Bab 2 - Kencan Kedua

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

19 februari, menurut ramalan cuaca langit akan cerah pada pagi hari.

Tentu saja, bagi Shidou yang sudah pernah mengalami hari ini sebelumnya, tidak akan khawatir mengenai cuaca. Walaupun ada kemungkinan sejarah akan berubah karena apa yang orang orang lakukakan, sangat tidak mungkin kalau cuaca juga dapat ikut berubah.

Ada banyak pejalan kaki di dekat stasiun Tenguu pada pagi ini. Mungkin karena ini adalah hari istirahat, jumlah orang yang menuju ke arah stasiun untuk pergi jalan jalan lebih banyak daripada jumlah murid yang biasanya mengunakan stasiun ini untuk pergi ke sekolah.

Jam menunjukan pukul 9.50 pagi. Masih ada sepuluh menit sebelum waktu yang ditentukan. Shidou dengan gugup melihat kearah jam di tengah stasiun untuk memastikan lagi.

“Tidak, tidak.”

Menyadari dirinya merasa gugup, Shidou menekan tanganya ke dadanya untuk mengkontrol napasnya. Bahkan dia dapat merasakan degup jantungnya walaupun dihalangi oleh bajunya, sweater dan jaketnya.

Tidak ada gunanya untuk merasa gugup. Akan tetapi ketegangan ini bukanlah berasal dari rasa takut, akan tetapi berasal dari rasa gelisah dari ekspetasinya terhadap kencan dengan Reine.
Tentu saja , Reine—— Mio telah membunuh semua Spirit di masa depan. Mengubah masa depan itu adalah tujuan Shidou hari ini.

Akan tetapi, Shidou tidak ingin tujuan akhir dari kencan ini hanyalah itu saja,
Hari ini, Shidou benar benar menantikan kencan ini dan ingin Reine juga merasa senang dan menyukainya. Terlebih lagi, untuk membuat Reine jatuh cinta kepada Shidou—— walaupun itu mustahil—— dia harus membuat Reine membuka hatinya bagi Shidou.

Untuk alasan ini, Shidou menghilangkan semua kecurigaan dan rasa takut terhadap Reine.

“——Sudah hampir waktunya. Reine juga baru saja meninggalkan <Fraxinus> beberapa saat yang lalu. Dia seharusnya akan tiba beberapa saat lagi. ——Apakah kau sudah siap?”

Seakan telah mengetahui apa yang dipikirkan Shidou. Suara Kotori terdengar dari tempat yang jauh.

Namun, Shidou tidak menggunakan headset yang biasa digunakan untuk menangkap Spirit di telinga kanan-nya.

Benda seperti itu akan dengan mudah dinotis oleh Reine, yang telah berpartisipasi dalam semua operasi sebelumnya. Sebagai gantinya sebuah alat komunikasi yang berjenis lain digunakan dan menempel di lehernya.
Walaupun shidou berpikir ini lebih mudah digunakan, akan tetapi benda seperti ini lebih baik digunakan sejak awal…. Akan tetapi perasaan ketika mengunakan tipe lain benar-benar berbeda. Walaupun begitu tidak ada masalah atau complain karena terima kasih untuk tipe baru ini mereka dapat berkomunikasi tanpa diketahui Reine.

“…Ah”

Shidou mengeluarkan napas dengan pelan.

Sejujurnya jika Shidou bilang dia tidak memiliki ketakutan apapun itu adalah kebohongan.

Akan tetapi——jika dipikir lagi sangat mungkin untuk Shidou untuk menikmati kencan kali ini.

Sekarang ini di dalam Shidou, ingatan milik Takamiya Shinji telah terbangun karena Mio.

Terlebih lagi , Shinji mencintai Mio, mencintainya dengan sangat .

Itu adalah hasrat yang sangat kuat hingga seakan akan bisa membakar apapun. Kasih sayang yang begitu kuat, luapan emosi yang membuat Shidou takut dia tak bisa mengkontrolnya.

Tapi bukan itu saja——lebih tepatnya bukan hanya itu saja. Shidou menutup matanya dan mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Murasame Reine.

Kurang lebih sepuluh bulan sebelum ini. Setelah  pertama kalinya Shidou bertemu dengan Spirit. Dia terbangun di fasilitas kesehatan di dalam < Fraxinus> dengan Reine berada di sampingnya. Jika diingat lagi suara yang dia dengar dalam mimpinya pastilah milik Reine.

Impresi pertamanya terhadap Reine adalah “Orang yang aneh”, walaupun begitu, dia tidak pernah tidur selama 30 tahun, dengan lingkaran hitam di bawah matanya, dan boneka beruang di kantungnya. Juga, cara berbicaranya yang samar-samar, rasa kantuknya dan sesekali pingsan tiba-tiba.

Akan tetapi walaupun begitu——Shidou tetap merasa bahwa Reine itu cantik.
Bukan saja dari penampilan dan posturnya, akan tetapi atmosfernya yang elegan yang tidak berkurang sedikitpun dengan segala kekurangannya. Gerakan dan tindakannya yang menunjukan intelektualitasnya, dan juga ekspresi melankolis yang muncul di wajahnya dari waktu ke waktu.

Walaupun itu tidak dapat dibandingkan dengan perasaan Shinji terhadap Mio, akan tetapi ini juga dapat disebut sebagai perasaan cinta. Mungkin ada sedikit perbedaan mengenai perasaan ini, akan tetapi Shidou ingin dipeluk oleh Reine.
Karena itu walaupun tampaknya ceroboh bagi Shidou untuk merasakan hal seperti ini di saat ini——akan tetapi di dalam hati Shidou, dia sangat menantikan kencan pada hari ini.

Dan setelah menyadari hal ini, detak jantungnya mulai menjadi tenang kembalu. Shidou kembali menghela napas kecil dan kembali membuka matanya.

Pada saat itu..

“…Hei, maaf membuatmu menunggu.”

“Uhya!?’

Sesaat setelah itu dengan wajah Reine tepat di depan matanya, Shidou gemetaran sambil mengeluarkan suara aneh.

“R-Reine-san, sejak kapan kamu ada di sini?!

“…
Un, aku baru saja tiba. Akan tetapi kamu sepertinya sedang memikirkan sesuatu karena itu aku tidak ingin mengaggumu.”

“A-ah begitu….”

Sambil membalas dengan penuh kesulitan, Shidou mencoba membuat dirinya tenang kembali.

Kemudian, Pakaian Reine terpampang di matanya.

Dia tidak menggunakan seragam militer atau mantel lab yang biasa dia kenakan. Akan tetapi dia mengenakan mantel tebal yang menutupi gaun putih miliknya.

Rambutnya yang biasa acak-acakan, tersisir rapi dan bibirnya mengenakan lipstick yang berbeda dari yang biasanya.

Ini bukanlah gaya yang biasa terlihat dari anggota <Ratatoskr> atau sesuatu yang seorang murid akan lihat dari gurunya. Hari ini, ini adalah penampilan yang seorang wanita gunakan ketika dia akan bertemu dengan pria.

Dengan postur yang sulit diasosiasikan dengan Reine yang biasanya, Shidou merasa terpesona untuk sesaat.

Tidak——bukan itu saja yang menjadi alasan Shidou menjadi sangat terpikat.
Gaun putih yang ditutupi oleh mantel yang dia kenakan.

Karena perbedaan musim, kain yang digunakan lebih tebal dan ada lengan bajunya. Dan bagian bawah roknya juga menutupi sampai bagian lututnya. Di kakinya dia tidak menggunakan sandal akan tetapi kombinasi dari celana ketat dan boots.

Tidak ada gunanya untuk menyangkal hal  ini. Akan tetapi sangat jelas pilihan baju hari ini berdasarkan bagaimana Mio memilih baju jika dia akan pergi kencan dengan Shinji.

“….”

Sebuah perasaan muncul di dalam dirinya. Ingatan milik Shinji yang berada dalam diri Shidou ingin mengatakan sesuatu.

Sangat menyentuh baginya karena Mio masih mengingat kencan itu.
Baju yang dia kenakan pada hari ini sangat mirip dengan yang pernah Mio kenakan sebelumnya.

Pada saat itu——

“——Dou….., Shidou! Hey, apakah kamu mendengarku!?”

“….!”

Sambil Shidou menahan air mata, suara Kotori dapat terdengar dari alat di lehernya.

“Kamu benar benar…. Menjadi linglung sejak menit pertama.”

“…”

Shidou meminta maaf sambil menyentuh alat komunikasi itu. Kotori menghela napas karena tidak ada yang bisa dia lakukan.

“Yah, lupakan itu. Pilihannya sudah muncul. Semuanya apakah kalian sudah siap?”

Kemudian, seperti merespon akan pertanyaan itu

“——Ohh!”

Suara yang bukan berasal dari anggota awak <Fraxinus> terdengar dari alat komunikasi.

Kapal udara milik <Ratatoskr>, < Fraxinus Ex-celsior>

Hari ini terlihat lebih banyak orang dari biasanya di ruang komando.

Walaupun ruang komando ini terpisahkan menjadi dua bagian, para anggota krew <Fraxinus> yang biasa berada di bagian bawah. Tentu saja, semua sudah mengetahui tentang Reine. Walaupun terkejut dengan identitas asli dari teman kerja mereka, mereka tidak akan merubah metode kerja mereka karena lawan mereka adalah Spirit, mereka dengan penuh semangat berpartisipasi dalam hal ini.

Pada saat yang sama di bagian atas, ada beberapa tempat duduk dimana para Spirit berkumpul.

Tohka, Origami, Yoshino, Kaguya, Yuzuru, Miku dan Mukuro semua mengelilingi kursi milik Kotori. Satu langkah dibawah mereka, nia sedang duduk di kursi petugas analisis. Semuanya melihat kea rah monitor dengan wajah serius dimana di layar tersebut terlihat Shidou dan Reine.

Hal seperti ini tidak akan muncul pada situasi yang biasa. Memilih opsi di ruang komando untuk membantu kencan Shirou adalah tugas para awak. Untuk para Spirit untuk ikut terlibat, ini adalah yang pertama kalinya. Terlebih lagi mengizinkan para spirit untuk melihat cara Shidou menangkap Spirit lainnya, sangat sulit dibayangkan apa efeknya bagi mereka.

Akan tetapi——sekarang. Karena desakan dan permintaan dari para Spirit, system baru telah terpasang.

Semuanya tidak dapat menahan diri.
Membiarkan Shidou sendirian, dalam kencan yang akan menentukan nasib semuanya.

Dipaksa untuk tidak tahu apa yang terjadi saat Shidou sedang bertarung demi mereka.

“….”

Duduk di kursi kapten, Kotori melihat ke arah para Spirit. Untuk sesaat, dia menjadi sedikit rileks——akan tetapi hanya sesaat setelah itu dia kembali memasang wajah komandan yang serius sambil melihat ke arah pilihan yang ditampilkan di layar.

1. Maaf, aku terkesima karena melihat Reine-san.
2. Rambutmu terlihat berbeda, itu terlihat sangat cantik
3. Bagaimana bisa aku membuatmu membuka bajumu?

“Semuanya——pilih pilihanmu sekarang!”

“Ya!”

“Ohhh!”

Para anggota awak dan para spirit merespon terhadap perintah Kotori.

