Bab 3 - Sebuah Medan Perang yang Seharusnya Disebut Kemustahilan

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

——Menangis, menangis, sampai ketitik dimana dia tidak bisa memberitahu seberapa banyak dia menangis.



Tersedak, menangis, bahkan air mata itu tidak akan pernah habis.



Keberadaannya berarti segalanya bagi dirinya. Dia merasa hidup karena kehadirannya. dia pernah berpikir bahwa dia dilahirkan untuk bertemu dirinya itu tidaklah berlebihan. ——Selama waktu yang dihabiskan bersamanya, dia pasti berpikir demikian.



——Meski dia mati tepat di depan dirinya, dia masih hidup seperti ini.



Ini adalah hal yang tak bisa dipecahkan olehnya untuk ditahan. Dia mencoba mengikuti dirinya. Dia juga berpikir akan bagus jika bisa menghilang di sisinya.



Namun, tubuh Spiritnya terlalu tangguh untuk membiarkan harapan sekecil itu.

Tidak peduli seberapa banyak darah yang ditumpahkan, racun mematikan yang dihirup, atau bahkan usaha bunuh diri, tubuhnya akan memilih untuk terus hidup terlepas dari keinginannya.



Dengan hatinya yang menggenggam keputusasaan ini, dia hanya bisa menjalani hidup yang panjang ini tanpa tahu berapa lama yang dibutuhkan. Baginya, menyebut hal ini neraka tidaklah cukup.



Tapi——



“……Sudahlah, tidak apa-apa. Karena kau sudah di sini.”



Gadis itu mengelus perutnya sendiri dengan lembut.



Meski belum ada tonjolan sedikitpun, tapi yang pasti——ada nyawa yang hidup di sana.



Rekonstruksi seorang manusia yang pernah meninggal. Meski ini akan memakan waktu, tapi dia punya waktu yang tak terbatas.



Sebuah cahaya kecil yang lahir dari keputusasaan, tapi saja sudah cukup baginya saat ini.



“……Fufu.”

Gadis itu tertawa tanpa menyeka air matanya saat dia mengelus perutnya dengan lembut.



“————Dou, Shidou!”



“……!”



Saat mendengar panggilan dari alat komunikasi, Shidou merasakan gemetar yang menjalar di bahunya.



Menilai dari nada suara Kotori, dia sudah memanggil namanya berulang kali. Tapi sepertinya dia tidak menyadarinya selama beberapa saat, ketahuan menatap dengan bingung mengantisipasi apa yang akan dilakukan Reine selanjutnya.



“Ku——”



Setelah mengetahui situasinya lagi, Shidou melompat mundur seakan ingin kabur dari genggaman Reine.



Ingatan dari masa depan. Langsung saja Shidou mundur dari sentuhan Reine. Jika ingatan yang dimiliki Shidou terhapus, akan berbahaya untuk melakukan kontak langsung dengannya.



“…………”

Reine tidak mengejarnya lebih jauh ataupun mengeluarkan kata-kata. Dia melihat tindakannya dengan santai sambil berdiri secara perlahan.



“……Hmm, sepertinya aku telah dibenci. Meskipun itu tidak dapat dihindari saat memikirkan pekerjaanku, tapi itu sangat sulit untuk ditolak olehmu.”



Lalu, Reine bicara dengan nada yang agak kesepian. Dia tampak seperti pacar yang bertengkar dengan kekasihnya, bukannya Spirit yang bisa mematahkan dunia menjadi dua hanya dengan satu jari.



“……Aku tidak membencimu. Malahan, bisa dibilang aku ingin memeluk dan menciummu lagi.”



Shidou membalas tanpa jeda saat dia memperhatikan setiap gerakan Reine dengan hati-hati.



Meski dikatakan dengan gaya setengah bercanda, itu juga merefleksikan tujuan utamanya tanpa kebohongan. Saat ini ingatan Shinji yang ada dalam diri Shidou terus menginginkan untuk mengulurkan tangannya pada Reine. Untuk Shidou sendiri, meski telah mengalami keputusasaan dari masa depan, dia masih tidak bisa membawa dirinya untuk membenci Reine.



“……Aku juga. Benar-benar cinta dan sangat tidak tahan ingin mencintaimu. Saat aku bertemu kau lagi, aku ingin kau memujiku karena bisa menahan hasrat untuk memelukmu.”

“Soal itu aku punya ide yang bagus. Mari berdamai di sini, denganku dan hidup bersama dengan para Spirit. Pasti, akan menyenangkan setiap harinya.”



“……Ah, itu benar-benar tawaran yang menarik. Jika aku bertemu Shin, aku pasti akan menyetujui hal itu.”



Reine menghela napas ringan sebelum melanjutkannya.



“……Tapi aku tidak bisa. Aku telah bertemu Shin. Aku menemukan cinta. Dunia ini tidak ada artinya tanpa Shin. Hidup tidak ada artinya tanpa Shin. ——Bukan sebuah kebohongan jika aku mencintai para Spirit, tapi jika itu berarti aku bisa bertemu Shin lagi, aku akan membuang semuanya.”



“…………”



Sambil mendengarkan suara lembutnya Reine, keinginan tak tergoyahkan yang ada di baliknya menyebabkan Shidou gemetaran.



Shidou sudah menyadari tekad Reine yang gigih. Di masa depan, tubuhnya benar-benar mengalami tekad yang menyakitkan itu secara langsung. Tetapi saat berhadapan dengan hal ini sekali lagi, kulitnya menggigil ketakutan.



Di saat Shidou terus menatap Reine, dia mulai berpikir dengan putus asa.



Strateginya telah gagal. Saat ciumannya berhasil, ciuman itu gagal menyegel Reiryoku Reine. Selanjutnya apa yang harus dilakukan? Apa yang bisa dia lakukan? Lawannya adalah Spirit terkuat dan juga tersayang. Segalanya tidak berguna di depannya. Bahkan jika dia mencoba menghentikannya——itu tidak akan bekerja. Terlebih lagi, skenario terburuknya harus melalui——kenangan dari masa depan——yang dibagikan. Mengalami keadaan yang tak terduga ini——dia kehabisan pilihan. Bahkan jika Shidou menggunakan peliru keenam <Vav>——untuk kembali ke masa lalu——di saat itu, dia tidak akan memberinya kesempatan.



“……Gu, ku——”



Shidou langsung mengerutkan alisnya.



Lalu, sakit kepala hebat tiba-tiba muncul seakan ingin menyela pikirannya.



Untuk sesaat, dia pikir itu adalah ulah Reine——tetapi bukan itu. Reine juga terlihat bingung dengan perubahan nada Shidou yang mendadak itu.

Dan selain itu——dia tidak mengenal perasaan ini.



Ingatan Shinji yang dipanggil oleh Reine di masa depan. Itu adalah perasaan dari ingatan dirinya yang lain yang berada di otaknya. Saat ini Shidou merasakan sesuatu yang sangat dekat dengan itu.



Namun, ingatan Shinji seharusnya sudah dikembalikan. Jika itu masalahnya——



“……!”



Shidou langsung menaruh tangan di dahinya.



Suara alarm yang tajam menyebabkan getaran yang mencapai tengkoraknya lewat mesin komunikasi.



Untuk sesaat, Shidou pikir itu adalah peringatan darurat yang disebabkan oleh masalah mendesak saat mendeteksi Reiryoku Reine.



Namun, ini berbeda. Suara Kotori segera terdengar dari komunikator.



“——Shidou! Itu DEM!”



“Apa……!?”



Beberapa saat setelah menyadari hal itu, Shidou melihat——melintasi langit, ada beberapa siluet samar di ujung pandangannya.



Dari jarak ini, itu hanya bisa dilihat secara samar. Tapi Shidou segera mengenalinya itu bukanlah burung yang bermigrasi ataupun pesawat terbang. Ya, itu adalah——

“……Armada DEM?”



Reine berbisik saat dia melihat ke langit seperti Shidou.



Suaranya pelan dan tenang seperti biasa, tapi Shidou yang sekarang bisa merasakan kebencian tak berujung yang datang dari dasar suara itu.



Bukannya tidak beralasan. Baginya, DEM adalah musuh yang merenggut Shinjinya tersayang.



“……Awalnya, perkiraan perang penentuannya adalah besok. ——Apa ini ulah <Beelzebub>? Karena tindakanmu, sejarah sepertinya telah ditulis ulang.”



Setelah Reine berbisik sendiri, perlahan dia melihat ke arah Shidou.”



“Jadi, apa yang harus kulakukan? Di masa depan, sepertinya aku menteleportasikanmu ke shelter jadi kau tidak terlibat dengan ini——”



“……”



Mendengar kata-kata itu, secara refleks pikirannya mulai waspada.



Melihat hal itu, Reine menghela napas.



“……Jangan gunakan itu, meski ini juga akan sangat sulit——”

——Di saat dia mengatakan itu.



Sebuah garis hitam memanjang di ruang itu seakan ingin menghalangi suara Reine.



Dari tanah menuju kepala Reine, ditutup secara paksa seperti tinta yang dilemparkan pada selembar kertas.



“Apa……!?”



——Shidou bisa mengenalinya dari lintasan proyektil bayangan. Reine berhenti bicara saat dia menggelengkan kepalanya dengan pelan.



“……Hmm.”



Reine menggigit bibirnya saat peluru bayangan berhenti. Dia melihat ke tanah——tepatnya, ke bayangan yang berhenti di sana.



Lalu, sesaat kemudian, beberapa peluru muncul dari bayangan itu dan mengarah pada Reine. Reine menghentakkan tanah untuk melompat ke belakang guna mengindari peluru itu.



Rentetan tembakan disebarkan dalam sekejap mata. Ada jeda sesaat bagi mata dan pikiran Shidou untuk menangkap situasi.

Tapi kemudian, dia mengerti. ——Sumber serangan yang diarahkan pada Reine.



“Kurumi……!?”



“——Kihihi, hihi.”



Saat Shidou memanggil nama itu, seorang gadis muncul dari bayangan sambil diikuti tawa khasnya.



Rambut hitam legam yang diikat tidak rapi antara sisi kiri dan kanan, Astral Dress yang dicelupkan dalam warna darah dan bayangan, dan mata jam emas yang berdetik terpahat di matanya.



Benar. Sang Spirit terburuk yang bisa memanipulasi waktu dan bayangan, muncul diantara Shidou dan Reine.



“Selamat siang, Shidou-san. Aku senang melihatmu baik-baik saja.”



Kurumi berbalik sedikit ke samping Shidou, memberinya senyuman seperti biasa. Melihat dirinya seperti itu, Shidou hanya bisa merasakan tenggorokannya menegang.



“Kurumi, kenapa——?”

Saat ini Mio ada didalam Kurumi. Shidou telah melihat momen saat Mio merangkat keluar dari dada Kurumi di masa depan. Seharusnya informasi ini telah disalurkan ke Kurumi yang asli melalui klonnya. Kurumi tidak bisa menang melawan Mio. Malahan, bisa dibilang dia sudah dikalahkan. Kalau begitu, kenapa dia——



“Kau memakai ‘Kenapa’ untuk bilang halo. Dan aku disini untuk membantumu kabur dari keadaan yang sulit ini. Itu sangat menyedihkan aku akan menangis mendengarmu bilang begitu.”



Tidak merasa kesakitan sedikitpun, Kurumi tersenyum dengan gaya bercanda.

Lalu, sambil melihat pemandangan ini, Reine menyentuh dagunya sambil menghela nafas “……hmm.”



“……Kurumi. ——Jadi kau masih berani datang. Selamat datang. Segalanya akan menjadi lebih cepat karena kau ada di sini.”



“——Ara, ara.”



Mendengar perkataan Reine, Kurumi melihatnya dengan gerakan yang agung.



“Kesombongan yang tidak bisa ditoleransi itu masih belum berubah sedikitpun ya. Murasame-sensei——tidak, Mio-san? Aku benar-benar ditipu. Aku tidak menyangka musuhku ternyata sangat dekat.”

Kurumi terus bermain-main seperti bercanda, tapi ada amarah dan kebencian yang jelas dari suara itu.



“Seperti yang kupikirkan, sudah sekian lama sejak kita bicara baik-baik. ——Bagaimana kabarmu? Aku selalu, selalu ingin menemuimu. Untuk mimpi busukmu, berapa banyak mayat yang sudah kau injak sejak saat itu? meski aku juga melakukan hal itu, aku masih jauh dibelakang Mio-san. Bisakah kau memberitahuku rahasiamu?”



“…………”



Meski mendengar provokasi Kurumi yang penuh kedengkian dan tajam, Reine bahkan tidak mengangkat alisnya. ——Seperti sudah sangat mengetahui dosanya sendiri.



“……Tidak mungkin, apa kau datang kemari hanya untuk mengatakan itu? seharusnya kau tidak kekurangan pandangan ke depan lagi.”



“Yah, aku penasaran soal itu. hanya karena menangkap angin dari wajahmu membuat emosiku keluar.”



“……Jika begitu, maka aku tidak mempermasalahkannya.”



“Apapun alasannya, di sini, hanya ada dua kristal Sephira yang tersisa, satu dipegang Westcott dan satunya lagi punyamu. Ya——ini adalah panggung yang cukup untuk membangkitkan Shin.”



“Sekarang…… apa ini akan bekerja dengan baik? ——Mari kita lihat!”



Di saat Kurumi berteriak, beberapa gadis dengan penampilan yang sama dengan Kurumi muncul dari bayangan yang ada di sekitar Mio——para klon yang dibuat oleh <Zafkiel>.



“Kihihihihi!”



“Sekarang, kemarilah.”



“Tolong pergilah menuju kehidupan selanjutnya.”



Saat mereka berteriak, mereka semua menarik pelatuk dari dua pistol yang dibawa dikedua tangan mereka. Peluru hitam legam menghiasi bayangan saat mereka memborbardir Reine dari keempat penjuru.



