Bab 1 - Tanggung jawab orang yang selamat

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

“Reine-san—— maukah kau pergi kencan bersamaku besok?”



Di atas Kota Tenguu, di ketingian 15,000 meter.



Di atas kapal terbang <Fraxinus> yang melayang di sana, Itsuka Shidou telah menguatkan hatinya untuk mengucapkan kata kata tersebut.



Berdiri di depannya seorang wanita yang terlihat seperti berumur sekitar 20-an dan memakai seragam militer<Ratatoskr>. Rambutnya yang diikat dengan tidak rapi, kulitnya yang pucat dan bayangan gelap yang mendekorasi bagian bawah matanya——



Jika kita meliha hanya dari deskripsi yang telah disebutkan, beberapa orang mungkin dia adalah seseorang yang menderita sebuah penyakit yang tak bisa disembuhkan. Tapi walaupun dengan hal hal tersebut, wanita itu tetaplah sangat cantik. Hidungnya yang simetris dan pandangannya yang terlihat sedikit sedih jika mengikuti kedua matanya. Sebaliknya, deskripsi yang telah disebutkan sebelumnya malah memberi kontribusi untuk auranya yang terasa seperti tidak dari dunia ini.



——Muramase Reine.



Petugas analitik dari <Ratatoskr> , organisasi yang didesain untuk melindungi Spirits, dan juga adalah asisten wali kelas di kelasnya Shidou.

Dan—— Spirit of Origin yang menjadi sumber dari semua Spirit lainnya, Mio Takamiya.



Ya. Mulai dari sekarang, dalam waktu sekitar 30 jam, dia akan menjadi spirit yang akan membantai seluruh Spirit lainnya.



“…….”



Sambil mendengarkan apa yang Shidou telah katakan, Reine melihat ke arahnya sambil sedikit menyipitkan matanya.



“Perkataanmu barusan benar benar membuatku kaget, kenapa kau mengucapkan hal seperti itu tiba tiba, Shin?”



Kemudian, setelah beberapa saat, dengan penampilan yang terlihat tidak terlalu kaget, dia menjawab dengan suara tenang.



Tidak mengatakan iya tidak juga mengatakan tidak. Mungkin, dia ingin melihat apa tujuan Shidou.



Tapi itu tampaknya tidak mungkin. Walaupun mereka memiliki hubungan yang dekat——tidak, justri karena itulah—— jika seseorang tiba tiba mengatakan hal seperti itu, sangatlah normal untuk terkejut. Sebaliknya jika Shidou berdiri di posisi Reine, dia akan mengatakan hal yang sama. Akan tetapi, untuk Reine yang sekarang, sentiment seperti itu kemungkinan bukanlah satu-satunya emosi yang berada di dalamnya saat ini. Shidou menatap ke tatapan Reine dan memikirkan hal ini kembali. Kemudian, setelah menelan satu tegukan kecil dia memmberikan jawabannya.



“Tidak bisakah? Besok—— tidak, tanggalnya sudah berubah, tepatnya hari ini, dan seharusnya masih ada waktu seharian penuh sebelum DEM datang menyerang.”



“Walaupun seperti itu, tidak ada gunanya untuk latihan sebelum hal itu terjadi. Istirahatlah atau lakukan hal yang ingin kau lakukan—— “



“Aku tidak melakukan latihan.”



“……….”



Setelah shidou mengatakan hal itu untuk menyelanya, Reine terdiam sambil memalingkan matanya untuk sesaat. Sebaliknya, bukannya dia tidak bisa terus melihat ke arah Shidou, akan tetapi dia sepertinya sedang melihat apakah ada orang di sekitar situ.



“…. Ini bukan saatnya untuk bercanda. Shin, tidakkah kau takut jika dilihat orang lain?”



“Aku tidak mengatakan semua ini sebagai candaan. ———Rene-san, kau baru saja mengatakan kepadaku untuk melakukan apapun yang aku inginkan. Karena itulah aku mengajakmu keluar bersama sebelum menghadapi pertarungan yang menentukan setelahnya.”



“……”



Mendengar apa yang Shidou katakan, Reine terdiam sekali lagi.



“….Apakah yang lain mengetahui hal ini?”



“Tentu saja tidak, aku belum mengatakan hal ini kepada yang lainnya . ini adalah kencan yang merupakan rahasia dari yang lainnya.”



“… untuk sesaat, bisakah aku bertanya sesuatu? Kenapa mengajaku?



“Kau tidak ingin?”



“Aku tidak bilang begitu, akan tetapi jika kau ingin pergi kencan, pastilah ada orang lain yang bisa kau ajak. Yang lainnya akan sangat senang mendengar hal itu.”



“Baiklah kalau begitu, itu tidak mungkin. Untuk sekarang, aku ingin pergi kencan dengan Reine-san.”



“……”



Tiga kali ada keheningan di sana.



Setelah memikirkannya untuk sesaat, Reine mengeluarkan napas kecil.



“Kau benar benar tidak adil.”



“Eh…..?”



“Jika kau mengucapkannya seperti itu, bagaimana mungkin aku bisa menolak?”



“! Kalau begitu—— “



Ketika mata Shidou menjadi ceria, dia melihat Reine menganguk kecil kepadanya.



“… saatnya untuk balik. Kapan aku harus pergi besok?”



“Terima kasih…! Kalau begitu, besok pagi, aku akan menemuimu di depan stasiun Tenguu pada jam 10.”



“…Aku mengerti… kalau begitu aku permisi untuk sekarang. Jika aku tidak menyelesaikan sisa pekerjaanku , Kotori akan menjadi marah.”



Pundak Shidou bergoyang. Setelah mendengar jawaban Reine, dia akhirnya menyadari kegilaan dari tindakannya untuk mengajak seseorang kencan satu malam sebelum tanggalnya.



Tidak, untuk lebih tepatnya, metode di mana berpikir secara terburu buru seperti ini sangatlah tidak wajar. Hanya saja Shidou tidak memiliki energy ekstra untuk memikirkan hal itu beberapa saat lalu. Akan tetapi sekarang ketika sudah ada kesempatan untuk hal itu, dia tidak dapat melakukan apa apa selain mengelengkan kepalanya tanpa henti.



“Maaf karena sudah memintamu secara tiba tiba seperti ini.”



“Tidak apa-apa. Melihat posisimu sekarang, walaupun ini bukan sesuatu yang seharusnya diucapkan dengan lantang, akan tetapi aku sangat bahagia menerima ajakan darimu. —— akan tetapi, akan sangat sulit untuk mendapat persetujuan dari Kotori.”



“Ha…Ha….”



Dengan cengir, Shidou mengelap keringat yang membasahi dahinya. Reine melambaikan tangannya dengan pelan sambil berjalan ke arah koridor <Fraxinus>.



Beberapa saat kemudian, sosok Reine berbelok ke koridor dan menghilang seluruhnya.

“Fuwa—— “



Setelah memastikannya sekali lagi, Shidou menghela napas dalam dalam seperti ketika wajahnya terbenam di air.



Punggungnya basah dengan keringat dan ujung jarinya sedikit gemetaran. Ketegangan,semangat dan resolusi yang membuat dia maju pada momen sebelum ini hilang sekaligus.



Dengan kakinya yang gemetaran, Shidou bersandar di dinding sebelum jatuh dan duduk di lantai.



“Setidaknya untuk sekarang, halangan pertama sudah kulalui, bukan begitu?”



Gumamnya dengan suara yang tidak bisa didengar siapapun.



Untuk sekarang, dia telah berhasil mengajak Reine untuk kencan. Akan tetapi, sambil tetap mengingatkan bahwa tantangan yang sesunguhnya baru akan dimulai, Shidou belum bisa bernapas lega.



Karena kesuksesan di halangan pertama dapat diprediksi walaupun tidak seluruhnya.



Reine tidak dapat menolak Shidou—— tidak, adalah hal yang mustahil untuk Mio untuk menolak ajakan dari Shin. Shidou mengetahui hal ini. Karena itulah, Shidou dapat memaksanya untuk pergi kencan dengannya walaupun dia tau bahwa pemilihan waktunya tidak tepat.



“…”



Akan tetapi, Shidou menepuk pelan pipinya untuk membangkitkan kembali semangat juangnya.