Secara kebetulan, Origami dan Natsumi memiliki konsol seperti para awak. Akan tetapi untuk Tohka dan Mukuro, itu agak sulit untuk digunakan karena itu milik mereka diubah menjadi lebih simple dengan hanya ada 3 tombol.
Setelah beberapa detik, total statistic muncul di monitor utama dan pilihan yang paling popular adalah nomor 1

“1?.... pilihan yang normal.”

Setelah Kotori mengatakan hal itu , para Spirit yang memilih nomor 1 juga setuju.

“Ya, tapi tidak mengatakan apa-apa lebih sulit lagi. Dan kupikir jawaban itu akan membuat semuanya bahagia….”

“… Ada apa dengan pertimbangan itu ? dewi? Seorang dewi? Pertama-tama, kalian harus mengobservasi situasinya, aku memilih nomor 1 untuk alasan itu…”

“Umu, ini harusnya bisa diterima oleh Reine.”

Kotori mengangguk setuju terhadap opini Yoshino. Tentu saja itu adalah alasan paling tepat sebagai alasan untuk tiba tiba terpesona sesaat.

“Mun… Muku pikir nomor 2 tidak terlalu buruk, akan tetapi tidak ada yang bisa diperbuat lagi.”

“Tentu sajam dewa memikirkan tentang suasana. Sangatlah penting untuk memperhatikan detil kecil dari lawan bicara, tapi…”
“Tambahan. Tergantung dari siapa orangnya, bisa saja diambil kesimpulan bahwa gaya rambut yang biasanya tidak memuaskan. Pertama-tama kita harus melihat situasi dengan memilih opsi yang palih aman.”

Mukuro dan Kaguya dan Yuzuru juga setuju dengan hal itu.

Setelah mendengar opini mereka , kotori mengalihkan perhatian ke sisi kiri.

“…. Dan apa yang kalian bertiga pikirkan?”

Kotori melihat ke arah Nia, Miku dan Origami.

“Tidak, tentu saja pilihannya adalah nomor 3! Tidak ada yang akan menyangka jika seorang simple seperti Shidou akan mengucapkan hal seperti itu ! mulai sekarang sampai malam nanti, Onee0san akan gemetaran karena kegirangan dari memikirkan hal itu!”

“Kau benar. Reine-san adalah wanita dewasa! Tentu saja dia akan menerima hal itu!”

“Apakah videonya akan direkam? Kirim kopiannya kepadaku nanti.”

“Setidaknya berikan penjelasan Origami!?”

Mendengar jawaban dari mereka bertiga, Kotori menghela napas tak berdaya melihat jawaban dari mereka (terlebih lagi Origami).

Hey… masa depan kita bergantung dari hal ini, tidak kah kalian bisa lebih serius?”

“Aku mengerti. Karena itu aku memberimu jawaban menurut apa yang ingin aku dengar.”

“….”

Tak dapat berkata apa apa lagi. Keringat turun dari wajah Kotori. Walaupun begitu, tidak semuanya merespon dengan baik terhadap apa yang baru saja terjadi. Kotori sudah memutuskan dan mengambil mikrofonnya.

“——Shidou,  pilih nomor 1. Kita akan mulai dengan jawaban yang jujur.

Mendengar instruksi kotori, Shidou menganguk sebelum menjawab Reine.

“Ya… maaf. Aku tidak pernah melihatmu seperti ini sebelumnya, jadi bagaimana yah…  aku sangat terpesona melihat Reine-san.”

“….Hmm”
Mendengar jawaban Shidou, Reine tampaknya sedikit terbelalak.

“… Benarkah. Hmm. Begitukah?”

Untuk suatu alasan yang tidak diketahui, dia meletakan tangannya di dagu sambil mengucapkan sesuatu yang tidak terlalu jelas kedengaran. Walaupun tidak ada perbedaan di ekspresinya, Shidou merasa bahwa jawaban itu telah membuat Reine bahagia.

“…Kalau begitu tidak apa-apa. Pakaianmu hari ini juga terlihat bagus.”

“Ah, terima kasih atas pujiannya.”

Mendengar hal itu, Shidou yang tidak mempersiapkan dirinya tiba tiba menjadi tersipu malu.

Sebenarnya, Shidou memilih baju yang dipakainya berdasarkan rekomendasi dari para Spirit. Walaupun dia menjadi malu karena dipuju, lebih dari apapun, dia menjadi senang karena usaha mereka memberikan hasil.

“….Kalau begitu, Shin. Kemana kita akan pergi hari ini? Tampaknya kamu membawa banyak barang.”

Tanya Reine sambil melihat apa yang dibawa Shidou.

Pertanyaan Reinei bukannya tanpa alasan. Barang bawaan Shidou yang cukup besar seperti seseorang yang sedng bersiap siap untuk perjalanan pendek . setidaknya itu tidak seperti persiapan dari orang yang akan bertarung mati-matian besok.

“Ah, tenang saja. Aku bukannya takut akan pertarungan dan ingin hidup di pedalaman.”

Ucap Shidou sambil sedikit bercanda, Reine hanya mengeluarkan suara

“…Eh?” sambil menatap ke arah Shidou.

“…. Benarkah begitu? Kalau begitu sangat disayangkan.”

“Huh?”

Mendengar jawaban Reine yang tidak dia sangka, Shidou menjadi terkejut.

“…Aku akan bahagia jika kau mengajakku untuk kawin lari. Jika kamu ingin kabur, aku akan mengikutimu kemanapun.”

“E-eh… Reine-san”

Shidou menjadi kesulitan berbicara karena kebingungan, dan kemudian Reine berkedip beberapa kali sebelum menutup matanya.

“Eh?ah—Seperti itu!?”

Mendengar hal itu, Shidou mengeluarkan suara yang tidak biasanya dia keluarkan, tidak jika ini dipikirkan dengan tenang, maka itu tentu saja adalah lelucon. Akan tetapi dalam keadaan ini akan lebih mudah bagi Shidou untuk menjadi panik.

Shidou mencoba untuk menenangkan dirinya sambil sedikit membatuk.

“Tempat kita akan pergi hari ini masih rahasia. Aku ingin mengejutkan Reine-san. ——apakah kamu dapat mempercayaiku dan mengikutiku?’

“Oh tentu saja. Ayo jalan.”

Setelah mendengar perkataan Shidou, Reinen menganguk kecil sebagai tanda setuju, dan kemudian dia mengerakan alisnya karena menyadari sesuatu.

“Reine-san? Ada apa?”

“….Ini kencan bukan?”

“Ya——tapi kupikir setidaknya belum untuk sekarang”

“….Hmm. kalau begitu—— “

Melihat ke arah Shidou, Reine mengarahkan tangannya ke arah Shidou seperti itu adalah sesuatu yang natural untuk dilakukan.

“…Kalau begiti kita harus berpegangan tangan bukan begitu?”

“——!”

Mendengar usulan Reine, Shidou pun menjadi tertegun sesaat, jari-jarinya yang lembut menunjuk ke arah Shidou.

Akan tetapi, Shidou mengeluarkan senyum kecil sambil berpura-pura bahwa dia sudah menjadi tenang.

“Ya. Tentu saja ini kencan—tapi aku gagal.”

“…Gagal?”

“Ya, awalnya aku juga ingin meminta hal yang sama.”

Mendengar jawaban Shidou membuat Reine terbelalak, dan kemudian tersenyum lembut kepadanya.

“… Ah benar juga. Aku sudah melakukan sesuatu yang buruk.”
“Tidak itu tidak apa-apa aku melihat sesuatu yang jarang aku lihat dari Reine-san”

Ucap Shidou dengan senyuman sambil mengengam tangan yang dijulurkan oleh Reine.

Tangannya lebih kecil dari yang diduga, sangat lembut hingga tampaknya itu akan hancur jika dia mengengamnya terlalu kuat. Apakah hal ini karena udara dingin di bulan februari, ataukah tubuhnya memang memiliki temperature yang lebih rendah——atau itu dari kegembiran dan ketegangan yang membuat tangan Shidou menjadi panas? Apapun itu , Shidou tidak dapat mengetahui alasannya untuk sekarang.

Akan tetapi, Shidou berusaha untuk tidak menunjukan ekspresinya kelihatan sambil dia terus memegang tangan Reine sambil berjalan melintasi jalan tersebut.

——Sekarang adalah awal dari kencan(perang) dimana masa depan para spirit dan Shidou bergantung pada hal ini.

“…”

Melihat ke arah monitor utama di ruang komando, Kotori memainkan Chupa Chups di mulutnya ke atas dan ke bawah.

Di tengah layar tampak sosok Shidou dan Reine. Mereka telah naik taxi dekat stasiun dan sekarang sedang menuju ke tempat tujuan mereka.

Tentu saja, ini semua sudah direncanakan. Taxi yang muncul tiba tiba. Supirnya juga adalah anggota < Ratatoskr>, walaupun adalah hal yang sulit untuk mencari anggota yang tidak pernah ditemui Reine. Bagaimanapun juga, tidak ada masalah dengan kemajuan Shidou untuk sekarang, akan tetapi——

“….Hmm. ada apa Kotori?”

Terkejut dengan gerak gerik Kotori, dari bagian kanan, Mukuro terlihat kebingungan. Kotori berhenti memainkan Chupa Chups miliknya dan melihat ke arahnya.

“Tidak ada apa-apa, hanya saja Relationship value milik Reine…”

Sambil mengatakan hal itu, Kotori kembali melihat kearah monitor.

Pada kedua sisi layar di mana Shidou dan Reine sedang direkam, ada data yang telah dianalisis oleh berbagai alat observasi, akan tetapi di salah satu bagian yang menunjukan relationship value Reine terhadap Shidou, ada lengkungan yang tidak terlihat sebelumnya.

“Gelombang misterius apa ini? Sangat jelas emosi positif milik Shidou sangat dekat untuk dapat disegel, akan tetapi tidak ada respon yang menunjukan hal  itu. Walaupun angkanya terlihat sangat stabil… akan tetapi itu tidak menunjukan adanya kenaikan sama sekali.  Ini seperti tidak ada yang dapat dilakukan sejak awal.

Sudah sewajarnya ini adalah kali pertama mereka mengobservasi Reine, akan tetapi mereka tidak mengira hal seperti init erjadi. Pada akhirnya, sangat mustahil untuk mengetahui kapan untuk menyerang dari grafik ini.

Mau dilihat dari manapun, relationship value dari Reine mirip dengan seseorang yang memperhatikan semua orang dari pinggir.

Bagaimana cara menjelaskannya, itu tampak seperti——

“Seperti seorang ibu?”

“…!”

Mendengar apa yang Nia baru saja katakan, Kotori mengangkat alisnya.

“…Jadi begitu, kalau begitu semuanya menjadi jelas.”

Sambil mengatakan hal itu wajah kotori tiba-tiba menjadi cemberut. Memang, grafik yang terlihat membuatnya teringat akan cinta seorang ibu kepada anaknya.

Kotori mengingat apa yang Shidou katakan pada malam sebelumnya . ——Mio, yang juga membuat Spirit lainnya dan juga Spirit yang menyerap Takamiya Shinji untuk melahirkan Shidou. Mungkin, dia adalah sosok yang cocok untuk dipanggil ibu.

Walaupun begitu——bukannya seorang ibu yang mencintai dan menerima semuanya, dia adalah ibu yang menelan anak-anaknya dan menghancurkan mereka.

“… Tapi kalau begitu.”

Kotori memikirkan sesuatu lagi sambil memegang dagunya.

