Bab 3 - Gugurnya Daun Yggdrasil

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

Saat berkenalan dengan orang-orang, tidak lama bagi Isaac Westcott untuk menyadari perbedaan antara dirinya dengan orang lain.



Westcott adalah anak yang luar biasa. Jika dia digolongkan sebagai anak ajaib atau jenius, maka takkan ada yang keberatan.



Di desa tersembunyi yang mewarisi darah para penyihir, kemampuan dan keunggulannya melampaui anak-anak seumurannya——tidak, bahkan pengendalian mana miliknya melebihi orang dewasa. Hanya para tetua dan guru-guru di desa itu, dan Elliot yang mengklaim sebagai rivalnya saja, yang bisa bersaing dengannya.



Terlebih lagi, bukan hanya itu. Ilmu bahasa, aritmatika, olahraga——Westcott telah membuat pencapaian yang luar biasa di semua bidang.



Namun, pada akhirnya ini hanya menambah pertanyaan.



Singkatnya, itu menimbulkan pertanyaan apa mungkin dia bisa hebat dalam semua hal itu.



Meski begitu, Westott tidak pernah membedakan dirinya dari orang lain dalam hal ini.



Apapun posisinya, selama mereka bisa menempuh jalur yang sama, akan datang suatu hari dimana orang tersebut akan menyusul dan juga sebaliknya.

Tapi Westcott juga sadar. Tempat dimana dia berdiri adalah tempat berliku yang tidak bersinggungan dengan orang lain.



Kapan kesadaran ini pertama kali datang? ——Ya, itu pertama kali terjadi saat anjing yang dipelihara di rumah Westcott mati.



Anjing itu sudah hidup di rumahnya sebelum Westcott lahir dan dia telah menjadi teman yang selalu bersama sejak saat itu.



Tentu saja, Westcott sedih. Meski dia masih sangat muda, dia sudah familiar dengan konsep kematian biologis.



Tapi lebih dari itu——di dalam hatinya, ada kegembiraan yang tak bisa dijelaskan dibanding kesedihan.



Ekspresi sedih dari orang tuanya, wajah simpatis dari teman-temannya, mayat anjing yang telah mati——dan kesedihannya sendiri.



Melihat hal ini, mungkin semua orang akan mengkritisi kesenangan ini sebagai hal yang tidak bermoral ataupun tidak manusiawi.

Apakah itu adalah sifat aslinya atau dibentuk oleh lingkungan? Alasan dibalik hal ini masih belum jelas. Tapi masih ada perbedaan yang sangat mencolok, sebuah cacat biologis jika kau mau.



Tak perlu dikatakan, Westcott tidak akan membiarkan emosinya muncul ke permukaan. Dia punya pengetahuan yang cukup untuk mengetahui perbedaan perasaan dari orang lain, menjadikannya cukup berhati-hati untuk memahami kerugian-kerugian yang disebabkan jika hal itu diketahui terlalu luas.



Saat beberapa orang mungkin memandang perbedaannya dari orang lain sebagai suatu kebaikan yang bermanfaat, dasar-dasar yang tersisa itu adalah masalah yang harus dihindari.



Para manusia takut pada orang lain yang berbeda dengan mereka; ketakutan dari hal yang tidak diketahui. Ketakutan menciptakan kegilaan dan kegilaan melahirkan konflik.



Inilah sebabnya keturunan-keturunan penyihir hidup dengan bersembunyi di gunung, menghindari mata dan telinga orang lain.



Sejak kecil, Westcott sudah diajari pelajaran ini. Sebagaimana para penyihir yang bersembunyi dari para manusia, dia memutuskan untuk menyembunyikan emosi ini di dalam hatinya.



Meski tidak tahu apakah ini adalah keberuntungan atau kesialan, Westcott sangat ahli dalam memanipulasi emosinya sebagai seorang anak kecil.



Jadi, saat Westcott memberitahu orang tuanya bahwa dia ingin mengadopsi anjing baru setelah kematian peliharaan lamanya, orang tuanya langsung menyetujuinya.



Orang tua Westcott tidak pernah membayangkan bahwa tujuan anak mereka bukanlah untuk mengubur kesedihan karena kehilangan peliharaan lamanya ataupun berusaha mencari teman baru——tapi lebih ke idenya jika dia memelihara anjing lain, dia akan melihatnya mati sekali lagi.



Dan Westcott menghabiskan hari-hari itu tanpa dicurigai orang lain. Dengan orang tua yang keras namun baik, guru-guru yang baik, dan teman-teman sesama murid yang saling berbagi antusiasme, dibawah semua kondisi itu, dia tumbuh besar.



Tadi saat dia berumur 10 tahun, kemalangan lain terjadi lagi. Ibunya, memilki tubuh yang lemah, menderita penyakit paru-paru dan meninggal.



Meskipun mereka hidup di desa sihir yang melebihi kemampuan manusia, mustahil untuk menghidupkan orang yang sudah mati. Orang-orang desa berduka karena kematiannya saat mereka menyatakan duka citanya.



Mereka merasa kasihan kepada ayah Westcott, yang telah kehilangan pasangannya saat usia muda.



Dan saat berdiri di samping ayahnya, yang mencoba mengusap air matanya, mereka mengira Westcott mengalami semacam pukulan telak di hatinya.

Kenyataannya, asumsi mereka tidaklah salah.



Kematian ibu yang melahirkan dan membesarkannya memberikan rasa kehilangan yang tak ada tandingannya.



Namun.

Di saat yang sama, apa yang paling diingat Westcott adalah saat pertama kali mengalami rasa mabuk karena hilangnya nyawa seorang manusia. Dukacita, dukacita yang tak dapat ditahan. Jika dia tidak berhati-hati, air mata akan mengalir dari matanya. Tentu saja ayahnya dan penduduk desa yang lain berpikir dia dipenuhi dengan dukacita dan keputusasaan.



Ahh——sungguh menyenangkan.



Saat Westcott melihat ibunya dikubur, dia merasa sangat senang untuk pertama kalinya dalam hidupnya.



——Jadi, setelah beberapa tahun berlalu.



Saat berada di bukit itu, melihat desanya dilalap api, perasaan yang bercampur aduk di hatinya berbeda dengan tiga temannya.



Amarah. Dukacita. Putus asa. Diantara semua emosi negatif yang saling berpilin satu sama lain, hanya ada satu orang yang merasa senang.



Tidak——ini berbeda dari sekedar kesenangan saja, tidak seperti apa yang telah dia alami sebelumnya.



Alasannya, karena akhirnya dia menyadarinya.



——Ah, aku mengerti. Ini bisa dilakukan dengan cara ini.



Westcott mengerti bahwa dia berbeda dari orang lain. Dia tahu bahwa pikirannya tidak normal.



Karena inilah Westcott menyebunyikan keinginannya, ini juga untuk melindungi dirinya dari dikucilkan oleh komunitas yang ada. Meskipun dia punya sifat mencari kesenangan dalam keputusasaan, dia tidak sering memperlihatkannya. Meskipun memelihara seekor anjing dengan harapan untuk kematiannya, dia tidak pernah berpikir untuk membunuhnya dengan tangannya sendiri.



Tapi di saat itu, pandangan Westcott terhadap manusia telah berubah.

Umat manusia memperlihatkan taringnya pada para penyihir. ——Alasannya tidak lebih dari sebuah ketakutan pada kekuatan mereka yang tidak diketahui.

Karena itulah——tak ada lagi alasan yang menahan Westcott dan yang lainnya.



Elliot gemetar karena marah.



Ellen menutup wajahnya dengan air mata.



Karen menahan suaranya.



Meskipun reaksi semua orang berbeda, mereka semua menunjukkan hasrat untuk balas dendam pada umat manusia.



Terjadilah sebuah perubahan paradigma dasar.



Perasaan tidak biasa dari orang tidak normal dengan hasrat balas dendam yang normal melawan dunia yang sinting ini.



Karena sudah begini, tidak ada pilihan lain. Sekarang, Ellot dan yang lainnya harus dipaksa bekerja sama.



Dalam amarah dan keputusasaan, Westcott mengingat kesenangan rahasia itu.

Tidak bisa dimaafkan. Benar-benar tidak bisa dimaafkan.



——Terima kasih karena telah memberiku kesempatan untuk balas dendam.

Berani menghancurkan desa kami, membunuh teman-teman kami dengan sangat kejam.



——Terima kasih karena telah memberiku alasan untuk membantaimu.

Aku ingin balas dendam.



——Terima kasih karena telah memberiku alasan untuk balas dendam.

Aku akan mengubah dunia ini.



——Terima kasih karena telah membuatku menjadi korban.



“……………”



Keringat menuruni pipinya sampai ke bibirnya, membuat rasa asin menyebar di mulutnya.



Shidou tidak berani melemahkan pertahanannya saat bola mata di kantung matanya berputar melihat lingkungan sekitar dengan teliti.



Di sana ada kertas <Nibelcol> yang tak terhitung banyaknya di sekitar mereka.

Dan di ujungnya——ada seorang pria yang menjadi perwujudan kegelapan berdiri diam di sana.



Sir Isaac Ray Pelham Westcott.

Kepala DEM Industries dan musuh <Ratatoskr>. Dan juga——orang yang membawa Spirit ke dunia ini 30 tahun yang lalu bersama Elliot dan Ellen, juga orang yang mendorong terjadinya perang ini.