Tidak, disaat bombardir itu, Reine menendang tanah, menari di udara dengan seenaknya seperti memasuki angkasa yang tidak memiliki gravitasi. Peluru bayangan saling bertabrakan ditempat Reine tadi, memicu sebuah ledakan hebat.



“Kihi——!”



Tapi ini mungkin sudah diduga oleh Kurumi. Tiba-tiba Kurumi mengangkat kepalanya. Lalu, seakan ingin menandingi pergerakan itu, bayangannya meluas ke lingkar luar saat muncul klon yang lebih banyak.



Lalu, sambil menargetkan Reine yang kabur ke udara, mereka menembakkan peluru yang lebih besar secara bersamaan.



Sepertinya peluru-peluru itu diisi dengan Reiryoku yang lebih banyak dari biasanya. Segudang peluru berkumpul ke satu titik dengan kontrol yang sangat bagus, menyebabkan ledakan yang luar biasa.



Tapi——setelah mengkonfirmasi serangan langsung itu. kurumi tidak bersantai, atau apakah dia mengalihkan pandangannya ke tempat Reine seharusnya berada.



Sepertinya Kurumi juga mengerti. Sesuatu yang sekaliber ini tidak akan bisa mengalahkan Reine.



Seakan ingin memastikan pikiran itu, asap hitam yang datang dari bayangan mulai menghilang dilangit ketika pancaran cahaya mulai menerangi sekelilingnya.



“Ah——”

Melihat pemandangan ini, Shidou hanya bisa mengeluarkan suaranya secara tidak sengaja.



Di sana, Reine telah melayang dengan memakai Astral Dress yang memancarkan cahaya redup.



Anggun dan elegan, Astral Dress yang dipakai oleh Dewi. Di belakang punggungnya, ada sayang yang ditandai dengan sepuluh bintang yang warnanya menghilang. Meskipun sedikit berbeda tidak salah lagi itu sama dengan yang dipakai oleh Mio di masa depan.



——Spirit asal mula. <Deus>.



Spirit yang menyandang nama Dewa sekarang telah muncul disini.



“……Meskipun urutannya sedikit dibalik, tidak masalah. ——Kembalikan padaku, Kurumi. Kristal Sephira di tubuhmu dan tubuhku yang lainnya.”



“——Ha. Aku menolak……!”



Kurumi berteriak keras saat dia menari-nari ke udara. Para klon yang disebarkan ke sekitar juga menghentakkan tanah, mengikuti di belakangnya.



Kurumi yang tak terhitung dan peluru yang sangat banyak bercampur baur, menari-nari di udara. Badai es hitam yang mengerikan saling bertiupan, tidak membiarkan makhluk apapun yang berkeliaran di sekitar sana tetap hidup.



Namun, seperti sebelumnya, bahkan Reine tidak berbalik untuk menghindari peluru-peluru itu, tetap melayang santai di udara.



Tapi sekarang Reine sudah memanifestasikan Astral Dressnya, bahkan dia tidak perlu menghindari peluru Kurumi. Setiap serangan berisi peluru yang dipenuhi kekuatan hebat yang seharusnya sudah cukup untuk merampas nyawa, tapi semua yang menyerang Astral Dress Reine berhenti ditengah langit.



“……Kemarilah, ‘diriku’.”



Reine bicara pelan sambil mengangkat tangannya secara perlahan seakan memberi isyarat pada seseorang.



Lalu, di saat itu——



“……Gah!?”



Tiba-tiba klon Kurumi yang ada didekat sana mengerang kesakitan saat tangan putih muncul keluar dari dadanya.



“Kurumi……!”



Mengeraskan suaranya, Shidou berteriak memanggil nama Kurumi.

Itu pemandangan yang sama persis seperti yang dia lihat di masa depan. Keputusasaan Kurumi, ditakuti sebagai Spirit terburuk, nyawanya diambil dalam sekejap.



Shidou menggertakkan giginya. ——Meski dia kembali ke masa lalu untuk mencegah hal ini. Meski dia telaah menulis ulang sejarah agar tidak melihat pemandangan ini lagi. Pada akhirnya, dia tidak berdaya dihadapan Spirit asal mula——



——Namun.



“——Kihi, hi……”



Sesaat kemudian, Kurumi melihat tangan yang memanjang keluar dari dadanya.



Itu kecil, tapi Kurumi——tertawa.



“……”



Melihat dirinya yang seperti ini, Shidou menelan ludahnya sedikit.



Ekspresi wajahnya tidak seperti pasrah diri dan menyerah pada keputusasaan.

Ah, benar. Selain itu, Kurumi bukanlah gadis yang dangkal yang akan membiarkan dirinya mengambil tindakan gegabah seperti itu. dia tidak akan menyerah bahkan saat dihadapkan dengan harapan sekecil apapun, dia akan membalas dengan berlapis-lapis rencana. Itu karena dia menjalani hidup yang seperti ini.



“Aku telah……menunggu…… untuk saat-saat ini——!”



Meskipun mengalami rasa sakit yang hebat, Kurumi berteriak tanpa takut sambil menyuntikkan kekuatan ke tangannya yang memegang pistol pendek.



“<Zafkiel>——!”



Menanggapinya, bayang di tanah memanjang dan masuk ke moncongnya.



Dengan tangan yang sedikit gemetar, mengangkat pistol pendek itu dan mengarahkannya ke Reine——tidak, malahan dia menarik pelatuknya sambil mengarahkannya ke dahinya sendiri.



“Apa……!?”



Dorr, suara nyaring menggema saat sebuah peluru menabrak kepala Kurumi. Sesaat kemudian, tubuh Kurumi mulai memburam.

Tapi——begitulah. Tak ada perubahan lain yang terjadi. Meskipun Kurumi mendapat kekuatan dari peluru <Zafkiel>, itu tidak mendaratkan serahan apapun ke arah Reine ataupun menghentikan Mio yang merangkat keluar dari tubuh Kurumi sekali lagi.



——Benar-benar aneh, Kurumi hanya menyerang dirinya sendiri.



Setelah itu, pemandangan yang sama yang pernah dia lihat sebelumnya terus berlanjut.



Dari tubuh Kurumi, muncul seorang gadis telanjang——Mio. Kurumi, yang telah menjadi mayat yang lemah, dibuang ke samping seperti cangkang kosong. Kemudian, seolah mengikuti tindakan ini, semua klon Kurumi merasa kesakitan lalu menghilang kembali ke dalam bayangan.



“…………”



“…………”



Saat pandangan Reine dan Mio bertemu, mereka saling mendekat dan merangkul dalam pelukan.



Tubuh mereka mengeluarkan cahaya saat bayangan mereka perlahan menyatu.

Setelah cahaya itu menghilang, Mio, dengan penampilan yang sama dengan yang terlihat di masa depan, berkuasa di sana.

“Mio——”



Saat Shidou memanggil nama itu dengan kosong, ekspresi wajah Mio mengendur saat dia langsung tersenyum.



“Un. Sudah lama sejak kita bersama saat diriku dalam bentuk ini. ——Tidak, Shin sudah melihatku seperti ini. Ini sedikit membuat sakit kepala.”



Setelah mengatakan itu, alis Mio mengerut seakan menyadari sesuatu.



“Ah——”



Shidou pun juga menyadarinya. ——Dibelakang Mio, di sebagian dari Astral Dressnya, tak ada satupun dari sepuluh bintang yang memancarkan cahaya.



Meskipun ingatannya ada sama, saat Kemunculan pertama Mio di masa depan, bintang hitam sudah bercahaya. Tapi sekarang, hal semacam itu tidak terjadi. Meski tidak mengetahui apa maksud dari fenomena ini…… dia bisa tahu dari ekspresi Mio bahwa ini adalah situasi yang tidak terduga.



“……Sepertinya ini adalah ulah Kurumi. Seperti yang diharapkan dari sahabatku.”



Saat Mio bicara dengan nada kagum yang tulus, dia melihat sekilas sebelum mengangkat pandangannya.

“……Mio——”



Shidou memanggil nama Mio sekali lagi——tapi sesaat kemudian, dia mengalami sakit kepala hebat, terjatuh di tempat.



“Shin……?”



“Ga…… ahhh……”



Pandangannya menjadi berkelap-kelip. Perasaan melihat pemandangan yang tidak diketahui mulai bercampur dengan alam bawah sadarnya.



Ini bukanlah ingatannya. Bahkan itu bukan kenangan Shinji. Lengan ramping seorang gadis. Kesedihan. Putus asa. Penyesalan. Sebuah harapan kecil. Membelai perut. Kau pasti——



Kepingan-kepingan ingatan itu berputar di pikirannya. Apa yang terjadi pada dirinya masih belum jelas.



Tapi saat dia melihat potongan-potongan ingatan itu——



“……Ini adalah——”



Saat pikiran Shidou menebak, lahirlah kemungkinan yang pasti.



Frustasi dan cemas, serta sedikit kebingungan dan keluhan, mendominasi anjungan kapal udara <Fraxinus>.



Tapi kekhawatiran ini bukannya tidak dimengerti. Lagipula, penyegelan Reine yang sepertinya berhasil pada saat itu berakhir dengan kegagalan, dan juga——



“DEM……!”



Para anggota kru yag ada di bagian bawah mengeraskan suara mereka, dipenuhi dengan sensasi gemetar karna takut.



Benar. Armada udara DEM tiba-tiba muncul ditempat Shidou dan Reine saling berhadapan.



“Serangan mendadak tanpa mengeluarkan alarm peringatan? Ini terlalu berat bahkan untuk kalian.”



Kotori menggerutu muak dengan ekspresi muram di wajahnya.



DEM industries. Merekalah musuh yang ingin membunuh para Spirit demi mendapatkan kekuatan mereka.



Namun, organisasi ini akan membunyikan alarm gempa angkasa palsu untuk membersihkan warga sipil saat mempersiapkan perang berskala besar. Kenyataannya, sesuai dengan apa yang Shidou katakan, seharusnya mereka menggunakan metode itu di masa depan.



Namun, saat ini tidak ada hal semacam itu. jika DEM tidak membuat kesalahan, hanya ada 2 alasan yang mungkin.



Berarti, bahkan jika mengambil resiko dari saksi dan korban, mereka masih ingin mengambil kesempatan ini——sepertinya mereka tidak melihat adanya kesalahan dengan korban selama mereka bisa menulis ulang dunia.



“Tch——”



Kotori membenamkan giginya kedalam Chupa Chups, meninggalkan sebuah celah retakan.



Namun, alasan dari kejengkelan ini bukan hanya itu saja.

——Sejak awal, “ini” adalah serangan yang seharusnya tidak mungkin terjadi.



Alasannya sangat sederhana. Hari ini masih 19 februari.



Tanggal yang ditentukan oleh DEM untuk pertempuran terakhir adalah 20 februari. Tentu, bukan berarti mereka tidak menyangka seorang pengecut seperti DEM akan mengingkari usulan ini, tapi bahkan dari sudut pandang Shidou yang telah melihat catatan masa depan DEM tidak melakukan apapun pada tanggal 19.

Tidak perlu dikatakan, sejak Shidou dan <Ratatoskr> mengambil tindakan yang berbeda dari garis waktu yang asli, tidak ada jaminan bahwa DEM tidak akan melakukan hal yang sama.



Namun, serangan ini sangat tidak normal. Jika ada hal lain——



“……Jika tebakanku benar, haruskah aku sedikit lebih bahagia?”



Kotori mengangkat bahunya dengan mengejek dirinya sendiri sambil menghela napas frustasi.



Juga, duduk dikursi pegawai analisis, Nia mengelus dagunya sambil membuat ekspresi dengan wajah cemberut.



Tapi itu adalah normal. ——Karena, ini adalah kemampuan aslinya.



“——<Beelzebub>…… sepertinya.”



Nia mengerang dengan tatapan rumit di wajahnya.



Benar. <Beelzebub>. Bentuk inverse dari Angel Nia <Rasiel> dan Demon King yang dicuri oleh Westcott.



Demon King, berbentuk buku besar, yang “mengetahui” segalanya di dunia ini. Meski keakuratan pencariannya telah melemah karena gangguan Nia, kemungkinan Westcott menyadari pergerakan mereka bukanlah nol.



“Meski dia tidak menyadarinya dari garis waktu si bocah, seharusnya dia bisa menebak sampai ke batas tertentu dengan menguping pembicaraan kita. Meski ada sedikit keraguan, maka dia bisa melacak petunjuk itu kembali ke sumbernya.”



Nia mengangkat bahunya dengan gaya yang berlebihan.



Namun, Kotori, Nia, dan juga Shidou sudah menyadari bahaya ini.



Meski mengerti sampai kesitu, Shidou masih memberitahu semuanya tentang masa depan.



Pembagian informasi dan rapat yang terperinci sangat diperlukan dalam persiapan melawan Reine dan mustahil hal ini tidak tertangkap oleh <Beelzebub>.



Mana yang harus dipilih——hal semacam itu ditentukan tanpa ragu.



Jika mereka tidak bisa menyegel Reiryoku milik Reine, maka Kotori melihat tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup.

Namun, hanya karena DEM memiliki prioritas yang lebih rendah dibanding Reine, itu sama sekali tidak mengurangi tingkat ancaman mereka.



Organisasi dengan jumlah dan kekuatan militer yang jauh melampaui <Ratatoskr> saat ini mencoba menyerang Shidou dengan seluruh kekuatan mereka.



“Bagaimanapun juga, segera jemput Shidou! Atur ulang ketinggian sementara!”



“Roger……!”



Merespon perintah Kotori, para anggota kru merespon dengan serentak.



“……Shin?”



Muncul dari Kurumi dan menyatu dengan alter egonya, Mio sedikit menaikkan alisnya dan mengeluarkan suara pelan setelah mendapatkan bentuk lengkapnya.



Shidou yang ada di depannya, mengeluarkan erangan kecil saat dia jatuh berlutut dan memegang kepalanya dengan kesakitan.