Itu benar jika memikirkan hubungan antara Reine dan shidou serta Spirit lainnya, sangat mirip dengan hubungan antara ibu dan anak.

Terlebih lagi karena Mio dan Shinji adalah pasangan. Biasanya, jika dibiarkan berdua seharusnya ada respon tertentu. Akan tetapi..

“Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan sesuatu yang menunjukan bahwa Shinji dan Shidou adalah orang yang sama… atau membuatnya menyadari bahwa Shinji dan Shidou adalah dua orang yang berbeda——apapun itu, keduanya tidaklah mudah.”

Sambil melihat taxi yang sudah keluar dari jalan utama dan memasuki jalan tol. Kotori menjilat bibirnya.

Walaupun tidak mengetahui sudah berapa lama sejak mereka meninggalkan stasiun Tenguu, taxi yang membawa Shidou melewati jalan toll dan daerah pegunungan sebelum akhirnya mencapai tempat tujuannya.
“Apakah disini sudah cukup?”

Si pengemudi melihat melalui kaca ke arah belakang dan bertanya kepada mereka berdua. Shidou mengangguk pelan untuk mengkonfirmasi sambil  mengeluarkan dompet dari sakunya.

“Ya terima kasih banyak.”

Sambil mengecek kembali argonya, Shidou mengeluarkan uang dari dompetnya. Kemudian Reine memanggil Shidou.

“… Apakah kamu membayarnya? Biayanya cukup mahal.”

“Tidak masalah. Aku bisa membayarnya.”

“…. Tapi.”

“Jangan khawatir. Biarkan aku terlihat keren kali ini.”

“…Baiklah kalau begitu, aku serahkan kepadamu.”

Sambil mengatakan hal itu dengan tersenyum, Reine tidak menjawab lagi. Mungkin dia berpikir kalau tidak baik jika membuat Shidou merasa malu di situasi ini.
Setelah selesai membayar, Shidou keluar dari Taxi terlebih dahulu dan mengulurkan tangannya untuk membantu Reine.

“Hati hati dengan langkahmu”

“Ah terima kasih.”

Ketika turun dari Taxi sambil memegang tangan Shirou, Reine sesaat menutup matanya karena silau dari cahaya matahari yang keluar dari sela sela daun pohon. Beberapa saat kemudian dia membuka matanya dan melihat sebuah bangunan yang menjulang tinggi.

“…Ini.”

Sebuah bangunan tinggi berdiri di sana. Pintu masuknya sangat megah dan tampak seperti sesuatu dari masa lalu. Melihat ke bagian gentengnya dapat terlihat keahlian dari orang yang membuatnya. Dan di pintu masuknya yang sangat besar, wanita yang menggunakan pakaian tradisional jepang dan pria yang mengenakan hanten berbaris untuk menyambut Shidou dan Reine.

“Apakah ini Ryokan?”

“Ya.”

Mendengar pertanyaan Reine, Shidou menjawabnya dengan meyakinkan.
Itu benar. Lokasi ini adalah lokasi yang dipilih oleh semuanya setelah berpikir bersama tadi malam.

——Dari persetujuan semuanya, kesimpulan mereka adalah yang paling reine butuhkan adalah efek “penyembuhan”

Dia mungkin adalah orang yang paling keras bekerja di <Fraxinus>, dan juga dia mengajar di sekolah. Terlebih lagi dia berjuang untuk satu tujuan selama 30 tahun. Walaupun dia adalah Spirit, tetap saja dia akan merasa capek secara fisik dan mental. Bahkan, lingkaran hitam di bagian bawah matanya dan atmosfernya yang terlihat terus mengantuk adalah bukti dari kecurigaan mereka.

Jauh dari keramaian kota, dengan bantuan berbagai fasilitas seperti pemandian air panas, itu akan menghilangkan rasa capek dan rasa ngatuk yang telah dikumpulkan oleh Reine selama ini.

Jika rasa capeknya dapat dihilangkan, maka sifatnya yang keras kepala akan sedikit berkurang ——ini adalah salah satu tujuan Shidou.

“…”

Tak usah dikatakan lagi, Shidou tidak berpikir ini cukup untuk mengerakkan Reine.

Apa yang penting adalah – bahwa Shidou telah membawanya kemari.

Sambil Shidou sedang berpikir, Reine melihat kearah dalam Ryokan sebelum akhirnya berbicara.

“… itu mengingatkanku, apakah kamu mengatakan rencana kita hari ini ke para Spirit?”

“Tidak, ini adalah rahasia kita berdua.”

Jawab Shidou beberapa saat setelah ditanyai Reine. Sesungguhnya bukan hanya saja tahu akan tetapi mereka semua sedang melihat apa yang sedang terjadi saat ini.

Kemudian dia mendengar reine mengumam “…hmmm” sebelum berbicara lagi.

“….Ya perjalanan ini seperti keluar dari hal yang R-18”

“Ugh….!?”
Mendengar sesuatu yang tidak dia duga, Shidou tiba tiba batuk mendengar hal itu.

“…Maaf aku tidak sengaja mengatakannya.”
“T-Tidak…”

Shidou merasakan wajahnya keram sambil memaksa dirinya untuk tersenyum. Walaupun alasan dari perjalanan ini adalah untuk rileks, dia dapat mengerti kenapa Reine mendapat impresi seperti itu.

…. Reine dan perjalanan yang tidak senonoh. Godaan yang tidak dapat dijelaskan ini membuat hati Shidou bergejolak sangat kuat.

Akan tetapi dia tidak bisa diam saja di tempat. Shidou kemudian menenangkan dirinya sebelum melanjutkan.

Yah, pokoknya, aku sudah membuat rencana bahwa kita akan balik sebelum pertarungan besok.”

Sambil berbicara, shidou mengeratkan gengaman tangganya terhadap tangan Reine.

Jadi untuk sekarang ——kita dapat melakukan apapun sesuka hati.”

“…”
Reine melihat ke arah mata Shidou.

“…Kalau begitu , aku akan mengambil kesempatan ini .”

Reine juga menggengam tangan Shidou dengan lebih erat

“——!”

Walaupun gengamannya tidak seerat Shidou, akan tetapi gengamannya yang erat menunjuka rasa percaya dan rasa sayang.

Entah perasaan itu adalah perasaan Shidou terhadap Reine atau Shinji terhadap Mio tidak lah jelas. Walaupun begitu Shidou mengingat bagaimana dia sangat ingin memeluk Reine dalam dekapannya.

Walaupun begitu, sangat sulit untuk melakukannya di tempat ini. Sambil menahan dirinya, Shidou menarik Reine ke dalam Ryokan.

“Selamat datang.”

Para Staff Ryokan termasuk pemilik membungkuk dengan hormat sambil menyambut mereka. Shidou menyelesaikan prosedurnya di resepsionis sebelum diantar ke ruangan oleh seorang pelayan.


“Pemandian umum yang besar ada di lantai satu. Untuk fasilitas lainnya dapat di cek di brosur ini. Semoga kalian menikmati tempat ini.”

Ucap sang pemilik lagi sebelum meninggalkan ruangan. Setelah melihat dia pergi, Shidou melihat di sekeliling.

Ini adalah ruangan dengan gaya tradisional dengan luas sebesar 20 tatami. Kursi  dan bantalan berada di tengah ruangan, didekorasi dengan vas bunga yang disinari oleh cahaya dari lentera minyak.

Sebuah pintu geser membatasi bagian luar, koridornya yang luas  ——yang juga disebut sebagai pojok misterus di setiap ryokan—— menjulang keluar dari tempat itu adalah sebuah pemandian terbuka privat yang didekasikan untuk setiap ruangan.

Ini tampak sangat mewah bagi seorang siswa untuk mendapatkan ruangan semewah ini. Melihat ruangan itu untuk pertama kali Shidou tidak dapat menahan diri.

“….un, ruangan ini sangat bagus.”

“Haha… iya.”

Sambil menjawab dengan senyuman, Shidou mengambil brosur yang menjelaskan mengenai berbagai fasilitas di sini.
Sebuah pemandian besar, pemandian beralaskan batu, perawatan kecantikan, pemijatan…. Dengan melihatnya sekilas dia dapat melihat bahwa tempat ini memiliki banyak fasilitas.

Yang mana harus dicoba terlebih dahulu—— sambil memikirkan hal itu, Shidou tiba-tiba mendengar Shuara kotori dari alat komunikasi.

“——Shidou ada pilihan yang muncul.”

Tiga pilihan sekali lagi muncul di layar utama di Fraxinus, yang sedang melayang di atas Ryokan tempat Shidou sedang berada sekarang.

1. Menikmati pemandian terbuka publik.
2. Menghabiskan waktu di pemandian terbuka privat.
3. Menyegarkan diri dengan pijatan.

Semuanya pilih pilihan kalian!”

Setelah mendengar perintah kotori semua member yang ada di bagian bawah mulai memilih pilihan mereka.

Bahkan para Spirit yang ada di bagian atas, mulai memikirkan pilihan mana yang ingin dipilih dan mulai memilih salah satu jawaban.

Pilihan yang mereka semua pilih adalah nomor 2
Hmmm … 2 huh.”

Ucap kotori sambil mengangkat chupa chupsnya ke atas. Para Spirit semuanya mengangguk setuju.

“… Umu. Shidou dan Reine mandi bersama.. walaupun itu terasa tidak nyaman, aku akan sangat bahagia dengan pilihan ini.”

“Ya… aku pikir akan lebih baik jika mereka berbicara sendirian berdua.”

Setelah Tohka dan Yoshino berbicara dengan ekspresi yang tidak dapat dideskripsikan, Origami tetap dengan tanpa ekspresi walaupun tangannya gemetaran.

Tidak ada yang dapat menganggu mereka jika mereka sendirian di sebuah tempat pemandian kecil. Ini adalah kondisi paling ideal. Ini bukan masalah. Aku tenang, aku tenang, aku tenang.”

“Hey kenapa kamu mengucapkan itu tiga kali?”

Ucap natsumi gemetaran karena merasa takut, Origami kemudian berbicara dengan nada datar.

Tidak ada masalah. Aku memiliki pengalaman mandi berdua dengan seseorang. Aku tidak akan kehilangan ketenanganku dengan hal seperti ini.”
“Apa.. apakah itu ketika kamu menyergap Shidou tepat ketika kami datang! Jika kamu berkata seperti itu… maka aku juga…”

“Fu…Jika itu mengenai mandi bersama, Kamu tidak bisa melupakan kami Yamai.”

“Setuju. Ada kenangan yang menyenangkan mengenai Shidou berada ditengah Yuzuru dan Kaguya.”

“Apa, benarkah itu…?”

Kemudian, ruang komando tiba-tiba menjadi tempat para Spirit menyombongkan diri mengenai pengalaman mereka di ruang mandi. Semuanya , kecuali satu orang——

“itu benar. Ini adalah pemandian onsen untuk bersosialisasi dengan tanpa sehelai benangpun! Kalau begitu mereka sebaiknya memiliki tempat yang sempit! Sungguh kesempatan yang besar! Di dalam kamar mandi! Saling berdesak-desakan dengan Reine-san! Ini adalah santapan terbaik! Aku tidak akan menyisakan apapun tersisa!”

Ada satu Spirit yang sangat kegirangan.

“Ah… bisakah kau tenang.”
Sejujurnya, jika menghitung tentang jumlah mandi bersama Shidou, sebagai adiknya, Kotori akan menjadi pemenang. Akan tetapi , tidak ingin melanjutkan topik itu, Kotori memilih untuk diam.

