Bab 4 - Konfrontasi pertama dan terakhir

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

“————”



——Menajamkan konsentrasi.



Shidou mengambil napas kecil, lengah sedikit saja akan membuat Reiryoku yang mengalir dalam tubuhnya meledak melampaui batas aman.



Di depan ada musuh——Isaac Westcott.



Di sekelilingnya, ada bawahannya——<Nibelcol>.



Tidak ada kekuarangan dari lawan-lawannya——sejauh itu, tidak diragukan lagi itu susunan yang licik.



Namun, tidak ada waktu malas ataupun frustasi, karena para Spirit sedang berada diambang bahaya. Dia harus mengalahkan Westcott secepatnya, dia harus pergi menuju para Spirit secepat mungkin.



“——Fu————”



Itu adalah sumbu yang membakar Shidou untuk pertarungan itu.

Menghentakkan tanah dengan kaki yang diperkuat oleh <Gabriel>, dia mengendarai angin yang dikendalikan oleh <Raphael> dengan <Sandalphon> yang ada di tangannya.



Memanifestasikan Angel secara bersamaan. Meski menggunakan satu Angel saja bisa menyebabkan penderitaan yang hebat pada tubuh manusia. Menggunakan banyak Angel disaat yang sama itu tindakan yang melibihi ambang batas normal.



Kenyataannya, Shidou sudah mendapat beban berat ditubuhnya sebelum diserang musuh.



Saat otot-ototnya menjerit, api <Camael> berjalan menyusuri aliran darahnya, memaksa menyembuhkan tubuhnya.



Jika dia tidak menggunakan <Gabriel> untuk mengurangi rasa sakitnya, penderitaan hebar dan sensasi terbakar akan membuatnya gila. Sambil berteriak, Shidou mengayunkan <Sandalphon> ke bawah.



“Ohhhhhhhhhhhhhh!”



Kilatan pedang itu membuat gelombang kejut yang hebat, membentang luruh ke arah Westcott.



“Fu——”

Namun, Westcott mengendurkan mulutnya sambil melompat ke belakang. Membuka Demon King Book hitam legamnya——<Beelzebub>.



Kemudian, beberapa halaman bertebaran dari <Beelzebub> untuk membuat lapisan yang bisa melemahkan momentum tebasan <Sandalphon>, meninggalkan sebuah lubang dangkal di tempat Westcott berdiri tadi.



“Hmm. Sudah cukup, ini sedikit merugikan karena berhadapan langsung dengan Angel yang ahli dalam menyerang——<Nibelcol>.”



“Hadir!”



“Serahkan padaku, Otou-sama!”



“Kami tidak akan kalah dengan orang seperti, Itsuka Shidou!”



Merespon perintah Westcott, <Nibelcol> melompat kedepan untuk menyerang Shidou.



Namun, disaat mereka mendekat, Shidou menaruh tangan di bibirnya dengan gerakan melambai——



“——Chu.”



Sebuah ciuman telah ditiupkan.

“Kya——”



Seketika, <Nibelcol> mulai gemetar saat mereka jatuh ke tanah.

Mengambil kesempatan itu untuk mendekat ke arah mereka, Shidou menyambar bibir mereka dengan kecepatan cahaya.



“Waah……!?”



“Tidak…… jangan di depan Otou-sama……”



“Aku memang tidak bisa menang melawan Itsuka Shidou……”



<Nibelcol> telah diciumi dan mereka semua terlihat mengeluarkan suara manis saat mereka menghilang satu persatu.



Benar. <Nibelcol> berdasarkan unsur Nia. Dengan kata lain, itulah dasar dari strategi yang dilakukan Shidou dalam situasi ini. Dengan mencium mereka seperti ini, bisa menyegel si penerima dan juga semua individu yang melihat ciuman itu.



Namun, bahkan saat tentara abadinya disingkirkan, Westcott hanya menyentuh dagunya dengan tatapan santai.



“——Oh, aku mengerti. Jadi karena itu jumlah <Nibelcol> berkurang. Tapi saat memikirkan bahwa itu adalah titik buta, sungguh fenomena yang menarik.”

Sikap tidak biasa yang terhalang oleh kurangnya gangguan yang banyak. Shidou mengerutkan alisnya saat dia mengeraskan suaranya.



“Sayang sekali, tapi <Nibelcol> yang kau banggakan tidak berkerja padaku……!”



“Oh? Kau pikir begitu?”



Westcott menyeringai saat dia mengangkat tangannya dan menjentikkan jarinya.



“……!”



<Nibelcol> yang mengelilingi Shidou membentuk sebuah antrian, sekelompok <Nibelcol> itu mulai melompat untuk menyerang Shidou satu persatu.



“Itu tidak berguna!”



Shidou menyipitkan matanyaa saat dia meniupkan ciuman lain ke arah <Nibelcol>.



Namun, <Nibelcol> tidak berhenti bergerak.



“Apa……?”



Lalu, Shidoupun sadar.



Mata dari <Nibelcol> yang mendekat telah ditutup dengan halaman dari <Beelzebub>.



“Tch——”



Setelah merasakan tujuan itu, Shidou mundur ke belakang.



<Nibelcol> takut dengan ciuman yang ditiup Shidou bukan karena gelombang kejut ataupun cahaya yang dihasilkan dari ciuman itu. Tapi, <Nibelcol> terguncang karena wahyu setelah dicium.



Itu berarti, selama mata mereka ditutup, mereka takkan takut lagi. Itu logika sederhananya.



Namun, terlalu mudah jika dibilang begitu.



Dengan begitu banyak <Nibelcol> yang ditutup matanya, tidak mudah mengkoordinasikan mereka semua untuk menyerang Shidou dengan rapi.



<Nibelcol> adalah kelompok kolektif. Mungkin saja ada salah satu <Nibelcol> yang diberi peran sabagai “mata” disuatu tempat, sementara yang lain bertarung dengan membagikan “padandangan matanya”. Dengan kata lain, jika “si mata” sadar akan dicium, maka seluruh grup akan lenyap.

“……Ku.”



Setelah menyadari hal itu, Shidou mengerti.



Dalam situasi ini, sambil berbagi informasi dengan <Nibelcol>, ada satu orang di sini yang bisa menjadi “mata kualitas terbaik” tanpa takut dicium Shidou.



“——Apa yang kau pikirkan? Ini sederhana, tapi bukan berarti buruk.”



Dalam hal ini, “si mata” dari <Nibelcol>——Westcott, mengubah ujung bibirnya.



Di saat yang sama, <Nibelcol> yang tertutup matany bersiap menyerang sekali lagi.



“Ahahaha!”



“Kau benar-benar mendapatkan apa yang kau inginkan!”



“Bersiaplah untuk bertanggung jawab!”



Satu demi satu, mereka meluncurkan lembaran kertas yang ditransformasikan oleh <Beelzebub · Page> menjadi lancip kearah Shidou.



“Ku……!”

Shidou mengubah ekspresi wajahya saat dia memanipulasi <Metatron> untuk mengeluarkan cahaya kesekelilingnya lalu menghindari seranganya secepat mungkin.



<Nibelcol> terhempas karena bombardir sembarangan ini.



Namun, sesaat setelah itu, <Nibelcol> merangkak keluar dari halaman-halaman <Beelzebub> yang betebaran tanpa terluka.



“Sakit tahu!”



“Kau bener-benar melakukannya!”



“Kuku, tapi kami takkan mati karena serangan semacam itu!”



Westcott tersenyum saat dia menonton kekacauan itu.