Penampilannya seperti anak kecil yang takut akan petir, tapi Mio tahu sekali jika Shidou bukanlah tipe orang yang akan berlutut ketakutan pada dirinya ataupun DEM.



Dia juga bukan tipe orang yang akan berpura-pura sakit untuk membuatnya lengah.



Tapi tidak, itu sebabnya dia tidak mengerti.



“Ada apa, Shin——”



Saat Mio bersiap mendekatinya, tubuh Shidou mulai memancarkan cahaya redup.



Sebuah fenomena yang misterius. Tapi dia langsung menyadarinya, itu mirip dengan <Fraxinus> yang mencoba mentransfer Shidou kembali ke kapal. Mungkit, Kotori ingin menjemput Shidou.



“…………”



Mungkin dia bisa ikut campur, tapi dia memilih untuk tetap pasif.



Sejak awal dia berencana memindahkan Shidou ke tempat aman. Jika itu Kotori dan Maria, seharusnya mereka bisa menemukan dan menangani gejala yang dialami Shidou saat ini.

Tubuh Shidou diselimuti oleh cahaya sebelum menghilang seketika.

Mio menghela napas lembut sambil melihat kepergian Shidou.



“——Ini tidak akan menjadi romantis jika pemandangan ini dirusak oleh Wizard dan boneka mekanik, sungguh tidak berguna.”



Setelah bicara dengan nada yang dingin, sekali lagi Mio mengalihkan pandangannya ke langit.



“……Tunggu aku, Shin. Aku akan segera menyelesaikan ini.”



Meninggalkan perkataan singkat itu, Mio menendang langit. Tubuhnya meninggalkan lintasan cahaya yang berkilauan saat dia terbang menuju pasukan DEM.



Di anjungan salah satu kapal DEM yang berlayar di langit, Westcott mendengarkan beragam laporan dari pasukan lewat pengeras suara.



Meski dia berada di garis depan, tidak ada emosi seperti tertekan ataupun frustasi yang terlihat diekspresinya. Ujung mulutnya berubah menjadi gaya yang elegan karena ujung jarinya terkadang menyentuh permukaan jas hitamnya secara berirama. Hal itu hampir seperti sedang menikmati libur sore sambil bersantai dengan lagu-lagu favoritnya.



“——<Galdrabok>, persiapan perang telah lengkap. Bersiap.”

“<Honorius>, di sini sama.”



“<Almandar>, di sini juga sama.”



Setelah memahami setiap laporan, Westcott mengangguk dengan bombastis.



“——Sangat bagus. Seluruh kapal, mulai operasi.”



“Roger!”



Para kapten dari setiap kapal membalas secara bersamaan. Antusiasme dan kegembiraan rekan mereka yang ditransmisikan melalui pengeras suara sebagai gelombang sonik menyebabkan sekelilingnya bergetar.



“——Ike. Apa kau baik-baik saja?”



Di dekatnya, Ellen menatap Westcott dari samping.



Tanpa tagu sedikitpun, Westcott mengeluarkan suara “ahh” sebagai persetujuan.



“Tentu saja, semuanya sudah terjadwal.”



“……………”

Merespon Westcott, Ellen terdiam beberapa saat sebelum membalasnya dengan helaan napas ringan.



“Begitukah? Baiklah…… itu bagus.”



“Ah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Harapan yang kita tunggu dengan sabar akan segera didapatkan.”



Westcott melihat monitor utama sambil merantangkan tangannya dengan gaya yang dramatis.



Layar utama menampilkan gambar Itsuka Shidou dan <Deus> yang berada di pantai.



Mereka dikelilingi oleh lautan dan hutan yang luas, juga beberapa fasitas penunjang seperti hotel, pertokoan, dan rumah pribadi. Tidak ada yang memisahkannya satu sama lain. Meski sepertinya <Ratatoskr> sudah memasang senjata anti-aircraft di gedung-gedung yang ada di kota Tenguu, sepertinya mereka tidak punya kesempatan untuk memasang senjata yang serupa di garis pantai ini.



“——Oya?”



Westcott mengangkat alisnya. Di layar utama, tubuh Shidou mulai memancarkan cahaya redup sebelum menghilang secara bersamaan disaat berikutnya.



Itu mungkin alat transfer <Fraxinus>. Mungkin karena kemunculan <Deus> dan DEM, mereka ingin menjemput Shidou agar bisa menyusun kembali situasi ini.



Meski begitu, ini masih ada dalam jangkauan perkiraan. Westcott, menggunakan nada tenang——atau lebih tepatnya berkata dengan senang——mengatakan perintahnya.



“Panggung telah dipersiapkan. Jika kau kabur, aku akan sangat kesusahan. ——Regu tempur <Bandersnatch> rencana β. Persiapkan tindakan sebagaimana mestinya.”



“——Ya.”



Merespon perintah Westcott, jawaban singkat datang dari speaker.



“Un…… gu, ah……”



“——Shidou!”



Saat Shidou benar-benar menundukkan kepalanya ke tanah, tiba-tiba dia mendengar suara yang datang dari atas.



“Ugh……?”



Menahan rasa sakit, akhirnya Shidou mengangkat kepalanya. Saat berbalik, sumber suara itu datang dari Tohka, yang melihat dengan kekhawatiran di wajahnya.



Tidak, bukan hanya Tohka. Origami, Kotori, Yoshino, Kaguya, Yuzuru, Miku, Natsumi, Nia, Mukuro——seluruh Spirit yang berada di bawah perlindungan <Ratatoskr> ada di sini.



Untuk sesaat, Shidou berpikir bahwa semuanya datang untuk mendukungnya——tapi tidak demikian. Mio tidak di sini dan pemandangan sekitar telah berubah menjadi anjungan <Fraxinus> yang sangat familiar. Sepertinya dia telah dijemput menggunakan perangkat transfer.



Secara berangsur-angsur, sakit kepala hebat itu mulai menghilang. Sambil menyeka keringat yang muncul di dahinya tanpa sadar, dia langsung berdiri sambil meminjam bantuan tangan Tohka.



“Tohka…… semuanya……”



“Umu, apa kau baik-baik saja? Apa Mio melakukan sesuatu padamu?”

“Tidak, ini……”



Saat Shidou ingin bicara, monitor utama, yang menampilkan kondisi di luar, memancarkan cahaya yang luar biasa.



“Ah——”



Sebuah bola raksasa termanifestasi di langit, menyebarkan partikel cahaya.

Shidou mengenali sosok itu. ——<Ain Soph Aur>, Angel of Death yang akan merampas nyawa apapun yang bersentuhan dengannya. Melawan kekuatan penghancur yang luar biasa itu, ada siluet kapal-kapal DEM yang berjatuhan satu persatu.



Itu sudah tidak bisa digambarkan dengan kata-kata seperti perang atau pertempuran. Sebuah pembantaian sepihak, perang salib yang kejam, bahkan jika membandingkan perbedaan potensi perang dengan seorang anak yang menginjak-injak koloni semut mungkin tidaklah cukup.



“……!”



“Hya——meski sudah mendengar soal ini, Yoshinon masih terkejut.”



“Setuju. Ini adalah game yang buruk untuk dilawan.”



“……Ya. Sebenarnya, kita harus mundur saat DEM dikacaukan Mio.”

Semuanya berbagi ekspresi ketakutan saat mereka bicara satu sama lain.



Namun, Shidou bicara dengan suara serak.



“Tidak, itu……”



“Mun.”



“Ada apa, Nushi-sama?”



Mendengar apa yang akan dikatakan Shidou, para Spirit mengangkat mata mereka dengan rasa penasaran.



“……Tidak. Aku tidak bisa kabur…… aku belum menyelesaikan apapun.”



Benar. ——Dia tidak bisa kabur.



Jika perkiraan Shidou benar, maka dia tidak bisa kabur sekarang.



Namun, kata-kata itu tidak disangka oleh para Spirit. Terlepas dari kebingungan semuanya, suara Kotori yang keras memekakan gendang telinganya.



“Apa yang kau katakan Shidou!? Siapapun yang bisa melihat pertempuran itu tahu bahwa strateginya telah gagal! Aku paham perasaanmu, tetapi situasinya tidak akan membaik hanya karena menggenggam niatmu!”



“Aku tidak akan membiarkan emosiku mempengaruhi keputusan ini. Namun——aku tidak akan lari.”



——Kemudian.



Saat Shidou bicara, suara alarm “biiip” terdengar dari anjungan.



“Suara apa itu? Apa seseorang lupa mematikan ponsel Robo-chan mereka untuk adegan yang serius?”



“Untuk seorang Mangaka kau tidak punya selera dalam penamaan, Nia. ——Sekarang bukanlah situasi untuk bertingkah seperti orang yang sedang mabuk. Kotori, seseorang mencoba berkomunikasi di sini. Apa yang harus kulakukan?”



Nia dan Maria melontarkan sindiran sarkastik seolah-olah itu seperti salam biasa. Mendengar hal itu, Kotori sedikit menaikan alisnya.



“Komunikasi?...… Baiklah, sambungkan sinyalnya.”



“Roger.”

Saat Maria bicara, suara statis muncul di monitor utama sebelum gambarnya mulai muncul.



Kelihatannya seperti gambaran wajah orang lain——tapi itu tidak benar. Jika ada, rasanya itu seperti kamera pengintai rahasia atau pengambilan film rahasia. Beberapa orang ditampilkan, tapi tak ada satupun dari mereka yang sadar akan keberadaan kamera itu.



Terlebih lagi, tidak ada sebuah gambar. Layar terbagi-bagi dengan rata, dengan menampilkan gambar beberapa lokasi berbeda pada monitor utama.

Melihat hal ini, Kotori mengangkat alisnya karna terkejut.



“Dari pemilihan waktu ini, kupikir itu adalah komunikasi dari DEM. Ini adalah……?”



“……Mu!?”



Kotori berbalik karena penasaran, mendengar Tohka menaikkan suaranya seakan menyadari sesuatu.



“Tohka, ada apa?”



“Lihat ke layar, itu Ai, Mai, dan Mii!”



“……Huh?”

Mendengar apa yang Tohka katakan, Shidou melihat keatas. Memang, disalah satu layar yang ditunjukkan oleh Tohka, ada Yamabuki Ai, Hazakura Mai, dan Fujibakama Mii yang muncul di sana. Dia tidak tahu apa itu karena mendapat pelajaran tambahan atau bagian dari pekerjaan yang melibatkan anggota komite, tetapi mereka semua masih disekolah meski hari ini libur. Dilihat lebih dekat, dia juga bisa melihat Tonomachi dan Tama-chan sensei di belakang mereka.



Tidak, itu belum semua. Tepat setelah Tohka, kali ini Origami mengangkat alisnya.



“——Kapten, Mikie, dan Mily?”



Di gambar yang ada di samping trio Ai, Mai, Mii, ditampilkan juga mantan rekan Origami dan kapten AST Kusakabe Ryouko di layar.



“Eh, Hiyori-san……?”



“……! Kanon-san——”



“Ha……!? Apa yang orang-orang itu lakukan……?”



Seluruh Spirit mengeraskan suaranya satu persatu. Diantara mereka yang ada di layar, ada teman idolnya Miku Asakura Hiyori, teman dekat Yoshino dan Natsumi Ayanokouji Kanon dari pengalaman sekolah pertama mereka, dan juga teman Kaguya dan Yuzuru yang semuanya bisa dikonfirmasi.



Benar. Ada semua teman dan kenalan para Spirit muncul di setiap bagian layar.



“Apa ini……”



Tidak mengerti dengan maksud dari gambar-gambar ini, Shidou mengerutkan alisnya karena bingung.



Namun, di saat berikutnya, ada perubahan dalam gambar saat Shidou langsung mengerti.



——Tujuan musuh. Strategi yang tidak bermoral ini.



Jendela dari ruang kelas di tempat trio Ai, Mai, Mii hancur berkeping-keping. Kemudian, beberapa unit <Bandersnatch> muncul di dekat jendela, mata anorganik elektronik mereka berputar.



“Kiyaaaah!?”



“Apa, apa ini!?”



“Teroris tiba-tiba muncul di sekolah!?”

Teriakan trio Ai, Mai, Mii menggema di anjungan lewat speaker.



Seakan mengikuti teriakan itu, hal yang sama juga terjadi di layar lain.



“Apa…… ini DEM!? Apa maksudmu!?”



“Ah, kapten! Peralatan daruratnya——”



“Sayangnya, sedang berada di gudang… …!”



“Kya!? A-Apa ini..,… itu membuatku terkejut!?”



“Tunggu…… bagaimana bisa robot itu tiba-tiba jatuh dari langit!?”



“Kanon-san ingin diperhatikan lagi…… tunggu kau serius? Sepertinya kadang-kadang Kanon-san mengatakan hal yang benar.”



“Itu strategi!? Kabur!”



Sekolah. Pasukan JSDF. Tempat Live konser. Dan sebuah jalanan yang ditandai oleh sunset merah.



Monster mekanik muncul dipenjuru kota tanpa diperingatkan oleh alarm gempa angkasa.



“Apa——”



Ini adalah adegan yang tidak biasa. Sama seperti para Spirit yang dirahasiakan, Realizer Manifestation Device yang mengendalikan <Bandersnatch> bukanlah sesuatu yang tersedia untuk umum.



Berpikir untuk memperlihatkannya ke publik dan menggunakannya untuk melukai orang biasa, tidak ada orang waras yang akan melakukan hal itu. bahkan untuk kekuatan besar seperti DEM, mustahil untuk mendapatkan hasil akhir yang sempurna ini.



Tidak——mungkin mereka tidak memikirkan apa yang dibutuhkan setelahnya. Dari kemungkinan ini, Shidou merasakan ilusi saat hatinya dipojokkan.



“——Yah. Bisakah kau mendengarnya, <Ratatoskr>?”



Saat Shidou merasa takut, suara lain selain teriakan telah mencapai speaker.