Apapun topik pembicaraannya, Kotori juga memiliki opini yang sama. Walaupun mandi bersama akan ada kemungkinan untuk adanya penolakan, akan tetapi mereka sudah menyiapkan baju renang jika hal itu terjadi.

“——Shidou itu nomor 2. Gunakan pemandian terbuka di kamar.”

“…Baiklah.”

Mendengar instruksi kotori. Shidou menjawab balik dengan suara kecil.

Setelah instruksi telah disampaikan dari < Fraxinus> walaupun ini adalah langkah yang agresif ——dia tidak bisa melangkah maju jika dia tiba-tiba mundur dari hal ini. Jika dia berada di sana , dia pun akan memilih pilihan yang sama.

Shidou menghela napas yang panjang sambil jantungnya berdegup kencang. Kemudian dia berbalik menatap ke arah Reine.

“Reine-san karena kita jarang kesini, maukah kamu mandi di pemandian terbuka sebelum makan siang?”

“…Eh? Tidak apa apa. Akan tetapi aku tidak membawa baju ganti.”

“Tidak masalah.”

Ucap Shidou sambil membuka tas yang dia bawa.

Di dalamnya ada 2 tas yang lebih kecil.

“….Ini?”

Yang satu adalah milikku dan yang satu lagi adalah punya Reine-san. Di dalamnya ada kosmetik, baju ganti, dan baju mandi. Ukurannya seharusnya cocok—— “

Setelah berbicara sejauh itu, Shidou tiba tiba tediam.

Walaupun itu bagus untuk pamer untuk menunjukan kemampuannya, Shidou menyadari tindakannya sudah mulai berevolusi menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.

“…Uhh , jangan berpikir buruk. Baju ini aku siapkan sambil berbicara dengan Maria. Agar supaya aku tidak memilih sesuatu dengan ukuran yang salah…”

“…Ah , aku tidak berpikir seperti itu.”
Setelah mendengar apa yang dikatakan Reine, Shidou mengeluarkan napas kecil.

“….Kalau begitu, kamu bertanya pada maria? Apakah kamu tidak dimarahi olehnya.”

“… Ah iya, aku dimarahi cukup lama olehnya.”

Shidou sambil memaksakan senyumannya ada keringat yang muncul di pipinya. Sejujurnya, tidak ada yang dia tutupi dan kebohongan dari apa yang dia ucapkan barusan.

“…. Baiklah kalau begitu ayo masuk. Kira-kira bisakah kita menggunakan handuk dari hotel. Aku sudah lama tidak berendam di pemandian air panas, aku sangat menantikan hal ini.

Setelah mengatakan hal itu , Reine mulai membuka bajunga.

Melihat apa yang dilakukan reine tanpa keraguan, mata shidou tidak dapat tertahan dan terbelalak.

“R-Reine-san tunggu sebentar, aku akan ke sana….!”

Huh? Tapi aku tidak begitu peduli…”
Walaupun dengan kelalaian yang terdengar dari suara reine, dia tidak seharusnya melihat reine ganti baju. Shidou mengambil tasnya dan pergi ke koridor sebelah dan menutup pintunya.

“Walaupun ujung-ujungnya kalian akan mandi bersama, kenapa kamu tampak begitu malu?”

“Bukan begitu. Walaupun kami akan mandi bersama, dia akan mengenakan pakaian renang… dan sudah seharusnya kamu tidak menonton orang yang sedang ganti baju.”

Merespon Kotori, Shidou mengelap keringat dari punggungnya sambil dia mengambil pakaian renang dari tasnya dan mengganti baju. Karena ada kamera yang sedang merekam dia menutupi bagian selangkangannya dengan handuk.

Beberapa saat kemudian Shidou mendengar suara Reine dari pintu.

“…Shin, bisakah aku membuka pintunya?”

“Ah iya, silakan.”

Untuk menuju ke pemandian terbuka, orang harus berjalan melalui koridor dimana Shidou saat ini berada. Shidou menjawab dengan cepat sambil melipat bajunya yang berada di kursi.
Dan kemudian Shidou terdiam begitu pintunya terbuka.

“——Apa…?”

Sesaat kemudian, Shidou terdiam dan napasnya terhenti.

Akan tetapi, apa yang terjadi kepada Shidou adalah hal yang wajar. Karena apa yang dilihatnya ketika pintu terbuka adalah figure Reine yang tidak mengenakan pakaian apapun selain sebuah handuk kecil.

Kulitnya yang putih yang ditutupi oleh bajunya dan mantelnya sekarang terlihat jelas.

Bahkan tekstur kulitnya dapat terlihat denan jelas serta figure tubuhnya.
Cantik sekali. Sebuah keindahan luar biasa yang tidak ditutupi apapun. Di depan keindahan yang memunculkan menggugah gairah dan rangsangan, ini tampak seperti sebuah pemujaan terhadap sesuatu yang suci.

Yah tentu saja. Pada akhirnya, sangat tidak mungkin untuk tidak tiba tiba merasa terangsang dan bergairah. Faktanya, bagian dada yang sekarang terlepas dari kekangan baju. Walaupun merasa kaku, Shidou tidak dapat memalingkan pandangannya.

“….”
Shidou tidak dapat berkata apapun atau bahkan berkedip, matanya benar benar terfokus pada figur yang memikat di depannya.

“A…”

“i-ini….”

Keributan muncul di ruang komando.

Alasannya sangat simpel. Setelah pintu geser itu terbuka, monitornya langsung menjadi hitam seakan telah dimatikan.

Akan tetapi itu bukanlah kerusakan di <Fraxinus> atau sesuatu yang disebabkan gangguan jaringan. Buktinya peralatan yang lain tetap berfungsi dengan baik , dan suara dari speaker masih dapat terdengar.

“R-Reine-san..?”

“…Ada masalah apa, Shin?”

“Bukankah… ada baju renang di dalam tas?”

“….Hmmm? aku tak mengerti. Apa yang salah, bukankah hanya kita berdua di sini. Bukankah itu tidak apa-apa?”

Ti-tidak,itu….”

“…!?”

Sambil mendengar pembicaraan antara Shidou dan Reine, para awak pria semuanya berbaris… semuanya membuka telinga mereka lebar lebar.

“Ko-komandan!”

“Petugas analisis murasame… tidak, aku tidak boleh melewatkan hal penting seperti ini.!”

“Mohon nyalakan kembali monitornya!”

Kawagoe, mikimoto dan nakatsugawa semua berteriak bersamaan. Walaupun begitu , kannazuki tampaknya tidak tertarik. Sebaliknya, seperti menggantikan Kannazuki, Miku berteriak “Ha! Apa yang terjadi? Aku tidak melakukan apa-apa dan tiba tiba benda ini rusak!” sambil dia mencoba melihat apa yang salah dengan monitor personal miliknya. Tentu saja apa yang dia lakukan sangat tidak masuk akal.

——Maria?”

Sambil kotori mengacuhkan mereka semua, suara maria merespon melalui speaker.
“Ya. Tujuan kita adalah untuk membuat Spirit menjadi jatuh cinta. Akan lebih baik untuk menghilangkan kemungkinan bagi reine untuk merasa tidak nyaman setelah penyegelan.”

Caramu berpikir jauh ke depan sangat dihargai.”

Seperti biasanya, AI yang selalu waspada. Kotori menjawab balik dengan sedikit mengangkat bahunya. Secara kebetulan, monitor personal milik kotori tetap tidak berubah dan menayangkan adegan tersebut . walaupun mereka sama-sama perempuan, tubuh reine yang terpampang dengan tanpa keraguan membuat kotori berhenti bernapas. Tentu saja ini adalah hal yang tidak baik jika dilihat terlalu lama.

“Tapi”

“Kita tidak bisa mengerti mengenai situasi mereka berdua hanya dari suara saja!”

“Ada bahaya bahwa kita bisa salah mengerti.”

Para awak pria menolak untuk menyerah. Kemudian, seperti sudah tahu apa yang akan terjadi, maria menjawab mereka.

Tenang saja.”
Beberapa saat kemudian layar utama dan monitor personal milik yang lainnya mulai menyala kembali.

Untuk sesaat, wajah para awak pria dan Miku menjadi cerah… akan tetapi tiba-tiba menjadi dingin kembali setelahnya.

Alasannya sangat simple. Bukannya gambar asli yang terlihat disitu akan tetapi yang tampil adalah CG yang melacak pergerakan mereka berdua. Dan lagi CG tersebut memiliki baju tentu saja.

Dengan ini kalian dapat melihat pergerakan mereka berdua. Lanjutkan tugas kalian.”

“…..Ya.”

Entah bagaimana, akan tetapi mood para awak pria menjadi jatu sambil mereka mengangguk lemah.

Sambil kotori melihat pemandangan yang menyedihkan itu, dia menarik mikrofon untuk mendekatinya agar dia bisa memberi instruksi pada Shidou yang sedang terdiam di depan Reine.

U-uhh…”

Sambil merasakan betapa wajahnya menjadi merah, suara kotori terdengar dari alat komunikasi.

——Apa yang kau lakukan Shidou. Apakah kau pikir dengan begini kamu dapat membuat Reine jatuh cinta kepadamu?”

“…!”

Setelah mendengar hal itu, shidou merasakan ada suatu gemetar yang mencapai ke pundaknya.

Tentu saja ini adalah hal yang rasional. Akan tetapi masa depan para spirit berada di pundaknya. Dia tidak boleh membuang waktunya dengan terdiam begini.

——Kau benar, karena di sini hanya kita berdua saja.”

Ketika dia sudah menyiapkan dirinya Shidou kemudian membuka pakaian renangnya juga.”

Shidou kemudian mendengar sesuatu dari alat komunikasi yang bertanya “Kotori , apakah menggunakan CG sudah cukup?” walaupun mendengar suara yang familiar baginya yang meminta tayangan yang lebih terbuka, Shidou memilih untuk mengabaikannya.

Kalau begitu ayo kita masuk?”

“…Ah.”

Shidou dan Reine mengangguk bersamaan sambil meninggalkan ruang loker. Angin dingin yang dihalangi oleh pintu kaca tiba tiba menyelimuti mereka.

Setelah membasuh diri mereka, mereka kemudian berendam di pemandian air panas.

“Ah….”

“….Hmmm, airnya terasa enak dan hangat dan juga pemandangan disini terlihat indah.”

Ya dan juga masih ada sedikit salju…!?”

Sambil setuju dengan apa yang dikatakan Reine, Shidou mulai melihat pemandangan disekitarnya——sebelum kemudian terbatuk sekali lagi.

Alasannya mudah. Dibanding dengan pemandangan di sekitar, dada reine yang mengapung di atas air mencolok.

Mungkin menyadari arah tatapan Shidou dan reaksinya, Reine perlahan melihat ke bawah sebelum balik lagi.
“…. Ah, maaf. Mereka selalu terapung entah kenapa.”

“Eh… itu adalah poin yang bagus.”

Walaupun Shidou tidak mengerti apa yang baru saja dia katakan, dia masih berpikir bahwa ini tentu saja adalah berkat sambil kemudian tanpa sadar menekan kedua tangannya. Walaupun berkata seperti itu, setelah mendengar suara batuk Kotori, Shidou langsung memperbaiki postur duduknya.