“——Memang kau adalah musuh alami dari <Nibelcol>. Namun, kupikir itu tidak bisa diputuskan hanya karena itu. Sepertinya kau pikir bisa menang dipertarungan sebelumnya, tapi kebodohan itu sama dengan menertawakan sebuah konser tanpa konduktor.”



“Ku——! Sialan——!”



Shidou menghindari serangan dengan dinding penghalang yang dibuat <Zadkiel>.



Bukan hanya taktik ciuman tiup yang menjadi cacat, tapi pergerakan <Nibelcol> yang sekarang berada dibawah kendali Westcott benar-benar berbeda dari tindakan asli mereka.



Rasanya kelompok itu, yang hanya mengandalkan keunggulan kuantitatif dan penggunaan kekuatan yang brutal secara membabi buta, telah berubah menjadi tentara yang mengikuti rantai komando secara terorganisir. Menghadapi serangan yang terus menerus dan berkelanjutan, secara bertahap Shidou mulai terpojok.



“…………”



Namun——bayangan mundur tidak muncul di mata Shidou.



Memang, dia tidak diuntungkan. Memang, dia telah dipojokkan menuju akhir kematian.



Namun, kehadiran Westcott merupakan ancaman sekaligus kelemahan yang fatal.



Alasannya sederhana. <Nibelcol> adalah Spirit palsu yang lahir dari <Beelzebub>nya Westcott. Berarti, saat sumbernya hilang, sisanya juga akan hilang meski mereka abadi.



“——<Mematron>.”



Setelah memutuskan, Shidou memerintahkan <Metatron> untuk terbang ke atas.



Targetnya adalah tempat yang banyak <Nibelcol>nya termasuk dirinya sendiri.



“Kya……”



“A-Apa yang barusan kau lakukan.”



Cahaya yang tak terhitung jumlahnya dilepaskan dari langit. Untuk sesaat, seluruh tempat itu tersiram cahaya yang menyilaukan.



Di tengah jeritan <Nibelcol>, Westcott mengedipkan matanya saat dia menunggu kilatan dan asapnya menghilang.



“——Hmm.”



Melihat ke tempat di mana cahaya yang menghantam tanah terbuka, Westcott sedikit memiringkan lehernya.

Tapi itu hal yang normal. Itsuka Shidou, yang tadi ada disana, sekarang tidak terlihat dimanapun.



“Eh? Apa kau menghilang karena seranganmu sendiri?”



“Apa dia menyerang dirinya sendiri karena dia tau dia tidak bisa menang?”



“Tidak, tidak, bukannya dia kabur?”



“Kahaha, entahlah, itu menunjukkan bahwa dia itu lemah.”



<Nibelcol> mulai tertawa satu sama lain.



Namun, Westcott tidak menurunkan kewaspadaannya. Tidak peduli seberapa menyedihkannya keadaan itu, sepertinya dia bukan tipe orang yang akan memilih bunuh diri tanpa arti. Juga, jika dia memilih mundur, <Nibelcol> yang ada di sekitar sana akan menyadarinya.



“Hei, Otou-sama, apa yang kau lakukan?”



<Nibelcol> terdekat bertanya pelan sambil memiringkan kepalanya.



“Hmm, benar——”



Sambil membalasnya, Westcott membalikkan halaman <Beelzebub>——tapi kemudian dia bergegas meninggalkan tempat itu.



Sesaat kemudian, di tempat Westcott berdiri, ujung tongkat berbentuk kunci menusuk tempat itu.



<Nibelcol> yang sedang berbicara dengan Westcoot tiba-tiba mencoba untuk menyerangnya.



“Ku——”



<Nibelcol> mengeluarkan desahan frustasi sebelum mengubah ekspresi wajahnyaa.



Melihat pemandangan itu, <Nibelcol> yang lain membuka mata mereka lebar-lebar karena terkejut.



“Apa, kenapa kau menyerang Otou-sama, diriku!”



“Pengkhianatan! Apa ini periode pengkhianatan kita!?”



“Tidak——tunggu sebentar. Itu bukan aku!”



<Nibelcol> berteriak saat mereka bersiap menyerang orang itu. Orang itu, yang mencoba menyerang Westcott, melompat dari sana saat ekspresi mereka berubah.



Benar——berubah menjadi Itsuka Shidou, yang baru saja menghilang.



“Tch…… gagal ya.”



Berubah kembali dari <Nibelcol>, Shidou mendecakkan lidahnya. <Nibelcol> asli melihatnya dengan tatapan terkejut.



“Ah! Kau!”



“Beraninya kau menyerang Otou-sama dengan penampilanku……!”



Saat kebencian <Nibelcol> meluap-luap, Westcott tidak terlihat marah. Malahan, dia tersenyum senang.



“——Menggunakan bombardir <Metatron> sebagai pengalihan untuk berbaur dengan <Nibelcol> menggunakan <Haniel>. Lalu, menggunakan kesempatan itu untuk menyegel <Beelzebub> menggunakan <Michael>……? Itu cara yang pintar, tapi ide itu terlalu mudah diprediksi.”



“……Bajingan——”



Shidou melirik Westcott, yang menjelaskan tindakannya dengan tepat.

Westcott mengangkat bahunya saat mengatakan sesuatu yang seharusnya sudah diduga.



“Apa kau lupa dengan Demon Kingku? <Beelzebub> sang maha tahu, wajar bagiku untuk mengetahu kekuatan Angel yang dimiliki para Spirit.”



“…………”



Sambil mendengarkan perkataan Westcott, Shidou mengerutkan alisnya.

Serangan mendadaknya benar-benar bisa dibaca, tapi itu tidak ada apa-apanya ketimbang kemarahannya karena dipermainkan seperti mengajari anak kecil.

Namun, lebih dari itu, yang paling tidak menyenangkan adalah——



“Tepatnya. Itu bukan Demon Kingmu. Itu adalah Angel Nia.”



Shidou menajamkan penglihatannya saat dia mengisi tubuhnya dengan Reiryoku untuk memanifestasikan banyak Angel sekali lagi.



“——Humph, maka perlihatkan padaku.”



Saat Westcott menunjukkan senyuman tanpa rasa takut, <Nibelcol> menurunkan sikapnya untuk bersiap menyerang.



Setelah diam beberapa saat, Shidou dan <Nibelcol> menendang tanah secara bersamaan.



Tapi.



“——Huh……?”



Di saat itu, perasaan aneh yang luar biasa menghantam Shidou. <Michael> yang digenggam di tangannya. Untuk sesaat, rasanya seperti menghilang dari genggaman tangannya.



Perasaan itu mirip dengan yang dia rasakan saat berlari sambil menggunakan <Raphael>.



Serangan kegelisahan yang tak terduga menyerang Shidou. Rasanya seperti ada sesuatu yang terjadi dengan Mukuro, pemilik <Michael>——



“Guaah……!?”



Sesaat kemudian, Shidou menjerit kesakitan saat dia merasakan rasa sakit hebat di dadanya.



Saat konsentrasi Shidou terganggu, <Nibelcol> melihat celah itu untuk mendekatkan ujung jari mereka ke arah perutnya.



“Kiyaaaaahh! Apa yang kau lakukan!”



“Gu……!”



Meski wajah Shidou berubah karena sakit, dia mencoba menyerang balik <Nibelcol>.



Namun, dalam banyak pertarungan, pernapasan yang terganggu bisa menjadi kekalahan fatal. Seakan tertimbun longsoran salju, tangan dan kaki Shidou ditindih oleh <Nibelcol>.