Luar biasa tenang, seakan menemukan kenikmatan meski semua hal sedang terjadi——suara seorang pria yang jika didengar lagi akan membuat syaraf seseorang menjadi jelas. Tidak salah lagi. Direktur manajemen DEM, Isaac Westcott. Shidou meneriakkan namanya.



“Westcott……!”



“Ah. Bagaimana, apa kau menikmatinya?”

“Jangan bercanda! Ini tidak ada hubungannya dengan semua orang! Apa tujuanmu……!”



Saat Shidou berteriak padanya dengan marah, Westcott membalas gaya yang acuh tak acuh.



“Tujuan, apa? Ya, aku sama sekali tidak peduli dengan cara menghancurkan.”



“Apa katamu……?”



Saat Shidou kebingungan, Westcott melanjutkan.



“Idealnya, mereka berperan sebagai sandra. Lalu anggap saja ini sebagai deklarasi dariku, penculik paling licik dan kejam. Jika kau ingin mereka tetap hidup, serahkan semua kristal Sephira Itsuka Shidou.”



“Ku……!”



Mendengar deklarasi Westcott, Shidou mengeratkan giginya dan mengerutkan alisnya.



Tapi kemudian, Kotori menyentuh bahunya seakan memintanya untuk tenang.



“——Sorry, tapi bukankah kau terlalu meremehkan kami? Kami masih memiliki tindakan memikirkan kerugian ini. Jika kristal Sephira diserahkan padamu, maka seluruh dunia akan ditulis ulang. Tenju saja, kami akan terus melindungi mereka. ——Tapi kami tidak sebodoh itu membiarkan emosi kami mempengaruhi keputusan itu.”



Kotori bicara dengan nada rendah. Tapi tidak salah lagi ada keringat yang menetes di dahinya. Mungkin, bisa dibilang beruntung ini hanya panggilan suara.



Tentu, mudah dipahami Kotori tidak mengatakan kalimat itu dengan tenang. Di waktu yang lebih baik, dia ingin menghina Westcott karena menjadi pengecut yang hina.



Tapi melakukan hal itu berarti sengaja mengungkapkan kelemahan mereka kepada musuh. Oleh karena itu, Kotori harus memainkan peranan penting sebagai komandan yang tenang dan kejam. ——Untuk menunjukkan bahwa ancaman semacam itu tidak ada gunanya.



Westcott mengeluarkan suara “hmm” saat dia melanjutkan dari deklarasi Kotori tanpa terkejut.



“Yah, mau bagaimana lagi. Aku hanya bisa membunuh mereka sekejam mungkin seperti diktator untuk menghibur orang lain. Melihat adegan temannya dibunuh secara brutal, setidaknya ada satu Spirit yang terinverse, aku masih bisa mendapatkan hasilnya.”



“……!”



Shidou merasa napasnya mulai tersumbat. Sensasi dingin menyebar di perutnya.



Dia telah menggunakan Peluru Keenam <Vav> untuk kembali ke masa ini demi mengubah masa depan dan mencegah kematian para Spirit. Tapi sekarang, karena tindakannya teman-temannya yang tidak mendapatkan masalah sekarang malah menghadapi ancaman kematian.”



Meskipun respon Kotori mirip seperti Shidou, adikny adala komandan yang dibanggakan disetiap aspek. Dia tidak akan membiarkan rasa takut mengambil alih suaranya saat dia merespon dengan tenang.



“……Ah, itu benar-benar menakutkan. Baiklah aku akan memblokir videonya sekarang. Karena musuh yang berhati hangat ini telah bersusah payah membuat pernyataan panjang lebar.”



“Oh, apa itu sebuah kesalahan? Yah mau bagaimana lagi. Meski para Spirit tidak terinverse——itu sudah cukup bagiku untuk bersenang-senang.”



“Bangsat kau……!”



Mendengar Westcott mengatakan hal ini tanpa menyimpang dari jalur yang dilaluinya, keluhan yang terkubur didalam perut Shidou terangkat hingga menjadi teriakan.



Dia ingat bagaimana rasanya berhadapan langsung dengan Westcott. Sepasang mata anorganik seperti karat yang tidak melihat manusia seperti manusia.



——Dia harus melakukannya. Rasa yang dikonfirmasi mirip seperti kutukan. Kata-katanya jelas sekali bukan muncul dari ancaman ataupun tawar menawar saja.



“——Baiklah, mari jawab pertanyaan itu. pertama, ayo nodai gambar itu dengan darah. Setelah itu, aku akan mendengarkan pemikiranmu lagi.”



“! Hentikan——”



Saat Shidou berteriak dengan sia-sia, Westcott menjentikkan jarinya untuk mengomandoi pergerakan <Bandersnatch>.



Dalam karya seperti manga, kadang ada adegan tak terduga dimana karakter mencubit pipi mereka karena ragu jika semuanya hanyalah mimpi. Menurut sebuah teori, dikatakan dalam mimpi…… seseorang seharusnya tidak merasakan sakit.



Setiap kali melihat adegan ini, trio Ai, Mai, Mii akan tertawa, bertanya “siapa yang akan melakukan lelucon macam ini?” mereka pasti mengira itu adalah skenario yang sempurna seperti manga. Tentu saja, tindakan itu hanya akan berkerja sebagaimana mestinya saat menguji respon dari karakter yang sedang bingung.



Namun, sepertinya mereka harus membenarkan pandangan ini nanti.



Karena, robot misterius mendarat secara tiba-tiba lalu memecahkan jendela dan ini adalah saat yang tepat untuk mencubit pipi mereka untuk mencari tahu apakah ini hanya mimpi.



“H-Hei…… apa ini……?”



Ai bertanya dengan bingung sambil mencubit pipinya dengan tangan kanannya dengan cara yang lucu.



Kebetulan, meski dicubit kuat diantara jari-jarinya, tidak banyak rasa sakit yang bisa dirasakan. Tidak, sudah jelas bahwa ini bukanlah mimpi. Tapi mungkin rasa sakitnya menjadi tumpul karena otaknya mengeluarkan dopamin, endorfin, dan betakaroten sebagai respon atas situasi yang tak terduga ini.



Jumlah robotnya ada lima. Tidak, jumlah yang terhitung hanya yang berada didalam kelas, dengan begitu banyak yang mengambang di luar. Masing-masing memiliki tubuh yang lebih besar dari manusia dan semuanya dilengkapi dengan lengan tebal dan cakar tajam. Tidak peduli bagaimana seseorang melihatnya, sepertinya mereka adalah jenis yang efisien untuk bertarung, menekan, dan membunuh.



“Y-Yamabuki-san, Hazakura-san, Fujibakama-san! Dan juga Tonomachi-san! Di sini berbahaya! Ayo cepatlah dan kabur!”

Guru mereka Okamine, juga dikenal sebagai Tama-chan sensei bicara saat tubuh langsingnya gemetaran.



Namun, robot-robot itu menyebar mendekati Ai dan yang lainnya, dengan garis depan yang diposisikan dipintu masuk koridor. Masing-masing terlihat akan segera meyerang jika ada siapapun yang mencoba melarikan diri.



“A-Apa yang terjadi dengan robot-robot itu!? dalam hal desain, bukankan itu untuk pahlawan keadilan!? Kenapa menjadi pasukan tentara jahat!”



“Di masa depan di mana perang antara mesin dan umat manusia, robot-robot itu datang untuk membunuh pemimpin umat manusia dimasa depan!? Serius, berpikir aku akan menjadi orang sebesar itu!?”



“Yaaaaah! Tolong! Sekali ini, sebelum aku mati, aku ingin mengubur kepalaku di paha gadis-gadis!”



Mai, Mii, dan Tonomachi berteriak sambil menempel ke tangan kanan, kaki kiri, dan paha milik Ai secara berurutan. Kemudian, Ai menendang Tonomachi.



Lalu, di saat itu, robot yang ada didepan mereka mulai bergerak seakan telah menerima perintah. Dengan langkah cepat, mereka mulai berjalan menuju Ai dan yang lainnya.



“Apa……!”



“Apa……!”



“Gu……!”



Suara serak keluar dari tenggorokan trio Ai Mai Mii.



Tapi hanya itu yang bisa mereka lakukan. Karena ketakutan, tubuh mereka tidak mau bergerak. Meski mereka bergerak, mereka masih tidak tahu bagaimana caranya kabur.



Sambil melakukan hal tersebut, robot itu mulai mendekat, mata mekanis mereka berkedut saat terkunci pada Ai dan yang lainnya, memundurkan cakarnya ke belakang untuk mengeluarkan pisau berukuran besar.



“Ah——”

Jeritan keras keluar dari tenggorokannya. Proses berpikirnya menjadi singkat, memperpanjang waktu saat ini. Sebuah perasaan aneh, benar-benar seperti lentera yang berputar: ingatan semasa hidupnya selama ini melintas didepan matanya.



(——Oh, aku benar-benar akan mati. meski hidup biasa saja sampai sekarang, aku akan dibunuh oleh robot yang muncul tiba-tiba. Robot? Tidak, kenapa harus robot? Meski orang-orang berkata tidak ada yang tahu apa yang akan ditemui seseorang dalam kehidupan, ini terlalu berlebihan. Wow, serius? Serius? Ah, jika aku sudah tau ini sebelumnya, aku akan memutuskan untuk mengakui perasaanku pada Kishiwada-kun——)



Cakar tajam itu terayun, menjatuhkan pikiran Ai yang terkonsentrasi hingga batas maksimal.



Markas Ground Self Defence Force. Ini adalah salah satu kunci pertahanan jepang di mana para personilnya tinggal dan bekerja.



Tentu saja, berbagai pasukan ditempatkan disini bersiap-siap untuk keadaan darurat, diantaranya untuk gempa angkasa——pasukan rahasia AST yang spesialis dalam bencana Spirit.



Unit ini, yang ditunjuk dari Wizard khusus yang mampu menggunakan Realizer Manifestation Device, adalah yang terkuat diantara angkatan bersenjata publik dalam negeri. Daripada menyerang disini, lebih baik menyerang departemen kepolisian metropolitan atau gedung DPR, yang keduanya memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah.



Tapi——saat ini. Sesuatu yang mustahil terjadi didepan mata pimpinan AST kapten Kusakabe Ryouko.



“Apa……”



Banyak mesin humanoid muncul secara tiba-tiba ruang istirahat di salah satu sudut bangunan, di mana dia sedang mengobrol dengan anggota AST Mikie Okamine dan mekanik Mildred F. Fujimura.



Ryouko tahu model itu, senjata tanpa awak DEM, <Bandersnatch>.



Namun, meski telah mengetahuinya, Ryouko tidak mengerti apa yang terjadi dengan mereka sekarang.



Meski dia tidak bisa bilang bahwa tidak ada konflik sama sekali, DEM masih menyediakan teknologi untuk AST, jadi bisa dibilang mereka dipandang sebagai pendukung. Dibawah pertimbangan normal, senjata-senjata itu tidak mungkin menargetkan Ryouko dan yang lainnya.



Namun, jelas sekali saat ini <Bandersnatch> mengambil formasi pertempuran ke arah mereka, mengunci mata elektronik mereka dan mengayunkan cakar mereka dengan kuat.

“Tch——”



Ryouko mengerutkan dahinya saat dia menghindari serangan itu.lalu, dia menarik pistol kaliber 9mm yang dia bawa dan menarik pelatuknya.



Namun, taktik semacam itu tidak berguna melawan <Bandersnatch> yang dilindungi oleh Voluntary Territory. Peluru yang dilepaskan Ryouko berhenti di udara sebelum mencapai <Bandersnatch> dan jatuh ke lantai. Kemudian, langkah demi langkah, boneka mekanik mulai memperpendek jarak untuk mendekati mereka.



“K-Kapten…… apa ini berhubungan dengan apa yang dikatakan Origami-san?”



Tepat di sampingnya, Mikie mengatakan apa yang dia ingat.



Benar. Kemaren, mantan rekan mereka Origami mengunjungi markas dan memberikan peringatan misterius pada mereka. Ryouko, Mikie, dan Milly mendiskusikan bersama apa yang dia katakan.



DEM adalah organisasi yang ingin mendapatkan kekuatan para Spirit. Origami berkata pada tanggal 20 februari DEM mungkin mengeluarkan permintaan untuk perang tapi mereka harus menolaknya.

Jika begitu, ini memang tidak relevan dengan situasi saat ini. Tidak, bisa dibilang hidup mereka mungkin menjadi target karena mendengar apa yang dikatakan Origami.



Meski mustahil untuk menilai apakah itu benar, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini.



“Ku……!”



Ryouko menggertakkan giginya saat melihat kilauan kekuatan sihir yang mulai terkonsentrasi di telapak tangan <Bandersnatch>.



“Eh…… eh…?”



Dalam keadaan sangat kaget dan bingung, Asakura Hiyori melihat kesekitar dengan bingung.



Tapi itu sudah diduga. Karena, saat bernyanyi di live konser, boneka mekanik misterius yang tak pernah dia lihat sebelumnya muncul dipanggung selain penari pendukung.



“Heeeeeeeeeeeey! Hiyori-saaaaaaaaaaaan!”



“Eh, apa ini? Sebuah serangan? Apa kau tidak khawatir?”



“Bodoh, bukankah ini bagian pertunjukan?”



“Tapi musiknya berhenti dimainkan?”



“Heeeeeeeeeey!”



Hampir setengah penonton kebingungan karena situasi yang tiba-tiba ini, sementara sebagian penonton lain berpikir ini adalah bagian dari pertunjukan dan bersorak lebih keras. Tapi setidaknya, Hiyori sendiri tidak pernah mendengar bagian ini di skrip.



Hiyori mulai meragukan robor-robot itu. direktur pernah berkata, “Dalam sebuah live konser, jika penari pendukung adalah robot, apa yang harus dilakukan Asakura Hiyori?”