Kembali ke topik, mereka berdua saat ini sedang sendirian di pemandian terbuka. Selain suara air yang sedang mengalir ke tempat pemandian dan suara pohon yang bergerak, semuanya terasa hening. Hanya ada air jernih yang memisahkan mereka. Jika ada yang ingin menjadi lebih dekat dengan satu sama lain, tidak ada tempat lain yang lebih cocok daripada tempat ini. Yah , lagipula jika mereka berdua tidak intim satu sama lain, maka akan sangat tidak mungkin mereka berdua berendam bersama di pemandian air panas seperti ini.
Sambil mencoba menahan debaran jantungnya, Shidou mencoba untuk berbicara senatural mungkin.

——Ah itu mengingatkanku sesuatu, Reine-san. Sudah berapa lama kamu bekerja untuk Ratatoskr?

“…. Ah aku pikir mungkin sekitar lima atau enam tahun sekarang. Kira-kira sekitaran dengan saat kotori menjadi komandan.”

“Oh begitu… aku tidak tahu bagaimana tapi, terima kasih.”

“… Apa yang kamu maksudkan?”

Mendengar apa yang barusaja SHidou katakan, Reine memiringkan kepalanya karena ingin tahu.

Ah, tidak, maksudku terima kasih selama ini sudah membantu Kotori. Baginya—Kotori, itu pasti sangat sulit pada saat itu.”

Tidak ada kebohongan yang menutupi perasaan Shidou yang sebenarnya di sini. Kotori yang ditemukan oleh <Ratatoskr> sesaat setelah dia menjadi Spirit. Pada saat itu, memiliki seseorang yang dapat dia andalkan adalah keberadaan yang berharga.

…. Yah, ceritanya tidak sesimpel itu , karena Mio adalah yang membuat Kotori menjadi Spirit.

“…Aku tidak melakukan hal yang terlalu penting. Dia akan tetap menjadi komandan yang hebat walaupun tanpa aku.”

“Aku setuju mengenai hal itu.”

Sementara shidou bercanda, dia mendengar suara kecil dari alat komunikasi.

“Apa yang kau lakukan sebelum itu?”

“….Sebelum itu? Kau menanyakan hal yang aneh.”

Setelah mendengar apa yang Shidou tanyakan, diikuti dengan suara air yang jatuh, Reine memalingkan pandangannya. Akan tetapi, Shidou tetap menanyakan hal itu tanpa sekalipun memalingkan pandangannya dari tatapan itu.

“—Ya, aku ingin tahu lebih banyak mengenai Reine-san. Setelah aku pikir pikir, ternyata aku tidak tahu apapun mengenai dirimu.”

“…”

Mendengar apa yang baru saja shidou katakan, Reine terdiam sesaat sebelum mengeluarkan napas kecil.

“…. Tidak ada hal penting yang dapat aku katakan mengenai masa laluku.”

“Tidak apa-apa aku tetap ingin tahu.”

Sebagai hasil karena Shidou tetap memaksa, Reine mulai menjawab sambil melihat ke bawah.

“….Sebelum itu aku hanyalah seorang murid biasa. Tidak ada hal spesial yang terjadi. Suatu hari aku diajak bergabung oleh <Ratatoskr> . tampaknya karya ilmiah yang aku tulis mengenai spacequakes sangat popular di kalangan atasan.”

“Kurasa itu sudah tidak normal…. Apakah itu saat sedang kuliah atau sebelum itu ? karena Reine sekarang….”

“…Itu tidak baik untuk menanyakan usia seorang wanita.”

Dari nada bicaranya, Shidou tau dia tidak bisa melanjutkan topik ini. Shidou hanya mengangkat bahunya sambil mengeluarkan senyum yang aneh.

Yah, karena Reine adalah Spirit, Shidou mengerti bahwa umur tidaklah penting.

Reine adalah spirit yang selalu waspada. Sebelum memasuki <Ratatoskr> dia pasti sudah memalsukan resume0nya agar dia dapat melewati proses seleksi. Terlebih lagi dia pasti sudah menyiapkan akte keluarga atau akte pendidikan. Semua hanya demi bertemu Shidou sekali lagi sebagai orang yang tidak ada hubungan dengannya. ——Untuk hal ini dia hidup sebagai “Murasame Reine”.

“….”

Kesadaran Shidou terhadap kesedihan dan rasa duka membuat dadanya terasa tidak enak. Ingatannya mengenai Shinji di dalam dirinya serasa ingin berteriak.
Rasa duka yang Mio rasakan saat Shinji mati dan jalan yang dia tempuh sejak itu. Ketika memikirkan hal itu, air mata muncul tanpa dia sadari. Tidak ingin Reine melihat hal itu, Shidou memancarkan air ke wajahnya

“…Shin?”

“…Aku ingin mendengar lebih banyak lagi tentang itu. Cerita lama tentang Reine-san. Dapatkah kamu menceritakannya kepadaku?”

“…Tidak apa apa.”

Shidou bertanya dengan senyum yang aneh. Walaupun Reine terlihat bingung, dia tetap menjawabnya.

Ketika dia masih muda kedua orang tuanya meninggal. Hanya ada beberapa ingatan menyenangkan mengenai beberapa temannya. Dia mengambil sains saat bersekolah. Karena wajahnya yang pucat dan kurang tidur, dia mendapat julukan vampir——

“… Dengan itu, cerita seperti ini. Bukankah cerita ini membosankan?”

“Tidak… tidak sama sekali. Tidak ada yang membosankan sama sekali.”

Shidu terus menggelengkan kepalanya.

Ini tidak membosankan sama sekali. Melainkan dia ingin mendengar lebih banyak tentang hal ini.

Terlebih khusus ada satu. Satu poin yang ingin Shidou tanyakan. Sebuah detil penting yang tidak pernah diceritakan dalam cerita Reine barusan.

“Aku punya satu pertanyaan…. Apakah tidak apa apa?”

“Un… apa yang ingin kamu tanyakan?”

Setelah Reine mengiyakan, Shidou menatap ke arah Reine.

“Reine-san——apakah kamu memiliki orang yang kamu sukai?”

“….”

Mendengar pertanyaan yang baru saja Shidou lontarkan, Reine terdiam untuk sesaat.

Walaupun itu hanya sedikit akan tetapi raut wajahnya berubah dibandingkan sebelumnya.

Akan tetapi ini hanya berlangsung beberapa saat saja, Reine kemudian kembali ke penampilan awalnya dan melanjutkan lagi.

“….Sayangnya , tidak ada percintaan yang dapat dibicarakan. Tapi——

Reine memelankan dirinya sambil mengangkat wajahnya.

“…Benar. Ada satu orang.”

——

Shidou menahan nafasnya mendengar apa yang baru saja Reine katakan, Hanya satu.” Tak perlu dikatakan lagi orang yang menjadi objek dari rasa Sayangnya bukanlah seseorang yang dia cintai sebagai “Reine”——itu sangatlah mudah untuk diketahui kalau dia berbicara tentang Shinji.

Penyesalan milik Mio terus mengikat dirinya dan perasaan bahagia yang dia rasakan karena Mio masih memikirkan dirinya hingga saat ini. Dua emosi yang saling berlawanan ini terus berputar dalam pikiran Shidou.

Sambil menahan perasaan milik Shinji, Shidou bertanya lagi dengan suara yang gemetar.

Siapakah itu——

“…”

Kemudian.

Seperti ingin menghentikan pertanyaan Shidou, Reine meletakkan jarinya di bibir Shidou.

“Huh…?”

“…. Sangat tidak adil hanya aku yang berbicara tentang masa lalu. Apakah kamu juga dapat menceritakan ceritamu juga?”

“Oh..um”

Karena permintaan reine itu, Shidou tiba tiba terbelalak karena terkejut.

Sebuah pengalihan yang digunakan reine untuk mengalihkan pembicaraan… tapi walaupun itu benar karena hanya Shidou saja yang selalu bertanya sejak awal. Dengan itu dalam pikirannya Shidou mengangguk untuk merespon permintaan Reine.

“Walaupun aku ingin mengatakan apapun… bukankah <Ratatoskr> sudah menginvestigasi diriku?”

Shidou mengoyangkan bahunya dengan senyum masam di wajahnya. Ya, informasi mengenai Shidou sudah di cek secara mendalam oleh <Ratatoskr> tanpa sepengetahuannya. Itu sudah mencapai titik dimana kalimat “Privasi personal” sudah tidak berlaku lagi. Mungkin bahkan ada informasi yang tidak dia ketahui tentang dirinya sendiri tersimpan dalam database <Ratatoskr>.
Akan tetapi reine mengeleng pelan.

“Itu hanyalah rangkaian kata, hanya fakta yang terlihat dari luar.”

Sebenarnya, Shidou berpikir itu sudah cukup… walaupun itu tampaknya berbeda bagi Reine. Reine kemudian lanjut berbicara dengan nada pelan.

“….Aku juga sama, aku ingin mengetahui mengenai masa lalumu.”

“Masa…laluku?”

“…Ya. Apakah kau ingat——mengenai apa yang terjadi sebelum kamu diadopsi ke keluarga Itsuka?”

Setelah Shidou mendengar hal itu, alisnya bergerak sedikit.

Untuk sesaat, dia berpikir bahwa fakta Shidou memiliki ingatan Shinji sudah terbongkar.

Akan tetapi, melihat Reine, dia langsung mengerti bahwa tidak seperti itu. Mata Reine yang terlihat gelisah melihat kearahnya penuh dengan rasa ingin tahu dan minat.

“….”

Karena itu, sambil mengabaikan ingatan milik Shinji, Shidou menjawab sejauh yang dia ingat sebagai Shidou.

“….Sejujurnya, akupun tidak dapat mengingat hal itu dengan jelas, aku dapat mengingat dengan jelas perasaan dipeluk oleh sepasang tangan yang hangat…. Dan bagaimana aku kehilangan perasaan itu karena ditinggalkan oleh sepasang tangan itu…  hanya dari itu saja, aku pikir itu adalah ibuku.”

“….”

Sementara Shidou menjawab tanpa kebohongan sedikitpun, Reine tetap diam sesaat sebelum mulai berbicara.

“….Apakah kamu membenci ibumu yang meninggalkanmu?”

Eh….?”

Mendengar pertanyaan itu mata Shidou terbuka lebar.

Akan tetapi , mungkin pertanyaan itu sudah sangat wajar.

Orang yang bernama Itsuka Shidou lahir kembali dari Takamiya Mio menggunakan Takamiya Shinji sebaga sumber menggunakan kekuatan Spirit. Dengan kata lain, ibu Shidou tidak lain adalah Reine. Tak perlu diucapkan lagi—sangat tidak mungkin Reine mengetahui bahwa Shidou telah mengetahui semua ini.

Shidou, sambil memikirkan kembali 17 tahun yang telah dilewati ——sambil memikirkan hidup seorang itsuka shidou selama ini, kemudian menjawab.

“Aku tidak menaruh dendam apapun….”

“….Huh. begitukah?”

Mendengar apa yang Shidou katakana, Reine langsung menjawab. Nada dari suaranya menunjukan rasa senang dan juga rasa nyaman.

“….Ya. tentu saja awalnya aku diadopsi oleh keluarga Itsuka, aku selalu menangis dan kehilangan kesadaran. Tapi aku pikir itu karena rasa sukaku kepada ibuku. Dan… aku masih ingat bagaimana lembutnya tangan yang memeluk diriku.”