“Ka——wa……”



Dengan darah yang tercampur dengan batuknya, Shidou menggertakkan giginya untuk mengabaikan rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhnya dan menyuntukkan kekuatan ke tangan dan kakinya untuk melepaskan diri dari <Nibelcol>.



Namun, meski mengandalkan penguatan dari <Gabriel>, sulit untuk membebaskan diri dari Spirit palsu yang bekerja secara bersama-sama.



“Oh, aku tidak menyangka akan berakhir secepat ini. Atau ini juga bagian dari strategi bertarungmu?”



Saat dia membalikkan halaman <Beelzebub>, Westcott mulai berjalan ke arah Shidou.



“Kau ini……!”



Dalam pikirannya, sebuah ide langsung muncul saat dia memanifestasikan <Metatron> di udara. Namun, di saat itu, <Nibelcol> menggenggam <Metatron> dan mengubah arah moncongnya.



“Hmm, jadi begitu. Aku akan menarik tirainya sekarang. Aku ingin bermain denganmu sedikit lebih lama lagi, tapi sebelum menemui <Deus>, aku harus mendapatkan Reiryokumu.”



Westcott bicara sambil berdiri didepan Shidou.



Sebaliknya, Shidou meliriknya dengan tatapan kebencian.



“……Kau.”



“Hmm?”



“Apa-apaan kau ini!? Untuk tujuan apa kau menginginkan kekuatan Spirit? Untuk tujuan apa——kau menyakiti begitu banyak orang……!?”



Meski kata-kata itu tidak lebih dari dalih untuk menunda waktu, pertanyaan itu benar-benar jujur. Shidou berbicara dengan marah saat dia menggertakkan giginya dengan kuat.



Lalu, Westcott membalasnya setelah terdiam beberapa saat.



“Itu semua demi membuat dunia baru.”



“Dunia……baru?”



“Ah. Mungkin kau sudah mendengar itu dari Elliot, tapi kami adalah keturunan para penyihir asli tidak seperti para penyihir buatan (Wizard). Di saat yang sama, karena orang-orang takut dengan kekuatan kami, kampung halaman kami dibakar dan rekan-rekan kami dibunuh.”



“Apa——”



“Jadi aku ingin menulis ulang dunia ini dengan dunia sebelahnya <Deus>. Untuk membalas dengan para ras manusia yang membunuh keluarga kami.”



Saat dia selesai bicara, Westcott melengkungkan ujung bibirnya dengan gaya ceria.



“——Apa itu cukup mudah untuk meyakinkanmu?”



“……Apa yang kau katakan?”



Saat Shidou menaikkan alisnya karena bingung, Westcott melanjutkan omongannya tanpa berhenti.



“Menurut salah satu teori, ada dua jenih emosi yang pertama kali dialami orang-orang yaitu dapat membedakan senang dan tidak senang. Lewat pertumbuhan, emosi manusai menjadi berbagai macam perasaan yang berbeda…… tapi tidak peduli apapun itu, pada dasarnya semua emosi manusia dapat ditandai sebagai senang atau tidak senang, orang-orang menyukai kesenangan dan membenci ketidak senangan.”



“Apa…… yang kau katakan?”



“Sebenarnya, alasan dibalik hal itu bukanlah hal yang berlebihan. Contohnya, orang yang mendapat kesenangan dari status sosial cenderung memberi upaya lebih dalam bekerja. Atau orang yang menganggap dicintai orang laun itu menyenangkan cenderung memberikan lebih banyak penawaran yang menenangkan.”



Westcott membentangkan tangannya secara berlebihan sambil terus bicara.



“Posisiku hanya sedikit berbeda dari orang lain. Tidak lebih, tidak juga kurang. Memang tak ada yang berubah. Aku berusaha semaksimal mungkin demi keingintahuan dan tujuanku. ——Itsuka Shidou. Pernahkah kau menghabiskan uang untuk beli mainan? Pernahkah kau merapikan penampilanmu sebelum mencari cinta? Tidak ada bedanya dengan itu. ——Berarti, aku benar-benar orang biasa.”



“————”



Mendengar apa yang dikatan Westcott, Shidou menahan nafasnya. Ragu bercampur rasa takut memenuhi paru-parunya saat dia merasakan naluri perlawanan.



Ah, Shidou mengerti perasaan aneh yang muncul dari kesannya Westcott.



Dia bukannya tidak normal, ataupun gila. Dia adalah orang yang ekstrem sampai ke batas-batasnya. ——Namun, dalam hal etika pendiriannya sangat berbeda dengan Shidou, dengan sudut pandang hidup dan mati yang tidak sesuai dengan manusia lain.



“——Sekarang, cerita ini dihentikan.”



Sambil bicara, selembar halaman <Beelzebub> membungkus tangannya dengan bentuk kerucut saat dia mengarahkannya ke dada Shidou.



“Selamat tinggal, Itsuka Shidou. Dan Takamiya Shinji.”



“Gu……!”

Setelah mengatakannya, tangan Westcott bersiap menusuk dada Shidou——

Namun, di saat itu.



“——Wa!”



Suara keras datang dari langit menggetarkan sekelilingnya seperti gempa bumi.



“……!?”



Tidak, itu lebih seperti getaran senjata dari suara. <Nibelcol> yang menjepit tangan dan kakinya menjadi tertatih sesaat saat kekangannya melemah. Westcott, yang baru saja ingin menusuk Shidou, sepertinya tidak bisa bergerak sesaat karena serangan mendadak itu.



“……!”



Ini adalah kesempatan. Namun…… Shidou juga terperangkap dalam getaran gelombang kejut itu. Meski dia ingin kabur dari sini, tubuhnya menolak untuk bergerak saat dia memintanya.



Namun, saat dia memikirkan hal-hal itu, sesuatu menarik kerah bajunya lalu menariknya ke belakang.



“Waah……!?”



Mengalami situasi tak terduga ini, Shidou mengeluarkan suara bingung.

Namun, Shidou langsung menemukan siapa yang melakukan hal ini.



“Apa kau baik-baik saja, Darling!”



“……Itu tadi sangat berbahaya, nyaris sekali.”



“——Miku, Natsumi!”



Shidou membuka matanya saat dia memanggil nama dua Spirit itu.

Benar, Miku dan Natsumi, yang bertugas membantu semua orang dari garis belakang, sekarang ada di sini.



Sepertinya Miku menggunakan Angel of Sound <Gabriel> untuk menghentikan <Nibelcol> sementara Natsumi mengambil kesempatan itu untuk menarik Shidou.



“Maaf ya, kalian menyelamatkanku. Terlebih lagi, aku senang kalian selamat.”



“Yah, itu sih tidak masalah, tapi sekarang bagaimana situasi perangnya? Komunikasi dengan semuanya telah terputus……”



“…… Orang itu, bukankah pimpinan musuh? Kenapa dia datang ke garis depan? Tidak, tapi, bisa dikatakan Shidou pun juga sama.”

Saat Miku dan Natsumi bertanya dengan tatapan khawatir, Shidou mengepalkan tinjunya saat dia berteriak.



“Rinciannya nanti saja! Spirit asal mula telah muncul! Kita harus mengalahkannya secepat mungkin dan pergi menuju semuanya. Tolong pinjamkan kekuatan kalian!”



“……!”



“Apa……”



Miku dan Natsumi menunjukkan ekspresi ketakutan saat mendengar apa yang Shidou katakan——namun, mereka segera mengerti maksudnya lalu mereka memberikan tatapan tajam.



“Ini benar-benar penting. Aku akan mengangkat penghalang demi Darling dan semuanya, ayo!”