Sebelum kencan (perang) besok, masih ada hal yang harus dia selesaikan terlebih dahulu.



Lawannya adalah Spirit of Origin. Orang orang akan merasa lega jika ada hal yang bisa melampaui gadis itu, akan tetapi Sayangnya hal seperti itu tidak ada. Walaupun begitu hal ini adalah sesuatu yang perlu diselesaikan dengan tangannya sendiri.



Namun, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana membuat hal ini berjalan lancar. Pada saat dimana niat Shidou diketahui oleh Reine melalui intuisinya, maka rencana ini akan hancur pada saat itu juga. Kemudian, semuanya akan balik ke titik awal——.



“Ya——Aku harus melakukan hal ini lebih dulu.”



Setelah memikirkan hal itu , Shidou memaksa kakinya untuk berdiri dari tempat itu.

Kemudian, sementara dia berjalan di koridor, dia memasuki Toilet pria yang berada di dalam <Fraxinus>



Walaupun ada banyak kamera dan mic yang dipasang di dalam kapal, walaupun begitu tidak akan ada benda seperti itu di dalam toilet. Di dalam sini tidak ada yang dapat terekam kecuali seseorang berbicara dengan suara kuat dan hal itu tertangkap oleh alat yang berada di luar.



Setelah mengunci pintunya, Shidou mengeluarkan smart phone dari kantongnya dan menekan icon yang berlabel “M”.



Kemudian, lima huruf yang menyusun nama ‘Maria’ terlihat di layar dan kemudian ada suara yang familiar dapat terdengar dari speakernya.



“——Penggunaan aplikasi telah terkonfirmasi. Ada yang bisa saya bantu?”



Suara gadis yang terdengar dari smartphone tersebut adalah suara yang sama milik Maria, AI dari kapal Fraxinus yang sedang dinaiki Shidou sekarang.



Itu benar, di dalam smartphone miliknya, ada aplikasi yang terpasang (di mana Shidou tidak tahu kapan) yang membuat dia bisa berkomunikasi secara langsung dengan Maria. Dengan ini , adalah hal yang mungkin untuk berkomunikasi dengan Maria tanpa harus menggunakan peralatan di dalam kapal.



“Ada hal yang ingin aku katakan kepadamu, Maria.”



“Apa yang terjadi? Mengajak guru wanita wali kelasmu untuk kencan satu hari sebelum pertarungan yang menentukan, Itsuka Shidou mesum.”



“…..”



Mendengar suara yang terdengar jengkel itu , Shidou langsung terdiam. Tampaknya perbincangan sebelumnya telah di rekam. Tentu saja jika hanya bagian itu saja yang dilihat dalam konteks ini, tidak heran untuk menjadi bingung dalam urusan seperti itu.



“Tidak, mengenai itu… Maria.”



“Tidak, aku tidak berniat untuk menyalahkanmu. Mungkin, pertarungan selanjutnya akan menjadi yang terbesar. Karena ada juga kemungkinan Shidou akan mati, bukanlah suatu ide yang buruk untuk menyelesaikan berbagai isu yang akan muncul. Bahkan, adalah insting dari setiap makhluk hidup untuk memastikan kelangsungan spesies mereka ketika kehidupan mereka terancam. Itu juga merupakan sebuah pilihan yang bagus untuk memilih Reine sebagai partner pertamamu. Tentu saja, kau akan mendapat induksi pertama yang lembut. Aku juga tidak tahu bahwa Shidou lebih menyukai yang lebih dewasa. Dapatkah kau memberi tahu poin poin spesifik yang merupakan faktor utama sebagai referensi untuk kedepannya? Apakah kelapangan hatinya? Ukuran dadanya? Rasa aman? Dada? Atau itu masih tentang dadanya? Tch”

“M-Maria?”



“Walaupun besar, sebagus-bagusnya itu hanya 95cm. Bagian dada miliku yang menjulang keluar dari kapal ini melebihi 250m.”



“Bagian yang menjulang keluar!? …. Tunggu dulu, dengarkan apa yang ingin aku katakan dulu…!”



Setelah Shido memohon , Maria akhirnya diam dan itu membuat Shidou berbicara.



“Dengar Maria. Mugkin kau tak akan mempercayai apa yang akan aku katakana selanjutnya , akan tetapi dengarkan baik-baik. Aku telah pergi ke 30jam setelah waktu sekarang ke 20 februari. Lebih tepatnya kesadaranku dari tanggal 20 februari telah balik ke tubuhku sekarang ini.”



“Ho.”



Mendengar apa yang shidou katakan, Maria, tidak tertawa ataupun terlalu kaget, menjawab dengan tenang.



“Karena kamu mengunakan <Zafkiel> milik Kurumi untuk kembali ke masa kini?”



“Iya . jika kau dapat mengerti secepat ini itu akan sangat membantu.”

“Setelah menganalisa kejadian-kejadian yang terjadi sebelum ini . aku pikir hal inilah yang terjadi—— tentu saja, ini juga dengan meniadakan kemungkinan Shidou membuat alasan yang sangat bagus ini untuk menutupi kencan rahasianya dengan Reine.”



“H-hey”



“Cuma bercanda. Humor adalah hal yang bagus untuk pikiranmu. Bahkan di saat kamu terdesak, kamu sebaiknya memiliki cukup ruang didalammu untuk dapat menerima beberapa lelucon.



“…. Kalau begitu, aku akan mengusahakan yang terbaik.”



Shidou tersenyum masam… sungguh, dia ini adalah kepintaran buatan yang dapat kamu andalkan kapan saja. Walaupun dia ingin Maria menjadi orang pertama untuk mendiskusikan hal ini karena peranan dia dalam mengelola dan mengkontrol informasi disini, Shidou tidak pernah mengira akan diberi dorongan seperti ini.



“——Bagaimanapun, lanjut lagi. Tentu saja kamu tak perlu khawatir karena perbincangan ini tidak akan dalam catatan manapun. Karena kalau tidak begitu kamu tidak perlu memilih temat seperti ini, bukankah begitu?”



“Ah….”



Setelah Shidou menganguk, dia mulai menjelaskan.



——dalam pertarungan melawan DEM, Spirit of Origin – Mio muncul setelah menusuk Dada Kurumi.



Reine sebagai penyamaran untuk Mio.



Spirit yang dikalahkan satu per satu , dan Kristal Sephira mereka diambil.



Bahkan Tohka, yang telah mengambil sebagian kekuatan milik Mio , terhapus.

Dan setelah itu , menggunakan peluru keenam < Vav > yang tersegel dalam tubuhnya, Shidou balik ke malam sebelum pertarungan itu.



“….Jadi seperti itu.”



Setelah Shidou menyelesaikan penjelasannya. Maria mengucapkannya disertai suara menghela napas. Tentu saja AI tidak perlu bernafas, akan tetapi ada pola yang sangat kecil Nampak dalam cara berbicaranya.



“Baiklah aku sudah mengerti tentang situasi ini—— Shidou.”



“A-ada apa?”



“Hal yang baik melihatmu masih hidup.”



“…”



Mendengar apa yang Maria katakan, air mata keluar tanpa dia sadari. Akan tetapi Shidou tidak dapat berhenti menangis di tempat seperti ini. Sambil mengelap air matanya, Shidou berusaha keras untuk menunjukan pada Maria bahwa dia sudah baik baik saja.



“Ya , itu semua berkat usaha kita semua.”



“Aku setuju, kalian telah bekerja keras.”



Setelah mengatakan hal itu Maria lanjut berbicara seperti dia sedang memikirkan sesuatu.



“——Kalau begitu, aku harus mulai bersiap untuk hari esok. ——Pertama-tama kita pergi ke Kotori untuk minta bantuan. Aku akan mengkontak dia karena itu kau pergilah ke kantor Kotori sekarang. Untuk lebih detailnya akan kusampaikan di sana.”



“Ah benar, pertama aku harus memberi tahu Kotori.”



Shidou mengucapkan itu dengan wajah yang terlihat berat.



Itsuka Kotori, komandan dari < Ratotoskr> dan juga adik dari Shidou. Jika <Ratotoskr> terlibat dalam operasi apapun , maka bantuannya sangat diperlukan.