Tidak——bukan itu saja.



Shidou melirik Westcott dengan tatapan kebencian yang meluap-luap.

Bagi Shidou yang telah mendapatkan ingatan “Shin”, pria ini adalah sumber kebencian karena telah membunuhnya dan menculik Mana.



“Oh?”



Melirik balik tatapan itu, Westcott mengangkat alisnya.



“Sepertinya atmosfir yang ada disekitarnya agak sedikit berbeda dari sebelumnya. Tatapan permusuhan yang ada di matamu. Sepasang mata dengan niat untuk membuat seseorang menjadi daging cincang. Mungkinkah——kau sudah ingat bahwa aku telah membunuhmu?”



“Bajingan……”



“Yah, aku sedikit menebaknya dengan kemunculan <Deus> yang tiba-tiba ini, tapi sepertinya aku tepat sasaran.”



Saat Westcott tersenyum sambil bicara, <Nibelcol> yang ada di dekat sana semuanya berteriak “Sasuga Otou-sama” secara bersamaan.



“……………”



Penampilan, suara, dan sikap Westcott semuanya membuat saraf Shidou menjadi terbakar dalam amarah.



Namun, Shidou hanya bisa menggertakkan giginya dan menahannya.



Benar-benar tidak mungkin untuk memaafkan Westcott. Namun, hidup Shidou bukan untuk dirinya sendiri. Para Spirit dan anggota <Ratatoskr> mempertaruhkan hidupnya demi dirinya. Oleh karena itu, Shidou tidak boleh membuat kesalahan dengan terbang sambil marah dan menyerang Westcott secara sembarangan.



Setelah menghirup napas dalam untuk menenangkan pikirannya, dia membayangkan sekitarnya dari sudut pandang mata burung.



——Memikirkan kondisinya, dilema adalah pemandangan tidak biasa dilihat.

Sebelum perang dimulai, Kotori pernah bilang bahwa perang ini akan ditentukan oleh siapa yang lebih dulu membunuh target mereka: Westcott untuk <Ratatoskr> dan Shidou untuk DEM.



Dengan dua pemain kunci yang saat ini berada di tengah medan pertempuran yang sama, sangat sulit untuk tidak terkejut.



“——Fu.”



Lalu, seakan menebap jalan pikiran Shidou, Westcott mengendurkan pipinya secara perlahan.



“Karena Angel nya <Deus>, bahkan kapal perangpun bisa dihancurkan. Tidak, tidak, jika dipikir lagi, itu benar-benar——kekuatan yang luar biasa.”



Westcott terus bicara sambil merentangkan tangannya dengan ceria secera berlebihan.



“Tapi ini sedikit menyusahkan. Meskipun kemunculan <Deus> memberikan harapan, mustahil bagiku untuk mengambil kekuatannya sekarang. ——Jadi, Itsuka Shidou. Untuk itulah aku memutuskan pertama-tama aku akan mengambil Reiryoku-mu.”



“Apa kau bilang……?”



Saat Shidou mengerutkan alisnya, senyuman Westcott menjadi lebih gelap saat pria itu mengulurkan salah satu tangannya ke depan.



Sesaat kemudian, ruang yang ada didepannya terdistorsi saat sebuah buku besar termanifestasi di sana.



Dengan warna hitam legam yang menggambarkan kekosongan tergelap, rasa intimidasi yang meluap-luap dari benda itu membuat jantung Shidou terasa mengencang.



“……<Beelzebub>……!”



Ekspresi Shidou menjadi lebih gelap saat dia meneriakkan nama itu.

Ya, Demon King <Beelzebub>. Bentuk inverse dari Angel <Rasiel> yang Westcott curi dari Nia.



Shidou merasakan sensasi pedih di kulitnya saat dia mencoba mengangkat lututnya.



——Sesegera mungkin, dia harus kembali ke tempat Tohka dan yang lainnya. Pikiran ini tetap tak berubah bahkan saat bertemu Westcott, pemimpin dari pasukan musuh.



Memang, mengalahkan Westcott berarti kemenangan untuk <Ratatoskr>. Namun, situasi benar-benar berubah dari saat awal perang.



Mio. Spirit awal mula. Kemunculan pihak ketiga telah membawa medan perang menuju kekacauan.

“……Tch.”



Shidou mengeluarkan suara decakkan lidah kecil yang tidak dapat didengar oleh musuh.



——Maju merobos menggunakan <Raphael>?



Tidak, bukan hanya <Nibelcol> saja yang ada disini, jika jalannya dihadang, dia bisa terkena serangan penjepit dengan mudah.



——Menghentikan pergerakan kelompok musuh menggunakan <Gabriel>?

Tidak, mustahil untuk mencuci otak musuh yang punya banyak Reiryoku.



——Kabur menggunakan <Michael> untuk menembus angkasa?

Tidak, stabilitasnya tidak menentu, dan musuh yang ada disini tidak akan membiarkannya kabur kedalam lubang yang dibuka diudara dengan mudah.

Beberapa solusi yang melintas dipikirannya langsung dia tolak.



Kemudian, setelah beberapa detik menekan pikiran sampai batasnya.



“——”



Sambil mengambil nafas dangkal, Shidou menajamkan pandangannya saat dia menatap Westcott.



Lalu, dia berteriak.



Meneriakkan nama Angel.



“——<Sandalphon>.”



Seketika, sebuah pedang besar yang berkilauan muncul di depan Shidou.

Sandalphon. Pedang yang bisa membelah segalanya. Tidak perlu dikatakan, itu adalah Angel milik Tohka.



Tidak——bukan itu saja.



<Zadkiel>——<Raphael>——<Metatron>——”



Satu demi satu, dia memanggil nama setiap Angel.



Di saat yang sama, sebuah dinding es mengelilingi Shidou saat beberapa “bulu” cahaya muncul berdansa dengan angin yang mengamuk.



Benar, ini adalah konklusi yang diambil dengan mempertimbangkan beberapa strategi yang berbeda.



Ini adalah yang paling mudah dan hati-hati——tapi juga metode paling praktis.



“……Ayo, kita mulai, Penyihir.”

Shidou mengumpulkan kekuatan kedalam suaranya menggunakan <Gabriel> untuk mengurangi ketegangan tubuhnya karena memanifestasikan banyak Angel.



“——Aku akan membereskan ini dalam sebuah serangan cepat. Kau tidak akan punya pilihan lain selain menerima nasibmu.”





——Langit biru yang luas.



Itu adalah hal pertama yang dilihat Ellen setelah dia membuka matanya.

Awan-awan yang berhamburan di langit musim dingin yang transparan menciptakan pemandangan yang harmoni. ……Yah, karena tak ada lagi Wizard maupun kapal udara yang tersisa di langit, itu sudah bisa diduga.



“Ah……”



Setelah telat merespon, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Sambil mencoba memberikan perintah pada Realizer Manifestation Devide yang ada di otaknya, dia mencoba mengangkat kepalanya melawan sakit kepalanya.



Melihat ke tubuhnya sendiri——CR-Unit berwarna platinum <Pendragon> yang menutupi tubuhnya telah rusak parah, memperlihatkan kulit mulusnya di beberapa area.



Akhirnya, pikiran bingungnya Ellen kembali dengan cepat.

Menyadari keadaannya, melihat ingatannya dengan teliti, kesadarannya yang samar akhirnya berhasil diingat lagi.



Benar. Ellen telah ditembak oleh serangan pamungkas Woodman——dan kalah.



“Ku……”



Dengan wajah yang frustasi, Ellen mengepalkan tinjunya sambil marah.

Tidak ada masalah dengan pengoperasian CR-Unit Ellen. Unit itu melepaskan Territory sesuai dengan keinginan Ellen. Bahkan jika Woodman menghilang dari pandangannya, itu masih ada di area yang dikendalikan Ellen.



Dia tidak terjebak dalam tipuan musuh, ataupun mesinnya mengalami malfungsi. Dia hanya melepaskan serangan terkuatnya——dan kalah. Tidak ada kata maaf untuk kekalahan besar ini.



“Menyesal, menyesal, itu cukup untuk membuatnya menangis. Kenyataannya, air mata berbentuk butiran mengalir keluar dari mata Ellen. Tidak bisa memaafkan Woodman. Dan lebih dari itu, tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena gagal mengalahkannya.



——Tapi, ah, tapi kenapa?

Di sudut pikiran Ellen, sepertinya ada bagian dari dirinya yang sudah membayangkan situasi ini.



Sambil mengklaim dirinya sebagai yang terkuat dari umat manusia, sambil mengacungkan pedangnya ke arah Woodman, di suatu tempat dalam hatinya masih ada perasaan yang mengatakan dia tidak sepadan dengannya.



Jika ada perbedaan diantara mereka berdua, itu ada di sini.



Seorang Wizard adalah orang yang mengontrol Voluntary Territory dengan memanipulasi Realizer Manifestation Device. Di bawah keadaan di mana hal itu dikontrol oleh tekad, celah perasaan bawah sadar akan menjadi fatal.



“——Yo.”



Di saat itu.



Saat mata Ellen basah karena kesal, ada suara yang datang dari depan——melewati asap tipis, Woodman muncul.



CR-Unit emas yang setengah hancur dan senjata yang ada di tangannya telah terdistorsi ke bentuk asalnya. Rambut pirang kepangnya tertutup darah dan debu saat berkibar tertiup angin. Meskipun menang melawan Ellen, kondisinya sekarang tidak lebih baik ketimbang dirinya.