“……Mengatakan hal serius dengan wajah seperti itu. Mau bagaimana lagi, aku akan mengikutimu……!”



Sambil mengatakannyam Miku membanting keyboard cahayanya dan Natsumi menggenggam Angel sapunya.



Melihat pemandangan itu, Westcott memperlihatkan senyuman tipis.

“Wow. <Diva> dan <Witch>. ——Sungguh menyenangkan. Ditambah Reiryoku Itsuka Shidou, aku bisa mendapatkan dua kristal Sephira sekaligus.”



Saat mereka bisa menghentikan Westcott dan <Nibelcol> untuk sesaat, sekarang mata mereka kembali meliriknya saat mereka mengembalikan formasi bertempurnya.



Miku dan Natsumi menajamkan penglihatan mereka untuk mewaspadai tatapan itu.



“Ngomong-ngomong, bagaimana kita mengalahkan pria itu?”



“……Tapi, kau tau, <Nibelcol> itu akan beregenerasi tanpa batas sampai Shidou dikalahkan. Haruskah kita membersihkan semua yang ada disekitar sini saat Shidou maju menghadapi pimpinan musuh? Atau kita akan menunggu kesempatan dan menyerang dari belakang menggunakan <Haniel>?”



“——Tidak.”



Saat mendengar perkataan mereka berdua, Shidou menggelengkan kepalanya.

Peningkatan kekuatan tempur mereka memang patut diapresiasi, tapi musuhnya bukan hanya <Nibelcol> saja.



Terlebih lagi, Westcott mendapat informasi dari para Angel lewat <Beelzebub>. Meski <Gabriel>nya Miku dan <Haniel>nya Natsumi memang kuat, karena Westcott telah mengintipnya maka serangan itu tidak akan berguna.



<Beelzebub> Demon King sang maha tahu. Selama si pemilik menanyakannya, Demon King itu benar-benar memiliki pengetahuan tentang semua hal yang ada di alam semesta. Tergantung pada taktik licik yang digunakan, ada kemungkinan bahwa Shidou harus melemparkan dirinya ke dalam dilema yang lebih besar.



Jika seseorang ingin mencoba dan memecahkannya——sepertinya hanya ada dua cara.



Salah satunya yaitu menyerang dengan cara yang tidak terpikirkan oleh Westcott.



Meski <Beelzebub> memang Demon King yang mambu mendapatkan informasi dari dunia ini, otoritasnya tidak diperlihatkan kecuali si pengguna yang memintanya. Dengan kata lain, ada kemungkinan untuk menyerangnya dengan sesuatu yang tidak diduga oleh Westcott.



Dan cara lainnya adalah——



“……Miku, bisakah kau memainkan <Gabriel> padaku? Gunakan itu sebisa mungkin untuk——menguatkan tubuhku sampai ke batasnya.”



“! Darling, bukankah itu……”



“Natsumu, tolong lakukan hal yang sama. Ubah <Haniel> menjadi <Gabriel>. Aku mengandalkanmu.”



“……Shidou, kau.”



Mendengar apa yang Shidou minta, Miku dan Natsumi berkedip sesaat sebelum mengerti tujuan Shidou. Lalu, dengan helaan napas singkat, mereka mulai memainkan Angel mereka.



Dari kiri dan kanan, terdengar musik yang menginspirasi.



“……!”



Dimandikan dalam penampilan ini, Shidou hanya bisa menahan napasnya.



Detak jantungnya membumbung tinggi saat dia merasakan darahnya yang mendidih mengalir ditubuhnya. Dengan memfokuskannya pada satu orang, itu adalah duet menggunakan <March>, yang biasanya digunakan untuk sebuah kelompok besar. Tingkat efeknya sungguh tidak terduga.



“——<Nibelcol>.”



Namun, musuh tidak bisa menunggu dengan sabar dipinggir lapangan. Dengan perintah Westcott, hampir 100 <Nibelcol> menyerang secara bersamaan.



“Apapun yang kau lakukan itu tidak berguna!”



“Aku akan membuat kalian bertiga berlutut di depan Otou-sama……!”



Dengan raungan, <Nibelcol> berteriak saat mereka berubah bentuk menjadi kerucut lewat <Beelzebub · Page> dan menembakkan diri mereka seperti anak panah.



Melihat proyektil itu, Shidou berteriak dari tenggorokannya.



“——<Zadkiel>!”



Dalam sekejap, sebuah tembok es mengelilingi mereka bertiga, menghalangi proyektil <Beelzebub · Page> sebelum mereka mencapai Shidou dan yang lainnya.



Namun, hal paling menakutkan dari <Nibelcol> bukanlah kekuatan absolutnya, tapi kekuatan dari jumlah mereka yang banyak. Meskipun setiap tembakannya kecil, serangan yang berulang-ulang membentuk retakan mirip jaring laba-laba di permukaan es.



Tapi——itu tidak masalah. Shidou tidak percaya dia benar-benar bisa menangkis serangan <Nibelcol>. Tapi ini sudah cukup untuk melindungi kedua bintang panggung sampai <Gabriel> mereka mengisi tubuhnya dengan kekuatan yang cukup.



“Fu——”



Karena serangan beruntun <Nibelcol>, pelindung yang dibuat oleh <Zadkiel> hancur berkeping-keping.



Di saat yang sama, Shidou menghela napas lega. Dengan <Sandalphon> di tangan kanannya, dia menghentakkan tanah dan maju ke depan.



“Ha, dia datang!”



“Tolong matilah sekarang……!”



<Nibelcol> yang menyadari sosoknya muncul dari <Beelzebub·Page>.

Namun, Shidou tidak menggunakan <Zadkiel> untuk melindungi dirinya. Beberapa anak panah yang tidak bisa dihindari mengenai bagian belakang tangannya.



“Gu……!”



Namun, Shidou tidak berhenti. entah bertahanan ataupun meredakan rasa sakit——dia tetap maju ke arah Westcott sebisanya dengan api <Camael> yang menyembuhkan tubuhnya secara otomatis.



Tentu, rasa sakit yang luar biasa menyerang seluruh tubuhnya——tapi itu bukan masalah.



Karena Shidou yang sekarang, itu tidak lebih dari sekedar migrain jika dibandingkan dengan rasa sakit karena memanifestasikan banyak Angel.



“<Sandalphon>……!”



Shidou meneriakkan nama itu saat dia menghantam tanah dengan tumitnya.



Lalu, tanah bergetar merespon suaranya——



Saat singgasana emas termanifestasi di sana.



Sarung pedang <Sandalphon>: singgasana. Ini pertama kalinya Shidou memanggilnya.



“Apa……?”



Westcott sedikit mengerutkan alisnya.



——Lalu, Shidou berteriak.



Nama pedang besar yang agung.



“——<Halvanhelev>——!”



Sesaat kemudian, retakan mulai terbentuk di singgasana yang dipanggil Shidou, terurai menjadi serpihan yang melekat di pedang yang dia pegang.

Kemudian, itu menjadi pedang yang terlalu besar untuk dipegang seseorang.

Dengan rasa terbakar yang sensasi sakitnya sudah melebihi batas, Shidou mengangkat pedang itu ke arah Westcott.



“——Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh——!”



Benar; ini adalah cara lai untuk menjatuhkan Westcott.



——Antara tidak diketahui dan tidak bisa dihentikan, sebuah ayunan serangan dengan seluruh kekuatannya.



Serangan terkuat yang Shidou ketahui tidak lain dan tidak bukan adalah <Halvanhelev>nya Tohka……



Aliran Reiryoku yang mempesona menelan Westcott dan merobek bumi.