Akan tetapi, Kotori memiliki hubungan yang dekat dengan Reine. Hubungan mereka sangat dekat hingga Reine dianggap sebagai sahabatnya. Sejujurnya , sangat menyakitkan bagi Shidou untuk memberi tahu kebenaran ini kepada Kotori.



“Walaupun itu menyakitkan, tapi hal itu dperlukan. ——Walaupun itu Reine , itu tidak akan menjadi masalah. Aku akan mengedit log percakapan dan gambar di dalam kapal. Akan tetapi karena Reine juga berada di dalam < Fraxinus> itu saja tidak akan menjamin keamanan. Berjaga-jagalah dan pastikan suaramu sangat pelan sehingga tidak ada yang dapat mendengarmu dari luar.”



“Baiklah aku mengerti. Apakah tidak apa apa berbicara di ruang kerjanya?”



“Iya, akan lebih aman untuk menunggu sampai kalian tiba di rumah kalian untuk berbicara, akan tetapi akan tampak tidak wajar jika Kotori tiba-tiba meninggalkan kapal pada saat ini. Untuk meminimalisir kecurigaan Reini kita harus melakukannya di sini.”



“Baiklah aku mengerti, aku akan pergi sekarang.”

“Ya—— akan tetapi karena tidak akan ada catatan mengenai hal ini, akan sangat sulit untuk duduk di kursi di ruangan Kotori dan menahan diri untuk tidak mengendus stoking yang baru dilepas Kotori.”



“Hey, hey…”



Setelah Shidou berbicara, dia mengingat apa yang Maria baru saja katakan.



“Sangat disayangkan. Aku menyukai hal itu seperti cangkir favoritku.”



“Fufu—— kamu telah berusaha dengan baik untuk menampilkan sesuatu yang bagus.”



Maria tertawa senang saat Shidou merapatkan pundaknya saat mengucapkan hal itu.



“Muu…. Aku sudah bangun”



Sambil berjalan melintasi koridor <Fraxinus>, Tohka mengeluarkan suara “mmm…” kecil sambil meregangkan badannya. Dan ketika dia meregangkan abdannya rambutnya yang berwarna seperti langit malam juga ikut bergoyang.

Sebentar lagi akan tengah malam. Untuk Tohka yang selalu tidur awal , ini sudah terlalu malam baginya untuk masih bangun.



Meskipun demikian, hal ini bukan karena tohka senang untuk keluyuran di dalam kapal. Awalnya dia tidur di ruangan yang sama dengan Spirits lainnya. Akan tetapi dia terbangun karena kage melihat Miku tidur disebelahnya dan tidak punya pilihan lain selain pergi menuju lounge untuk mengambil minuman hangat.



Akan tetapi, di ruangan itu ada orang lain yang tidak terduga. —— Shidou.



Tidak ada yang salah dengan Shidou berada di situ. Walaupun pertemuan ini tentu saja mengejutkan, akan tetapi lebih tepat jika dikatakan pertemuan yang tidak sengaja ini membuat Tohka sangat senang.



Namun, setelah Shidou melihat Tohka, seketika itu juga dia dikuasai emosinya dan tiba tiba memeluk erat Tohka sebelum mengucapkan hal yang aneh.



“Mi-Mimpi.”



Tohka mengingat kembali sensasi bagaimana dia dipeluk, bagaimana rasanya memegang pundaknya dengan tangannya dan kata-kata yang Shidou ucapkan kepadanya pada saat yang sama.



Itu benar. Shidou bilang dia baru saja melihat mimpi buruk. Sebuah mimpi di mana dia melihat semua orang mati di pertarungan besok.

Itu pasti merupakan sebuah mimpi yang menyeramkan jika itu membuat Shidou ketakutan seperti itu. Jika Tohka melihat mimpi yang sama, dia akan segera terbangun dan membasahi bantalnya dengan air mata.



Tapi… tidak, karena itulah.



“…”



Tohka menguatkan tangannya yang memegang pundak Shidou.



“Tentang mimpi itu, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”



Seolah olah ingin menguatkan tekad di dalam dirinya Tohka mengatakan hal itu dengan kuat.



Berdasarkan apa yang dikatakan Shidou, Tohka di dalam mimpinya berusaha sangat keras untuk melindungi Shidou. ——untuk menjadi orang seperti itu didalam mimpi Shidou membuat Tohka merasa bangga.



Kalau begitu dia tidak boleh kalah dengan dirinya di dalam mimpi. Tohka bergumam “Baiklah” untuk meningkatkan semangatnya sebelum balik ke kamarnya.



Apa yang dia butuhkan saat ini untuk pertarungan nanti adalah istirahat yang cukup. Pertama-tama dia harus tidur dengan cukup malam ini.

Akan tetapi…



“…Muu?”



Di perjalanan-nya balik menuju kamar Tohka mengerutkan alisnya keheranan.

Tapi itu sudah sewajarnya. Ada 2 gadis kecil yang berdiri di dekat pintu masuk.



Yang satu membawa boneka kelinci di tangannya. Dan yang satu lagi adalah seorang gadis dengan rambut yang panjang, yang walaupun diikat tetap menyentuh lantai. ——Mereka adalah Spirit yang seharusnya sudah tidur di kamar yang sama dengan Tohka. Toshino dan Mukuro. Akan tetapi sekarang mereka berdua matanya terbuka dan melihat ke arah ruang tidur dengan gemetaran.



“Apa yang kalian lakukan, Yoshino, Mukuro?”



“Tohka-san!”



“Sepertinya kau baik baik saja.”



“Ya, kukira kamu sudah dimakan.”



Setelah Tohka bertanya apa yang mereka lakukan, Yoshino, Mukuro dan boneka kelinci Yoshinon, sambil tetap gemetaran, terkejut setelah mengkonfirmasi bahwa Tohka baik baik saja.



“…? Apa yang terjadi?”



“Se-sebenarnya…”



Mendengar pertanyaan Tohka, Yoshino dengan ketakutan menunjuk ke arah ruang tidur.



“Mu…?”



Sambil melihat ke arah di mana ditunjuk oleh jari Yoshino. Tohka menemukan sesuatu di dalam ruangan di mana lampunya dimatikan.



Akhirnya setelah mata Tohka menyesuaikan diri dengan kegelapan, Tohka dapat melihat dengan jelas apa itu. Itu adalah…



“A-ahhhh….”



“Berbaring di lantai, Natsumi mengeluarkan suara lemas”



“Chew…,Chew…”

Yang terlihat adalah Miku mengeluarkan suara “Hmmm….” Sambil mengisap perut Natsumi.



“A…Apa ini…”



Melihat hal yang terjadi di depannya, kebingungan Nampak di wajah Tohka. Setelah itu, seperti mengikuti tatapan Tohka, Miku membalikan badannya dan membuat Natsumi mengerang kesakitan “Gwaaaaahh…!”



“N-Natsumi-san…”



“La-lari Yoshino… saat dia masih menargetku… jika kau tidak melarikan diri, aku tidak dapat menahannya…”



“Tapi, aku tidak dapat lari begitu saja dan meninggalkan Natsumi-san sendiri…”



Melihat percakapan antara Natsumi dan Yoshino, Tohka merasakan keringat dingin turun dari pipinya sambil melihat ke arah Miku, yang telah menjadi monster.



“Miku, apa yang kamu lakukan! Lepaskan Natsumi!”



“Percuma saja Tohka, lihat baik baik.”



“Apa…?”



Mengikuti apa yang Mukuro katakana, Tohka mengamati Miku sekali lagi.

Untuk alasan yang tidak diketahui, mata Miku tertutup dan dia mengucapkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti dalam tidurnya.



“Hmmm…. Huh… dapatkah kau memberikan itu semua kepadaku? Perutku sudah mulai penuh…”



Melihatnya seperti ini, Tohka gemetar ketakutan dan membuka matanya lebar-lebar.



“Tidak…., Tidak mungkin Miku---“



“Mun… walaupun tidak dapat dipercaya, Miku sedang tertidur. Untuk kesimpulannya seperti inilah Miku jika berjalan sambil tidur.”



Ucap Mukuro sambil menunjuk ke arah Miku. Kemudian, karena seperti mendengar namanya dipanggil, Miku menggeliat dan mulai merangkak seperti cacing.



“Hmm…Fu…”



“Gya—— “



“Natsumi-san”



“Uwah, betapa bergairahnya dia.”