“….”
——Karena itu aku pikir ibuku pasti merasa sulit meninggalkan diriku. dia tidak mungkin adalah seseorang yang meninggalkanku menurut keinginannya sendiri. Untuk orang yang seperti itu… aku tidak dapat membencinya.”

“…..Jadi, begitu.”

Reine, seperti menikmati apa yang baru saja Shidou katakan, menatap ke arah bawah.

Shidou kemudian mengaruk wajahnya dan melanjutkan dengan “….yah”

“Jika mungkin, aku ingin dia untuk memelukku sekali lagi…. Walaupun aku pikir itu agak aneh untuk umur seusiaku.”

“…Hmmm.”

Reine mengeluarkan napas lega sambil menaruh tangan di dagunya sambil berpikir. Kemudian, dia melambaikan tangannya, meminta Shidou untuk datang lebih dekat.

“….Datang kemari , Shin.”

“….Huh?”

Dihadapkan dengan panggilan tiba-tiba tersebut, Shidou merasa terkejut. Reine kemudian menari tangannya dan menariknya untuk lebih dekat.

Setelah itu Reine melingkarkan tangannya ke bagian punggung Shidou dan memeluknya erat.

“…Anak baik, anak baik.”

Merasakan tangannya yang lembut berada di punggungnya, Shidou merasakan bahwa wajahnya sudah memerah karena tersipu malu.

“Tunggu…Reine-san?!”

“…Jangan kaget, dengan begini terasa lebih baik bukan? Walaupun aku pikir aku tidak bisa menggantikan ibumu tentu saja.”

“Reine-san….”

Sembari Shidou memanggil namanya, dia mulai merasakan dia kehilangan kekuatan.

Air hangat dan pelukan yang lembut. Perasaan ini——tepat seperti yang dia ingat.

“…”
Dari perasaan ini , Shidou menggit pelan bibirnya.

Sesuai dengan yang dia duga——tentu saja.

Kata-kata yang dia dengar dari Mio sekali lagi muncul di ingatannya.

Sepuluh bulan yang dia habiskan bersama Reine muncul di pikirannya——Mio bukanlah pembunuh berdarah dingin.

Dia khawatir terhadap Shidou, merasa kasihan kepada para Spirit, dan meratapi orang-orang yang telah dikorbankan. Tindakannya, ucapannya, dan suaranya semua dipenuhi dengan kelemah lembutan dan rasa sayang.

Akan tetapi——untuk bertemu dengan Shinji sekali lagi, dia memutuskan untuk mengorbankan semuanya demi mencapai tujuan itu. Sungguh, betapa menyedihkannya.

Resolusinya yang memilukan, keputusannya untuk mengikuti jalan yang penuh pembantaian, Shidou merasa seperti dadanya disobek-sobek.

——

Tapi- tidak , itulah kenapa.

Jika ada kemungkinan untuk menghentikannya——dia harus mempertaruhkan semuanya di kemungkinan itu.

Shidou mengeluarkan suaranya sambil memeluk balik Reine.

——Reine-san”

“…Un, ada apa Shin?”

Ketika suara Reine terdengar di telinganya, Shidou menguatkan hatinya sambil terus berbicara.

“Nanti… ada yang ingin kutunjukan kepadamu. Dapatkah kau menemaniku?”

“…?”

Walaupun menunjukkan wajah tidak percaya, Reine tetap mengangguk tanda dia setuju.

Nilai pasar perusahan eropa di daftarkan dari atas kebawah. Walaupun ada berbagai variasi tiap tahunnya, DEM tidak pernah jatuh dari angka satu digit.
DEM-Deus Ex Machina Industries.

Organisasi super yang terlibat dalam berbagai proyek pengembangan termasuk pembuatan senjata, pesawat, kendaraan, kapal , proyek luar angkasa, semikonduktor, alat elektronik, industry fiber dan bahkan agen travel. Terlebih lagi, perusaan dengan afiliasi yang banyak dan proyek R&D , dapat dikatakan lebih dari setengah penduduk di eropa hidup dari perusahaan ini.

Akan tetapi angka itu tidak termasuk proyek DEM yang sebernarnya – Realizer Manifestation Device dan CR-Unit. Dalam kata lain itu semua hanyalah apa yang Nampak dari luar.

Sebuah perusahaan privat yang memiliki cukup kekayaan untuk membeli sebuah Negara kecil dan memiliki kemampuan untuk merealisasikan hal itu. Seperti namanya, ini adalah sebuah raksasa yang tiran dan luar biasa. Itu adalah sebuah kastil yang dibangun oleh “Magician” Isaac Westcott.

——Di salah satu pojok dari perusahaan raksasa tersebut, dapat terlihat sebuah hangar kapal terbang. Manajer eksekutif kedua DEM Ellen Mathers menggunakan baju yang dibuat oleh DEM, memegang botol minuman buatan DEM, dan menaiki pesawat yang diproduksi DEM.

DSS-063 <Lemegeton>. Itu adalah kapal tempur terbaru DEM dan akan menjadi pusat Komando dalam perang melawan <Ratatoskr>.

Penampilannya tampak terlalu biasa untuk Ellen—akan tetapi itu tidak penting untuk sekarang. Apa yang dibutuhkan adalah ketangguhan yang akan melindunggi Westcott didalamnya dan kekuatan menyerang yang kuat untuk menghancurkan <Ratatoskr>
Ah——akan tetapi tidak ada yang bisa diperbuat. Ellen mencengkram tangannya sambil membuka matanya lebar-lebar.

Jika <Ratatoskr> tahu DEM akan menyerang dengan seluruh kekuatannya, tanpa keraguan pria itu akan muncul.

“…”

Pimpinan dari <Ratatoskr>, ketua dari meja bundar, Elliot Woodman. Hanya orang itulah, yang ingin dibunuh Ellen dengan tangannya sendiri.

Itu benar. Hanya orang itu saja, yang mengkhianati Ellen dan teman-temannya.

“….”

Pada saat itu, Ellen merasakan bahwa pandangannya menjadi kabur, karena itu dia menyeka matanya dengan lengan bajunya.

Apakah itu karena kegirangan bahwa pembalasan dendamnya akan terlaksanan atau itu karena dia berkonsentrasi terlalu kuat dan dia lupa untuk mengedipkan matanya. Walaupun dia tidak mengerti alasannya, akan tetapi jika bawahannya melihat hal ini maka hal ini akan dapat dengan mudah disalah artikan. Ellen menggelengkan kepalanya dengan pelan sebelum minum dari botol yang dia bawa.

——Ellen”

Pada saat itu.

Mendengar ada yang tiba tiba memanggilnya, Ellen menurunkan botolnya dan melihat di sekitarnya.

Untuk sesaat, dia piki itu adalah anggota awak atau Wizard di kapal tersebut——akan tetapi itu tidak benar. Hanya ada dua orang yang memanggil dia menggunakan nama pertamanya. Yang pertama adalah temannya Artemisia Ashcroft dan yang lain adalah——

“Ike.”

Setelah mengetahui identitas orang yang baru saja muncul, Ellen memanggil namanya.

Pria dengan rambut pirang yang mengingatkan dengan suatu metal tertentu dan sepasan mata dengan warna karat. Sepanjang perubahan hidup dari awal sampai masa tua, sampai saat akhir dari kejayaan—— pria ini selalu memberi impresi seperti ini.

Isaac Westcott. Ahli waris dari misteri dan keturunan langsung dari penyihir——orang yang mendirikan DEM hanya dalam satu generasi saja.

“Ada apa, untukmu muncul di tempat seperti ini.”

Walaupun itu tampak seperti sebuah pertanyaan, Ellen dapat mengira kenapa Isaac berada di tempat ini.

Dengan pertempuran yang menentukan melawan <Ratatoskr> besok hari, mungkin dia tidak dapat diam saja di kantornya dan datang kesini untuk melihat kapal utama yang akan digunakan besok hari. Walaupun dia menjadi orang penting bagi dunia saat ini, keingin tahuannya tetap tak pernah berubah.
Akan tetapi, kalimat yang diutarakan oleh Westcott selanjutnya benar benar diluar ekspetasi Ellen.

——Bersiap, Ellen. Secepatnya.”

Setelah Westcott mengatakan itu dengan penuh gairah, ellen mengkerutkan dahinya dengan keheranan.

Bersiap?”

“Ah, ya . situasi sudah berubah. Tidak—sangat lah aneh untuk mengatakan hal ini, akan tetapi situasi akan berubah mulai sekarang.”

Westcott lanjut berbicara seperti seorang anak yang kegirangan.
“Fuhahahahahhahaha. Siapa kira akan seperti ini? Aku benar-benar beruntung. Aku tak pernah menyangka dengan memiliki Demon king pertama di tanganku , <Beelzebub>, akan berakhir seperti ini.”

“Ike…? Apa yang kau bicarakan? Ada apa dengan persiapan yang kau maksudkan?”

Setelah ditanyai Ellen, Westcott menjawab dengan senyum tipis.

Perapian yang ditenagai sihir. Dan juga aku butuh jimat timbunan.”

“….!?”

Mendengar apa yang Westcott katakan, Ellen tiba tiba tersedak.

Akan tetapi itu dapat dimengerti. Karena, semua yang Westcott baru saja sebutkan ada untuk melaksanakan hal itu.

“Apa yang kau maksud Ike? Apa yang terjadi?’’

Tanya ellen dengan penuh kebingungan, Westcott tetap tersenyum.

“Itu bukan tentang apa yang terjadi. Tapi apa yang akan terjadi.”

——Ayo Ellen , mari kita ubah masa depan.”
“Yah…. Ini adalah pijatan professional pertamaku. Ini benar benar membuat tubuhku terasa enak.”

“Ah, yah. Kekakuan di pundakmu menjadi hilang. Manju sake yang dijual di dekat hotel juga sangat enak. Aku tak pernah berpikir mengkukusnya akan membuat rasanya berubah.”

“Itu benar! Tohka dan lainnya senang jika kita membawanya sebagai oleh-oleh.”

“Fu…. Bukankah apa yang terjadi hari ini harusnya rahasia dari para Spirit?”

“Ah…. Itu benar.”

Mendengar apa yang reine katakana, Shidou mengeluarkan tawa yang aneh—— akan tetapi kemudian dia melanjutkan dengan “ah” seperti dia mengingat sesuatu.

Reine-san ada tangga di sini, mohon berhati-hati.”

“…Un, terima kasih sudah mengingatkan.”

Mendengarkan peringatan Shidou, Reine mengangkat kakinya, dan mengverifikasi kondisi dari tanah di depannya sebelum meletakan kakinya dan melanjutkan perjalanan mereka.
Walaupun kehati-hatian seperti ini tampak berlebihan, itu juga dapat dimengerti mengingat keadaan mereka sekarang.

Karena sekarang mata Reine sedang tertutup dan dia mengandalkan tangan shidou untuk menuntunnya.

Itu benar. Setelah mandi di pemandian air panas dan menikmati berbagai fasilitas di hotel, reine sekarang sedang dituntun Shidou ke tempat yang ingin dia tunjukan.

“…. Ngomong-ngomong, apa yang ingin kau tunjukan kepadaku? Aku merasa kita sudah jalan cukup jauh sekarang.

Kamu akan tahu ketika kamu melihatnya…. Dan aku pikir kamu akan menyukainya.”

“…. Kalau begitu aku menantikannya.”

Reine mengangguk kecil sambil terus berjalan dengan tuntunan tangan Shidou.
Dari sensasi ini, Reine mengingat suatu hal nostalgia.