“Fu——hahahahahaha……!”



Berdiri di depan gelombang kekuatan yang sedang mendekat, Westcott tertawa keras.



Jumlah Reiryoku mengerikan yang bisa menenggelamkan pandangan, mungkin ini adalah serangan terbesar dan terkuat dari Itsuka Shidou, manusia yang memiliki kekuatan para Spirit.



Senangnya jika kekuatan itu menjadi miliknya selama dia bisa mengambil kristal Sephira, senang karena kematian akan terjadi padanya, pada saat itu pikiran Westcott dipenuhi dengan kebahagiaan.



Memang, ide Shidou tidaklah salah. Melancarkan serangan dadakan pada Westcott itu tidak ada artinya, dia sudah mengetahui kemampuan semua Angel. Lalu, solusi sederhana dan paling bagus adalah mendaratkan serangan pamungkas yang kekuatannya bisa memusnahkan semua pertahanan. Kenyataannya, di tangan Westcott, tidak ada kartu yang bisa menahan serangan ini.



Namun——



“——Tujuannya sudah diketahui, aku heran jika kau masih meremehkannya.”



Di saat itu, Westcott, berbisik——

“Otou-samaaaa!”



Beberapa <Nibelcol> yang ada disekitar sana berkumpul untuk melindungi Westcott.



Tentu, bahkan Spirit palsu <Nibelcol> tidak akan bisa bertahan dari serangan terkuat Angel ini. <Nibelcol> yang bersentuhan dengan <Halvanhelev> berubah menjadi partikel cahaya dengan cepat.



Namun, kekuatan <Nibelcol> terletak pada jumlah mereka. Selama ada <Beelzebub>, mereka bisa bangkit berapa kalipun mereka mati. Sejumlah besar <Nibelcol> terus membentuk penghalang besar di sekitar Westcott.

Sebagai tambahan——Westcott telah “sadar”.



Waktu pelepasan saat <Princess> mengirimkan serangan ini.

Serangan berskala besar.



Durasi untuk mempertahankan kekuatan maksimum.



“Fu——”



Saat <Nibelcol> terendam dalam serangan, Westcott meloloskan dirinya ke arah kiri dengan mengandalkan tangan lain dari <Nibelcol>.



Tentu, mustahil untuk bisa lolos tanpa terkena cidera. Reiryoku besar membakar tangan dan kaki Westcott saat dia meloloskan diri.



Namun——Westcott berhasil bertahan hidup.



Dan di tangannya, masih ada <Beelzebub>.



——Beberapa saat kemudian, kekuatan yang hebat dari Reiryoku ini menghilang.



“Fu…… hahahahahahahahahaha!”



Westcott tertawa.



Tidak ada teknik yang tersisa dari gudang senjata Itsuka Shidou.



Tidak diragukan lagi jika pemenang dari kekuatan Spirit adalah Westcott.



Tapi——



“………………Ah, aku tahu jika itu kau, kau pasti bisa menghindarinya.”



“——?”



Suara Shidou menggema dari sisi lain asap, membuat merespon dengan Westcott sedikit mengerutkan alisnya.



“——Pasti, dengan kekuatan <Beelzebub> di tanganmu, hal pertama yang kau investigasi adalah kekuatan para Angel. Aku tidak benar-benar menguasai apa yang baru saja kugunakan, ini hanyalah kekuatan pinjaman sementara——tapi.”



Angin berhembus saat asap dan debunya menghilang.



Di sana ada sosok Shidou, menghubungkan kedua tangannya di bagian pergelangan.



“Apa kau tau tentang ini? Apa kau sudah menginvestigasinya? Hei, tuan Westcott yang maha tahu……!”



Dengan teriakan, dia memutar kata-katanya sambil fokus kearah Westcott.



“————Shun————Sen”



“Apa……?”



Mendengar kata-kata itu, Westcott sedikit mengerutkan alisnya.



Bahasa yan belum pernah dia dengar sebelumnya. Apa itu nama Angel? Mantra? Sihir? Jampi? Atau——



“————Gou————Baku————”



Saat-saat yang membingungkan.



Saat memeriksa semua kemungkinan kekuatan musuh yang diketahui Westcott untuk digunakan dalam kesempatan ini.



Shidou membuka matanya dengan marah saat dia mengulurkan tangannya ke depan.



“——Haaaaaaaaaaaaaa————————!!”



Di saat itu.



“Apa——”



Sebuah aliran Reiryoku.



Benar-benar sebuah serangan yang tidak diketahui——menelan Westcott, yang baru saja kehabisan tenaga karena <Halvanhelev>.



“————”

Saat kekuatan itu meninggalkan tubuhnya, seperti benang yang putus, Shidou terjatuh di tempat.






“Darling!”



“S-Shidou……!”



Dari belakang, dia mendengar suara memanggil namanya. Lalu, tubuhnya diangkat dengan lembut.



“Ah…… Miku, Natsumi, maaf…… aku agak…… sedikit berlebihan……”



“Itu bukan masalahnya! Kau mengalami cidera dari kepala hingga ke kaki!”



Miku mengatakannya dengan air di matanya. Suaranya pasti bercampur dengan Reiryoku dari <Gabriel>. Secara perlahan, luka dan rasa sakit dari seluruh tubuhnya mulai berkurang.



“Terima kasih…… aku baik-baik saja sekarang.”



“Ah, Darling!”



“Tunggu…… apa kau benar-benar baik-baik saja?”

Shidou berdiri dengan dibantu tangan Miku dan Natsumi. Dengan langkah yang goyah, dia melewati tanah yang hancur.



Sesaat kemudian——dia menemukan <Beelzebub> ketiga yang tersisa dan Westcott yang terbaring di puing-puing. Setelan hitam yang menutupi tubuhnya telah koyak; seluruh tubuhnya penuh dengan luka sehingga darah mengalir di mana-mana.



“……Oh.”



Westcott berkedip seakan rasa sakit tidak bisa menahannya, perhatian matanya terarah ke Shidou.



“Kelihatannya aku kalah. Jadi ini adalah akhirnya. Hmm…… sungguh kebosanan yang tak terduga.”



“……Kau——”



Melihat sosok musuh itu, sepertinya perasaan yang terpendam mulai menyala kembali di pikiran Shidou.



Bahkan sekarang, Westcott tidak punya kemampuan untuk melawan. Jika sekarang Shidou menyerangnya dengan Angel, mungkin saja itu bisa menghentikan pernapasannya dengan seketika.



Di saat itu, dia menyadarinya. Kemarahan Takamiya Shinji datang lagi.



Kemarahan karena kekasihnya disakiti, dendam karena adiknya diculik——dan juga penyesalan karena telah dibunuh.



Ingatan Takamiya Shinji muncul kembali di pikiran Shidou yang membuatnya menampilkan niat membunuh dengan jumlah maksimal ke orang yang ada di depannya.



“……………”



Seakan digerakkan oleh dirinya yang lain, dan mulai mengangkat tangan kanannya.



Tanpa sepatah kata, sebuah Angel termanifestasi di tangannya.



“! Darling!”



“Shidou……!”



Mungkin karena menyadari tindakan Shidou, Miku dan Natsumi mengeraskan suaranya secara bersamaan.



Namun——sudah terlambat. Tangan Shidou sudah terayun ke bawah.



“……<Michael>——<Segva>.”



Memutar Angel——<Michael>, yang ada di tangannya.