Namun, jika dipikir dengan tenang, ada begitu banyak faktor yang menghambat pergerakan semua orang dengan rencana ini. Terlebih lagi pergerakan robot mekanik ini sehalus CG, ketidakmungkinan ini membuat pikiran Hiyori semakin bingung. ——Mereka jelas bukan manusia, tapi apakah robot modern bisa memiliki kontrol selancar itu?



Saat Hiyori memikirkan hal itu, cakar di kedua tangan robot mekanik itu mulai berkelap-kelip saat mereka bergerak naik untuk mengelilinginya.



“Kya……!”

Dihadapkan pada pandangan menakutkan itu, Hiyori hanya bisa merasakan suaranya tertahan. Namun, dari belakangnya, ada lebih banyak robot yang mendekat.



“M-Miku-san……!”



Hiyori menutup matanya saat dia memanggil Izayoi Miku, nama rekan idolnya dan senior yang dia rindukan.



Tidak perlu dikatakan, mustahil untuk memanggil bantuan. Dengan pandangan metalik mereka yang terfokus pada Hiyori, mereka mengarahkan ujung cakar mereka seakan ingin menusuknya dari segala sini.



Namun——sesaat kemudian.



“Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhh——!”



Saat teriakan pertarungan terdengar di ruang kelas, robot di depan Ai telah di belah menjadi dua dengan rapi.



“Huh… …?”



Dari kejadian mendadak yang sedang baru saja terjadi, Ai hanya bisa menatap kebingungan.



Lalu, seorang gadis muncul dari decitan bayangan robot yang terbelah dua.



“Huh——”



Setelah menyadari sosok itu, Ai tertegun sekali lagi.



Tapi itu sudah bisa diduga. Karena orang yang berdiri di sana adalah——



“——Kalian aman sekarang, Ai, Mai, Mii. Dan juga Tonomachi dan Tama-chan sensei!”



Karena itu adalah Yatogami Tohka, teman sekelah mereka memakai pakaian berkilau dan memengang sebuah pedang besar di tangannya.



“Fu——”



Helaan napas lembut terdengar dari telinga mereka, dan kemudian seakan menggemakan hal itu, sinar cahaya melintasi lengan <Bandersnatch>, meledakkannya dari Ryouko dan yang lainnya.



“Apa……!?”



Ryouko menahan napasnya tanpa sadar. Kemudian, seakan menyadari sesuatu, Mikie mengeraskan suaranya.



“O-Origami-san!?”



Seakan dipandu suara itu, Ryouko mengikuti arah tatapan mata Mikie.



Kemudian, seperti yang Mikie katakan, Origami ada di sana memakai gaun putih murni di atas CR-unit berwarna silver.



“——Ya, apa kau memanggilku Hiyori-san?”



“Eh……?”



Mendengar suara yang menggema di atas kepalanya, Hiyori membuka matanya.



Robot-robot yang tadi mengelilingi sekarang terbaring di lantai.



Hiyori mengangkat wajahnya untuk mencari asal suara itu, di sana——



“M-Miku-san……!”



Miku, sambil mengenakan gaun fantasi yang memancarkan cahaya redup, mengambang di udara.



“Baiklah——!”

Sambil berada di anjungan <Fraxinus> melihat pertarungan Tohka, Shidou mengencangkan tinjunya.



Benar. Di salah satu bagian layar yang menampilkan teman-teman sekelasnya, Tohka muncul dengan Limited Astral Dress dan pedang di tangan untuk membelah <Bandersnatch> yang mencoba menyerang Ai, Mai, dan Mii.



Tidak, bukan hanya Tohka. Origami, Miku, Yoshino, Natsumi, Kaguya, dan Yuzuru, semuanya yang barusan ada di anjungan <Fraxinus, semuanya sudah sampai di lokasi teman-teman mereka, menyelamatkan mereka seperti Tohka.

Cahaya dari Reiryoku yang berkilau di setiap bagian layar, membuat <Bandersnatch> menjadi logam bekas. Di saat <Bandersnatch> adalah ancaman bagi manusia, mereka hanyalah cangkang kosong didepan para Spirit.

Tentu saja, tempat melayangnya <Fraxinus> bukanlah di atas kota Tenguu, tapi masih berdekatan dengan lautan ingatan antara Shinji dan Mio. Bahkan bagi para Spirit, seharusnya mustahil langsung bergegas menuju ke tempat teman-teman mereka tepat waktu.



Untuk membuatnya mungkin——



“Mun. perjalanan jarak jauh mengkhawatirkan…… tapi entah bagaimana itu bekerja dengan baik.”



Kemampuan yang dimiliki <Michael>nya Mukuro.

Angel berbentuk kunci <Michael>, mampu menutup——ataupun membuka apapun.



Otoritasnya melebihi pintu yang tertutup rapat ataupun terkunci. Hal-hal tak berwujud seperti pikiran ataupun ingatan manusia——atau bahkan menghubungkan dua titik dengan cepat lewat sebuah “lubang”. Tidak ada yang tidak bisa dibuka oleh <Michael>.





Benar. Setelah tahu kalau teman-teman mereka sedang kesulitan, para Spirit bisa langsung bergerak ke lokasi teman mereka lewat “lubang” yang dibuka oleh Mukuro.



Meski begitu, Shidou tidak yakin jika ini adalah metode terbaik.



Memang, itu harus dilakukan karena tidak ada cara lain untuk menyelamatkan Ai, Mai, Mii, Tonomachi dan yang lainnya, tapi cara ini juga membawa resiko yang fatal.



Alasannya sederhana. Memburu dan membunuh <Bandersnatch> di hadapan publik sama artinya dengan——



“T-Tohka-chan…… apa itu kau?”



“Origami!? Kau, penampilan itu——”



“Miku-san, kenapa kau di sini? Bukankah itu…… sebuah kostum panggung?”



“Kiyaaaaaaaaaaa! Miku-samaaaaaaaa!”



“Ha…… ha!? Yoshino-san dan Natsumi-san?”

“Teman baikku Kaguya! Tidak mungkin, apa akhirnya kau membangkitkan aura kegelapan?”



“Yuzuru-san, ada apa dengan pakaian erotis itu?”



Dari setiap layar, ada suara keras kehebohan yang memunculkan kebingungan dan keheranan yang datang dari setiap temen-teman para Spirit.



Para spirit menunjukkan identitas manusia sebagai harga karena menyelamatkan teman-teman mereka.



“……Ah, benar-benar. Bahkan bagi <Ratatoskr>, aku tidak tahu apa kita bisa menutupi hal ini sepenuhnya. Ini benar-benar akan membuat sakit perut di masa depan.



Sambil menonton orang-orang yang resah di monitor, Kotori memegang dahinya.



Namun, Kotori berkata “tapi” saat dia menajamkan penglihatannya.



“——Kami sudah mengatasinya, Isaac Westcott.”



“Fumu.”



Westcott melanjutkan perkataannya setelah mengeluarkan erangan kecil.

“Teknik itu benar-benar cerdas. Benar-benar patut diapresiasi. Tapi bukankah aku baru saja mengatakannya? Aku tidak peduli bagaimana mereka gugur. ——Selalu menyiapkan kartu truf adalah yang terbaik.”



“……Apa maksudmu?”



Mendengar apa yang dikatakan Westcott, Kotori mengeluarkan tatapan curiga.

——Sesaat kemudian. Seakan mengikuti suara itunya, sebuah ledakan hebat yang kemudian mengayunkan lambung <Fraxinus> dengan keras.



“……!? Kotori!”



“Ku……! Sebuah serangan dari kapal DEM!? Maria, apa situasinya!?”



“Ya. Ini adalah——”



Saat Kotori menyakan keadaan saat ini dengan gaya jengkel, Maria mengeluarkan suara kebingungan.



“Kapal perang DEM telah menyerang <Fraxinus>, itu diposisikan untuk mengasimilasikan Voluntary Territory secara acak.”



“Voluntary Territory…… pengasimilasian!? Apa itu mungkin!?”

“Secara teori itu mungkin. Jika ada cukup kekuatan analisis untuk benar-benar memahami komposisi wilayah lawan dan Voluntary Territory itu sendiri dikembangkan melalui output super tinggi.”



“……”



Kotori menahan nafasnya setelah mendengarkan apa yang Maria katakan.

Lalu, seakan menyamai timing itu, kamera otomatis mengirimkan gambar ke layar utama. Sebuah kapal perang yang indah dengan lambung ramping telah menancap tepat di samping <Fraxinus>.



“<Goetia>……!”



Kotori menyebut nama itu dengan kesal.



Nama itu bukanlah nama yang asing. <Goetia>, kapal pribadi dari Ellen Mathers yang menghancurkan <Fraxinus> sebelum diupgrade.



Setelah dibangkitkan sebagai <Fraxinus EX Celsior>, mereka telah mengembalikan penghinaan itu dengan meminjam kekuatan para Spirit——tapi sekarang sebagian besar Spirit telah tersebar di penjuru kota Tenguu.



“Ku, Maria, goyangkan——”

Tepat saat Kotori ingin memberikan perintah pada Maria, lubang <Goetia> terbuka, saat “sesuatu” terbang dengan kecepatan yang luar biasa ke arah <Fraxinus>.



Sesaat kemudian, atap anjungan rusak karena ledakan hebat. Pedang laser beroutput tinggi mengeluarkan sihir menyilaukan dalam bentuk pedang, saat matahari terbenam mengintip kedalam anjungan. Jika kapal udara tidak tertutupi oleh Voluntary Territory, para kru, termasuk Shidou, akan tersedot keluar karena perbedaan tekanan udara.



“Apa——”



“Kau pasti bercanda……!?”



Kekacauan sesaat jatuh menuju anjungan.



Tapi momen itu sudah cukup bagi seorang Wizard.



“Bagian dalam sebuah kapal itu aman hanyalah ilusi. ——Setidaknya di depanku.”



——Ellen Mathers.



Tepat setelah mereka menyadari identitas penyusup yang menghancurkan bagian luar kapal dan memasuki anjungan, pedangnya dengan cepat mendekati Shidou. Mungkin dalam kurang dari sedetik——



Namun——



“——Selalu menyiapkan kartu truf adalah yang terbaik. Meskipun aku benci mengucapkan kata-kata yang sama seperti direktur inggris itu.”



Sebuah suara terdengar datang dari sumber yang tidak diketahui. Kemudian, saat pedang sihir diayunkan kearahnya, tubuh Shidou diangkat keatas lantai.



“Ha——”



Setelah itu, Shidou langsung mengerti.



Identitas orang yang menyelamatkannya.



“——Mana!”



“Ya. ——Kartu truf telah tiba.”



Benar. Itu adalah Shidou——tidak, adik Takamiya Shinji, Takamiya Mana. Dia memakai CR-unit <Vinargandr> dengan memberikan impresi seekor serigala. Sepertinya, dia ditempatkan di kapal jika terjadi keadaan darurat.

“Ha——!”



Dengan teriakan keras, Mana memadatkan Voluntary territorynya saat pendorong dibelakang CR-unitnya mendorongnya menuju Ellen. Kapal ditutupi oleh cahaya terang saat Mana dan Ellen terbang keluar kapal melewati celah di atap.



“Mana……!”



Bahkan bagi Mana, mustahil untuk mengalahkan Ellen sendiri. Sambil mengepalkan tinjunya, Shidou menyalurkan Reiryoku ke seluruh tubuhnya, mengerahkan seluruh kekuatannya untuk meringkukkan kakinya dari pemberhentian itu.



“Shidou! Cukup, berhenti——”



Meski Shidou bisa merasakan Kotori yang menyuruhnya untuk berhenti, dia belum sempat selesai mendengarkan saad dia menghentakkan lantai anjungan dengan seluruh kekuatannya.



Kemudian, begitulah, dia membiarkan kekuatan Angel angin <Raphael> menutupi tubuhnya saat dia keluar dari kapal perang lewat celah yang terbuka di atap.



Di atas 15.000 meter, itu adalah ketinggian yang membuat pusing. Namun, terima kasih kepada Voluntary Territory yang menutupi lambung, tidak perlu khawatir dengan suhu nyang ada disekitar, tipisnya udara, dan faktor alam seperti angin. Dia menginjakkan kakinya dia eksterior <Fraxinus> yang berwarna putih dan ungu mengkilap lalu dia mulai mencari Mana dan Ellen.



“——!”



Karena ini adalah ruang kosong tanpa ada halayang bagi penglihatannya, dia langsung menemukan mereka.



“Yahahaha!”



“Ahaha, kakak dan adik ada di sini.”



“Apa bisa dicampur?”



Beberapa gadis melayang di luar <Fraxinus> tersenyum sambil bersuara dengan suara yang tidak memiliki tingkatan ketegangan sedikitpun.



“<Nibelcol>!”



Setelah mengetahui mereka, Shidou hanya bisa memanggil nama mereka.



Ya——<Nibelcol>. Spirit palsu yang dibuat menggunakan kombinasi Demon King <Beelzebub> dan teknologi DEM.



Saat gelombang tawa pecah, ada dua orang lagi yang maju.



Salah satu dari mereka adalah Artemisia Ashcroft, seorang Wizard dari DEM seperti Ellen.



Orang yang satunya adalah——pimpinan DEM dan memegang buku hitam legam, Isaac Westcott.



“Westcott……!”



Shidou berteriak saat ekpresinya mulai takut.



Karena, mereka bertiga memiliki kekuatan tempur paling tinggi di DEM. Sejujurnya, Shidou tidak menyangka mereka bertiga akan meninggalkan markas lalu muncul di tempat seperti ini.



Di langit yang jauh, Mio terus mengobrak-abrik armada DEM. Setelah melihat pemandangan itu dari sudut pandangnya, Shidou mengerti. Mungkin, mereka sudah memprediksi kemunculan Mio dan menggunakan armada besar itu sebagai umpan.



Benar. ——Tepatnya untuk mengambil Reiryoku yang tertidur dalam tubuh Shidou sebelum mengambil kekuatan Mio untuk diri mereka sendiri.