“Benar-benar menyulitkan…. Tenaga Natsumi diambil oleh Miku.”



Seketika Natsumi berteriak, Yoshino,Yoshinon dan Mukuro mengeluarkan suara yang terdengar tak berdaya.



“Mu…”



Melihat kejadian ini, Tohka memutuskan sesuatu. Setelah menganguk dan meletakan tangannya ke pundak Yoshino dan Mukuro, dia masuk ke dalam ruang tidur.



“!Tohka-san…?”



“Itu terlalu berbahaya Tohka. Walaupun dia tertidur akan tetapi penciumannya tetap tajam. Jika kau terlalu dekat dengannya kau akan mengalami hal yang sama seperti apa yang terjadi pada Natsumi.”



“Tidak apa-apa ——aku sudah belajar bagaimana mengatasi hal seperti ini dari Nia sebelumnya. Serahkan saja padaku.”



Ucap Tohka sambil mengangguk. Kemudian dia mengambil stocking yang berada di bawah kakinya, memegang bagian ujungnya dan mengoyangkannya sambil bersiul.



“Ayo, ayo, kembali ke hutan, Miku. Ru——rururu—— “



“…!”



Di saat dia mendengar hal itu Miku menaikan wajahnya.








Seketika itu juga mulut Miku meninggalkan perut Natsumi dan mulai merangkak di lantai seakan-akan tertarik pada stoking milik Tohka.



“…Su…Su.”



“——Terima ini!”



Pada saat Miku sudah cukup dekat, Tohka melempar stokingnya ke arah dinding.



“…!”



Setelah itu Miku melompat mengejar stoking itu——

“——Uuyu?!”



Beberapa saat kemudian terdengar suara seperti ada sesuatu yang menabrak tembok.



“Ha…!? A-apa ini…”



Setelah membenamkan wajahnya ke tembok, Miku kembali sadar sambil membuka matanya.



Tampaknya Miku sudah benar-benar bangun. Sambil mengusap usap dahinya yang membentur tembok, Miku mulai melihat di sekelilingnya.



Setelah memastikan kalau Miku sudah bangun, Yoshino dan Mukuro bernapas lega sambil berlari ke arah natsumi.



“Natsumi-san , kamu baik baik saja?”



“Se-sepertinya…”



“Mun… perutnya seperti telah diisap oleh gurita…”



Dengan bantuan keduanya Natsumi perlahan berdiri lagi.



Kemudian, Miku melihat hal itu mengeluarkan suara “Kya!?” sambil terkejut.



“Apa yang terjadi kepadamu Natsumi-san? Penampilanmu yang acak-acakan! Sangat licik, apa yang kau lakukan dengan yang lain ketika aku sedang tidur?”



“…”



Mendengar apa yang Miku katakan, semuanya menatap ke arahnya tanpa berkata apa-apa. Tentu saja Miku menyadari rasa tidak nyaman ketika dia merasakan adanya keringat dingin di wajahnya sambil melihat kearah yang lainnya.



“Er,um… apa yang terjadi, semuanya? Wajah kalian tampak menakutkan.”



Miku mengaruk wajahnya sambil mengucapkan hal tersebut. Tampaknya dia benar-benar tidak mengingat apapun. Melihat keadaan itu, natsumi menghela napas seperti orang yang benar-benar kelelahan.



“…Miku, mimpi apa yang baru saja kamu lihat… apakah kamu sedang makan di buffet?”



“Eh? Mimpi…. Ah aku ingat sekarang itu benar benar mimpi yang menyenangkan. Mimpi dimana aku tidur bersama Natsumi-san, Yoshino-san, Mukuro-san dan Tohka-san”



“Apakah kamu benar-benar bermimpi!? Kembali lagi ke mimpi itu, kenapa kamu berjalan sambil tidur dan berlaku seperti itu?”

Mendengar respon Miku, Natsumi berteriak karena tidak tahan lagi.



Kemudian——



“——Apa yang kau lakukan?”



Ketika semuanya melakukan kegaduhan, tiba –tiba ada yang masuk dari luar.



“Mu?”



Melihat ke arah pintu , mereka dapat melihat ada seorang gadis sedang berdiri di situ. Dengan rambutnya yang menyentuh pundaknya dan wajah tanpa ekspresi layaknya boneka——itu adalah Spirit yang harusnya tidur di ruangan sebelah, Tobiichi Origami.



“Oh, origami. Maaf, apakah kami membuatmu terbangun?”



Setelah melihat Origami. Tohka menundukan kepalanya sedikit. Origami memiliki sensitivitas tinggi terhadap suara. Jika ada kegaduhan di kamar sebelah akan sangat sulit baginya untuk tidak terbangun.



“…”



Akan tetapi, Origami menggelengkan kepalanya seperti membantah apa yang baru saja Tohka katakan. Merasakan ada sesuatu yang ganjal, Tohka memiringkan kepalanya.



“Mu… Ada apa?”



Menghadapi pertanyaan Tohka, Origami menjawab dengan tenang, akan tetapi dengan intonasi yang penuh gairah.



“Baguslah kalian semua masih bangun. Aku punya sesuatu hal yang penting yang ingin aku bicarakan. Ikut denganku.



“…?”



Melihat ada yang ganjil dengan gerak gerik Oringami, Tohka mengangguk kecil



“…. Jadi.”



Setelah keheningan yang panjang.



Kotori mengucapkan hal itu seakan akan ada sesuatu yang menganjal di dalam hatinya.



Sudah 20 menit sejak Shidou sukses berkomunikasi dengan Maria. Mengikuti instruksi dari Maria, dia bertemu dengan Kotori di ruangannya. Kemudian , setelah menguatkan hatinya dia menjelaskan kejadian yang akan terjadi di masa depan kepada Kotori.



Dan kemudian- hanya kata pendek itu yang keluar dari mulut Kotori.Sangat pendek, akan tetapi kata itu lebih dari cukup untuk mengerti apa yang ada di dalam hati Kotori saat ini.



Bahkan , dia sebenarnya ingin berteriak, menangis , menarik leher baju Shidou dan meneriakinya karena sudah berbohong kepadanya.



Akan tetapi, Kotori tidak begitu saja membuang semua emosi yang bergejolak di dalam dirinya, entah itu merupan keberuntungan atau tidak——Kotori telah menguatkan dirinya. Sambil memperbaiki pita di rambutnya dan jaket di pundaknya , Kotori perlahan mengangkat wajahnya.



“Terima kasih, walaupun sepertinya itu sangat menyakitkan, aku bahagia kamu mengatakan hal ini kepadaku.”



Kotori berbicara dengan nada lembut. Akan tetapi, berbalik dengan nada itu, rasa sakit di suaranya terdengar dengan jelas.



Tapi itu adalah sesuatu yang sudah dapat diduga. Kotori, seseorang yang sangat mempercayai bawahannya, baru saja mengetahui bahwa Reine adalah Spirit of Origin—— dan adalah pelaku yang menjadikan Kotori sebagai Spirit 5 tahun yang lalu.



Bahkan, walaupun itu tidak terjadi saat ini, semua spirit termasuk Kotori akan terbunuh. Bahkan untuk Kotori itu adalah hal yang tidak dapat di terimanya dengan mudah.



“…Maaf”



“Kenapa kamu meminta maaf? Justru ini menunjukan bahwa kamu mampu berpikir cepat di saat genting. Jika bukan karena Shidou takdir kami sudah ditentukan. Terima kasih banyak.”



Kotori mengeluarkan senyuman sambil mengucapkan hal itu.



“Kotori—— “



“——Baiklah kalau begitu, saatnya menyusun strategi.”



Melihat Kotori yang terang-terangan terlihat sedih, Shidou ingin mengatakan sesuatu. Akan tetapi saat dia ingin mengatakan sesuatu, suara Maria terdengar dari speaker seakan akan ingin menyela.



“…”

Shidou menghela napas dan kemudian mengangguk setelah sempat ragu beberapa saat.



“Ah… benar juga.”



Kemudian Shidou mengambil Smartphone dari kantong miliknya supaya Kotori juga dapat mengerti, setelah itu Shidou mengirim pesan berisi “Maaf dan terima kasih” kepada Maria. Seketika itu juga di layar, ada balasan yang berisi “Tidak perlu berterima kasih… 3 super komputer lebh dari cukup” .