Kemudian, Reiryoku yang masih berada di <Beelzebub> dan halaman yang tak terhitung yang tersebar disekitar sana menghilang menjadi partikel cahaya.

Dengan ini, kekuatan <Beelzebub> telah tersegel untuk sementara waktu. Bisa dikatakan bahwa Westcott sudah kehilangan seluruh kekuatan tempurnya.

Melihat adegan itu, Miku dan Natsumi menghela napas lega.



“Benar-benar…… aku terkejut sekali.”



“……Ya, kupikir kau akan membunuhnya.”



Mendengar suara mereka berdua, Shidou menghela napas lembut.



“……Ya, aku sangat ingin membunuhnya. Kenyataannya, dari serangan terakhir tadi, kupikir mau bagaimana lagi jika dia mati karena tembakan itu.”



“Yang terakhir……”



“Ah, cahaya itu……”



Shidou terbatuk beberapa kali sebelum melanjutkannya.

“Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan…… tapi ini benar-benar menghabiskan waktu. Aku tidak ingin menjadi sama seperti orang itu. Itu saja…… maaf semuanya.”



“Darling……”



“……Yah, kuharap ini sudah cukup.”



Mendengar apa yang Shidou katakan, mereka bedua mengangguk setuju.



Lalu, Westcott menghela napas kecil.



“Apa tidak masalah? Kupikir tidak ada kesempatan kedua.”



“Berisik, orang yang kalah tidak boleh membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab.”



“Haha, gaya bicaramu mirip dengan Elliot…… sayang sekali, aku agak tertarik merasakan kematian——”



——Seketika.



Westcott berhenti bicara.



Tidak——lebih tepatnya dia tidak bisa bicara.

Dalam sekejap mata, dunia berubah menjadi berwarna monokrom——dari dada Westcott, muncul kristal Sephira berwarna abu-abu redup.



“Apa……!?”



Saat matanya terkejut dengan bingung, Shidou mengecek sekitarnya dengan cepat.



Pemandangannya benar-benar tidak normal. Reruntuhan yang tak terhitung banyakmya berubah menjadi ruang geometris yang terdiri dari hitam dan putih.



“Eh……?”



“Ah——”



Dari belakang, suara Miku dan Natsumi menggema.



Untuk sesaat, dia berpikir mereka juga terkejut karena pergantian dunia yang mendadak ini——tapi bukan itu.



Dia segera menyadarinya.



Sesuatu yang mirip selendang cahaya tumbuh dari tanah dan menusuk dada Miku dan Natsumi secara berurutan.



“……!? M-Miku, Natsumi……!?”



Saat Shidou berteriak kaget, kristal Sephira yang berkilau muncul dari dada mereka——mengambang di udara menuju Westcott sebelum terbang ke langit.

Miku dan Natsumi terjatuh ke tanah seperti boneka yang dipotong benangnya.



“H-Hei, apa yang terjadi dengan kalian……”



Sambil mencoba menggoyangkan tubuh mereka agar mau bangun, Shidou terdiam tanpa kata.



Alasannya sederhana. Karena dua orang yang baru saja bicara beberapa detik yang lalu——telah berubah menjadi mayat yang tak bisa bicara.



“I-Ini, apa yang terjadi……!”



“————Shin.”



Lalu, seakan menjawab kebingungan Shidou.



Seorang gadis muncul dari kegelapan.



“……! Mio——”



Benar. Takamiya Mio, seorang Spirit yang memakai Astral Dress murni, tanpa diduga muncul di sini.



Tepatnya, bisa dikatakan bahwa pakaiannya agak berbeda dibanding sebelumnya.



Sebelumnya hanya ada satu yang menyala, sekarang semuanya yaitu sepuluh bintang yang ada dibelakangnya bersinar terang.



“…………”



Skenario terburuk melintasi pikirannya. Tapi dia hanya bisa menanyakannya. Kata-kata itu keluar saat dia menahan keinginannya untuk muntah.



“Se-Semuanya……”



“…………”



Mengikuti perkataan Shidou, Mio mengangkat tangannya secara perlahan.

Kemudian, semua kristal Sephira yang cantik muncul dari kesepuluh bintang yang bersinar di belakangnya.



“Apa——?”



Rasa sedih. Setelah melihat apa yang baru saja terjadi pada Miku dan Natsumi, Shidou bisa mengerti apa yang telah terjadi.



Dengan kata lain, para Spirit——semua telah mati.



“A-Ah……”



——Dia tidak bisa tepat waktu.



Shidou merasa tenggorokannya gemetar dalam keadaan setengah sadar.

Memahami situasi, keputusasaan menginvasi pikirannya dan mengikis tubuhnya. Itu juga menyusup ke pandangannya, bahkan juga menyebabkan ujung jarinya gemetar. Berdiripun juga sulit.



“——Persiapan telah selesai.”



Namun, berbeda dengan Shidou, Mio berbicara dengan suara pelan.



“Ayo bersama selamanya——Shin.”





“……Apa-apaan ruang yang berbeda itu?”



<Ulmus> kapal perang udara <Ratatoskr> mengambang di langit di atas kota Tenguu, yang telah berubah menjadi medan perang.

Di dalam anjungan, ketua Round Table, Karen Mathers mengeluarkan suara yang santai namun entah kenapa juga cemas.



Tapi itu tidak mengherankan. Meski di tengah sengitnya perang, tiba-tiba alat pendeteksi telah mendeteksi respon gelombang spiritual dari Spirit asal mula.

Kemudian, Angel misterius muncul dan diikuti oleh ruang aneh itu. Dari sekitar tempat kejadian, baik Wizard musuh, boneka otomatis, bahkan kapal udara seperti kapal induk <Lemegeton> mereka, respon reaksinya menghilang.

Melihat hal ini, meski ini tidak biasa, <Ratatoskr> telah menang.



Namun, situasinya tidaklah sesederhana itu.



Benar. Respon dari Itsuka Shidou, titik kunci dari <Ratatoskr> juga menghilang. Bahkan kapal induk mereka <Fraxinus> karam di depan Angel itu.



Medan perang tidak normal ini sama seperti raja yang tidak ada di papan catur.

Saat ini, DEM juga berada di situasi yang tidak menentu. Yah, meski mereka tahu jika Westcott telah dikalahkan, bukannya tidak mungkin mereka ingin balas dendam——tapi dibanding itu, itu hanyalah tindakan sederhana untuk melanjutkan pertarungan melawan musuh yang ada didepan mereka.



Namun, saat Karen memperhatikannya, tidak diragukan lagi kedua pihak sedang dalam kepanikan. Ini hanya akan menambah kelelahan di kedua belah pihak. Sambil memahami situasi yang terjadi saat ini, Karen berusaha menganalisis ruang asing itu saat medan perangnya masih lamban.



Namun, semakin banyak investigasi yang dilakukan, semakin sulit untuk dipahami.



Meski bisa dimengerti bahwa ruang yang mirip penghalang itu dibentuk dengan Angel sebagai intinya, atribut Reiryoku yang terdiri darinya terus berubah-ubah. Berpaling sedetik saja, itu akan berubah menjadi sesuatu yang sangat berbeda.



Meskipun perbedaan ukurannya bagai gajah dan semut, itu mirip dengan Voluntary Territoty seorang Wizard——



“——Tidak mungkin, dunia sebelah——?”



Saat Karen mengatakannya, seorang anggota kru yang duduk didekat kursinya mengeraskan suaranya.



“Ini——”



“Apa yang terjadi?”



