara.
“——Reiryoku itu telah lepas kendali. Jika kau
membiarkannya, ini akan menghantam seluruh area ini. Bisa dibilang,
konsekuensinya jika tidak menghentikannya setingkat dengan bencana Eurasia. ——Tapi, jika aku menggunakan <Ain> untuk menyamai
mereka jadi mereka bisa saling membatalkan satu sama lain, mungkin——”
“Apa——”
Pada perkataan Mio, Shidou merasa seperti hatinya
telah hancur.
Dari suara itu, dari ekspresi Mio, dia bisa menebak
arti dibalik kata-kata itu.
“Apa yang kau bicaraka……! Jika kau melakukan itu, kau
akan——!”
“……………”
Mio tidak merespon. Shidou terus berteriak keras.
“Jangan bercanda denganku…… Kenapa! Bukankah Shinji
pernah bilang? Bahwa dia ingin Mio melihat dunia——! Meski begitu, kenapa——”
Shidou berteriak, bicara untuk menghentikan Mio.
Meskipun tangannya tidak bisa menjangkau Mio, itu sudah cukup untuk memegang
ujung Astral Dressnya.
Tapi, disaat itu, bagian yang Shidou sentuh,
menghilang ke udara sambil meninggalkan bintik cahaya.
Seakan-akan, ketika Reiryoku disegel.
“——!”
Saat Shidou merasa lemas, Mio mengendurkan bibirnya.
“——Shidou. Kau adalah lelaki yang hebat. Aku
mencintaimu.”
Dan saat dia mengatakannya, dia berkedip seakan ini
hanyalah candaan.
“——Bagaimanapun juga, kau masih hidup Shinji yang
selanjutnya huh?”
Mio tersenyum lembut, dan kemudian kembali menghadap
Westcott.
Di saat yang sama, tubuh Shidou ditarik oleh
cabang-cabang <Ain Soph>.
Tidak, bukan hanya Shidou. Para Spirit yang lain
termasuk Mana, juga ditarik oleh banyak cabang.
Saat <Ain Soph> menarik semua orang menjauh,
<Ain Soph> mulai merubah bentuk raksasanya, seperti saat sebelum benda
itu menjebak Mio dan Shidou, kemudian menutupkan dirinya di sekeliling Shidou
dan <Fraxinus>.
Mungkin——ini untuk melindungi kelompok Shidou, dari dampak yang
dihasilkan oleh serangan antara Angel dan Demon King.
“——Mioooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo————!”
Shidou, ke arah langit malam yang perlahan ditutupi
sepenuhnya oleh <Ain Soph>, meneriakkan nama itu saat dia semakin
menjauh.
Di pusat perputaran aliran mana——Si Spirit·Mio dan si Penyihir·Isaac Westcott
berhadapan satu sama lain.
Saat Westcott menyadari sosok Mio, dia tidak berpikir
untuk mengusap darah di sekitar mulutnya dan malahan hanya tersenyum.
“……<Deus> huh. Sungguh pengganti yang berkelas.
Meski bagiku, aku hanya ingin menghapus Itsuka Shidou sekarang.”
Mio menutup matanya sambil mendengarkan kata-kata itu,
dan dia merespon seakan berbisik pada dirinya sendiri.
“Sesungguhnya, kita berdua tidak boleh ada di masa
depan dunia seperti yang sekarang. Baik dirimu, ataupun diriku. ——Bukankah saat yang sangat sempurna? Aku bisa mengatasi
seluruh gangguan secara bersamaan.”
“Hah, hah, hah——”
Saat bahu Westcott gemetaran, dia menaruh tangannya di
dahinya dan mengangkat wajahnya ke langit.
“——Dimana? Di mana salahnya diriku? Meski aku sudah
menggali rahasia sihir dan mendapatkan Spirit Formula. Meski aku sudah
menciptakan Realizer. ——Bahkan saat ini, aku telah memegang kekuatan Spirit
asal mula di tanganku.”
Mio menyipitkan matanya dengan perlahan pada perkataan
Westcott.
“……Sejak awal, Aku (Spirit) seharusnya tidak pernah
lahir. Hal yang sama juga berlaku untuk Realizer. Kekuatan ini terlalu jauh
melampaui kapasitas manusia. Tapi, ah——benar, selain itu, jika ini juga yang menyebabkan
penderitaanmu——”
Mio menghela napas, menaruh tangannya di dagunya dan
berkata.
“——Kau, tidak akan pernah menjadi tipe orang yang akan
kupilih.”
“————”
Saat kata-kata itu masuk ke telinganya, Westcott
membulatkan matanya untuk sesaat seakan terkejut.
“……Ha, haha, hahahahahahahahahahahahaha⸺⸺”
Segera setelah itu, dengan tatapan yang seolah-olah
dia sudah tidak bisa menahannya lagi, dia mulai tertawa.