“Yah, Itsuka Shidou. Tidak, apa lebih baik memanggilmu Takamiya Shinji? Dan Mana juga. ——Fu, bukankah ini kombinasi yang sangat aneh? Rasanya seperti kita kembali ke 30 tahun yang lalu.”



Westcott bicara dengan nada sambutan. Tapi di balik matanya, Shidou bisa melihat cahaya es metalik.



“……Ah, benar sekali. Kau dan Ellen tidak berubah sama sekali. Setelah 30 tahun, kukira kau akan menua sedikit.”



Bahkan setelah Shidou bicara dengan nada menghina, Westcott tetap mempertahankan senyum tipis di wajahnya. Hampir seperti dia sedang menggunakan topeng. Sementara itu, Ellen membuat ekspresi sedikit marah yang membuatnya lebih mirip seperti manusia jika dibandingkan.



“Baiklah, meskipun ini adalah tempat yang indah untuk membiarkan cerita-cerita lama bermekaran——sayangnya tidak ada waktu lagi di sini. Meski itu agak buruk sebagai salam setelah melihat kalian yang bersaudara berkumpul bersama, aku harus menyelesaikan ini sebelum para Spirit kembali.”



Mengikuti perintah itu, Ellen, Artemisia, dan <Nibelcol> menyebar lalu mengelilingi Shidou dan Mana.

“Ku——”



“Tch——”



Benar-benar kalah jumlah. Shidou dna Mana mengambil sikap bertarung sambil memunggungi.



Tidak diragukan lagi Mana adalah salah satu Wizard terkuat di dunia dan Shidou memiliki beberapa kristal Sephira.



Tapi, meski telah diperhitungkan, situasinya masihlah mengerikan.



Ellen Mathers, dikenal sebagai Wizard terkuat umat manusia, dan Artemisia Ashcroft yang kekuatannya nomor dua setelah dia. Juga Demon King <Beelzebub> yang berada dibawah kendali Westcott dan budak-budaknya, Spirit palsu <Nibelcol>.



Dengan musuh semacam ini, tenaga mereka benar-benar tidak cukup. Untuk terus seperti ini——



Namun.



“——Ara, jika kau bilang soal “bersama saudara” bukankah kau melupakan satu orang?”

Di saat itu, tepat setelah mendengar suara yang datang dari bawah, orang bertubuh kecil terbang dari celah yang ada di luar perisai kapal.



“……Kotori!?”



Setelah mengkonfirmasi penampilannya dari sudut penglihatannya, Shidou hanya bisa mengeraskan suaranya.



Benar. Itu adalah kapten <Fraxinus> dan adik Shidou, Itsuka Kotori.



Terlebih lagi, pakaiannya berbeda dari biasanya. Kombinasi antara seragam militer dan kimono, Astral Dress merah yang ditenun dalam api. Dan di tangannya, ada kapak perang besar berukuran sekitar dua kali tinggi badannya.



“Kau, penampilan itu……!”



“Apa yang membuatmu terkejut? Mukuro sedang mengurus “lubangnya” jadi semuanya dapat kembali dan Nia tidak memiliki kekuatan tempur. Jadi, bukankah hanya aku yang tersisa?”



“Meski begitu……!”



Saat Shidou ingin melanjutkan, Kotori melepaskan tatapan tajam sebelum berbisik.

“Tidak apa-apa. Ini untuk sementara, aku masih bisa menggunakan kekuatan penuhku tanpa terkena impuls destruktif. ——Selain itu, akan jadi lelucon yang menyedihkan jika tidak melakukan apapun disaat yang darurat ini.”



“Kotori……”



“Kotori-san——”



Mendengar apa yang dikatakan Kotori, Shidou dan Mana seketika bertatapan satu sama lain lalu mengangguk.



Di tangan mereka, mereka telah memanifestasikan Angel pedang <Sandalphon> dan menyiapkan pedang laser <Wolftail>.



“——Ayo, Isaac Westcott. Kau mungkin ingin mengambil kesempatan di sini, tetapi biarkan aku memberitahumu kalau ini adalah pilihan terburuk.”



“Tepat sekali. Aku akan memperlihatkan padamu kekuatan saudara. ——Ya kan, Kotori-san?”



“……! Un!”



Sambil mendengar apa yang dikatakan Shidou dan Mana, alis Kotori mengejang saat dia mengeratkan cengkramannya ke Angelnya <Camael>.

Shidou, Mana, dan Kotori.

Saat ini, ketiga bersaudara itu saling bahu membahu di medan perang untuk pertama kalinya.



Sambil melihat ini, Westcott tersenyum seakan menemukan hal yang menarik.



“——Menarik. Jadi ayo lawanlah manusia.”



Di saat itu.



“——!”



Seakan terpicu oleh suara itu, Ellen, Artemisia, dan <Nibelcol> yang tak terhitung banyaknya menyerang secara bersamaan.



Mengambang di atas <Fraxinus> ada kapal perang saudari, <Ulmus>.

Saat ini di dalam anjungan, ada alarm yang mengindikasikan situasi darurat, ledakan terdengar dari speaker, dan para anggota kru meneriakkan laporan mereka dengan keras.



Tapi itu sudah bisa diduga. Di langit depan mereka, Spirit asal mula sedang menyerang armada DEM, sementara tim yang dipimpin oleh Westcott mengambil keuntungan itu untuk menyerang <Fraxinuss>.



Ditambah, sebagian besar para Spirit, yang merupakan kekuatan utama <Fraxinus>, saat ini sedang menyebar di penjuru tempat. Beberapa ledakan diaktifkan dekat pantai itu yang masih damai-damai saja 10 menit yang lalu.



“…………”



Ketua meja bundar <Ratatoskr>, Elliot Woodman, mengelus jenggotnya saat ekspresinya sedang ditandai oleh tatapan tegas.



Situasi ini sangat mengerikan. Di saat Shidou, Kotori, dan Mana sedang bertarung dengan baik di luar <Fraxinus>, mereka ditekan oleh kekuatan Ellen dan diliputi oleh perbedaan jumlah. Selain itu, <Deus> sepertinya bisa datang kapan saja.



“……<Deus>. ——Mio?”



Dengan pandangan buramnya, Woodman melihat cahaya yang dipancarkan oleh Spirit itu dari layar utama.



Meskipun pandangannya menolak——tidak, sebagai penyihir asli, bahkan Woodman tidak perlu melihat untuk merasakan Reiryoku sebesar itu.



——Tidak diragukan lagi. Itu adalah Spirit pada waktu itu.



Tiga puluh tahun yang lalu, demi membalas dendam kepada umat manusia, Woodman, Westcott, Ellen, dan Karen memanggil dirinya——eksistensi yang mengambil hatinya. Dia adalah penyebab tidak langsung bagi kelahiran <Ratatoskr> dan titik awal dari setiap peristiwa sesudahnya.



Dia terkejut ketika mendengar laporan dari <Fraxinus> bahwa Murasame Reine adalah penyamaran sementara Mio dan Itsuka Shidou adalah usahanya untuk merekonstruksi Takamiya Shinji. Tapi Woodman juga merasakan perasaan sadar yang aneh.



Jatuh cinta dengan seorang Spirit, membangun institusi untuk melindungi Spirit, menemukan seorang anak yang bisa menyegel Reiryoku——semuanya terasa seperti sebuah keajaiban. Tapi mungkin Mio sudah memperhitungkan keberadaan dan tingkah laku Woodman ketika menyusun rencananya.



“……Yare, yare, berpikir bahwa aku akan jatuh cinta dengan wanita licik itu.”



Woodman bergumam menghina dirinya sendiri sebelum berpikir kembali.



Menurut laporan Kotori, Spirit asal mula——Mio, demi mengubah Itsuka Shidou kembali menjadi Takamiya Shinji, harus membunuh semua Spirit untuk mendapatkan kristal Sephira kembali.



——Spirit yang dia cintai dan para Spirit yang mereka lindungi. Jika kedua kubu menjadi korban, kubu mana yang harus dia pilih——

“……Haha.”



Sambil memikirkan hal ini, Woodman tertawa lagi.



——Jawabannya jelas. Keduanya.



Elliot Woodman berpisah dengan mantan rekannya dan memilih jalan untuk melindungi para Spirit dengan mendirikan organisasi yang disebut <Ratatoskr>.



Sungguh pria baik yang tidak bisa membuat pilihan langsung diantara kedua alternatif itu.



Dan jika itu adalah Itsuka Shidou——dia yakin anak ramah itu akan menyetujui jawaban ini.



“——Jadi, untuk dirinya juga, pertama kita harus melindungi para Spirit.”



Woodman bicara pelan kepada wanita yang menunggu di sampingnya.



“Karen. ——Buat persiapan untuk <Wodan>.”



<Wodan>. Nama dari CR-unit yang bisa dibilang mengkristalisasikan teknologi <Ratatoskr>.

Zirah emas yang menyandang nama Raja Dewa. Bahkan bagi Woodman, seorang penyihir murni dan Wizard buatan, <Wodan> adalah unit ekstra kuat yang bisa membuatnya menggunakan Realizer Manifestation Device untuk mengembalikan tubuhnya kembali ke masa jayanya.



Namun, menggunakannya juga sama dengan membakar sisa umur Woodman.



“……Jadi kau akan pergi, Elliot.”



Seorang wanita yang memakai kacamata——Karen Mathers bicara dengan nada tenang juga kesepian. Woodman menghela napas ringan sambil mengatakan permintaan maaf.



“Ike, dan juga Ellen dan Artemisia. Aku adalah satu-satunya di <Ratatoskr> yang bisa mengatasi situasi perang ini. Jadi…… aku tidak punya pilihan lain selain pergi. Kau pikir seorang pria yang mengkhianati rekannya untuk melindungi para Spirit bisa dibunuh dalam misinya?”
saat Woodman bicara, Karen menghela nafas setelah keheningan sesaat.



“Ini benar-benar menyusahkan. Meski hatiku ingin menghentikanmu——tapi jika kau adalah tipe pria yang tetap berdiam diri di sini, sejak awal aku tidak akan pernah mengikutimu.”



“——Fu.”



Mendengar perkataan Karen, Woodman mengendurkan pipinya saat berkata,



“Bisakah kita berangkat?”



Di bawah pengawasan para kru, Karen melepaskan kunci ikatan di kursi roda Woodman.



Tapi——tepat pada saat itu.



“……!? T-Tolong tunggu sebentar, Sir. Woodman!? Respon ini…… adalah… …”



Salah satu anggota kru yang berada di anjungan bawah mengeraskan suara seraknya seakan menyadari sesuatu.



“Fu——”



“Kahahahahaha!”



“Matilaaaaaaaaaah!”



“Ku——”



Tiba-tba kapal perang <Fraxinus> berubah menjadi medan perang.

Pedang laser Ellen dan Artemisia memancarkan maryoku pekat saat lembaran halaman yang tak terhitung jumlahnya terlipat menjadi berbagai bentuk.



Sambil menekan mereka dengan <Sandalphon>, udara dingin dari <Zafkiel> disebarkan lewat badai <Raphael>. Sinar cahaya oleh <Metatron> disebarkan lewat “lubang” yang dibuka di angkasa oleh <Michael>, membantai <Nibelcol> satu persatu.



Baik Mana dan Kotori mulai menyisir musuh dengan menggunakan dua perlengkapan utama dari <Vinargandr>, <Wolftail> dan <Wolffang>, dan juga api dari <Camael>.



Menghadapi kekuatan perang terbesar DEM, Shidou dan saudari-saudarinya memimpin serangan sengit di medan perang yang hebat ini.



Dalam perang serangan dan pertahanan ini, satu kelalaian saja akan menyebabkan kematian. sambil memanggil beberapa Angel, Shidou memberondong diantara serangan, mendukung rekan-rekannya, dan sesekali membisikkan kata cinta kepada <Nibelcol>.



Namun——pertarungan ini hanya seimbang selama beberapa menit. Dengan jumlah undead <Nibelcol> yang banyak sekali, Shidou menjadi target dari Ellen karena satu-satunya yang bisa menyegel mereka, memaksanya untuk fokus bertahan. Di saat yang sama, Kotori dan Mana juga ditekan secara bertahap.



“Ku……!”



“Kyahaha, tetap seperti itu!”



“Tapi itu tidak berguna! Terus seperti ini……”



“Inilah akhirnya!”



Di saat Shidou menahan serangan Ellen, proyektil kertas berbentuk pesawat yang dilepaskan dari <Beelzebub · Jeliddo> menusuk Shidou dari segala sisi.



“Ku, ah……!”



Rasa sakit hebat mulai terasa saat darah mulai mengalir. Api <Camael> mulai menyembuhkan luka itu, namun disaat konsentrasinya terputus karena ditahan oleh <Nibelcol>, pedang laser Ellen langsung menyerang.



“Shidou!”



“Nii-sama!”



Kotori dan Mana berteriak khawatir. Tapi——mereka dihadang oleh banyak <Nibelcol> sampai-sampai mereka kesulitan bergerak.

Di saat itu, Westcott mengangkat tangannya secara berlebihan. Merespon hal itu, Ellen mengangkat pedang lasernya dengan gaya biasa.



“——Yah, sudah berakhir.”



“Ku...… di tempat semacam ini……!”



Shidou mengerang saat dia mencoba menyuntikkan kekuatan yang cukup untuk membebaskan tubuhnya dari penahanan itu. namun, kekuatan <Nibelcol> terlalu kuat, membuatnya tak bisa bergerak.



“Akhirnya…… akhirnya…… setelah mengetahui harapan Mio yang sebenarnya……!”



Kemudian——



Saat Shidou mencoba berteriak——



“——Jadi, saat ini biarkan aku membayar hutang padamu, Shidou-san.”



Suara yang familiar terdengar entah dari mana.