Nampak dengan jelas bahwa Kotori sedang berusaha melakukan sesuatu yang mustahil. Walaupun begitu, dia tetap menunjukan imej seorang komandan yang tangguh. Karena itu Shidou tidak ingin bergumam dan menyia-nyiakan usaha Kotori.



Tentu saja akan lebih baik jika mengucapkan apa yang ingin diucapkan. Ada saatnya di mana akan lebih baik jika Kotori menangis selayaknya gadis seumurannya.



Akan tetapi saat ini bukan lah saatnya untuk itu



Karena pada saat ini——belum ada yang berakhir.



“…”

Setelah semua hal ini berakhir, dia memutuskan bahwa dia akan memeluk erat Kotori sekuat tenaga dan membiarkannya menangis sesukanya saat itu. Dengan hal itu di pikirannya , Shidou lanjut berbicara.



“Bagaimanapun juga, aku sudah berhasil untuk mengajak Reine-san untuk pergi berkencan. Masalahnya dimulai sekarang.”



“Ya, kamu harus memikirkan apa yang akan kalian lakukan sebelum pagi ini. Tentu saja , kamu juga harus tidur walaupun minimal.”



Kotori kemudian melanjutkan pembicaraan.



“Pada saat yang sama, persiapan untuk menghadapi DEM juga harus tetap dilanjutkan. Walaupun kita berhasil menyegel Reine—Mio, jika kita dikalahkan setelah itu, kita hanya akan memberi keuntungan bagi musuh kita.”



“Haha… tentu saja.”



Shidou mengeluarkan senyum yang terlihat terpaksa sambil mengangkat bahunya.



Tentu saja, Shidou baru saja balik dari akhir yang buruk menggunakan kekuatan dari Angel of time <Zafkiel>.



Shidou mendapatkan kesempatan untuk mengulang kembali sesuatu yang telah dipastikan.



Akan tetapi pada saat yang sama, apa yang berhasil mereka capai di masa depan kembali tidak ada.



Untuk Shidou dan <Ratatoskr>, pada 20 februari, perang habis-habisan melawan DEM – Deus ex Machina Industries akan dimulai.



Pada akhir pertarungan sengit tersebut, mereka berhasil mengalahkan pimpinan musuh, Isaac Westcott——akan tetapi tidak ada jaminan hal yang sama dapat terulang kembali.



Bagaimanapun juga, situasi abnormal yang terjadi kepada Isaac adalah karena Mio yang tiba-tiba muncul. Jika Shidou menyegel Mio sebelum pertarunga, maka strategi musuh akan berubah secara drastic. Walaupun Mio sebagai prioritas tertinggi tidak berubah, mereka tetap musuh yang tidak dapat dianggap remeh.



Sambil melanjutkan pembicaraan , Kotori memegang dagunya dan mengeluarkan suara “Hmm”.



“——Pengaturan waktu untuk membagi informasi ke crew akan sedikit menyulitkan. Walaupun masih mungkin untuk memberi tahu mereka untuk meminta bantuan, ada juga kemungkinan hal ini akan dinotis reine saat dia masih di dalam kapal…”



“Itu benar, akan tetapi aku pikir tidak usah kuatir. Reine sudah berada di ruangannya privatnya , kemungkinan besar dia akan berada di sana sampai pagi untuk menghindari kemungkinan untuk dia ditunjuk untuk melaksanakan tugas darurat.”



“Ah, jadi itu alasannya…, apakah ada hal yang perlu dia lakukan pada pagi hari?”



“Karena Reine sangat mahir, sudah merupakan rutinitas harian bagi anggota staff yang tidak menyelesaikan pekerjaan mereka untuk minta tolong kepadanya. Untuk hal itu kita harus berterimakasih kepada nakatsugawa dan mikimoto yang menyampingkan kebiasaan mereka demi pekerjaan. Benar-benar sulit untuk mengatakan hal itu akan berguna pada akhirnya.”



Setelah mendengar evalasi yang tidak dapat diketahui jika itu hinaan atau pujian, Shidou mengaruk wajahnya.



Sambil mempersiapkan untuk Mio dan tindakan antisipasi untuk DEM, sangat penting untuk menambah jumlah orang yang dapat mengerti situasi ini sambil tidak dinotis oleh Reine. Tidak pernah terpikirkan olehnya, figurine milik Nakatsugawa dan Private call milik Mikimoto akan berguna.



Dan kemudian—— sesuatu tiba-tiba terpikir oleh Shidou. Seperti para staff, ada juga orang lain yang ingin dia beritahu mengenai Reine.



Mungkin karena menyadari ada yang berubah dari ekspresi wajah Shidou, kotori memiliki ide mengenai apa yang dia pikirkan. Kotori menghela nafas seperti dia sedang berada dalam posisi yang sulit,



“——Memikirkan tentang para spirit?”



“…Yah. Walaupun ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari——akan tetapi masih berat bagiku untuk mengatakannya.”



Walaupun hubungan mereka tidak sedekat antara Kotori dan Reine, para Spirit selama ini dirawat oleh Reine. Selain Shidou dan Kotori, Reine adalah orang yang mereka temui paling sering.



Untuk mengatakan onee-san yang selalu mereka andalkan akan membunuh mereka semua, hal itu membuat hati Shidou sangat berat walaupun dia harus mengatakan hal itu kepada mereka.



“Ya… tapi mereka harus mengatasi hal itu”



“…Ya, kau benar.”



Shidou mengingat kembali masa depan di mana Reine mengungkapkan identitas aslinya.



Walaupun mereka kebingungan, mereka menerima kenyataan itu dengan tenang. Tentu saja, ada alasan kenapa mereka tidak bisa panik ditengah pertarungan, akan tetapi mereka lebih kuat dari yang dapat Shidou bayaangkan.



Memang, <Ratatoskr> adalah organisasi yang mendedikasikan diri untuk melindungi Spirit, akan tetapi kita tidak boleh meremehkan mental mereka dan menahan informasi ini.



Jika kita berbicara tentang mereka, tentu saja mereka bisa mengatasi hal ini. Dengan keyakinan itu, Shidou menganguk sekali lagi. Kotori juga merespon dengan gestur yang sama.



“Walaupun begitu, bukankah mereka semua sudah tidur sekarang? Sebenarnya aku ingin mendengar opini mereka, akan tetapi kita tidak dapat menggangu spirit yang esensial untuk rencana DEM—— “



Ketika Kotori sedang berbicara, ponsel Shidou tiba-tiba bergetar.



“Hmm….?”



Untuk sesaat dia berpikir itu adalah Maria—akan tetapi dia segera menghilangkan pikiran itu. Maria dapat berbicara langsung melalui terminal atau mengirim pesan ke Shidou seperti yang telah dia lakukan sebelumnya. Tidak perlu bagi Maria untuk memangil menggunakan Voice-call. Sambil memikirkan hal itu, nama Tobiichi Origami muncul di layar.



Shidou mengelengkan kepalanya sambil menekan tombol. Kemudian ada suara yang terdengar.



“——Aku sudah tahu semuanya.”



“Eh….?”



Kata kata yang diucapkan Origami membuat Shidou menyalak terkejut. Akan tetapi, Origami tampak tidak mempermasalahkan hal itu dan melanjutkan pembicaraan dengan nada lembut.



“Kami juga akan membantu dengan pembuatan rencana kencan. Mohon berikan kami izin untuk mengunakan ruangan rapat.”



“Tu-tunggu sebentar. Bagaimana kau bisa tahu tentang---“



“Bisakah kami merepotkanmu sedikit?”



Ketika Shidou merasa kebingungan, Kotori mengambil smart phon dari tangan Shidou.



Kemudian dia meletakkannya di meja dan menekan icon speaker di layar.



“Halo origami. Di mana kamu sekarang?”



“Ruang tidur kedua.”



Origami menjawab pertanyaan kotori dengan ringkas.



Dan juga mengikuti jawab Origami, terdengar beberapa suara dari belakang.



“—Kami juga ada di sini”



“Haha tirai kegelapanku sudah mulai terayun.”



“Petisi. Mohon izinkan Yuzuru dan lainnya untuk menolong”



“A——pa—— walaupun ini adalah development yang mengairahkan, Nia-chan menyukai hal seperti ini.”