Ketika ada sesuatu yang ingin ditunjukan dan dia diminta untuk menutup matanya sesaat——permintaan ini sama dengan tiga puluh tahun lalu ketika mio pertama kali kencan dengan Shinji.

Apakah ingatan Shinji mempengaruhi personalitas Shidou? Ataukah Shidou hanya seperti shinji, apakah mungkin untuk memiliki ide yang sama? Saat Shidou memintanya untuk melakukan hal ini , walaupun itu tidak ditunjukan di wajahnya, hal ini sangat mengejutkan Reine.

Memikirkan lagi——hari ini adalah satu kejutan setelah kejutan lainnya.

Kemarin malam, ketika mengingat bagaimana kejadian hari ini dimulai dari ajakan tiba-tiba Shidou untuk kencan, ide itu telah muncul di pikiran Reini.

Ketika dia tiba-tiba diajak untuk kencan, dan tidak disangka-sangka tujuan mereka adalah sebuah Ryokan dan lebih mengejutkan lagi Shidou ingin mendengar mengenai masa lalunya.

Mungkin karena ada perubahan dalam mental Shidou. Atau dia ingin menghilagkan keraguannya dan keinginan yang meliputinya sebelum pertarungan melawan DEM.

Jika alasannya adalah hal yang sebelumnya, maka ingatan Shinji dalam diri Shidou mungkin adalah penyebabnya.

Kekuatan Kristal Sephira yang berada di dalam diri Shidou. Dan tinggal Sephira kristal milik Nia yang dicuri oleh Isaac Westcott dan Tokisaki Kurumi. Tentu saja, ketika reiryoku milik Shidou menjadi tidak terkendali, ingatan Shinji keluar walaupun hanya sesaat.
Kalau begitu, alasannya sangat simple. Seperti Mio tidak bisa melupakan Shinji, Shinji juga ditakdirkan untuk selalu mencintai Mio. Sudah hal natural jika hal ini terjadi.

Akan tetapi bukan itu saja alasannya.

Jika dikatakan, itu adalah yang kedua, jika shidou menjadi tertarik kepada reine sejak dari awal maka reine tidak berbuat apa-apa selain menjadi resah.

Itsuka Shidou adalah personalitas kedua yang pada akhirnya akan menjadi Takamiya Shinji

Murasame Reini adalah identitias samaran yang digunakan Takamiya mio

Dalam kata lain, ini adalah pertemuan antara dua hal yang palsu.

Walaupun momen ini terasa menyenangkan, sudah sangat jelas bahwa tidak ada akhir yang bahagia di cerita ini.

Karena personalitas Shidou akan hilang sepenuhnya ketika dia mendapatkan kekuatannya kembali.

Dan ini tidak pernah terjadi sebelumnya kepada Reine.

“Reine-san.”
——

Ketika Reine sedang berpikir dalam keheningan, Suara shidou menghentikannya.

Untuk sesaat dia berpikir bahwa apa yang dia pikirkan terdengar oleh Shidou——akan tetapi bukan itu alasannya. Kata-kata selanjutnya dari Shidou dengan cepat terdengar oleh Reine.

“Kita sudah sampai. Kamu dapat membuka matamu sekarang.”

“….Un---“

Sepertinya mereka sudah sampai di tempat tujuan. Reine membuka matanya perlahan.

Dan kemudian——

Untuk sesaat, Reine kehilangan kata-kata.

Dia menjadi terpesona dengan pemandanga di depan matanya.

Hal yang pertama dia lihat adalah horizon yang tak terbatas dan cahaya matahari yang terpantul di atas air.

Sebuah melodi yang elegan terdengar ketika ombak menghantam pasir putih.
Suara dari burung camar. Aroma dari pantai. Mempertimbangkan bahwa indra penglihatan dan penciuman dia tidak terganggu, dia sudah seharusnya mengetahui dari itu saja. Mungkin dia tidak sadar karena terlalu focus dengan apa yang dia pikirkan. Sebagai hasilnya, semua informasi yang menyusun pemandangan yang indah didepannya diterima oleh seluruh indra perasa reine sekaligus.

——Laut.

Itu benar. Reine dan Shidou sekarang sedang berdiri di lokasi yang menghadap ke arah pantai. Melihat di area sekitar ryokan, itu tampaknya adalah daerah pegunungan, akan tetapi bagian belakangnya tampak terhubung dengan pantai.

Akan tetapi—— bukan hal itu saja yang mengejutkan Reine.

“…”

Rasa merinding dapat dirasakan olehnya ketika dia menyadari sesuatu.

Tidak salah lagi. Ini tidak mungkin adalah suatu kesalahan.

Tempat mereka berdua berada sekarang bukanlah pantai biasa.
Ini adalah tempat yang sama saat Shinji membawa Mio tiga puluh tahun yang lalu.

Thump.Thump. jantung Shidou berdegup dengan kencang. Degupan yang sangat keras itu membuat seakan-akan badannya bergetar. Darah yang mengalir ditubuhnya terasa mengalir dengan sangat cepat dan suhu tubuhnya meningkat.

Akan tetapi itu semua dapat dimengerti.

Karena, Shidou saat ini——baru saja membawa Reine ke laut yang sama dengan yang ada dalam ingatan Mio.

Ini tidak salah lagi adalah pedang bermata dua. Menunjukan pemandangan laut ini akan membuat Mio curiga bahwa Shidou memiliki ingatan Shinji.

Bukan itu saja. Jika dia sadar bahwa Shidou datang dari masa depan, maka semuanya akan hancur di momen ini. Terlebih lagi, ketika memilih lokasi kencan, faktor ini adalah faktor yang membuat hati shidou terbelah menjadi dua sisi.

Akan tetapi Shidou tetap memilih tempat ini

Ini adalah kencan dengan tujuan untuk menyegel reiryoku Reine.
Dengan kata lain dia akan menang jika dia melampaui posisi shinji di hati Reine.

Tentu saja, itu tampak seperti bunuh diri untuk membawa reine di tempat di mana dia memiliki ingatan tentang Shinji. Opini seperti ini muncul ketika dia berdiskusi dengan para Spirit.

Akan tetapi shidou memiliki pemikiran lain.

Jika dia lari dari ingatan paling penting dihatinya, maka tidak mungkin bagi Shidou untuk melampaui shinji.

Tidak untuk mengatakan melampaui tidaklah pantas.

Tanpa keraguan apapun, tidak peduli apapun yang Shidou lakukan, hal dari tiga puluh tahun lalu tidak akan pernah hilang dari hati Mio.

Karena itu Shidou harus menemani eksistensi Shinji agar supaya Reine dapat jatuh cinta kepadanya.

“….”

Ini adalah pertaruhan di mana satu kesalahan dapat menghancurkan segalanya.
Akan tetapi, Shidou percaya bahwa hanya inilah cara agar semuanya dapat selamat.
Mio mencintai Shinji. Itu hal yang tidak dapat terelakan. Perasaan cintanya di dunia ini bagaikan api yang membara yang sulit dilihat oleh orang lain.

Walaupun begitu, waktu yang dihabiskan Reine bersama Shidou dan para spirit-itu bukanlah kebohongan.

..…”

Ketika reine berbalik dari arah pantai dan melihat kea rah Shidou, Shidou merasa sangat gugup.

“….Shin, di mana ini?”

Akan tetapi, nada bicara Reine sangatlah tenang.

Dia tidak akan pernah menyangka apa yang berada di pikiran Reine saat ini. Akan tetapi untuk sekarang, sepertinya Reine telah menerima pemandangan ini. Walaupun Shidou diam diam merasa lega mengenai hal ini, dia menjawab balik tanpa menunjukan banyak emosi di wajahnya.

“Ya tempat ini adalah tempat yang ingin aku tunjukan pada Reine-san, bukankah tempat ini indah?”

“….Ah, iya itu benar… benar benar indah.”

Melihat balik ke pantai, Reine menjawab dengan penuh emosi. Shidou mengaguk balik ketika dia mengengam tanggan reine sekali lagi.

“Apakah kamu ingin berkeliling sebentar?”

“Ah, tentu saja.”

Reine mengeluarkan senyum kecil sebelum mengengam tangan Shidou .

Un, ini benar-benar tempat yang indah. Mungkin ini terdengar biasa, akan tetapi aku merasa seperti hatiku terbawa oleh keindahan tempat ini.”

Haha, kamu terlalu berlebihan, akan tetapi aku senang kamu menyukainya.”

“….Tapi kenapa kamu mengajakku ke tempat ini?”

“Reine-san mungkin akan menyukai tempat ini, itu apa yang instingku katakan.”

“….Kalau begitu, intuisimu sangat tajam.”

Mereka berdua terus berbincang sambil berjalam pelan mengikuti garis pantai.
Laut yang pernah dia lihat bersama Shinji.


Hari ini adalah hari yang penuh kejutan, dan ini berada di posisi pertama. ——kebetulan? Tidak terhindarkan? Apakah itu karena ingatan Shinji? Tidak, karena Shidou mirip dengan Shinji, hal ini tidak terlalu mengejutkan- berbagai macam spekulasi muncul di pikiran Reine.

Akan tetapi, Reine dengan cepat menyadari ini adalah hal yang tidak dapat dikatakan saat ini.

Untuk beberapa saat, Reine terus berbicara dengan Shidou sambil meninggalkan jejak kaki di pasir.

Isi dari pembicaraan mereka tidak ada yang penti. Topiknya berubah dengan cepat mulai dari laut, sekolah, hari esok, kotori yang bekerja terlalu keras, bagaimana kannazuki harus bekerja lebih giat, cream puff edisi terbatas baru dari la pucelle di depan stasiun dan shidou berjanji dia tidak akan mati besok hari dan sebagainya. isi pembicaraan mereka benar benar tidak ada yang terlalu penting.

Akan tetapi hal ini membuat reine merasa nyaman.

Untuk bicara lebih lanjut, isi dari pembicaraan mereka tidaklah penting. Berbicara sambil berjalan bersama di pantai dalam ingatannya.

Itu saja——sudah cukup.
Waktu terus berlalu, dan matahari yang menyinari lautan mulai terbenam di horizon, dan warna langit yang mulai berubah.

Reine dan Shidou duduk bersama di tepi sambil mendengarkan bunyi ombak.

“….Shin.”

Ya.”

“….Hmmm, apa ya yang ingin aku katakan ?”

“Haha… ada apa?”

Sembari Shidou tertawa, Reine perlahan mengangkat bagian ujung bibirnya.
Suara ombak yang menyegarkan dan anginya sepoi sepoi. Akan tetapi itu tidak dapat dibandingkan dengan kehangatan yang tangan Shidou rasakan dan juga degup jantungnya.

Dari hal itu , reine merasakan sesuatu yang misterius.

Bagaimana untuk menjelaskannya? Pikirannya mulai menjadi kabur sembari bagaimana dia menjadi sulit untuk mengerakan tubuhnya. Akan tetapi ini bukanlah sesuatu yang buruk. Ini sangatlah nyaman untuk dirangkul oleh tangan hangat itu ketika kesadarannya mulai hilang.

“….Hmmm….”

Ketika Reine menyadari ini adalah pertama kalinya dalam tiga puluh tahun dia tertidur, kesadaran Reine mulai hilang dalam kegelapan.

“….Reine-san?”

Shidou mengeluarkan suara terkejut ketika Reine tak disangka-sangka bersandar di bahunya.