Sesaat kemudian, sebuah bayang hitam memanjang dari eksterior <Fraxinus> di mana Shidou dan yang lainnya berada, dan kemudian sosok yang tak terhitung jumlahnya keluar dari bayangan.

Astral Dress hitam dan merah. Rambut yang diikat tidak rapi dikedua sisinya. Dan juga——pupil berbentuk jam di mata kirinya.



Benar. Beberapa “Tokisaki Kurumi” muncul di tempat itu, bergulat melawan, <Nibelcol>, Ellen, dan Artemisia sambil menembakkan peluru bayangan yang pekat.



“Apa——?”



“Huh……?”



“Haaaah!?”



Situasinya benar-benar dilaur perkiraan. Ellen, Artemisia, dan <Nibelcol> semuanya jatuh dalam kepanikan.



Tidak perlu dikatakan, meski mereka berekspresi tertegun, mereka masih bisa menghindari serangan Kurumi dan memenggal semua yang ada di atas pundak klon Kurumi sebagai balasan. Tapi karena serangan mendadak itu, perhatian mereka teralihkan untuk sesaat.



Jadi——itu sebabnya mereka tidak sadar.



Di belakang <Nibelcol>, komandan mengeluarkan arahannya.



Tapi di balik itu, ada bayangan hitam yang menggantung.



“——Akhirnya kau menurunkan kewaspadaanmu, Isaac Westcott.”



Westcott sedikit mengerutkan alisnya, menengok ke belakang.



Tapi di saat itu——tangan Kurumi sudah menusuk dadanya.



“——”



“Ike……!”



Ellen berteriak, membuat sekitarnya bergetar.



Dengan darah yang mengalir dari dada Westcott, muncul sebuah objek kecil mirip kristal.



——Kristal Sephira. Benda yang Westcott curi dari Nia dan sumber dari kekuatan Spirit.



“Ufufu——Pastinya, aku akan mengambil ini.”



Kurumi bicara saat dia tersenyum, mengambil kristal Sephira yang melayang di udara lalu melompat ke belakang.



Di saat itu——



“Gah……!?”



“Ah, ah, ahhhh……!”



<Nibelcol> yang ada di dekat sana tiba-tiba terkapar kesakitan satu persatu, kembali menjadi lembaran kertas lalu meleleh menjadi udara.



<Nibelcol> berasal dari keajaiban yang lahir dari kekuatan <Beelzebub>. Karena kristal Sephira, sumber kekuatan mereka, telah dipisahkan dari inangnya, mereka tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi mereka.



Seakan mengikuti arahan ini, beberapa klon Kurumi yang ada di sekitar sana mengarahkan moncong senjata mereka ke arah Westcott.



“Kihi.”



“Kihihi.”



“Kihihihihihi.”



Dengan tawa bengis, para klon menarik pelatuk di saat yang bersamaan. Hujan peluru menyerbu Westcott.



“——Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!”



Ellen menjerit, menyerang klon Kurumi yang ada di sekitarnya saat dia bergegas menuju Westcott.



Mungkin kurang dari satu detik setelah teriakan itu, dia sampai pada Westcott dan menutupinya dengan Voluntary Territorynya.



Meski begitu, beberapa peluru sudah mendarat di Westcott lebih cepat daripada kedatangan Ellen. Darah menyembur dari bahu kiri, kaki kiri dan perutnya.



“Ku……! Ike! Tetap bersama kami!”



Ellen menngunakan Voluntary Territory untuk menbantu tubuh Westcott dan menghentikan pendarahan. Lalu, matanya berputar-putar untuk mengecek situasi di sekelilingnya.



“——Artemisia! Mundur!”



Memikirkan kejadian barusan, keputusan langsung dibuat. Ellen berteriak keras. Bahkan bagi Wizard terkuat di dunia, akan jadi panggilan buruk jika melanjutkan pertarungan sambil melindungin Westcott yang terluka setelah kehilangan <Beelzebub> dan <Nibelcol>.



“——Un, dimengerti!”



Artemisia mengangguk, menendang lantai setelah memotong klon Kurumi.

Ellen dan Artemisia, sambil membawa Westcott di Voluntary Territory mereka, kabur dari pertempuran dan menghilang di langit dengan kecepatan yang mengherankan.



Meskipun para klon Kurumi menembabkan beberapa peluru, tak ada satupun dari mereka yang memilih untuk mengejar mereka.



Sepertinya Kurumi juga mengerti. Tidak mungkin untuk mengejar Ellen——dan bahkan jika dia melakukannya itu hanya akan menimbulkan lebih banyak luka di pihaknya.



“Kurumi……?”



Setelah itu, Shidou memanggil nama gadis itu dengan pelan.



Tidak diragukan lagi. Di sana ada Spirit yang seharusnya sudah dibunuh oleh Mio, Tokisaki Kurumi.



Terlebih lagi, ini berbeda dari waktu itu dimana seorang klon Kurumi kabur ke masa depan. Tidak salah lagi “Kurumi asli” dengan kemampuan Angel dan klon tak terbatasnya.

“Ara, ara, apa kabar Shidou-san. Kotori-san dan Mana-san. Ada apa? Kenapa kalian melihatku dengan aneh?”



Kurumi bicara dengan sedikit tertawa. Ditirukan oleh para klonnya, sekitar sana diselimuti oleh tawa seperti kabut.



“Ada apa…… kau seharusnya mati beberapa saat yang lalu……”



“Ara, ara. Bukankah Shidou-san yang memberitahuku tentang Mio-san. Bagaimanapun juga, inilah aku. Apa kau pikir aku akan berhadapan dengan Mio-san tanpa suatu tindakan pencegahan?”



Kurumi bercanda, saat dia bertingkah mengarahkan pistolnya ke dahinya sendiri.



“——Disaat Mio-san mencoba mengambil kristal Sephiraku dan kabur ke luar dunia, aku mengirimkan ingatan dan kristal Sephira ke klon dengan peluru kedelapan <Het>.——Tidak perlu dikatakan, diperlukan persiapan sebelumnya.”



“Apa——”



Mendengar apa yang dikatakan Kurumi, mata Shidou berbinar-binar. Memang, saat Shidou memberikan informasi, dia penasaran apa ada kemungkinan Kurumi untuk bertahan hidup——tapi dia tidak mengira ini mungkin.

“Apa yang kau katakan…… sekarang kau bilang bahwa kepribadian dari Kurumi asli ada di tubuh klon……?”



Mendengar Shidou, Kurumi langsung memperlihatkan senyuman yang penuh arti.



“Yah, aku akan memberitahumu rinciannya nanti kalau kita punya kesempatan——selain itu, saat ini.”



Kurumi menyipitkan matanya saat dia melihat kristal Sephira yang dia ambil dari Westcott. Lalu, dia mengarahkan pistolnya ke kristal itu.



“<Zafkiel>——peluru keempat <Dalet>.”



Sambil mengatakannya, dia menembakkan peluru keempat <Dalet>.

Lalu, kristal Sephira berwarna kegelapan mulai memberikan cahaya redup sekali lagi.



Benar. ——Begitulah, kristal Sephira yang terinverse telah dikembalikan ke bentuk asalnya.



“Akhirnya, aku mendapatkannya.”



Kurumi tersenyum saat dia menekankan kristal Sephira itu ke dadanya sendiri.

Kristal Sephira melepaskan cahaya terang——seakan tertarik ke dalam dada Kurumi.



“Ah——ha……”



Kurumi tersenyum puas, gemetar dalam suka cita.



“Ah, ah, meluap-luap, meluap-luap. Ini adalah——kristal Sephira kedua. Ufufu, rasanya seperti aku bisa melakukan apapun sekarang.”



“Kurumi……!? Kau, apa yang kau lakukan——”



Saat Shidou berteriak kebingungan, suara lain terdengar seakan mengikuti dirinya.



“Shidou!”



“Shidou-san……!”



Sesaat kemudian, beberapa gadis memakai Limited Astral Dress muncul dari celah yang terbuka dieksterior <Fraxinus>. Sepertinya, mereka sudah menghancurkan <Bandersnatch> dari sisi lain “lubang” dan kembali ke sini.



“Maaf, Shidou! Aku terlambat——”

Tohka berbalik dengan <Sandalphon> di tangannya——matanya melebar terkejut setelah melihat Kurumi.



Sepertinya Spirit yang lain sudah menerima penjelasan sedikit dari Nia dan Maria, tanpa diduga melihat Kurumi disana. Mereka memperlihatkan reaksi yang mirip dengan Tohka.



“Kurumi……?”



“A-Ada apa? Berita yang kudengar itu orang-orang dari DEM telah menyerang Darling……”



Saat Miku melihat ke sekitar dengan gelisah, sekali lagi Kurumi tertawa geli.



“Ufufu, aku minta maaf. Aku sudah mengambil peran menolong Shidou-san. Jadi”



Kurumi bicara sambil mengangkat bahunya merendahkan diri.



“——Sepertinya, orang yang lebih merepotkan akan datang kemari.”



“Huh……?”



Mendengarkan Kurumi, Shidou sedikit mengerutkan alisnya.

Tapi——setelah beberapa saat, Shidou mengerti apa yang dimaksud Kurumi. Tidak, dia dipaksa mengerti saat tengah berpikir.



Dalam sekejap mata, seluruh dunia berubah.



“Apa——”



Dari lautan awan yang tercelup matahari terbenam, pemandangan sekitar seketika dilukis ulang menjadi ruang monokrom yang terdiri dari garis lurus yang tajam.



Ini hampir seperti dilempar kedalam mimpi——tidak, malahan seperti terbangun dari mimpi indah dan dilempar kembali menuju realita yang dingin.



“……! Shidou-san!”



“Ini……”



Semua Spirit mengeluarkan suara gemetar yang penuh rasa takut.



Shidou merasakan ketakutan yang sama mengambil alih jantungnya. Tiba-tiba, dia kehilangan kontrol napasnya untuk sesaat.



Namun, masih ada perbedaan yang jelas antara Shidou dan para Spirit. Shidou sudah pernah mengalami fenomena ini sebelumnya.

“Mio……!”



Shidou memeras nama itu dari tenggorokannya.



Benar. Tidak diragukan lagi, ini adalah kemampuan dari Angel kedua Mio.



“——Un. Maaf, Shin.”



Suara itu terdengar di udara seolah merespon panggilan Shidou. Membuka matanya dan melihat ke sana, Mio muncul di langit kosong yang tadi tidak ada apa-apanya.



Tidak, bukan itu saja. Di atas kepalanya ada kuncup bunga yang melilit seorang di tengahnya dan dibelakangnya ada pohon besar dengan seorang gadis yang menempel di batang pohonnya, mengambang di udara ketika cabang-cabang dan akar-akarnya mulai meluas keluar.



Angel kematian pencabut nyawa, <Ain Soph Aur>.



Dan Angel hukum yang bisa menulis ulang alasan itu sendiri, <Ain Soph>.

Keduanya adalah sayap terkuat Mio: rasul kehancuran dengan kekuatan yang jauh melebihi norma.



“Aku tidak menyangka akan tertangkap tipuan semacam itu. tetapi baguslah semua berhasil. Terima kasih telah melindungi Shin untukku, Kurumi.”

“……Ara, ara.”



Dari kata-kata terima kasih Mio yang tidak terasa maknanya——tidak, mungkin itu karna tidak bisa dirasakan——Kurumi mengubah wajahnya dengan tidak senang.



“Shidou!”



Sejalan dengan suara Tohka, para Spirit berbaris melindungi Shidou. Semuanya tidak berani mengalihkan pandangan dari Mio sambil mengangkat Angel mereka.



“Tujuan Mio adalah Shidou. Kaburlah saat kami mengulur waktu.”



“Mendengar apa yang kau katakan, seharusnya Mana tidak akan dibunuh. Serahkan serangannya padaku.”



Origami dan Mana, keduanya berdiri di depan Shidou, bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari Mio.



“………”



Namun, Shidou mengencangkan tinjunya, menempatkan tangan di bahu mereka saat dia berjalan maju.



“Shidou!?”



“Berhenti. Apa yang kau lakukan, itu terlalu sederhana.”



Para Spirit mulai bergerak menghentikannya. Namun, Shidou terus maju dengan pasti.



Dari pengalaman pribadinya, mustahil kabur saat dipenjarakan dalam ruang ini——tapi lebih dari apapun, demi menyelamatkan Mio dia tidak boleh kabur.

Ya. Shidou sudah menyadarinya.



Dia menemukan sumber sakit kepala yang terjadi setelah berciuman dengan Reine.



Dia tahu ingatan apa yang digunakan secara sporadis pada waktu itu.

——Dan juga kebenaran yang ditunjukkannya.



“……Mio.”



“——Shin.”



Saat Shidou memanggil namanya, Mio terlihat senang membalasnya.

Sikap dan ekspresi Mio membuat Shidou merasa jantungnya mengkerut dengan erat.



Namun, Shidou mendorong rasa sakit itu dan bergerak maju.



“……Akhirnya, aku mengerti. Ingatan itu——Mio, itu milikmu kan?”



Shidou menyentuh dahinya sambil melirik mata Mio.



Memang, strategi untuk Reine berakhir gagal. Meskipun jalurnya telah dibuat, penyegelan Reiryoku tidak bisa dilakukan. Dan lewat jalur itu, ingatan Shidou dari masa depan telah terbongkar. Itu memang skenario terburuk yang bisa dikonsepkan.



Namun, itu juga menunjukkan insiden lain.



Saat ingatan Shidou dibagikan ke Reine lewat jalur itu, ingatan Reine——ingatan Mio juga ditunjukkan pada Shidou.



Keputusasaan kehilangan Shinji, penderitaan, semua emosi negatif mengalir dalam satu hembusan nafas menuju Shidou, yang menderita sakit kepala hebat.

Namun, dalam keputusasaan Mio ada secercah harapan.



Dan itu tepatnya——eksistensi Shidou.