“Y-Ya. Aku telah mengambil salah satu dari kamera otomatis yang dikerahkan <Fraxinus> untuk menginvestigasi ruang yang berbeda dari luar…… di sana ada beberapa objek yang mirip seperti tubuh para Spirit……?”



“Apa katamu?”



Karen mengerutkan alisnya saat dia memuncak kepada tampilan personal seorang anggota kru.



Memang, saat dia mengatakannya, ada beberapa Spirit yang terbaring di tanah. Termasuk kapten <Fraxinus>, Itsuka Kotori.



“Ku.”



Keluhan frustasi kecil keluar dari dirinya.



Sudah dikonfirmasi bahwa Tokisaki Kurumi dan Yamai bersaudari telah dibunuh oleh Spirit asal mula. Tapi saat memikirkan jangka waktu sesingkat ini——



“……Tunggu sebentar, apa semua ini hanya visual?”



“Ya, setidaknya ini yang kita punya sekarang.”



“……………”

Merespon jawaban anggota kru, Karen menaruh tangan di dagunya.



Ini mungkin hanya sebuah kesalahan. Atau mungkin orang itu belum menemui Spirit asal mula.



Tapi yang pasti——saat menetapkan jumlah mayat yang ditampilkan dalam visual, ada satu orang yang hilang dari Spirit yang memasuki ruang lain.





——Perlahan, berayun bolak balik secara perlahan.



——Cepat, berputar cepat.



Ini adalah ruang dimana tak ada orang yang bisa memberitahukan apakah itu atas atau bawah. Sensasi berenang di air suam, serbuan perasaan saat tersedot ke dalam kegelapan, ini adalah keadaan koeksistensi yang misterius.



Tidak——ini bukanlah orientasi dari ruang ini.



Rasanya ada yang kurang dengan kepemilikan tubuh sendiri. Rasa yang ketidakcocokan dimana ceroboh sedikit saja bisa membuat tangan dan kaki seseorang larut ke dalam dunia ini.



Rasanya mengerikan tapi juga godaan yang manis. Semacam kebahagiaan karena tidak bisa menahan diri untuk tidur. Bahkan saat tahu kesadaran seseorang akan pudar jika lalai sedikit saja.



(……Uha……)



Namun, sesuatu yang menyakitkan yang ada di dalam kepala Tohka menolaknya——



——Tidak berguna, tidak berguna, benar-benar tidak berguna.



Tertidur disini akan membuat segalanya berakhir dan dia takkan bisa bangun lagi.



Tapi, seakan sudah menyadarinya, rasa kantuk menangkap kesadaran Tohka dan tidak melepaskannya. Iblis ramah memberi isyarat yang mengikis ego Tohka——



(——Apa kau ingin tidur? Yah, kupikir tidak apa-apa)



Seketika itu.



Dari suatu tempat, menggema sebuah suara. Tohka memaksa untuk membuka matanya.



(……——)



Rasa kantuk yang menyerang kesadarannya tiba-tiba menghilang saat pikirannya menjadi jernih. Sensasi kembalinya tangan dan kaki dari meleleh ke dalam ruang.



Tapi sebaliknya, kebangkitan ini hanya untuk menyoroti keanehan ruangan ini.

Melihat ke sekitar, di mana ini——tidak, dia tidak tahu apa ini.



Sejauh yang dia lihat, hanya ada kekosongan yang luas sekali di tempat aneh ini. Jika dia bisa membandingkannya dengan sesuatu, ini seperti dia yang baru terbangun di dunia setelah terjadi gempa angkasa.



——Tapi, yang pasti ada intelegensi disini. Saat sedikit bisa mengontrol tubuhnya dengan kesal, Tohka maju kearah dimana suara itu berada.



(Apa……)



Melihat gadis yang ada di sana, Tohka melebarkan matanya karena kaget.



Rambut yang melambai dengan warna malam.



Mata kristalnya menatap tenang kedepan.



Benar. Gadis ini——punya wajah yang sama dengan Tohka.

(K-Kau, siapa kau……)



Saat Tohka bertanya karna terkejut, gadis itu membalasnya dengan gusaran dari hidungnya.



(Nama, tidak ada hal yang seperti itu. ——Jika kau benar-benar berani menanyakannya, aku adalah kau.)



(Aku……?)



Mendengar jawaban gadis itu hanya membuat Tohka menjadi lebih bingung.

Tapi itu tidak bisa disangkal jika dia tidak bisa menertawai apa yang dikatakan gadis itu sebagai lelucon. Jika dikatakan pada orang lain, gadis itu terlihat identik dengan Tohka. Jika dibandingkan, akan lebih mudah menemukan perbedaan antara Yamai bersaudari.



(Apa yang sedang terjadi..… apa ini mimpi?)



(Mimpi. Hmm, itu tidak jauh dari kenyataan. Perbedaannya hanya diantara kepalamu atau wanita itu.)



(Wanita itu——?)



Saat dia mendengarnya, Tohka merasakan kejang yang mencapai pundaknya.

Dari sepatah kata itu, ingatan mulai kembali satu persatu.

Benar. Tohka dan para Spirit yang lain bertarung melawan Mio——dan kemudian kalah.



(Semuanya…… di mana mereka semua!? Jika aku di sini, apa itu berarti yang lainnya di sini juga!?)



Tohka berbicara sambil melihat ke sekeliling. Sama seperti Tohka, kristal Sephira para Spirit yang lain seharusnya juga diserap oleh Mio. Jika Tohka——atau setidaknya kesadarannya——di sini, maka seharusnya para Spirit yang lain juga di sini.



Lalu, Tohka sadar bahwa pertanyaannya tidak cukup. Karena gadis yang memiliki penampilan sama dengan Tohka dan tahu hal yang Tohka sendiri tidak tahu. Hasilnya, secara otomatis dia berpikir bahwa orang lain dapat menyimpulkan apa yang tanyakan.



(Ah, semuanya berarti——)



(Apa kau bertanya soal para Spirit yang lain?)



(! Apa kau tahu!?)



Saat mata Tohka melonjak, gadis itu menghela napas kecil.



(——Sejak kebangkitan sebelumnya, terkadang aku meminjam matamu untuk melihat dunia.)



(Mun……? Mata……?)



Tidak mengerti apa kata gadis itu, Tohka sedikit memiringkan kepalanya.



Namun, gadis itu menggelengkan kepalanya, menyadari bahwa Tohka tidak mengerti, dia membalas pertanyaan sebelumnya.



(Yang di sini hanya kau. Para Spirit yang lain kehilangan kristal Sephira mereka karena wanita itu dan mati sebagai manusia. Hanya kristal Sephira yang ada di dalam wanita itu.)



(……)



Mendengar apa yang gadis itu katakan, Tohka menahan napasnya.



Kenyataan bahwa semuanya telah mati menyerang Tohka lagi. Dia telah melihatnya, lewat tangan Mio, pemandangan semuanya jatuh ke tanah yang dingin.



Tapi saat dikatakan lagi, Tohka ingat perasaan hatinya hancur.



Namun, dia menyadari perasaan yang tidak mengenakkan saat mendengar apa yang dikatakan gadis itu. Tohka mengerutkan alisnya saat dia bertanya.



(Sebagai manusia? Apa maksudnya? Memang, Origami, Kotori, dan semuanya adalah mantan manusia, tapi bukankah Spirit yang lain……Yoshino, Kaguya, Yuzuru dan Natsumi adalah tipe Spirit yang sama seperti diriku?)



(Tidak, eksistensi yang dipanggil Spirit selain wanita itu adalah manusia yang diberi kristal Sephira——tanpa terkecuali. Mereka yang kau sebutkan diubah menjadi Spirit sepuluh tahun yang lalu dan kehilangan saat ingatan mereka masih menjadi manusia.)