“Aku mengerti, aku mengerti…… maka tidak ada cara
lain.”
Westcott sempoyongan seakan dia sudah lelah tertawa.
Kemudian, perlahan dia mengangkat tangan kanannya ke depan.
“——<Qemetiel>.”
Merespon kata-kata itu, benih hitam muncul di depannya
dan mulai mengeluarkan kegelapan.
Mio juga mengangkat tangannya dengan cara yang sama
dan memanggil nama Angel terakhirnya.
“——<Ain>.”
Sesaat kemudian——kekutan <kehampaan> dan <kehampaan>
bertabrakan satu sama lain.
——Tubuhnya mulai meleleh ke udara.
Perasaan aneh menyelimuti sekeliling Mio.
Tidak ada rasa sakit. Ataupun rasa takut.rasanya
seakan-akan kesadarannya mulai menghilang. Angel terakhir dan yang paling kuat,
bertabrakan dengan Demon King yang memilihi kekuatan yang setara. Penggunanya
pasti tidak aakan aman.
Tapi——dia tidak menyesal.
Jika Mio tidak mengaktifkan <Ain> disaat itu,
Shidou dan para Spirit di sekitarnya akan tersapu kekuatan Westcott yang tidak
terkontrol pasti akan mati.
Tidak——sebaliknya, tidak akan mengejutkan jika ledakannya
akan lebih besar dibanding bencana Eurasia yang pernah menghantam dunia.
Saat dia memikirkan itu, tanpa diduga dia tersenyum
pada alasan dirinya.
Untuk memenuhi keinginannya sendiri, dia pengorbankan
para gadis itu, mengorbankan dunia, tapi tidak menyangka saat terakhir yang
menunggunya dengan alasan semacam itu.
Namun, dia tidak bisa menahannya.
——Sekali lagi melihat Shin mati di depan matanya
sendiri.
Terlebih lagi——
(……Shidou——)
Kata-kata yang saling mereka tukar di <Ain
Soph>. kata-kata yang dia katakan kembali ke pikirannya. Pada saat itu, Mio
sendiri menyadarinya. ——Dia masih memiliki keinginan lain.
Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak bisa
membawa Shin kembali seutuhnya.
Jika begitu maka setidaknya keingian terakhir Mio——adalah pergi bersama Shin menuju akhir jalan ini.
(——Aku minta maaf, semuanya——)
Mio berbisik disaat kesadarannya mulai menghilang.
Dia sudah membunuh begitu banyak orang.
Dia sudah membunuh begitu banyak orang yang tidak
bersalah.
Dia tidak berharap dirinya dimaafkan, ataupun berpikir
bahwa dirinya dimaaafkan.
Benar-benar jahat, bencana terburuk dalam sejarah umat
manusia. Adalah dirinya sendiri.
Aneh——perasaan ini bukanlah sebuah kebohongan.
Di saat bagian terakhir yang tersisa dari kesadarannya
mulai menghilang——
——Mio.
(……………!)
Di saat itu.
Saat ada suara yang datang entah dari mana, mata mio
yang tertutup menjadi terbuka.
Bukan karena dia yang dipanggil secara tiba-tiba.
Itu karena——suara yang selalu ingin dia dengar lagi setelah 30
tahun.
(Shin——)
“——Ah, aku minta maaf, Mio. Aku membuatmu menunggu begitu
lama.”
Mio mengucapkan nama itu, dari cahaya muncul sosok
yang redup.
(A, ah——————)
Mio merasa air matanya keluar.
Mungkin ini hanyalah halusinasi yang Mio lihat saat
kesadarannya mulai menghilang. Mingkin ini hanyalah ilusi yang dia dengar saat
dia dalam keadaan kritis.
Meski begitu, itu pasti——siluet dari kekasih yang dia rindukan sangat, sangat
lama.
(Shin——, Shin……!)
Mio mencoba dengan keras untuk meraihnya, memeluk
tubuh Shin dengan erat.
——Tiga puluh tahun.
Aku selalu, selalu mengembara untuk mencarimu.
Aku bergantung pada begitu banyak ingatan tentangmu
untuk terus maju.
Meski begitu kau selalu——sangat dekat denganku seperti ini……!
——Mio. Aku selalu, selalu ingin menemuimu.
Shin juga balik memeluk Mio.
(Aku juga——aku selalu ingin menemuimu——)
Mio tidak menyerah, menaruh lebih banyak kekuatan ke
tangannya yang memeluk Shin.
Kita tidak akan pernah berpisah lagi.
Aku tidak akan——pernah membiarkanmu pergi.
——Mulai sekarang, ayo kita bersama selamanya.
(Un……!)
Mio tersenyum dengan air mata——dan menghilang dari dunia ini.
Sedih sekali huhuhu Mio hilang huhuhu