Namun——



“……Aku tidak bisa menyegel Reiryokumu. Memang, itu karena aku yang tidak cukup kuat. Kau adalah Spirit asal mula. Di sisi lain, aku belum selesai mengumpulkan semua kristal Sephira.”



Namun Shidou melanjutkan.



“Bukan itu saja. Kegagalan sebelumnya…… bukan karena itu saja. Alasannya sangat sederhana. Aku sudah mendengarnya berkali-kali dari Kotori sebelumnya. ——Untuk menyegel Reiryoku Spirit, aku harus membukakan hati Spirit padaku dan kemudian mencium mereka. Tapi Mio masih belum membukakan hatinya padaku……!”



“……Shin?”



Mio mengeluarkan suara bingung saat mendengar perkataan Shidou. Dari belakang, suara Kotori yang penasaran juga terdengar.



“Apa yang terjadi? Memang, di saat itu, nilai hubungan mereka sudah mencapai tingkat yang bisa disegel——”



“Tidak. Itu berbeda. Yang Mio cintai——bukanlah Shidou tapi Shinji.”



Shidou menahan air mata yang tumpah saat dia mengeluarkan kata-kata itu dari tenggorokannya yang tersumbat.



“Dan Shinji sudah…… tidak ada.”



“——”



Mio terdiam saat dia membuka matanya.



Hawa dingin mencapai tulang belakang Shidou. Entah ini karena perasaan dari kata-kata yang dia keluarkan sendiri atau karena <Ain Soph> yang merespon hati Mio, namun suhu disekitarnya telah turun secara drastis.



Dari bibirnya yang sedikit gemetar, Mio mencurahkan kata-katanya.



“Apa——yang kau katakan, Shin? Aku membuat ulang Shin dan memberikan kekuatan Spirit padamu agar kau tidak pernah mati lagi——”



“……Ah, kekuatanmu benar-benar luar biasa. Tapi anggaplah aku sudah mengumpulkan semua kristal Sephira dan ingatanku sebagai “Itsuka Shidou” telah dihapus——”



Shidou berhenti bicara untuk sesaat.



Karena mungkin kata-kata ini akan menghancurkan hati Mio. Ingatan Shinji yang mencintai Mio dan juga perasaan Shidou sendiri yang memperhatikan Reine, menolak untuk membiarkannya bicara.

Tapi——dia harus mengatakan ini. Shidou bicara sambil mengencangkan tinjunya dengan erat sampai-sampai tangannya hampir berdarah.



“——Apa itu benar-benar Shinji?”



“——”



Kemudian.



Kata-kata penghancur dan kemungkinan kedatangan dirinya saat melihat ingatan Mio.



Jauh di dalam pikiran Mio, dia sudah mencoba menutupinya. Meski mungkin dia sudah mempertimbangkannya, dia hanya bisa mencoba mengabaikannya.

Shidou sengaja menggalinya kembali ke permukaan.



“Seseorang yang memiliki ingatan dan wujud Shinji. Tapi itu bukan benar-benar Shinji. Jiwa Shinji sudah tidak ada di sini. ……Kau pasti sudah mengetahuinya. Tapi meski sudah mengetahuinya, kau masih mempercayainya! Tapi——bisakah Shinji yang seperti itu mengisi hatimu, Mio?”



“…………”



Mendengar apa yang dikatakan Shidou, Mio terdiam sejenak——tapi akhirnya dia membuku mulutnya dengan sedih.



“……Kenapa kau mengatakan hal semacam itu, Shin?”



Lalu, seakan menyesuaikan kondisi Mio, ruang di sekitar Shidou dan yang lainnya mulai terguncang.



“Aku hanya memiliki Shin. Aku hidup selama ini hanya untuk bertemu Shin sekali lagi.”



“——Jangan khawatir!”



Tanpa sadar, Shidou mulai berteriak.



Terkejut karena ini, para Spirit di sekitarnya mulai gemetar.



“Hanya Shin……? Jangan bodoh! Aku! Para Spirit! Bukankah kau masih memilikinya! Apa waktu yang kita habiskan bersama jauh lebih rendah dari Shin……!?”



“…………”



Menghadapi pernyataan Shidou, Mio, bagaimanapun juga, tidak menunjukkan respon yang signifikan. ——Seakan berkata bahwa dia sudah tahu jawaban yang sama sejak lama.



Malahan, sambil mengucurkan air mata, Mio bergumam, “Begitukah?”



“Karena kau bukan Shin kau bisa mengatakan hal ini. Aku harus mengembalikanmu menjadi Shin secepatnya. ——Terima kasih untuk segalanya selama ini, Shidou. Tapi, selamat tinggal.”



——Di saat itu.



Udara mulai bergetar, riak terbentuk ketika pohon besar yang mengambang di belakang Mio menjulurkan “cabang” dan akar”nya ke langit dan bumi.



Tentakel yang menggeliat itu terbang ke arah Shidou dengan kecepatan yang lebih cepat daripada yang bisa diikuti mata.



“Apa——”



“Ku……!”



“Bahaya……!”



Tohka dan Kaguya menggunakan <Sandalphon> dan <Raphael> untuk menebas dan menerbangkan akar yang mendekati Shidou.



“Maaf, dan terima kasih atas penyelamatannya.”



“Jangan khawatirkan itu! Tapi apa yang akan kita lakukan sekarang!?”



Tohka berteriak sambil mengangkat <Sandalphon>. Sambil melihat ke arah Mio, Shidou membuat anggukan kecil.



Bagaimanapun juga, mustahil untuk kabur. Dan——sebagai orang yang menyadarinya, masih ada sesuatu yang harus dilakukan.



“Sekali lagi…… aku akan mencium Mio.”



“Apa……?”



“Ha……!? Bukankau kau sendiri yang bilang jika nilai hubungannya tidak cukup!”



Saat Shidou mengatakannya, Kotori berteriak dengan nada yang ditandai dengan ketidakpahaman.



Itu memang benar. Tapi——tidak, itulah sebabnya Shidou harus pergi.

“Jadi——kali ini bukan sebagai Shinji. Tapi biarkan dia memilihku sebagai Itsuka Shidou. Jika tidak, Mio akan——”



Perkataan Shidou terpotong di tengah jalan. “Akar” dari bawah dan “cabang” dari langit memanjang untuk menangkap tubuh Shidou.



“Shidou!”



“Ku——”



Tidak, bukan itu saja. Selendang cahaya dari Astral Dress Mio memanjang ke arah para Spirit.



Ingatan dari dunia masa depan membanjirinya kembali. Ini berbeda dari “cabang” dan “akar” yang digunakan untuk menangkap Shidou. Itu adalah serangan tunggal untuk menusuk Spirit agar bisa mendapatkan sisa kristal Sephira mereka.



“Hindari itu, semuanya! Kalian tidak boleh menerima serangan ini!”



“——!”



Merespon suara Shidou, para Spirit menendang eksterior kapal untuk menghindari serangan. Tapi hasil dari celah sesaat itu, “akar” yang tak terhitung jumlahnya mengerumuni Shidou.

“Ku——”



“Nushi-sama!”



“Darling!”



Teriakan dari para Spirit menggetarkan gendang telinganya.



Namun, seperti “akar” yang akan mencapainya, sebuah kekuatan menarik tubuhnya saat dia dikuasai oleh perasaan mengapung yang aneh.



Seketika itu, dia langsung mengerti situasinya. ——Ditangannya, dia dibantu oleh Kurumi, yang muncul di atas kepalanya.



“Kurumi!”



“Ufufu, itu tempat yang berbahaya.”



Kurumi mengangkat Shidou dengan gendongan putri sambil menghindari “akar” dan “cabang”.



“……Posisi ini agak memalukan.”



“Sekarang bukan waktunya mengatakan itu. Ngomong-ngomong——”

Dengan klon Kurumi yang tak terhitung jumlahnya melindungi mereka, Kurumi mengalihkan perhatiannya pada Shidou.



“——Aku mendengar sesuatu yang sangat menarik. Mencium Mio-san sekali lagi.”



“……Ah, aku ingin melakukan itu.”



Saat Shidou membalas, sepertinya Kurumi terkejut tapi juga menyipitkan matanya karena penasaran.



“Namun, Shidou-san sudah pernah gagal. Apa ada kemungkinan menang?”



“……Itu——”



Setelah ragu beberapa saat, Shidou memberitahukan padanya rahasia yang dia temukan saat melihat ingatan Mio.

——Itu adalah kemungkinan lain.



“…………”



Mendengarkah hal itu untuk pertama kalinya, Kurumi membulatkan matanya.



“……Ara, ara.”



Dia menyipitkan matanya seakan jengkel dan sedih.



“……Jadi itu adalah harapan Mio-san yang sebenarnya? Aku ingin tertawa, untuk berpikir bahwa keegoisannya sudah sejauh itu. Apa kita diubah menjadi Spirit untuk tujuan itu?”



Kurumi mendengus dari hidungnya karena jijik, tapi setelah menghela napas sebentar, dia berbalik untuk menghadap Shidou lagi.



“——Shidou-san.”



“Apa——……!?”



Perkataan Shidou dipotong di tengah jalan.



Tidak, lebih tepatnya, mereka dipaksa berhenti.



——Oleh bibir lembut Kurumi.



Ya. Saat masih memeluknya, Kurumi⸺⸺mencium Shidou.



“…………?”



Karena terlalu tiba-tiba, kepalanya merasa bingung. Tapi saat perasaan hangat yang mengalir dari bibir memasuki tubuhnya, Shidou segera memahami situasinya.



——Kurumi. Spirit terburuk mempercayakan Reiryokunya pada Shidou.



“——Tolong jangan salah paham, Shidou-san.”



Seakan membaca pikirannya, Kurumi mengangkat wajahnya dan menengok ke samping.



“Bukankah tidak ada kesempatan untuk kabur setelah terperangkap di ruangan ini? Dan karena Mio-san punya informasi tentang masa depan, ada kemungkinan besar jika kembali ke masa lalu menggunakan <Zafkiel> bisa dihentikan. ——Maka, bukankah lebih pintar jika bertaruh pada kemungkinan dengan tingkat bertahan hidup yang lebih tinggi?”



Astral Dress Kurumi meleleh dan menghilang ke udara.



Tapi Kurumi melanjutkan omongannya tanpa merasa malu.



“Aku sudah melakukan apa yang kubisa. Tolong selesaikan dengan benar.”



Kurumi berbalik menghadap Shidou, melihat tepat ke matanya. Kepingan jam yang ada di mata kirinya telah kembali ke pupil biasanya.

“——Ah. Terima kasih, Kurumi.”



Shidou mengangguk, mencium Kurumi sekali lagi sebelum melompat ke udara.



“——Ara, ara.”



Sambil melihat punggung Shidou, Kurumi menyentuh bibirnya dengan jarinya.



“Kau benar-benar manjadi sangat mahir, Shidou-san.”



Kurumi tertawa sebelum menghela napas lembut.



“……Bagaimanapun juga, itu diambil dengan sempurna. Tapi Reiryoku yang tersisa seharusnya masih cukup untuk membuat sebuah gaun.”



Kata-kata yang diucapkan tadi terus mengiang di pikirannya. ——Kondisi untuk menyegel Reiryoku seorang Spirit. Buka hati Spirit itu dan kemudian cium.



Lalu, karena Reiryoku milik Kurumi bisa disegel dengan sempurna——



“——Benar-benar, aku juga orang yang bermasalah.”



Kurumi mengendurkan wajahnya, mengasumsikan Limited Astral Dressnya seperti para Spirit lain saat dia masuk kembali ke dalam pertempuran.



——Tubuhnya meluap-luap dengan kekuatan.



Kristal Sephira milik Kurumi dan kristal Sephira milik Nia. Bersama dengan kristal Sephira dari semua orang yang telah tersegel sampai saat ini, sepuluh kekuatan telah terserap kedalam tubuh Shidou; terasa perasaan yang mendekati maha kuasa.



Tubuhnya terasa ringan. Tidak ada rasa sakit. Kelelahannya menghilang saat kekuatan memperkaya seluruh tubuhnya hingga ujung jarinya.



Reiryoku supranatural yang sangat berbeda dari sebelumnya.



Dengan cara ini——itu akan bekerja.



“<Raphael>!”



Shidou mengencangkan tinjunya, seluruh tubuhnya ditutupi oleh angin saat dia menyelam ke langit.



Pergerakan “akar” dan “cabang” yang sulit dia hindari sebelumnya kini menjadi sangat lambat seakan waktu telah terhenti. Dia bisa menghindari serangan yang mendekat dengan mudah saat dia bergerak mendekati Mio.

Tidak——itu mungkin bukan karen Shidou yang mendapatkan seluruh kristal Sephira.



Saat menghindari “akar” dan “cabang” yang tumbuh seperti duri, Shidou menangkap pemandangan aneh di sudut penghilatannya.



Patung gadis yang berada di batang <Ain Soph> dan di tengah <Ain Soph Aur>.



Ada perbedaan kecil yang tidak dia sadari tanpa indra super barunya.



Terlihat seakan kedua patung gadis itu melirik ke arah matanya, tersenyum sedih.



Seakan——memintanya untuk merawat Mio.



“——Serahkan padaku.”



Saat Shidou berbisik pada dirinaya sendiri, dia menghentakkan langit, mencapai lokasi Mio dalam sekajap mata.



“——! Shin!”



Mio melebarkan matanya karena terkejut.



Tanpa berkata apapun, Shidou memeluknya——



“Un——”



“————”



Menempelkan bibirnya ke bibir Mio.

Share Tweet Share

3 comments

  1. avatar Andhika says:

    Terimakasih min dan tolong di perbaiki webnya soalnya chapter sebelum-sebelumnya seperti chapter 2 volume 19 error

    • avatar Loliconplex says:

      Wah incest nih, tidak bisa mencintai nya sebagi pria karena jauh di lubuk hati mio sudah menganggap shidou sebagai anak 😅

        Please wait....
        Disqus comment box is being loaded