Namun, meski mereka memiliki luka yang mirip, Ellen jatuh ke tanah sementara Woodman masih berdiri. Fakta itu menjelaskan hasil dari pertarungan ini.



“Kemenanganku…… tidaklah bagus.”



“……………”



Saat Woodman berbicara dengan senyuman ceria, Ellen melihatnya sambil mengukir kerutan dalam di antara kedua alisnya——kemudian, dia menghela napas.



“——Bunuh aku.”



“……Ah?”



Saat Ellen mengatakannya tanpa ragu, Woodman mengangkat alisnya.



Sambil melihat respon itu, Ellen melanjutkannya.



“Begitulah. Kau menang Elliot. ——Jangan biarkan aku hidup dan menjadi malu. Cepat, bunuh aku.”



“…………”



Mendengar apa yang Ellen katakan, Woodman menghela nafas panjang. Kemudian dia menarik sebuah pedang laser kecil dari pinggangnya dan berjalan perlahan menuju sisi Ellen.



Lalu, dia mengarahkan pedangnya ke bawah——



Menusuh dada Ellen.



“……Gu——”



Kemudian saat Maryoku bergabung, pedang itu memotong Territory saat terdengar suara mekanik.



Sesaat kemudian, Voluntary Territory yang ada di sekeliling Ellen menghilang saat dia bangun dari rasa sakit kepalanya.



——Ah, jadi ini adalah kematian. sungguh sederhana. Ellen menutup matanya sambil merenungkan sensasi aneh itu.



“……?”



Namun, tidak peduli seberapa lama itu berlangsung dengan rasa sakit yang menyebar ke seluruh tubuhnya, kesadarannya tetap tidak terganggu.



Penasaran, Ellen membuka matanya sedikit untuk melihat pisau yang seharunya menancap di dadanya.



Kemudian——



“Apa……!?”



Melihat situasi yang ada di depannya, Ellen langsung menaikkan suaranya.

Tapi itu sudah bisa diduga. Karena, pedang laser Woodman tidak menembus dada Ellen.



Benar. Pedang lembut yang terbuat dari sihir mengubah lintasannya saat menusuk punggung Ellen.



Mungkin——untuk menghancurkan Realizer Manifestation Device yang menempel di belakang CR-Unitnya.



“……! Apa yang kau lakukan, Elliot……!”



Ellen membuka matanya dan menaikkan suaranya mengecam Woodman. Meskipun rasa sakit dari tulang rusuk yang patah menambah teriakannya, dia terus menatap Woodman.



Lalu, Woodman menarik pedang laser itu dan menghela napasnya saat dia menaruh pedang itu kembali ke pinggangnya.

“Apa maksudmu membuat musuhmu menjadi lemah itu hal biasa. Membiarkanmu menggunakan alat itu terlalu berbahaya. Bahkan dengan luka dan kerusakan yang ada diperalatanmu, kau masih tidak sepadan bagi Wizard biasa.”



“Aku tidak menanyakan soal itu! Kenapa kau tidak membunuhku!?”



Saat Ellen berteriak keras dari belakang, Woodman berkata “Ha?” dengan jengkel saat dia mengangkat bahunya.



“Orang yang kalah tidak boleh memerintah pemenang, bodoh.”



“……………!”



Mendengar kata-kata itu membuat seluruh wajah Ellen menjadi panas.



“Bo… bodoh, apa yang kau maksud dengan bodoh dasar idiot. Ada batas seberapa banyak kau bisa mengejekku.”



“Itu bukan candaan. Yang kalah harus mendengarkan yang menang. Biasa ajalah, membunuh atau tidak itu terserah aku.”



“Berhenti bercanda! Apa kau mempermainkanku!?”



“Benar, itu sebabnya aku mengatakannya, bodoh.”

“Bukan itu masalahnya……!”



Ellen berteriak sambil memukul-mukul tanah dengan tinjunya.



Penghinaan ini berbeda dari rasa kalah yang membebani hati Ellen.



Pria ini, Woodman, meskipun baru saja menyelesaikan pertarungan hidup mati dengan musuhnya, dia masih mempermainkannya seperti anak kecil.



Ya, itu seperti——beberapa dekade yang lalu, saat kampung halaman Ellen masih ada.



Ellen menangis saat dia mencoba menahan air matanya yang mulai keluar.



“Kenapa…… kenapa kau melakukan ini, Elliot. Mempermainkanku seperti orang bodoh. Seperti saat kita masih anak-anak! Sekarang sudah mustahil untu kembali ke masa-masa itu! Ada batas untuk ketidaksopananmu! Kenapa kau tidak mempermainkanku seperti musuh! Kenapa!”



“Ah——berisik kau. Diamlah sebentar.”



Woodman berlagak bandel seakan telinganya telah rusak.



Sesaat kemudian, diikuti menghilangnya rasa sakit di tubuhnya——rasa ngantuk yang teramat berat menghantam tubuh Ellen.

Mungkin, Woodman menggunakan Voluntary Field untuk memotong kesadaran Ellen. Ellen, yang telah kehilangan Realizer Manifestation Devicenya, tidak memiliki cara untuk menangani hal ini.



“Kenapa! Kenapa——”



Dari kelopak matanya yang telah mencapai batasnya, sebuah air mata menetes keluar.



“——Kenapa kau tidak membawaku denganmu, Elliot——”



Sambil mengucapkan kalimat terakhir itu, kesadaran Ellen menghilang ke dalam kegelapan.



“……………”



Saat kelopak mata Ellen tertutup, dia berhenti membuat suara lalu tidur dengan damai.



Sambil melihatnya, Woodman menjatuhkan senapan laser <Gungnir> yang setengah hancur sambil menghela napas berat.



Sebagai prototip dari artileri utama <Fraxinus>, sebenarnya senjata ini bukan didesain untuk digunakan perorangan. Bahkan Woodman, yang telah mendapatkan kekuatan dari masa jayanya, sudah bersiap untuk mengalami cedera parah di tubuhnya karena menggunakannya.



“……Yah, sepertinya tulangku patah.”



Dia bicara, sambil duduk bersebelahan dengan Ellen yang tertidur.



Rasa sakit di tubuhnya telah sampai ketitik dimana jika dia tidak dibantuan dari Voluntary Territory, sekarangpun dia takkan bisa berdiri.



Meskipun dia bisa membuat Ellen mengakui kekalahannya, bahkan saat mengurangi cidera karena menggunakan <Gungnir> secara berlebihan, cidera yang dia terima tidak jauh berbeda dari Ellen.



“……Kau benar-benar menjadi sangat kuat, Ellen.”



Sambil mengelus kepala Ellen, dia mengatakannya dengan kuat juga dengan sedikit menyesal.



Dari seorang anak desa yang bodoh, Ellen tidak bisa mengontrol mananya dengan baik, tanpa diduga dia bisa menjadi sangat kuat.



“Terkuat……”



Kata yang selalu Ellen ulangi meluncur dari lidah Woodman.

Saat orang yang selalu paranoid menjadi yang terkuat, Woodman tahu bahwa menggunakan kata itu akan mendorong emosinya.



Tapi saat memikirkannya lagi, mungkin karena keberadaan Woodmanlah yang membuat Ellen selalu mengklaim dirinya yang terkuat.



Dia adalah rekan yang mengasah dan memoles kemampuannya disaat yang sama dengannya, seorang rival yang terlalu jauh dan tidak bisa dicapai.



Tapi di saat yang sama, seorang musuh yang dibenci karena mengkhianati mereka sambil menggunakan kekuatan itu.



Sepertinya dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri dengan mengklaim diri sendirinya sebagai yang terkuat agak tidak kalah darinya.



Atau mungkin——itu adalah dorongan terus menerus pada Woodman untuk membuktikan siapa yang terkuat.



Woodman hanya bisa merenungkan hal ini.



Tapi jika itu memang benar…… itu sangat lucu. Karena——



“……Jika itu benar-benar menjadi yang terkuat dari umat manusia, itu sudah menjadi milikmu sejak dahulu kala.”

Pertarungan ini tidak lebih dari seseorang yang bisa mengerahkan 100% kekuatannya secara stabil lalu dikalahkan oleh seseorang yang bisa mengerahkan 101% kekuatannya dalam sekejap secara sembarangan. Jika seseorang bertanya pada Woodman siapa nama Wizard terkuat umat manusia, pasti dia akan menyebut nama Ellen Mathers. ……Yah, jika orang itu bertanya pada Ellen, jawabannya pasti berbeda.”



“Hmm……”



Saat dia mengelus kepala Ellen dengan tangannya, Woodman merasakan sensasi aneh.



Tidak, bukan hanya tangannya saja. Kaki, dada, kepala——semua anggota tubunya merasakan sesuatu bukan hanya sekedar sakit dan lelah.



Perasaan ini adalah sensasi tubuh yang drop karena telah melebihi batasnya. Saat tubuhnya mulai kehilangan semua kekuatannya, dia terjatuh tertunduk sambil bersandar pada Ellen.



“……Ini lebih cepat dari yang diduga, sepertinya membuat Ellen tertidur duluan adalah jawaban yang benar.”



Namun, Woodman tidak panik. Situasi ini sudah diprediksi.