Dari apa yang terlihat, Reine menutup matanya sambil bernapas dengan ringan. Sepertinya dia telah tertidur.

Yah, tidak heran jika dia menjadi seperti ini. Karena dia telah menemani Shidou sepanjang hari sejak pagi hari. Tentu saja dia menjadi sangat capek.

Sungguh langka, aku tak pernah menyangka Reine akan tertidur di tempat seperti ini.”

“Begitukah?”

Terkejut oleh suara kotori yang terdengar dari alat komunikasi, Shidou memelankan suaranya agar Reine tidak terbangun.

Akan tetapi sesungguhnya ini adalah pertama kali shidou melihat Reine tertidur juga. Mungkin dia sedang melihat sesuatu yang sangat langka.

Tapi sayang sekali. Kita akhirnya mencapai titik di mana dia sudah bisa disegel. Ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk berciuman”

“Hey… walaupun begitu, kamu tidak boleh menjium orang yang sedang tertidur. Itu harus disetujui kedua pihak bukan?”

“Hey itu tidak baik jika mengingat putri tidur. Wanitapun memiliki kendambaan tersendiri. ——Tentu saja, itu semua tergantung pihak yang lainnya.”

Kotori menjawab sambil setengah bercanda. Walaupun Shidou tidak dapat melihat Kotori, dia yakin Kotori sedang mengangkat bahunya sambil memutar Chupa Chups di mulutnya.

Di tengah kelakar mereka berdua, shidou merasakan ada sesuatu yang bergerak di bahunya. Tampaknya reine telah terbangun karena dia mengangkat kepalanya dengan pelan dari bahu Shidou.

“Selamat pagi, Reine san.”

“….”
Ketika dia bangun dan disambut oleh Shidou, Reine berkedip beberapa kali untuk menghilangkan rasa kantuknya.



Setelah beberapa detik, mata Reine terbuka lebar saat dia menyadari apa yang terjadi.

“Tidak mungkin, baru saja aku….”

Ya, kamu baru saja tertidur… walaupun aku berkata seperti itu kamu hanya tertidur untuk sekitar lima menit saja.”

“….”

Mendengar apa yang baru saja Shidou katakan, Reine mulai mengecek dahinya dan terdiam beberapa saat. Seperti dia mengecek bahwa tidak ada bekas rasa takut dan keringat dingin.

“Reine-san…?”

“…”

Ketika Shidou memiringkan kepalanya karena ingin tahu, reine mengeluarkan napas kecil.
Dan kemudian , napasnya menjadi berat.

“…Fufu, Hahahahahaha….”

Itu adalah, suara tawa.

Ini bukanlah sesuatu yang biasa. Ketika orang merasa senang, bahagia, girang ataupun malu, akan sangat natural untuk menggunakan ekspresi ini untuk menunjukan ekspresi mereka.

Akan tetapi mendengar hal ini, Shidou hanya bisa menatap kosong.

Alasannya sangat mudah. Hingga saat ini Shidou tidak pernah melihat Reine tertawa sebelumnya.

Hal yang sama juga benar untuk kotori dan lainnya. Dari sisi lain alat komunikasi dia dapat mendengar bagaimana semuanya menghela napas yang dalam.

“…. Hanya begini saja, dan aku tertidur. Haha… jadi begitu, ini benar-benar menyakinkan….”

Reine sepertinya tidak menyadari reaksi Shidou——tidak itu lebih seperti dia tidak dapat berhenti tertawa. Sambil lanjut tertawa, dia meletakan tangannya ke pundak Shidou.
“…. Aku harus berterimakasih kepadamu. Aku tidak pernah tidur dengan nyaman untuk waktu yang lama. tampaknya pundakmu benar benar nyaman.”

Ucap Reine dengan pelan sambil menunjukan senyum yang halus.

Shidou memelankan napasnya, kecantikan Reine sudah melebihi batas dan diikuti dengan sedikit kelemah lembutan itu tentu saja menarik hati.

Tetapi, beberapa saat kemudian----

“….!Shidou!”

Suara Kotori yang terdengar girang dan rewel sekaligus terdengar di telinganya.

“Ada reaksi positif di mental Reine respon yang baik. Sekaranglah saatnya!”

“….!”

Mendengar apa yang Kotori katakan, Shidou mengangkat alisnya dengan penuh was-was.

Dia tak pernah berpikir saat yang menentukan akan muncul saat ini. Akan tetapi sepertinya menunjukan dia tertidur kepada orang lain memiliki suatu arti bagi Reine.
Kalau begitu yang dia harus lakukan adalah

“….”

Sambil memikirkan hal ini, Shidou tiba tiba menghela napas.

Ya sejauh ini adalah masa persiapan. Shidou belum pernah menyatakan dengan jelas maksudnya kepada Reine.

——Reine-san”

Shidou memanggil nama Reine dengan pelan. Setelah Reine kembali tenang, dia sepertinya telah menyadari pergantian suasana ketika dia melihat balik ke arah Shidou.

“…Un, ada apa, kamu tiba-tiba tampak serius.”

Tidak… ini mengenai ketika kita berada di pemandian bersama.”

“….Ah tenang saja, aku akan menyimpan rahasia ini dari semuanya.”

“Tidak , bukan itu… , ah tapi tentu saja aku ingin kau merahasiakan itu.”

Shidou mengaruk wajahnya sambil mencoba untuk kembali mendapat momentum.
“Cerita mengenai—— orang yang Reine-san sukai”

“…..Ada apa tentang itu?”

Reine menjawab dengan ringkas setelah terhenti sejenak.

Shidou kemudian melihat ke mata reine dengan penuh tekad.

——Jadi, apakah itu tidak mungkin?”

“….”

Mendengar apa yang dikatakan Shidou, Reine hanya merespon dengan terdiam.

Akan tetapi mata Reine tidak menunjukkan penolakan ataupun rasa jijik.

Di mata Reine tampak keraguan dan kebingungan. Dan juga sedikit——rasa bersalah.

Shidou kemudian melanjutkan dengan momentum yang ada.

“Aku tidak pernah bermaksud untuk mengantikan atau membuatmu lupa mengenai orang itu. Akan tetapi… aku ingin menjadi diriku sendiri, berbeda dengan orang itu, untuk menjadi seseorang yang  sangat menyayangi Reine-san ……. apakah boleh ?

“….”

Reine tidak dapat memutuskan apapun.

Akan tetapi, walaupun setelah menaruh tangannya di pundak Reine, tampaknya dia tidak memiliki penolakan apapun.

“Reine-san——

“….Shin.Aku——

Ketika Reine ingin mengatakan sesuatu.

Akan tetapi wajah Shidou terus mendekat, dan Reine membuka bibirnya sambil menutup matanya.

Napas mereka menjadi sama.

Suara dari degup jantung mereka berdua terdengar jelas ke telinga masing masing.

——Dua bibir bersentuhan.
Di sisi pantai yang disinari oleh sinar matahari yang sedang terbenam. Shidou dan Reine—— berciuman mengantikan apa yang Shinji dan Mio tidak dapat lakukan tigapuluh tahun lalu.

‘’Kita berhasil!”

Di ruang komando sambil melihat ke monitor utama, Kotori tidak dapat menahan dirinya untuk menunjukan pose kemenangan.

Di layar dapat terlihat gambar Shidou dan Reine berpelukan dan saling berciuman dengan latar matahari terbenam. Itu tampak seperti adaegan dari film.

Seperti Kotori, spirit lainnya yang melihat hal itu memiliki respon yang berbeda. Tohka, Mukuro, dan Yuzuru tampak begitu asik melihat hal itu, Kaguya dan Natsumi mencoba menoleh ke arah lain, Yoshino melihat melalui lubang diantara jarinya yang menutupi matanya, Origami menatap tanpa ekspresi dan Miku serta Nia menjerit tanpa henti.

Walaupun respon mereka berbeda, akan tetapi para spirit sudah diberi tahu sebelumnya jika mereka ingin berada di ruang komando untuk membantu shidou maka mereka akan melihat adegan dimana Reine dan Shidou berciuman karena hal ini tidak ada spirit yang kebingungan. Tapi yah, Miku dan Nia adalah contoh yang tidak biasa.

Walaupun begitu, ciumannya berhasil. Kotori melihat ke arah monitor dan grafik menunjukan Reine dapat disegel sekarang. Dengan kondisi ini, menyegel reiryoku Reine akan ——

“…..!? Komandan!”

Akan tetapi pada saat itu

Diikuti dengan suara alarm, suara para anggota awak terdengar jelas oleh Kotori.

Hal ini terasa seperti ilusi di mana waktu terhenti. Euphoria memenuhi pikiran Shidou. Ingatan Shinji dalam hatinya membuatnya memegang pundak Reine lebih erat.

Sudah lama. terlalu lama. sudah terlalu lama waktu berlalu baginya hanya untuk memeluk Mio.

Shidou kesulitan untuk menahan emosi yang membara ini. Dia bukan Takamiya Shinji, tapi Itsuka Shidou. Kerinduan Shinji sangatlah kuat hinga jika Shidou tidak menyadarinya saat itu, dia bakal diambil alih oleh kesadaran Shinji.

Akhirnya, saat bibir mereka berdua bersentuhan, ada perasaan hangat dalam tubuh Shidou——
——

——Itu tidak datang.

“….”

Shidou menahan napasnya.

Tentu saja dia mencium Reine. Ada juga perasaan bahwa suatu hubungan telah terbentuk.

Akan tetapi, ketika mengingat kembali perasaan ketika Reiryoku dari Spirit tersegel, aliran energi yang harusnya terjadi tidak ada.

——Kenapa? Ketika dia menanyakan dirinya hal itu, prosedurnya tidak salah. Tidak ada kekurangan apapun. Tentu saja , apakah itu karena Shidou lahir dari Spirit of Origin dia tidak dapat menyegel Reine. Ataukah itu karena——

“…”

Ketika pikiran Shidou menjadi kacau, Reine perlahan melepaskan bibirnya dari Shidou.

Dan kemudian sambil menyentuh bibirnya dengan jarinya, Reine berkata.

Jadi, begitu. Kau—sudah melihat masa depan?”

——!?”

“Wha—“

Ucapan Reine membuat tubuh Shidou gemetaran. Dan pada saat yang sama, kengerian di suara Kotori terngiang di pikirannya.

“…Kenapa kamu terkejut? Ini bukan pertama kalinya ingatan terbagikan melalui jalan yang terbentuk.”

Sambil dia berbicara, Reine tidak mencemooh atau memarahi Shidou. sebaliknya, dia menyentuh kepala Shidou dengan lembut.

“…Semua kejadian misterius hari ini akhirnya menjadi jelas…. Ah,tidak, mungkin aku sudah mengetahui hal itu walaupun agak samar-samar. Aku hanya tidak ingin mengerti. Karena aku sangat bahagia ketika kamu mengajakku kencan.”

Reine melanjutkan ucapannya di telinga Shidou dengan nada lembut.

“…Aku benar benar menikmatinya, bahkan aku sampai melupakan masa lalu yang menyakitkan itu sesaat——akan tetapi, mimpi adalah sesuatu yang hilang ketika kita bagun. Bukan begitu——Shidou?”
Share Tweet Share

5 comments

        • avatar Unknown says:

          aduuh udah bisa ngerasain aku takutnya klo udah ketahuan, hahhaha
          lanjutkan lagi komandaan

            Please wait....
            Disqus comment box is being loaded