Tunggu sebentar, walaupun Shidou senang mendengar suara para Spirit, tampaknya para Spirit sudah mengetahui identitas asli Reine atau paling tidak apa yang ada dalam perbincagan antara Shidou dan Kotori. Tidak dapat mengerti apa yang terjadi Shidou mengangkat alisnya kebingungan.



Akan tetapi melihat wajah Shidou, Kotori tampaknya menotis sesuatu sambil dia menyipitkan matanya dan membuka mulutnya.



“…Jadi? Di mana itu?”



“Kancing kedua”



Setelah Origami menjawab, Kotori berpaling ke arah Shidou sambil menatap ke arah Kancing baju kedua di baju yang dipakai Shidou.



“! Jangan-jangan—— “



Melalui percakapan itu Shidou akhirnya mengerti.



Shidou melihat ke bawah dan mengecek kancing dari baju yang dia kenakan. Di situ dia melihat bahwa memang kancing kedua terlihat berbeda dari yang lainnya.



Untuk lebih spesifik yang kedua lebih berat daripada yang lain dan ada lubang kecil dibelakangnya.



Sejujurnya—— itu tampak seperti alat untuk menyadap.

“Kamu benar-benar…. Untuk melakukan hal seperti ini, Origami.”



“Aku tidak menyangka informasi ini akan bocor melalui cara yang sangat klasik. Usahaku untuk mengkamuflasi gambar dan log pembicaraan di dalam kapal semuanya tidak berguna.”



Sambil Kotori bergoyang, Maria mengeluarkan suara yang terdengar kecewa dari speaker.



Kemudian sambil melanjutkan pembicaraan Origami lanjut berbicara dengan nada acuh.



“Cara yang simple selalu berhasil. Jika Murasame-san melakukan hal yang sama, kita pasti sudah habis sekarang. Mohon untuk lebih berhati-hati.”



“Tidak mungkin bagi Reine untuk memasang alat sadap di kancing baju!?”



“Ku…”



Mendengar apa yang Origami katakana, di tenggorokan Shidou seperti ada sesuatu yang mengganjal… tentu saja itu benar.



Akan tetapi , Kotori menggelengkan kepalanya untuk menyanggah hal itu.

“Tidak, kamu tidak boleh salah mengerti Shidou. Walaupun prasangka itu berbahaya, fakta bahwa Origami mencoba untuk menyadapmu adalah cerita lain bukan begitu?”



“Kalian salah mengerti. Aku melakukan hal ini demi kepentingan kita bersama.”



“…Tentu saja kamu tidak memasangnya di baju yang lain juga kan?”



“Tidak sama sekali”



“Ini bukan tempat untuk menaruh perangkap!”



Kotori berteriak sambil menghantam meja.



“Benar-benar…”



Kemudian, dia memalingkan kepalanya sambil memposisikan dirinya di kursi.



“…Jadi. Kalian sudah mengerti situasinya?”



“Yup”



“Iya…”



“Mun”



Suara yang mengkonfirmasi hal tersebut terdengar dari telepon. Walaupun napasnya masih terdegar kasar, Kotori mengeluarkan napas lega sambil memalingkan perhatiannya ke arah Shidou.



Setelah mengangguk setuju, Shidou kemudian mengarahkan wajahnya kea rah audio speaker di smartphone tersebut.



“Baiklah aku mengerti. Berikan aku bantuan kalian. Mari kita mulai pertarugan (kencan) kita”



“——Ohh!”



Para spirit mengeluarkan sorakan bersama-sama. Shidou dan Kotori melihat ke arah satu sama lain, tidak tahu siapa yang memiliki senyum masam di wajah mereka terlebih dahulu.



“…. Kalau begitu , kita akan langsung bergerak. Mari berkumpul di ruang rapat. Walaupun kemungkinannya sangat kecil bagi Reine untuk berada di lorong karena pekerjaan, siapkan alasan kalian dan pergilah satu per satu untuk menghindari kecurigaan.”



“Dimengerti. Sampai jumpa nanti.”

Setelah memberikan balasan pendek terhadap instruksi dari Kotori, Origami mengakhiri telepon tersebut. Setelah mengkonfirmasi hal ini, Shidou menaruh kembali ponsel tersebut di kantungnya.



“…Kalau begitu, ayo pergi ke ruang rapat juga. Akan tampak tidak natural jika Shidou berada di ruanganku saat aku tidak ada, dapatkah kamu pergi lebih dahulu?



“Ah, okay. Tapi—“



Kotori melihat ke arah shidou dengan penuh keheranan saat Shidou tiba-tiba berhenti bicara saat dia sedang berdiri dari kursinya.



“Ada apa?”



“——Sebelum pertemuan dengan yang lain, masih ada waktu tersisa. Aku punya hal yang ingin aku selesaikan lebih dahulu… bisa kan?”



Shidou berbicara dengan ekspresi yang tidak biasa. Merasakan hal itu, kotori mengangkat sedikit alisnya.



“Apa yang ingin kamu lakukan lebih dahulu….?”



“Yah… aku tidak tahu jika aku akan berhasil. Dan aku tidak tahu jika ini benar atau tidak. Akan tetapi——untuk hal ini aku tahu aku harus menyelesaikan hal ini terlebih dahulu.”



Menghadapi pertanyaan Kotori, Shidou mencengkram erat tangannya.



Expresi mengenai menghela nafas di langit yang bertaburan bintang- impresi ini digunakan untuk menunjukan pemujaan terhadap keindahan yang luar biasa, akan tetapi juga ada kengerian tersendiri mengenai asal usul ekspresi ini.

Sambil melihat ke langit dari taman di bagian pinggiran Kota Tenguu, Shidou tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia secara tidak sadar memikirkan hal itu



Walaupun dia selalu melihat langit ini setiap malam, ada sesuatu yang tampak tidak jelas dihadapannya. Eksistensi yang tidak diketahui ini sangat dekat dengannya. Seperti perut seekor monster besar yang lapar. Jika dia maju selangkah lagi dia tidak akan dapat balik——sebuah ketakutan yang tidak jelas. Mungkin karena ketakutan inilah orang-orang mendapati hal ini sangat lah indah.



Langit musim dingin tanpa awan, beberapa bintang yang membentuk latar belakang dari pemandangan yang terlihat menakjubkan. Mungkin karena semuanya di kelilingi oleh kegelapan, tapi dia tidak dapat mengukur jarak dengan jelas. Dengan hanya melihat saja dia merasa seperti dia akan jatuh ke dalam ketiadaan.



“—— “



Walaupun dia tidak merencanakan hal ini, akan tetapi ini adalah waktu dan tempat yang konsisten bagi gadis itu. Shidou mengangkat bahunya terhadap apa yang dia rasakan saat ini.



Itu benar. Ini adalah alasan Shidou memilih untuk menggunakan waktunya yang berharga untuk turun dari <Fraxinus>



Selain para staff dan Spirit di dala kapal, ada satu orang lagi yang perlu Shidou beri tahu mengenai kebenaran ini.



Shidou melihat kebawah dari langit, mengambil kesempatan untuk melihat ke arah taman.



Tidak ada sorangpun di sana. Dan ini sudah lewat tengah malam. Walaupun ada seseorang di stasiun, seharusnya tidak ada seorangpun di taman pada waktu ini. ——Karena alasan inilah Shidou memilih tempat ini untuk turun dari <Fraxinus>.



Sesungguhnya, Shidou tidak memiliki perasaan khusus terhadap tempat ini. Di manapun dimana tidak ada orang dan bayangan dapat terbentuk sudah cukup.

——Karena dia selalu mengobservasi Shidou.



“Aku ingin bicara. ——Kau ada di sini kan, Kurumi.”

Shidou berbicara pada langit malam. Walapun dia tidak bermaksud untuk berbicara dengan lantang, kurangnya sumber suara lain di taman membuat suara dia terdengar lebih kuat dan menyebar ke seluruh taman.



Kemudian, beberapa detik setelah itu, Shidou melihat sesuatu yang ganjil.



Di salah satu lampu di bagian ujung taman, ada satu titik hitam kecil yang muncul di bagian bawah lampu.



Area itu kemudian semakin membesar dan menjadi sebuah genangan gelap dan setelah beberapa saat ada seorang gadis yang muncul dari sana.