Selain Woodman, tidak ada orang yang bisa menandingi Ellen. Ini adalah usaha balasan terakhir.



Benar, segala demi melindungi para Spirit.



Untuk melindungi gadis yang sama seperti gadis itu.



Woodman sudah berhasil menggapai tujuannya. Pedang terkuat yang bisa mencapai Spirit telah dihancurkan olehnya.



Begitulah, meskipun wajahnya tetap ceria walau tahu kematian akan menghampirinya, dia masih punya beberapa penyesalan.



Mungkin ini rasa jengkel yang masih ada karena meninggalkan apa yang seharusnya dilakukan——



“…………Aku minta maaf, Karen. ——Ellen.”



Sambil membisikkan kata-kata yang tak bisa didengar siapapun, Woodman melihat ke langit dengan pandangannya yang buram.



“Ah…… maaf nak, sepertinya aku akan berhenti sampai di sini. Sisanya——kuserahkan padamu.”



——Di langit, ada bunga bundar besar yang mekar.

Dari penampilan megahnya, benda itu memancarkan kekuatan yang pernah dirindukan Woodman, kekuatan dari Spirit awal mula.



“Ah——————Sungguh indah.”



Dengan senyuman ramah, Woodman menutup matanya dengan tenang.





“——<Samsara of Paradise (Ain Soph)>



Mio mengangkat tangannya saat dia memanggil nama itu.



Seakan ditusuk oleh ribuan jarum, Tohka merasakan dingin yang mengerikan dari tulang punggungnya.



Sensasi ini mirip dengan saat Mio memanggil Angel pertamanya <Ain Soph Aur>. Itu adalah insting bertahan hidupnya yang menjerit agar dia bisa menjaga hidupnya.



——Di saat itu, bumi bergetat saat pucuk besar muncul dibelakang Mio.

Dengan permukaan anorganik yang mirip kaca, dahan dan cabang daunnya bertebaran di langit terbuka. Dari celah vertikal di batangnya, terlihat ada sosok aneh yang mirip dengan perempuan,



Benar, penampilan itu——seperti pohon besar yang menembus surga.

Terlebih lagi, bukan itu saja.



“Apa……!?”



Tohka menajamkan penglihatannya saat dia mengerutkan tenggorokan keringnya.



Bukan hanya Tohka, Mana dan para Spirit lain yang ada di depan Mio juga terkejut.



Tapi mustahil bagi mereka untuk tidak terkejut. Karena, sebuah pohon besar muncul secara tiba-tiba di belakang Mio. Di tengahnya, akar pohon itu mulai menjulur, mengubah pemandangan sekitar dalam prosesnya.



Pemandangan kota yang hancur karena perang, asap yang muncul dari puing-puing <Bandersnatch> dan kapal udara yang hancur di tanah——bukan itu saja, bahkan langit musim dinginpun mulai berubah.



“……!? Ini adalah……”



Menghadapi fenomena misterius ini, Tohka melihat ke sekelilingnya dengan sangat waspada.



Dunia monokrom hitam dan putih, tanahnya telah dibagi-bagi menjadi pijakan balok seakan telah dipisah-pisah oleh jaringan kertas, bahkan langit hitamnya pun memancarkan pandangan tak mengenakkan menuju ke tanah.



Ketelitian dunia ini telah ditekan sampai batasnya, benar-benar pemandangan yang minimalis.



Perasaan aneh yang luar biasa seolah-olah lapisan luar dunia telah dihilangkan.



“……………”



Tohka memasukkan seluruh kekuatannya yang tersisa untuk menyarungi <Sandalphon>.



Keringat kental menutupi punggungnya. Tenggorokan keringnya terasa perih dan sakit. Debaran intens datang dari jantungnya yang tidak mau berhenti saat getaran itu menyebar ke seluruh tubuhnya.



Meskipun Spirit yang lain mencoba melirik balik dengan ekspresi tanpa rasa takut, mereka tidak benar-benar bisa menyembunyikan kepanikannya. Dari belakang, Tohka mengeraskan suaranya.



“Mun…… Apa-apaan ini?”



“Ilusi…… ini……bukan.”

“……Voluntary Territory? Tapi skala ini——”



Saat Origami mengunggapkan pertanyaannya, Mio langsung merespon balik untuk menjawabnya.



“……Perasaan itu tidaklah salah. DEM membuat ulang “hal ini” sebagai model dari ruang yang ada di dalam Voluntarry Territory.”



Sambil mengatakannya, Mio menurunkan tangannya secara perlahan setelah barusan mengangkatnya ke arah langit.



“……Voluntary Territoryku mengembangkan dunia ini secara konstan, hanya terpisah oleh selembar film tipis. Dan sekarang aku telah memanggil inti dari <Ain Soph> di sini, area di sekitar inti telah menjadi——’dunia sebelah’.”



“Dunia sebelah——”



Saat mendengar perkataan Mio, Tohka mengerutkan alisnya.



Nama itu terasa familiar baginya. Dunia berbatasan dengan dunia ini. Dunia di mana para Spirit tinggal. Meskipun tak ada ingatan yang pasti, bisa dikatakan bahwa Tohka datang ke dunia dari tempat ini.



Meskipun tidak benar-benar tahu apa maksudnya, ada satu hal yang pasti. Itu adalah pengalaman yang kurang mengenakkan bagi Tohka.

“——Mun.”



Seakan memperkirakan hal yang sama dengan Tohka, Mukuro mengarahkan ujung tongkatnya ke arah Mio.



“Aku tak tahu kekuatan macam apa yang dimiliki <Ain Soph> ini. Tapi bagaimanapun juga——akan jadi masalah jika tidak dihentikan……!”



Di saat Mukuro menaikkan suaranya, sebuah “lubang” terbuka di udara di depannya, menelan ujung tongkatnya.



“<Michael>——<Segva>!”



Mukuro meneriakkannya sambil memutar tongkatnya.



Angel berbentuk kunci <Michael> benar-benar sangat kuat. Baik nyata ataupun tidak, apapun bisa disegel. ——Bahkan jika objeknya adalah Angel dari Spirit asal mula <Ain Soph>.



Sepertinya itu merupakan respon pertama yang sempurna terhadap musuh yang tidak dikenal. Namun——



“……! Jangan lakukan itu, Mukuro!”



Tohka menyadari dirinya sedang berteriak dengan setengah sadar.

Meski tidak tahu alasannya. Meski tidak memiliki dasar apapun untuk hal itu.

Namun, insting dan intuisi Tohka membunyikan alarm keras.



Di saat itu——



“Ah…… ha……?”



Mata Mukuro terbuka lebar dengan bingung saat dia mengeluarkan suara kesakitan dari bibirnya.



“Mukuro……!?”



Melihat Mukuro, Tohka langsung menemukan alasannya.

Dia telah tertusuk ujung <Michael> di bagian belakang lehernya lewat lubang yang terbuka di udara.



“Apa……”



“……Itu tidak berguna.”



Saat Tohka menahan napasnya, Mio berbisik lembut.



“……Bukankah aku sudah bilang? Di sini, dunia sebelah yang sudah menggantikan dunia ini. ——Ini adalah duniaku. Semuanya, semua akal sehat, semua hukum alamnya berbeda dari dunia yang kalian ketahui. Di duniaku, menyerang <Ain Soph> itu mustahil. ——Seperti seseorang yang tidak bisa bertahan hidup dibawah air ataupun apel yang jatuh dari pohon tidak akan menghilang ke langit.”



Di saat Mio bicara, Mukuro, yang terkena serangan fatal dari Angelnya sendiri, jatuh ke tanah berwarna hitam dan putih. Limited Astral Dress yang menutupi tubuhnya menghilang menjadi partikel cahaya. Dari punggungnya, muncul sebuah kristal Sephira yang memancarkan cahaya oranye.



“Ku……!”



Tohka menghentakkan kakinya ke lantai untuk mengambil kristal Sephira itu.

Namun——sudah terlambat. Saat Tohka akan menekuk jarinya, kristal Sephira Mukuro bergerak di udara seperti diambil oleh tangan tak terlihat sebelum masuk ke dalam dada Mio.



——Salah satu bintang dibelakang Mio memancarkan cahaya emas.



“……Itu sudah tiga. Siapa selanjutnya?”



Sambil berbicara lembut, mata Mio beralih menuju kerumunan.



“……”

Pertama Kurumi, kemudian Kaguya dan Yuzuru, dan sekarang Mukuro telah terbunuh. Kejamnya realita membuat hati Tohka sulit untuk tidak meluapkan emosinya.



Namun,



“Mundur!”



Kemudian, mendengar suara keras Mana membuat Tohka bisa menjaga alasannya.



“Mana——”



Mata Tohka sedikit bergerak menuju si pemilik suara——Mana. Ekspresinya penuh kewaspadaan, tidak ada rasa takut sedikitpun.



“……, Un……!”



Tohka yang langsung melihat maksud dari Mana, menendang tanah lagi sambil meninggalkan tubuh Mukuro dengan sedih.



Origami dan Yoshino, yang sepertinya juga membuat keputusan yang sama, juga mundur ke belakang seperti Tohka.



——Angel <Ain Soph> dan dunia sebelah yang mengelilinginya.

Di sini adalah dunia milik Mio. Saat berada di ruangan ini, tak ada keberanian yang cukup untuk melawan Mio. Tindakan apapun itu tidak lebih dari sekedar bunuh diri. Apapun harus diselesaikan dilain waktu, berdiskusi itu tak ada gunanya jika tidak melarikan diri dulu dari sini

.