(Apa——)



Tohka hanya bisa menatapnya dengan kaget.



Para Spirit——semuanya manusia.



Dia ingat Nia mengatakan sesuatu yang sama dulu, tapi tidak jelas apa itu benar atau tidak. Karena, Tohka tidak punya ingatan saat dia masih manusia, jadi tidak mungkin merasakan kenyataan itu.



Namun, jika perkataan gadis itu benar, ada satu poin yang aneh.

(Lalu…… kenapa aku masih hidup? Bukankah seharusnya aku juga seperti mereka!?)



Benar, seperti semuanya; Tohka juga ditusuk oleh Mio di bagian dadanya.



Lalu, seharusnya Tohak juga mati sebagai manusia seperti yang lainnya.



(Itu karena——)



Gadis itu menyipitkan matanya dan membuka mulutnya saat dia mengatakan sesuatu dengan singkat.



(——!)



Mendengar hal itu, mata Tohka melonjak lagi.



Namun——dia langsung menutup bibirnya dan mengencangkan tinjunya.



(……Hmm?)



Alis gadis itu sedikit bergerak.



(Kupikir kau akan bingung. Aku tidak berpikir kau akan menerimanya begitu cepat.)

(……Mun, tidak, aku bingung. Tapi..… jika itu benar, aku berterima kasih pada fakta itu.)



(Bagaimana……?)



Saat gadis itu terliha tertarik, Tohka mengangkat wajahnya dengan kilauan cahaya resolusi yang ada diekspresinya.



(——Aku masih hidup. Dan karena aku masih hidup——aku masih bisa bertarung.)



Saat Tohka selesai, gadis itu menunjukkan pengertiannya.



(Aku mengerti. ——Tapi musuhnya adalah ibu kita. Dengan berasumsi kau bisa bertarung, kau harus membuat kejutan terlebih dahulu. Jika mungkin, manfaatkan beberapa menit kau miliki. Yang terburuk kita akan mati lagi. Tidak…… kali ini wanita itu takkan membuat kesalahan lagi. Kita pasti akan menghilang tanpa kesadaran ataupun bekas yang tersisa.)



Gadis itu berbicara dengan nada mengancam.



Namun, Tohka menggelengkan kepalnya tanpa ragu.



(——Tidak masalah. Bahkan jika itu akan berakhir dalam beberapa menit, itu sudah cukup bagi Shidou untuk kabur. Aku tidak bisa memikirkan solusi lain dalam situasi ini. ——Harapan kecil semacam ini sudah cukup bagiku untuk mempertaruhkan hidupku.)



(Hei. Jika kau mati, itu artinya aku juga mati. Karena aku adalah kau.)



(Apa…… itu kan? Itu sedikit…… um…… maaf…… tapi apa kau tidak ingin aku bertarung?)



(Oh? Kenapa kau berpikir begitu?)



Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya saat balik bertanya. Tohka menatap tepat ke arahnya sambil menjawab.



(——Karena kau dipanggil untukku.)



(————)



Melihat Tohka, akhirnya alis gadis itu bergerak——dia hanya bisa tertawa.



(Fuhaha, benar…… ahh, itu benar sekali.)



Melihat wajah gadis itu, Tohka merasa aneh saat melihatnya tertawa.



Saat gadis itu tertawa, dia mengulurkan tangannya dan memeluk bahu Tohka.



(——Jika begitu, kau harus pergi diriku. Sampai puas, lakukan apapun yang kau mau.)



(………Umu. Terima kasih, diriku.)



Dengan senyuman kecil, gadis itu berpisah dari Tohka dan mendorong punggungnya.





“Bohong…… semuanya……”



Saat kata-kata itu keluar dari mulut Shidou, dia jatuh berlutut karena tertekan.



“…… Ah……”



Hanya setengah sadar, Shidou mengeluarkan napas tak bertenaga.



Di saat itu, sebuah bayang masuk ke jalur pandangannya.



——Dalam sekejap mata, Mio muncul didepan Shidou.



“……Shin.”



Dengan suara yang ceria namun juga sedih, Mio menyentuh pipi Shidou dengan lembut.

“…… Maaf. Aku tidak ingin membuatmu sedih.”



Tapi, Mio melanjutkannya.



“Tidak apa-apa. Segera——kesedihan itu akan menghilang. Karena sejak awal, Shin tidak tahu Spirit lain selain diriku. Dosa ini hanya untuk diriku seorang. Jadi Shin tidak perlu menyalahkan dirinya sendiri.”



“Aku……”



Dengan suara yang bisa dibandingkan dengan nyamuk, Shidou melihat Mio.

——Cahaya ilahi yang berlebihan dari seorang gadis yang mirip seoran dewi.

Beberapa saat yang lalu, Shidou masih berpikir untuk menghentikannya. Dia tidak ingin ingatan “Shidou” dihapus, kehilangan akumulasi hidup yang sudah dia jalani sampai sekarang. Dia sudah memutuskan dengan sungguh-sungguh untuk bertahan hidup dengan semua orang.



Tapi sekarang, apapun yang terjadi sudah tidak berarti.



Meski dia kabur dari Mio, ke mana dia harus pergi?



Para Spirit yang menunggu kepulangannya sudah tidak di sini.



“……………”



——Jika itu berarti bisa bebas dari keputusasaan ini, yang paling mudah adalah menyerahkan segala kepada Mio.



Shidou tahu itu adalah kemungkinan ide terburuk, tapi mungkin karena pengaruh “Shin” yang masih melekat dalam pikirannya, dia tidak bisa berhenti memikirkan ide itu.



“…… Shin.”



Mio menyentuh dahi Shidou dengan lembut.



“Ah……”



Shidou tidak bisa menyingkirkan tangan itu.



Meski tubuhnya sudah melebihi batasnya, hatinya sudah kehilangan energi untuk melawan lagi.



“Un——”



Mio menyipitkan matanya saat dia menyuntukkan kekuatan ke dalam tangannya.



(——)



Seiring berjalannya waktu, kesadaran Shidou mulai buram.



(——Dou——)



Tidak ada rasa sakit. Malahan, rasanya nyaman seperti tidur di bawah angin musim semi.



(——Shidou——)



Ah, jadi ini kematian itu rasanya seperti——



“Shidou!!”



——Dan kemudian.



“……!?”



Tiba-tiba dia mendengar seseorang memanggil namanya——Shidou langsung membuka matanya.



Untuk sesaat, Shidou mengira itu adalah halusinasi suara.



Namun, matanya membantu untuk menolak keraguannya.



“Apa——”

“……Apa?”



Saat Shidou menahan nafasnya, Mio juga menggerakkan alisnya sedikit.



Tapi itu sudah bisa diduga. Diantara sepuluh bintang yang ada di belakang Mio, salah satunya pecah.



“————Ohhhhhhhhhhh!”



Sesaat kemudian.



Sepertinya salah satu bagian Astral Dress Mio dihancurkan dari dalam——dari sana, Tohka muncul dengan <Sandalphon> di tangannya.



Tohka mengcengkram kerah Shidou, melompat jauh untuk memisahkannya dari genggaman Mio.



“Shidou! Apa kau tidak apa-apa!?”



“Tohka……!?”



“Belum berakhir. ——Ayo, berdirilah Shidou!”



Tohka mengangguk kuat saat suara Shidou penuh kekagetan.

Share Tweet Share

2 comments

      Please wait....
      Disqus comment box is being loaded