Dengan rambut yang hitam gelap yang kontras dengan wajahnya, gaun yang menutupi tubuhnya juga memiliki warna yang sama. Desain mawar mendekorasi rambut dan bagian dadanya. Sebuah senyum misterius muncul bersamaan dengan matanya yang berkelip merah karena lampu jalan tersebut.



“—Ara,ara.”



Gadis ini——Kurumi, tampak seperti gadis dari keturunan bangsawan , atau mungkin orang bodoh yang memainkan sebuah acting, memberikan curtsy.



Itu benar. Itu adalah Spirit terburuk – Tokisaki Kurumi.

Spirit dengan Angel of Time <Zafkiel> dan orang yang paling membantu Shidou jika mengingat apa yang akan terjadi. Menemui gadis ini adalah tujuan utama Shidou.



“Sangat jarang untuk Shidou-san memanggilku ——apakah kamu sudah tertarik untuk memberikan reiryokumu kepadaku?”



Ucap kurumi dengan nada bercanda, Shidou hanya membalasnya dengan mengangkat bahunya.



“Sayang sekali, kita sudah setuju kamu harus membuatku jatuh cinta padamu dahulu.”



“Ufufu, itu benar.”



Dari awal, Kurumi tidak yakin bahwa Shidou memanggilnya untuk hal itu. Dia kemudian tertawa dengan nada remeh.



Shidou sekali lagi menatap ke arah Kurumi. Rambutnya yang panjang dan matanya sebelah kiri yang ditutup oleh penutup mata.



Tidak salah lagi. Dia adalah Kurumi dan pada saat yang sama bukan Kurumi.

Melalui Angel milik Kurumi <Zafkiel>, ingatan dari masa lalu dapat diberikan badan menggunakan peluru kedelapan <Het>

Terlebih lagi, Kurumi yang ini memiliki gaun yang sama seperti yang dia lihat lima tahun yang lalu.



Walaupun dia sudah tahu bukan tubuh utama Kurumi yang mengawasi dirinya, dia tidak menyangka bahwa Kurumi yang ini yang akan muncul. Perasaan yang aneh muncul dalam diri Shidou sambil dia terus berbicara.



“….Hanya ingin memastikan. Apakah hanya kau saja yang berada di sini?”



“Ufufu, apa yang kau maksudkan?”



Ketika ditanyai oleh Shidou, Kurumi merespon dengan mengalihkan pembicaraan. Akan tetapi dari dirinya sendiri, dia tidak akan menunjukan apa yang dia pikirikan kepada Shidou.



“Tolong. Katakan padaku. ——Apakah Kurumi yang asli mendengarkan pembicaraan ini? Jika tidak, apakah kamu tahu diamana Kurumi yang asli?”



“…. Kamu menanyakan hal yang aneh, Shidou-san?”



Entah itu dari pertanyaan shidou yang aneh atau atmosfer yang tidak dapat dimengerti ini, kurumi mencipitkan matanya sedikit.



Kemudian setelah mengobservasi mata Shidou untuk beberapa saat, dia menghela nafas seakan dia telah kehilangan tumpuannya.

“—— “Diriku” yang sebenarnya sedang tidak ada di sini. Dan jika aku berkomunikasi dengan “diriku” yang sebenarnya, aku dapat membagikan melalui ucapan atau secara langsung informasi dari otakku—tapi karena menggunakan peluru kesepuluh <Yud> pilihan yang kedua bukanlah opsi pertamaku.”



“Hmm… jika kamu dapat melakukan hal seperti membagikan hal secara langsung dari pikiranmu, perlukah kamu untuk menjelaskan hal itu menggunakan ucapan?”



Ketika ditanyai , Kurumi merespon dengan mengangkat bahunya.”



“Tentu saja, bahkan untuk klon, kami memiliki privasi kami masing-masing. Tidak penting bagaimana masa depan kami, tidak ada yang ingin mengekspos dirinya secara keseluruhan.”



“Hal semacam itu…”



Akan tetapi Kurumi lanjut berbicara.



“Dengan berbicara secara langsung, beberapa informasi juga bisa dihilangkan. Jumlah kami sangat banyak. Walapun untuk “diriku” yang asli, pikirannya tidak dapat menahan informasi sebanyak itu.”



“Jadi, itu alasannya…”

Semua menjadi masuk akal ketika mendengarkan hal itu. Atau meskipun begitu, privasi tampaknya adalah alasan utamanya.



“Membagikan informasi secara langsung ke pikiran…? Kalau begitu… tidak, jika itu mungkin—— “



Ketika shidou meletakan tangannya di dagu untuk memikirkan hal ini, Kurumi menunjukan wajah masam tanda tak puas.



“Apa yang kamu gumamkan sendirian? Apakah itu saja yang ingin kau sampaikan?”



“Ah tidak maafkan aku.”



Setelah Shidou membungkuk meminta maaf, dia melihat ke arah mata Kurumi dan melanjutkan pembicaraan.



“Hal selanjutnya yang ingin aku katakan, aku tidak tahu apakah aku ingin membagi hal ini dengan Kurumi yang asli atau tidak. Karena itu dengarkan aku dan kau putuskan sendiri.”



“Kamu tampaknya menyombogkan dirimu. Baiklah, apa yang ingin kamu katakan?”

Kurumi mengangkat tangannya dan mengkerutkan dahinya memaksa Shidou untuk berbicara. Shidou kemudian menarik napas panjang dan mengatur napasnya sebelum dia mulai menjelaskan.



“Pada 20 februari …. Kurumi yang asli—— akan mati.”



“……..Ara, ara.”



Mendengar apa yang shidou katakan, kurumi berdiri tercengang sesaat sebelum mengubah raut mukanya setelah menangkap arti dari apa yang baru saja Shidou katakan.



“Kau berbicara seperti kau melihat hal itu terjadi?”



“…Ah ya kamu benar.”



“Peluru keduabelas < Yud Bet> … tidak, peluru ke-enam <Vav> ? tapi bagaimana “diriku” dikalahkan tepatnya? Walaupun itu Ellen Matters, “Diriku” tidak akan dikalahkan dengan mudah.”



Kurumi berkata sambil menyentuh jarinya.



Dengan sedikit gugup, Shidou mengucapkan sebuah nama.



“…Takamiya, Mio.”

“—— “



Ekspresi kurumi yang awalnya tenang seketika berubah menjadi tidak beraturan yang selanjutnya digantikan wajah yang menunjukan rasa jijik dan rasa takut.



“Shidou-san, apa yang baru saja kau katakan?



“ Ya- Mio. Spirit of Origin akan membunuh Kurumi. Tidak… untuk lebih tepatnya, Mio sudah berada di dalam Kurumi yang Asli. Di medan pertempuran, Mio tiba-tiba muncul dari dalam diri Kurumi yang asli.



“…”



Dari apa yang Shidou katakan, Kurumi pasti telah memikirkan sesuatu. Keringat muncul di wajahnya sembari menunjukan ekspresinya yang semakin jatuh karena merasakan bahaya.



“… Jadi sepertinya itu berasal dari kejadian saat itu. Walaupun itu sangat mudah untuk muncul pada saat itu.”



Setelah pertimbangan beberapa saat, kurumi menghela napas panjang.



“….Aku berterimakasih atas informasinya. Tentu saja , jika Mio-san hidup di dalam “diriku”, maka sangat mungkin baginya untuk mendapat informasi dari organ sensor milik “diriku”. Keputusan Shidou-san benar adanya.”



“Bagaimana…? Apakah mungkin untuk mengkomunikasikan hal ini tanpa membuat Mio tahu?”



“Mungkin tidak. Walaupun mengetahui hal ini, diperlukan kemampuan untuk bertahan dalam keadaan dimana musuh berada didalam tubuh kita sendiri.”



Ucap kurumi sambil tersenyum pahit, Shidou menghela napas sambil mencengkram tangannya.



“Itu…Benar.”



“Ufufu, aku mohon jangan berwajah suram seperti itu. Walaupun ini memang sebuah situasi di mana tidak ada harapan——akan tetapi berkat kemurahan hati Shidou-san, “diriku” dapat membuat pilihan.”



Setelah kurumi selesai berbicara , roknya berkibar karena dia memutarkan badannya.