Mio mengangkat wajahnya perlahan sambil melihat tindakan Tohka dan yang lainnya.



“……Un, seperti yang diduga dari Mana. Itu adalah keputusan yang bagus.”



Saat mengatakannya, Mio mengangkat tangannya secara perlahan.



“……Kemudian, perintah yang membuat apapun di dunia ini tidak bisa kabur.”



Dengan perintah itu, Mana, yang mencoba kabur dari dunia ini dengan kecepatan tinggi, menabrak udara seakan dihentikan oleh dinding tak terlihat.



“Hukum tambahan——!? Tch…… menjengkelkan sekali saat kau bisa melakukan apapun yang kau mau.”



“……Ah, benar sekali. Dunia ini akan melakukan apapun yang kubayangkan.”



Saat Mana mengatakannya dengan jengkel, Mio melambaikan tangannya seakan memberi isyarat padanya.



Kemudian, seperti magnet, tubuh mana tertarik menuju ke sisi Mio.



“Apa——!?”



Menghadapi situasi yang mendadak ini, Mana menjerit terkejut.



Sebuah Voluntary Territory mengelilingi tubuh Mana. Namun, itu tidak bisa menahan Mio yang bisa memeluk Mana dengan sangat alami.



“……Mana. Selama ini pasti sangat sulit bagimu.”



“Hei, lepaskan——”



Mana memutar tubuhnya untuk kabur dari genggaman Mio. Namun, saat itu, Mana mengelus kepalanya seperti anak kecil, mata Mana menyipit seakan mengingat sesuatu.



“……!? Mi——o-san?”



Saat Mana menatapnya dengan bingung, tiba-tiba sakit kepala hebat menyerang kepalanya.



“……Ah, tunggulah sedikit lebih lama lagi. Shin pasti membutuhkanmu.”



“Tunggu——”

Mana hampir memeras suara itu keluar dari tenggorokannya.



Namun, sebelum dia selesai, Mana menghilang tanpa jejak seperti Shidou tadi.



“Mana!”



“Mana-san……!”



Tohka dan Yoshino berteriak bersamaan.



Kemudian, tubuh Mio di kelilingi cahaya terang.



“……!?”



Untuk sesaat, Tohka berpikir Mio ingin melancarakan serangan lain——namun perasaan ini agak berbeda.



Di sekeliling Mio, bulu-bulu dari <Metatron> mengelilinginya dengan cahaya terang yang brilian.



Saat Mio menulis ulang hukum dunia dan memeluk Mana, sepertinya Origami sudah mengantisipasi perkembangan ini dan melepaskan Angelnya.



“Fu——!”

Mengikuti suara Origami, aliran Reiryoku meningkat dalam sekejap saat ledakan cahaya menyerang dari segala sisi. Tanah dari dunia yang berubah itu telah menjadi kawah besar.



“Origami, jangan turunkan pertahananmu……!”



Meskipun daya ledak besar yang ditembakan oleh <Metatron>, Tohka masih belum bisa santai.



Mio pernah diserang oleh <El Kanaph>nya Yamai bersaudari dan <Halvanhelev>nya Tohka disaat yang bersamaan dan tetap tidak terluka. Memang, bahkan jika seseorang lengah——



“……!”



Di saat itu——



Alis Origami bergetar saat serangannya dihentikan Mio.



“Origami?”



“——Hati-hati. Aku tidak menyuruh Angelku untuk mundur.”



“Apa……?”

Saat Tohka mengerutkan alisnya, debu yang terjadi karna hal itu mulai menghilang dan sosok Mio pun terlihat.



——Mio menekankan tangannya pada <Metatron> seakan akan dia sedang menjinakkannya.



“Bagaimana bisa……”



“……<Metatron>.”



Mio memanggil nama itu dengan pelan sambi mengangkat tangannya.



Mengikuti perintahnya, <Metatron> memutar ujungnya dan menembakkan beberapa meriam cahaya kearah Tohka dan yang lainnya.



“Ku……!”



“——<Zadkiel>!”



Saat cahaya itu akan meledak didepan Tohka, suara Yoshino menggema lalu muncul dinding es.



Saat dinding esnya menghilang, dinding es tambahan diciptakan dengan kecepatan yang lebih cepat dari kekuatan <Metatron> yang dahsyat,

Namun.

“……Hmm. Jadi ayo halangi itu juga.”



“Eh——”



Saat Mio mengatakannya, dinding es yang diciptakan <Zadkiel> hancur saat cahaya <Metatron> menembus dada Yoshino.



“Yoshini!”



“To…… hka…… san——”

“Ah…… ha… jadi ini…… lah…… kekalahan……”



Saat tubuh mungil Yoshino terjatuh karena serangan fatal itu, baik <Zadkiel> dan Limited Astral Dressnya menghilang.



Saat Yoshino terbaring di tanah, kristal Sephira biru muncul dari dadanya. Seperti yang terjadi pada Mukuro, benda itu masuk ke dadanya Mio.





“K-Kapten! Ini benar-benar tak beralasan……!”



“Berisik, berhenti merengek. Tentu saja ini sulit. Bagaimanapun juga, kita harus menuju ke Voluntary Territory dari kapal <Fraxinus> itu——”



Suara Ryouko tenggelam karena suara ledakan dan suara jeritan anggota timnya. Dengan tatapan tidak nyaman, Ryouku menginstruksikan pada otaknya untuk menambah kekuatan defensif dari Voluntary Territorynya.



Mantan member AST termasuk Ryouko saat ini sedang menuju kapal induk <Ratatoskr> yaitu <Fraxinus> karena menerima tawaran dari Origami.



Sederhananya, ini adalah misi konvoi menuju <Fraxinus>. Namun, saat ini <Fraxinus> sedang bertempur dengan kapal perang DEM Industries. Yang memperumit masalahnya adalah bagaimana pasukan Ryouko menggunakan Voluntary Territorynya untuk membawa yang pingsan maupun yang sudah mati. Ini bukanlah terbang santai menuju <Fraxinus>.



Sambil melaju kencang di langit, mereka mencoba menghindari peluru dan kilatan cahaya yang tak terhitung jumlahnya dengan susah payah. Meski sebagai kapten Ryouku perlu menyemangati pasukannya; tapi sejujurnya, dia memahami sakitnya keadaan pikiran ini yang akan membuat orang lain menjerit frustasi..



Namun, saat ini mereka tidak bisa kembali. Untuk mereka yang terkena serangan Angel saat melindungi Ryouko dan yang lainnya, jika ada kemungkinan untuk membangkitkan mereka, mereka harus mencobanya.



“——Kapten!”



“……!”



Kemudian, suara dari pasukannya menggema saat serangan kejutan yang luar biasa menghantam seluruh tubuhnya. Jeritan keluar dari seluruh anggota timnya.



Sepertinya mereka terkena peluru nyasar——yah itu adalah artileri sihir besar yang dilepaskan oleh Realizer Manifestation Device yang biasa disebut “peluru”.



Meskipun tubuh mereka dilindungi oleh Voluntary Territory, serangan yang terbang kearah mereka juga ditenagai oleh Maroku. Dari sebuah serangan langsung, tidak mungkin mereka tidak menerima dampaknya. Tampaknya pendorong mereka yang terkena. Tepat saat <Fraxinus> berada didepan mata, ketinggian mereka berangsur-angsur menurun.



“Ku……! Kau bercanda, ditembak jatuh di tempat seperti ini——”



Ryouko berekspresi serius saat dia mencoba memberi perintah ke Voluntary Territorynya untuk melindungi ketinggian mereka. Namun——itu tidaklah cukup. Ryouko jatuh dibawah <Fraxinus>.



Tapi, di saat itu.



“——Eh?”

Sensasi aneh menyelimuti tubuh mereka saat pemandanan yang dilihat Ryouko berubah seketika.



Dari medan perang dimana banyak peluru yang beterbangan, mereka diangkut menuju ruangan yang mirip anjungan yang di kelilingi mesin.



“Ha……? Huh……?”



“Ini……”



“Eh? Apa surga telah dimodernisasi?”



Saat Ryouko dan pasukannya melihat kesekeliling, seorang wanita yang memakai seragam militer berwarna merah marun datang menyapa mereka.



“Namamu Kusakabe. Kami di suruh datang kemari oleh Tobiichi-san.”



“K-Kau……”



“Anggota kru <Fraxinus> Shiizaki Hinako. Aku memindahkan kalian semua kedalam sini dengan menggunakan alat transfer. ——Jadi, tolong bawa Artemisia dan semua yang terluka kemari.”



Setelah itu, dia mengangkat tangannya lalu beberapa orang yang tampak seperti staf medis berkumpul dengan membawa pendorong.

Mendengar kata-katanya, mereka langsung mengerti. Mereka telah sampai di kapal induk <Ratatoskr> yaitu <Fraxinus>.



“Hei, hei, mereka adalah rekan kami yang berharga. Tolong rawat mereka dengan baik.”



“Aku tidak bisa menjamin apapun, tapi kami akan melakukan yang terbaik.”



Para staf medis meninggalkan anjungan sambil membawa Artemisia yang pingsan dan Mikie juga yang lainnya yang detak jantungnya berhenti.



Saat Ryouko dan yang lainnya melihat para staf medis pergi, suara seorang gadis terdengar dari atas.



“……Selamat datang di <Fraxinus>, aku adalah komandan disini, Itsuka Kotori.”



“……! Senang bertemu denganmu. Aku adalah mantan kapten Ground Defence Force, Kusakabe Ryouko——”



Saat dia memberi penghormatan saat membalas suara itu, Ryouko langsung melebarkan matanya karena terkejut.



Tapi tidak mengherankan jika reaksi itu yang muncul. Karena, yang duduk di kursi kapten adalah seorang gadis usia SMP bergaya rambut twintail.

“K-Kau——komandannya?”



Saat Ryouko sedang bingung, terdengar suara anggota kru dianjungan bawah yang sedang berbisik.



“Ahh…… ini reaksi yang membuat nostalgia.”



“Yah, kami sudah terbiasa dengan itu, tapi jika kau memikirkannya secara normal, itu benar-benar mustahil untuk pertama kalinya.”



Saat Kotori terbatuk, para anggota kru menghentikan obrolan mereka dengan panik.



“……!”



Ryouko menegakkan kepalanya saat dia membenarkan sikapnya.



“Maaf atas ketidaksopananku. Meskipun baru sesaat, tolong maafkan kebodohanku karena telah menilai kemampuan seseorang dari usia dan penampilannya.”



“Tidak, aku berterima kasih atas fleksibilitasmu. ——Namun, meskipun kalian telah melewati berbagai maslah untuk datang kemari, saat ini kami tidak bisa memberika pesta penyambutan.”



“Tolong, jangan pikirkan itu, aku mengerti situasi saat ini.”



Mendengar kata-kat Ryouko, Kotori mengangguk pelan sambil memberi instruksi pada seorang pria yang berdiri di sampingnya.



“——Tugas membawa Artemisia telah selesai. Saat kau siap Kannazuki, kita akan langsung menerobos.”



“Ya, serahkan padaku, komandan.”



Seorang pria yang memakai headset merespon balik.



Dia memakai seragam militer putih dengan badan ramping dan rambut panjang. Wajahnya, sepertinya bukan orang jepang, itu lebih seperti orang luar negeri——



“……Kaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuu!?”



Di saat menyadari wajah pria itu, tanpa disadari suara keras keluar dari tenggorokan Ryouko, orang yang sama dengan orang secara santai menerima murid SMP sebagai komandan kapal ini. Dari belakang, para anggota kru <Fraxinus> semuanya memberikan tanggapannya dengan tatapan terkejut.



Namun, Ryouko tidak mempedulikan reaksi mereka. Dia menaikkan suaranya lagi sambil menunjuk pria itu.

“Kap…… Kapten Kannazuki! Apa yang kau lakukan di sini?”



“Ah, Kusakabe-kun, lama tak berjumpa.”



Dengan ketenangan yang luar biasa——pria itu, Kannazuki merespon teriakan Ryouko.



Mendengar kata-kata itu, rekan Ryouko dan para anggota kru memiringkan kepala mereka karena penasaran.



“Kannazuki……”



“Kapten?”



“…… Ya, saat pertama kali aku bergabung dengan AST, dia adalah kapten. Tidak dapat dipungkiri jika dia digunakan sebagai kartu truf teratas dari pasukan.”



Saat Ryouko bicara, semuanya hanya bisa berbicara dengan terkejut.



“Hei, orang itu……”



“Bukankah itu sedikit mengejutkan?”



“Kannazuki-san, aku tidak pernah berpikir bahwa kau pernah begitu dulu……”

“Kupikir dia dilempar ke pinggir jalan sebelum akhirnya dipungut oleh komandan.”



Semuanya berbicara dengan pelan.



Namun, Ryouko mengabaikan komentar mereka sambil mengalihkan matanya pada Kotori.



“Komandan Itsuka, tolong menjauh dari pria itu! Pria itu berbahaya! Dia adalah orang mesum yang bermimpi ditendang oleh anak SMP! Selama dia di kantor, dia mendirikan “asosiasi perlindugan anak SMP” sendirian! Saat dia pergi ke SMP setempat, dia dilaporkan sebagai tersangka! Komandan, kau ada di zona serangannya!”



“Hei, itu tidak sopan. Sekarang ini, aku juga suka ditendang dengan hak sepatu. Meskipun itu agak sederhana, tidaklah mudah mengalami kesenangan itu!”



“Lihat!”



Dengan kejahatan yang telah diakui, Ryouko berteriak sambil mencoba membiarkan Kotori mengetahui sifat aslinya.



Namun, Kotori mengambil napas dalam sambil berdiri dari kursi kapten.

“Kubilang padamu bahwa sudah tidak ada waktu. Jangan membuatku mengatakannya lagi——tak ada waktu untuk omong kosongmu!”



Kotori melemparkan memutar yang nikmat ke arah bokong Kannazuki.



“Mi~yafun!?”



“!?”



Dengan jeritan aneh, Kannazuki terlempar menuju lantai. Melihat pemandangan luar biasa itu dari dekat, Ryouko merasa bahunya gemetar.



“——Maria. Bersiap menerobos kapal DEM sesegera mungkin. Kita akan meluncurkan serangan langsung pada……Mio. Persiapkan artileri utama.”



“Dimengerti. Izin untuk mengaktifkan meriam Reiryoku Spirit <Gungnir> telah disetujui.”


Suara seorang gadis menggema dari pengeras suara yang ada di anjungan saat ikon yang mengindikasikan pengoperasian senjata muncul di layar utama.



Sambil melihat pengoperasian kapal perangnya, Kotori menginjak punggung Kannazuki saat pria itu masih kejang-kejang di lantai.



“Kannazuki, kenapa kau malah tidur di saat krisis seperti ini? <Ratatoskr> tidak menggajimu untuk tidur.”



Mungkin ini karena menendang seseorang yang telah tumbang tanpa alasan, tapi Ryouko merasakan keringat sebesar manik-manik menetes di lehernya.



“Terima kasih banyak!”



Namun, Kannazuki membalas kegirangan dengan tatapan kering saat dia melombat bangun seperti boneka yang tertiup angin. ……Yah, entah karena baru saja jatuh dengan wajah menghantam lantai ataupun karena kesenangan yang luar biasa, tapi mimisan diwajahnya menghancurkan ekspresi seriusnya.



“Yah, ayo Maria! Demi para Spirit! Dan yang lebih penting, demi pujian komandan!”



“……………”



……Tidak ada yang mengira ada orang yang bisa menjinakkan Kannazuki Kyouhei, pria yang mengklaim dirinya sebagai “pembuat insiden sendiri” dan “aset paling berharga yang harus dilaporkan untuk degenerasi”.



Melihat Komandan Itsuka Kotori yang masih usia remaja, Ryouko hanya bosan merasa sangat kagum padanya.



“Suntikkan <Yggdrafolium> nomor 1 sampai 5. Mereka akan bertindak sebagai jaring perangkap untuk memukul mundur kapal musuh. Selagi kita menerobos, persiapkan meriam utama untuk menolong para Spirit. Ok, Maria?”



“Tak ada masalah jika kita bisa menghapuskan kegelisahan ini karena pengoperasiannya dipegang oleh Kannazuki.”



“Hebat. Kau menjadi lebih baik dalam memotivasi operator, Maria.”



Setelah mendengar hinaan berselubung tipisnya Maria, Kannazuki mengangguk ceria.



Yah, meskipun Maria tidak mencoba menyemangati Kannazuki, kata-katanya benar-benar masih menggema dari hatinya…… tapi meski sekarang mengatakan sesuatu yang tidak penting untuk menurunkan tekanan itu tidak dibutuhkan.

Dari bayangan <Fraxinus> yang ditampilkan layar utama, beberapa unit berbalik ke belakang kapal musuh yang menghalangi di depan. Bersamaan dengan ini, sebidang Voluntary Territory dibentangkan untuk membungkus lambung kapal. Saat itu diturunkan dengan cepat, peningkatan kekuatan berbanding terbalik dengan penyempitan secara bertahap.



Meskipun musuhnya adalah kapal udara DEM yang sangat kuat, dengan <Fraxinus Excelsior> yang baru dibangun dan Kannazuki yang menuangkan kekuatannya untuk memaksa mengantrikan kapal musuh, tidak sulit untuk meratakan jalan secara lurus.



Tentu, strategi ini hanya bisa dibuktikan kehebatannya jika kapal DEM benar-benar tidak bisa bergerak. Hanya dengan memfokuskan untuk menghancurkan formasi musuh, itu mungkin akan meninggalkan sisi mereka tanpa pertahanan demi sebuah serangan balik.



Tapi bagi Kotori, meski dengan resiko itu, mereka harus sampai ke para Spirit sesegera mungkin.



——Bola misterius tiba-tiba muncul.



Dan sebuah pohon besar yang mencapai langit, membentuk ruang yang berbeda di sekitarnya.



Itu mungkin karena Reine——Mio memanifestasikan Angelnya.

Setelah terperangkap di ruang lain, komunikasi dengan para Spirit telah putus. Meski tidak tahu apa yang terjadi didalam sana, tidak diragukan lagi mereka sedang mengalami krisis yang tak ada tandingannya.



“——Uwaah.”



Kamudian, saat Kotori memikirkan berbagai hal, seorang gadis yang duduk di salah satu kursi anggota kru mengeluarkan sebuah suara.