“——Kalau begitu, karena ini adalah nasihat dari masa depan, aku akan menyampaikannya pada “diriku”.”



“Ah.terima kasih, kurumi-sungguh.”



Sembari shidou menurunkan kepalanya dan berterima kasih, Kurumi tersenyum halus setelah melihat apa yang terjadi.



“Ufufufu, kau benar-benar berlebihan. Hal seperti ini—— “



Kemudian, mungkin karena telah menyadari arti sebenarnya dari perkataan Shidou,Kurumi menggerakan alisnya sedikit sambil memalingkan wajahnya.



“Shidou-san apakah aku berhasil memenuhi tugasku di masa depan?”



“……Ah, dengan sangat baik.”



“Benarkah begitu?”



Setelah Shidou selesai berbicara, Kurumi tersenyum kecil sebelum kembali hilang di bayangan.



“…”



Di dalam ruangan privat di dalam <Fraxinus>, bagian belakang kursi mengeluarkan suara cuitan kecil sembari Reine menyelesaikan pekerjaannya di konsol terminal.



Dia melihat kea rah jam di bagian sudut layar—— 1:30 a.m . yah, hari ini tampaknya akan selesai lebih cepat.



Reine mengubah monitor menjadi mode tidur dan beranjak dari kursi dan meregangkan tubuhnya



“…Kencan…”



Kemudian, kata tersebut keluar dari mulutnya seperti butiran air yang jatuh. Tanpa keraguan, pada saat itu, dia tidak akan pernah menyangka Shidou akan mengajaknya untuk kencan.



Itu adalah hal yang sulit diterima bahwa identitas Reine sebagai Spirit sudah terbongkar. Jika begitu——



“…”



Reine menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran tersebut.



Apapun maksud shidou , hal itu tidak masalah. ——untuk Reine, menolak ajakan tersebut adalah hal yang mustahil.



“…Sekarang.”



Setelah menghela napas sedikit, Reine meninggalkan ruangan dengan tas yang berisi pakaian dalam, pakaian casual dan tas kosmetik yang berisi milky lotion. Tujuannya adalah untuk menggunakan tempat mandi besar yang baru saja dibuat pada saat renovasi <Fraxinus>.



Sekarang sudah cukup malam. Akan tetapi karena ada sesuatu yang perlu dilakukan pada besok hari, bukanlah hal yang baik untuk tidur ketika berkeringat.



Dan tentu saja, sebagai Spirit, Reine tidak perlu melakukan semua hal itu. Walaupun dia tidak membersihkan badannya atau mengoleskan lotion setelah mandi, kondisi badannya akan tetap sempurna. Bukanlah hal yang berlebihan jika dibilang ini adalah sesuatu yang buang buang waktu dan uang bagi Reine.

Akan tetapi, alasan dia melakukan hal ini sangatlah simple. Ini adalah hal yang standard bagi orang umur 20tahunan yang kelelahan.



Agar dia tidak ketahuan adalah Spirit, Reine menjalani hidupnya dengan sangat hati hati. Tentu saja, tidak ada masalah jika sendirian, akan tetapi kebiasaan ini akan ketahuan jika seseorang terlalu teledor. Memikirkan mengenai hal itu, reine menempatkan “Tingkah laku manusia” di dalam pikirannya sebanyak mungkin. ——Yah, ketelitian yang berlebihan juga dapat kelihatan janggal, karena itu Reine dengan sengaja meregulasi kebiasaan ini untuk melihat tingkat kelelahan di badannya.

Dalam beberapa hal, tidur juga adalah hal yang sama. Walaupun Reine tidak pernah tidur sekalipun dalam tiga puluh tahun terakhir, dia selalu berusaha untuk berbaring dan menutup matanya sampai pagi hari.



Tidak ——penjelasan itu salah. Berbicara dengan benar, dia sudah berusaha untuk tidur berulang-ulang kali. Walaupun Reine tetap dapat beraktivitas tanpa tidur, dia mengerti bahwa orang yang tidur akan bangun dengan energy yang membuat aktifitas di hari berikut lebih effisien. Karena itu sambil berbaring dengan kesadarannya masih bangun, dia berusaha mengatasi kebosanan untuk beberapa jam.



Akan tetapi, setiap kali dia tertidur ——Reine selalu memimpikan hal yang sama.



Dia masih tidak dapat melupakan hal yang terjadi tiga puluh tahun yang lalu.

Shin—— Takamiya Shinji, keputusasaan akan kematiannya berulang terus di matanya.



Setiap kali hal itu terjadi, Reine selalu terbangun dengan teriakan yang melelahkan dan air mata di matanya yang disertai dengan kelelahan secara mental dan fisik.



Bagi reine, malam hari bukanlah waktu untuk tidur, dan tidur tidak memberinya istirahat.



Pada saat itu——



“Mu…!”



“…Hmmm?”



Sambil berjalan menuju tempat pemandian dan memikirkan hal ini, Reine bertemu dengan seseorang di bagian pojok lorong.



Pada pandangan pertama, itu adalah Spirit- Tohka yang seharusnya sudah tertidur di ruang tidur denan yang lainnya. Dia menggunakan pakaian tidur cardigan dan sepasang sandal di kakinya.



“R-Reine…?”



“…Ah, Tohka, kenapa kamu masih bangun pada jam begini?”



Ketika ditanyai Reine, Tohka memalingkan matanya sambil kebingungan.



“Ti-tidak, ini…”



“….? Ah….”



Melihat kegelishan Touka, Reine menyadari sesuatu.

“…Jika kamu ingin cemilan tengah malam, pergi ke cafeteria atau toilet. Seharusnya masih ada cukup waktu, tapi jangan lupa untuk menggosok gigimu sebelum tidur.”



“…! U-umu … aku akan berhati-hati.”



Mendengar apa yang Reine katakana, Tohka menganggukan kepalanya walaupun dia tidak ingin diketahui pada waktu seperti ini, dia tidak seharusnya gugup seperti ini… ah, akan tetapi mungkin saja dia sudah mulai merasa malu pada saat seperti ini. Sesudah memutuskan hal itu, reine melanjutkan perjalanannya .



“…Reine!”



Hanya beberapa langkah setelah dia lanjut berjalan, dia dihentikan Tohka dari belakang.



“… Hmm? Ada apa Tohka?”



Membalikkan badannya dan memanggil Reine, Tohka menatapnya beberapa saat sebelum mengerakan bibirnya.



“.…”



“Reine… apakah kau menyukai Shidou?”

“…?”



Ditanyai seperti itu tiba-tiba , reine memiringkan kepalanya sedikit.



“... Itu, apa—— “



“Bukan itu!... kumohon, jawab aku.”



“..…”



Reine terdiam untuk sesaat. Pertanyaan Tohka yang tidak biasa.. apakah itu pengaruh dari Miku atau Nia?



Walaupun dia tidak mengerti kenapa, tatapan mata Tohka sangatlah serius.

Kalau begitu—— jawabannya sudah jelas. Reine perlahan mengerakan bibirnya.



“….Ah, aku menyukainya.”



“——Jadi begitu. Umu.”



Setelah mendengar jawaban Reine, Tohka mengangguk dan tetap menunjukan ekspresi tulusnya.



“…. Aku juga!”

Kemudian, setelah mengatakan itu dengan penuh semangat, dia melanjutkan perjalanannya menuju koridor.



“…”



Akan tetapi sebelum Reine menambahkan bahwa dia juga menyukai yang lainnya, Tohka sudah pergi. Akan tetapi karena sepertinya hal ini sudah berakhir, Reine menganggap bahwa ini sudah selesai dengan sukses untuk sekarang.



Setelah memutuskan hal itu, reine kembali melanjutkan perjalanannya.



Akan tetapi saat itu, sebuah kemungkinan muncul di pikirannya. Apakah Tohka mengetahui bahwa Shidou mengajaknya untuk kencan?



——Kalau begitu, bukankah pertemuan sebelumnya adalah deklarasi perang?



“… Ah tidak, aku berpikir terlalu berlebihan.”



Setelah Reine berbalik untuk melihat Tohka yang perlahan menjauh, dia memutuskan untuk melanjutkan perjalananya lagi.
Share Tweet Share

3 comments

        Please wait....
        Disqus comment box is being loaded