Dengan kacamata dan rambut pendek sebagai ciri khasnya, ini adalah Nia si Spirit.



Karena sebagian besar kristal Sephiranya dicuri oleh Westcott, dia hanya punya sedikit kemampuan bertarung yang tersisa. Namun, karena dia memohon agar bisa berguna untuk semua, sekarang dia duduk dianjungan sebagai pegawai magang.



Entah itu keberuntungan atau kesialan, peralatan yang dia pelajari dengan sangat intensif itu milik Reine. Dengan kepergian Reine, sekarang dia diberi peran sebagai pegawai analisis meski masih belum ahli.



“Ada apa, Nia?”



“Entah apa yang terjadi, Angel itu…… bagaimana ya? Sepertinya levelnya telah meningkat lagi.”

Nia mengerutkan alisnya sambil terus melihat monitor.



“Objek bundar mirip bunga yang ada di langit. Baik makhluk hidup maupun benda mati yang terkena cahaya yang dilepaskannya akan mati ataupun hancur tanpa terkecuali. Terkena serangan…… bukan itu masalahnya…… bagaimana aku mengatakannya? Kehidupan, atau wkatu hidup akan diambil oleh benda itu, apa mungkun itu punya batas daya tahan? Sesuatu yang menurunkan segalanya menjadi nol dalam sekejap mata…… singkatnya sebuah cahaya kematian yang absolut? Aku mungkin akan stuck jika aku menggambarnya dalam manga. Bagaimana kita bisa mengalahkannya?”



“Apa maksudmu……?



“Poin lainnya……seluruh area itu sepertinya telah menjadi bagain dari dunia lain. Karena nilai angkanya absurd, arti dibaliknya masih tidak diketahui. Jika kita bisa mendekat sampai ke jarak yang bisa dilihat, mungkin kita bisa tahu lebih banyak tentang itu……”



“……………”



Mendengar apa yang dikatakan Nia, Kotori menelan ludahnya.



Kemudian, seakan mengetahui tujuan Kotori, suara Maria terdengar dari speaker.

“——Kotori, kita akan segera menerobos barisan musuh. Aku menyarankan sebelum itu, semua yang pingsan ataupun yang bukan petarung harus ditransfer menuju <Ulmus>.”



“Maria——”



“Tentu, aku tidak berencana untuk kalah. Ini hanyalah jaminan yang beresiko. Di kapal <Ulmus> ada Karen Mathers, jadi analisis gelombang otak Artemisia masih berjalan lambat.”



“…………”



Setelah berpikir sejenak, Kotori mengendurkan bibirnya sambil mendengarkan apa yang Maria katakan.



“Maaf, Maria. Aku harus memintanya padamu.”



“Tidak, itu hal yang wajar bagi kecepatan pemprosesan AI yang melebih umat manusia.”



Saat Maria membalasnya dengan gaya bercanda, agak sulit dikatakan jika dia adalah manusia atau benar-benar AI.



Lalu, Kotori menghela nafas kecil sambil berbalik ke arah para mantan anggota AST yang ada di belakang.

“——Kapten Kusakabe, seperti yang barusan kau dengar. Aku malu menyerahkan ini padamu, tapi bisakah kau mengawal divisi yang akan dievakuasi?”



“Itu——”



Ryouko mengerutkan alisnya karena terkejut untuk sesaat, sebelum membalasnya dengan formal.



“Tidak, aku mengerti. Serahkan padaku.”



Melihat dirinya yang seperti in, Kotori berkedip karena balasan yang mendadak itu.



“Kapten-san, kau benar-benar orang yang hebat. Aku benar-benar ingin menjadikanmu bawahanku.”



“Terima kasih, tapi kami agak mahal.”



“Oh, kejam sekali.”



Saat Kotori tersenyum, Ryouko mengembalikan ekspresinya setelah memberikan tatapan lega.



“Maria, perlihatkan jalur tujuan mereka pada scanner retina mereka.”

“Dimengerti.”



Saat Maria selesai, para mantan anggota AST langsung terkejut. Tentu, tata letak kapalnya sekarang ada dipenglihatan mereka.



“——Jadi, semoga kau beruntung.”

“Hmm.”



Setelah bertukar salam singkat, para mantan anggota AST meninggalkan anjungan. Setelah melihat mereka pergi, Kotori mengalihkan perhatiannya ke arah para krunya.



“——Yah, maaf ya. Aku meminta kalian menemaku menuju neraka. Jika kau ingin pergi, cepat dan kejar mereka sekarang.”



Saat Kotori selesai, para anggota kru dan Nia terkejut sesaat sebelum memperlihatkan senyuman berani.



“Apa yang kau katakan komandan?”



“Ya, terlalu berbahaya menyerahkan semuanya hanya kepada komandan dan deputi komandan sendiri, meski Maria juga di sini.”



“Aku mengerti.”



Diskusi ceria mulai datang dari mulut semua orang.



“Kalian……”



Kotori menggaruk kepalanya sambil membuat ekspresi cerdas, tapi menghela napas setelah melihat tangan gemetar dari para anggota kru dan keringat yang menetes dari dahi mereka.



“……Aku tahu. Ayo mulai. ——Aku mencintai kalian semua.”



“Ya!”



Saat para kru menjawab serentak, tiba-tiba lambung kapal bergetar hebat.



“——Aku sudah memaksa masuk Voluntary Territory musuh. Kotori, persiapkan meriam utama.”



Saat suara Maria menggema dari speaker, bagian anjungan mulai berubah.

Ruangan inti yang menyimpan meriam Reryoku Spirit <Gungnir>. Kotori mengangguk saat dia melangkah menuju podium. Lalu, dia menutup matanya sambil mulai berkonsentrasi.



Dia membayangkan sedang mengambil panas dari dalam hatinya dan menyelimuti seluruh tubuhnya.

——Dalam sekejap, tubuhnya ditutupi Limited Astral Dress berselimut api sambil memegang Angel berbentuk kapak perang besar.



Kotori mengubah Angel <Camael> menjadi bentuk meriam besar sebelum menyambungkannya dengan unit perlengkapan yang ada didepannya.



Lalu, di saat itu, sebuah suara datang dari anjungan.



“……! Kami mendapat visual dari dalam ruangan! Ditenganya ada Rei——tidak, Takamiya Mio. Tohka-chan dan Tobiichi-san sedang bertarungan dengannya!”



“! Yang lainnya?”



Saat Kotori bertanya, para anggota kru terdiam sesaat kemudian melanjutkannya.



“Di sekitarnya...…Yoshino-chan, Kaguya-chan, Yuzuru-chan dan Mukuro-chan semuanya tumbang! Ku…… R-Respon hidupnya——telah hilang……!”



“……”



Mendengar laporan para kru, Kotori menahan napasnya karena terkejut.



Dia tahu bahwa semua orang dalam bahaya, tapi tidak pernah menduga laporan ini.



Namun, saat mendengarnya, mustahil untuk tidak merasakan krontaksi kencang di jantungnya.



“——Meriam Reiryoku Spirit <Gungnir>. Kita siap menembak. Targetnya, Spirit yang ada ditengah ruang lain. Takamiya Mio. ——Bisakah kau melakukannya, Kotori?”



Maria berbicara pelan namun nadanya berat.



Maria juga mengerti. Kontradiski yang ada dalam tindakan yang mereka lakukan selama ini.



<Ratatoskr> adalah organisasi yang berdedikasi untuk melindungi para Spirit. Salah satunya, tanpa terkecuali Mio. Disamping itu, saat memikirkan tujuan Elliot Woodman membuat <Ratatoskr>, tidak berlebihan jika dibilang <Ratatoskr> didirikan untuk melindunginya. Seharusnya mustahil untuk mengarahkan senjata padanya.



Namun, sekarang, dia telah mengerahkan taring tanpa ampunnya untuk membunuh Spirit lain——Teman-teman paling berharga bagi Kotori. Sungguh tindakan yang tidak bisa ditoleransi.



“……Reine——”



Kotori membisikkn nama itu dengan pelan tanpa bisa didengar siapapun. Kemudian dia menggigit bibirnya sambil mengangkat kepalanya.



“——Tentu saja, Maria. Ayo lakukan dengan kekuatan penuh.”



“Baiklah.”



Maria membalas singkat.



Kotori meluncurkan meriam Reiryoku menuju target yang terlihat di layar.



“……Oh, ada apa, kalian berdua.”



Mio berbisik lembut sambil mengarahkan matanya kepada Tohka dan Origami.



“……………”



“……………”



Tohka dan Origami tetap diam, menjaga ekspresi waspada mereka sambil menatap Mio.



——Situasi mereka mencapai titik terendah.

Di atas mereka ada Angel of Death, <Ain Soph Aur>, yang bisa membunuh apapun.



Di depan mereka ada Angel of Law, <Ain Soph>, yang bisa mendistorsi realita sesuka hati.



Tidak diragukan lagi dialah Spirit asal mula yang memiliki perisai dan tombak terkuat. Meski Tohka telah memikirkan banyak strategi dalam otaknya, tak sekalipun dia membayangkan pedangnya bisa mencapai dada Mio.



Mungkin, Origami juga memikirkan hal yang sama. Tidak——karena Origami bisa lebih baik dalam memikirkan sesuatu dibanding Tohka, mungkin dia melihat lebih jauh pada situasi yang bahkan jauh lebih menyedihkan.



“……Fu.”



Melihat mereka berdua, Mio menyentuh dagunya dengan tangannya.



“……Jika kalian tidak menyerang, kupikir aku yang akan melakukannya.”



Setelah selesai bicara, Mio mengangkat tangannya. Tohka dan Origami menjadi basah karena keringat saat mereka gemetar karena tekanan.



Tapi——sesaat kemudiann.



“……!”



Dari kilauan di langit, lintasan cahaya jatuh lurus ke arah Mio.



Itu seperti bintang jatuh.



Namun, serangan ini memiliki kekuatan penghancur.



Ya, ini adalah <Gungnir>, artileri utama yang dibanggakan oleh kapal induk <Fraxinus> milik <Ratatoskr>.



Memperkuat dan melepaskan kekuatan Spirit, itu menghasilkan kekuatan yang tak ada duanya seperti petir Tuhan. Senjata terkuat <Fraxinus>. Sepertinya Kotori berhasil menerobos pesawat musuh untuk mendukung Tohka dan yang lainnya.



“——”



Aliran energi yang maha dahsyat menelan Mio dalam sekejap. Bumi runtuh saat gelombang kejut mulai menyebar dari pusatnya. Tidak berlebihan jika dikatakan itu menyerupai kehendak langit yang memusnahkan semua jejak musuh yang ada di tanah.



“……Origami!”



“——Aku tahu.”



Namun, dalam badai cahaya itu, Tohka dan Origami saling menatap satu sama lain.



Setelah saling mengerti tujuan satu sama lain, mereka menghentakkan tanah secara bersamaan.



Kekuatan <Gungnir> sangat besar. Meski itu belum cukup untuk menjatuhkan Mio, itu memberikan sebuah kesempatan.



“<Sandalphon>!”



Saat Tohka meneriakkan nama itu, singgasana emas muncul dari dalam tanah. Setelah Tohka menendangnya, benda itu berubah menjadi bentuk lurus.



“——<Einherjar>”



Saat berada diatas <Sandalphon>, Origami memfokuskan kekuatannya pada unit tipe tombak yang ada ditangannya.



<Einherjar>. Tombak yang memiliki jiwa pahlawan yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan Maryoku dan Reiryoku yang ada disekitarnya.



Dan sekarang, ditempat ini banyak Spirit yang mati, akibat dari meriam utama <Fraxinus> dam Reiryoku besar yang tersebar dari Mio sendiri.



“——Ohhhhhhhhhhhhhhhhhh!”



Sambil mengaum keras, Tohka melemparkan singgasa yang telah berubah itu dengan kecepatan yang luar biasa.



Di atas singgasana itu, Origami yang memegang tombak dengan semua Reiryoku yang ada disekitar sana dikumpulkan ke satu titik.



Dengan kata lain, itu seperti ketapel super kuat.



Sebuah serangan yang memuat segalanya sedang menerjang ke arah Mio.

——Namun.



“Ah……”



Kecil.



Suara kecil bisa terdengar dari bibir Origami.



“!? O-Origami——?”



Saat cahaya ledakan mulai menghilang, Tohka akhinya sadar.

<Einherjar> yang tadi dipegang Origami, sekarang tombak cahaya itu ada di tangan Mio, sedang menusuk Origami.



“……Hmm, kupikir jika kau ingin mengalahkanku, kau akan menggunakan ini. ——Jadi, kuputuskan untuk meniru kalian.”



Saat Mio selesai, tombak cahaya yang menusuk Origami menghilang. Kehilangan satu-satunya pembantunya, tubuh Origami goyah sebelum kehilangan semua kekuatannya dan jatuh ke tanah. Lalu, kristal Sephira berwarna putih murni muncul dari dadanya kemudian diserap dada Mio.



Benar. Mio telah mengantisipasi serangan kejutan mereka dan menyusun Reiryoku untuk mengumpulkannya kesekitar dirinya untuk memblokir serangan Origami.



“——”



Keputusasaan memenuhi hatinya.



Semua niat yang mereka pikirkan telah dilakukan.



Segala cara yang mereka pikirkan telah dicoba.



Hasilnya hanyalah neraka yang terhampar di depan mata.



“Ku——”



Namun, Tohka tidak menyerah. Sambil menggertakkan giginya, dia bersiap menerjang ke arah Mio.



Namun, di saat itu.



Swish. <=(suara angin :V)



Suara seberkas cahaya kecil yang keluar dari tanah menusuk dada Tohka.



“Ku, ha……!?”



Rintihan itu keluar dari tenggorokan Tohka tanpa dia sadari. Semua kekuatannya telah meninggalkan tangannya saat <Sandalphon> jatuh ke tanah.

Ajaibnya, tidak ada rasa sakit. Yang ada hanya rasa kantuk yang membuatnya tidak bisa terus berdiri.



Lututnya jatuh ke tanah. Tohka mencoba menggigit lidahnya agar tetap sadar, tapi sepertinya itu memberikan sedikit efek.



Di penglihatannya yang kabur, Tohka melihat puing-puing <Fraxinus> yang jatuh karena bersentuhan dengan butiran cahaya dari <Ain Soph Aur>.





“Ah……… gu…………”



Dengan sensasi sakit dan terbakar yang hebat, Kotori akhirnya bangun.

Sepertinya dia kehilangan kesadarannya untuk sesaat.



Setelah beberapa saat diapun ingat, Kotori melihat ke sekitar.



——Tanahnya telah dipenuhi rongsokan yang tak ada habisnya. Sulit untuk membayangkan bahwa ini adalah hasil akhir dari sang jawara langit yang berani, <Fraxinus>.



Kondisi Kotori sekarang ini sama buruknya. Dia mengalami berbagai macam cidera dan banyak bercak darah. Perut dan kakinya sepertinya kehilangan fungsinya setelah bersentuhan dengan cahaya yang disebarkan Angel itu. Namun, dengan adanya <Camael> dalam dirinya, seluruh tubuhnya mencoba bangkit sambil ditutupi oleh api. Dia seperti seorang penyihir yang dibakar dalam api.



Namun, Kotori tidak menjerit ataupun meneteskan air mata.



“Apa……”



Seorang Spirit yang memakai Astral Dress yang seperti khayalan——Mio berdiri santai di atas tanah.



Tidak, bukan itu saja. Tubuh Nia terbaring dikakinya. Di tangannya, ada pecahan kristal Sephira yang memancarkan cahaya redup yang sepertinya diambil darinya.



Meskipun sebagian besar kekuatan Nia telah diambil oleh Westcott, masih ada sedikit Reiryoku yang ada di tubuhnya. Mungkin, Mio telah mengambilnya.

Tidak perlu dikatakan——ada juga kristal Sephira lain yang ada di sini.



“…………”



Di saat itu, Mio menyadari Kotori yang masuk bidang penglihatannya.



Kotori mengeluarkan suara serak sambil melihat ke arahnya.



“… …Hai Reine. Tidak, apa kau lebih suka dipanggil Mio sekarang?”



“……Aku tidak mempermasalahkannya.”



Mendengar Kotori yang mencoba bercanda santai setelah semua yang terjadi, Mio menatap balik sambil sedikit menyipitkan matanya.



Melihat reaksi itu,



Kotori ingin menertawakan dirinya sendiri.

“……Aku penasaran apa aku bisa tahan melihat itu? Maaf. Karena seseorang di sana telah terluka karena diriku.”



Saat Kotori bicara, dia menghela nafasnya.



“…………”



Mio hanya terdiam melihat Kotori.



“……Reine.”



Rasa sakit menyerang seluruh tubuhnya. Api yang membakarnya membuat semua sarafnya terkena serangan. ——Sambil menahan semua itu, Kotori melanjutkan omongannya.



“Segalanya, apa semua itu hanyalah kebohongan? Meski kau menyelamatkanku. Atau saat kau terus mendukungku. ——Ang, tentu saja, menjadi teman terbaikku. Apa semua itu palsu?”



Mio menatap Kotori untuk sesaat sebelum membalas.



“……Tidak, itu bukan kebohongan. Kata-kataku, perasaanku, bukanlah kebohongan. Aku masih menghargai para Spirit——sampai sekarang, aku masih melihatmu sebagai teman terbaikku.”



Namun, Mio meneruskannya.



“……Jika itu untuk mengembalikan Shin, aku bisa mengorbankan teman terbaikku. Begitulah.”



Saat Mio selesai bicara, Kotori merasakan sakit yang hebat di dadanya.



“——”



Selendang cahaya memanjang dari tanah monokrom, menusuk dada Kotori. Saat menyadarinya, Kotori jatuh ke tanah.



Astral Dressnya, apinya, bahkan rasa sakitnya semuanya menghilang.



Namun, Kotori tidak merasa takut.



Malahan, hatinya didominasi oleh perasaan kuat yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.



Benar. Karena telah berteman selama beberapa tahun lamanya, dia mengerti.

——Reine, tidak berbohong.



Dia benar-benar mencintai para Spirit sambil melakukan tugas iblis.



Dia benar-benar berpikir bahwa Kotori adalah teman dekatnya.

Ah, apakah ini——penyimpangan.



“………Jangan bodoh. Apa-apaan itu…”



Saat kesadarannya menghilang, Kotori meninggalkan kata-kata terakhir yang kejam itu pada temannya.


Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded