Bab 4 - Langkah Kematian

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode


“… …Hei, apa itu?”



“Un? Ah, itu lampu lalu lintas. Cahaya lampu itu menunjukkan apakah kita bisa menyebrang atau tidak.”



“Apa itu?”



“Kotak surat. Masukkan surat ke sana, kau bisa mengirimnya ke tempat tujuan.”



“Lalu apa itu?”



“Mesin penjual. Kau bisa membeli minuman dengan memasukkan uang ke sana.”



“Lalu ──”



Sampai di tengah pembicaraan, tiba-tiba Mio berhenti.



“Aku minta maaf. Sepertinya ini akan memakan waktu lama.”

Mendengar permintaan maaf Mio, lelaki itu menggelengkan kepalanya seakan berkata “Tidak masalah”.



“Jangan khawatir. Ini adalah pertama kalinya kau melihat benda-benda itu. Sulit bagimu untuk tidak tertarik pada mereka.”



Sambil mengatakannya, Shidou juga melihat ke sekelilingnya.



Bangunan yang tertata rapi disamping jalanan beraspal. Tiang telegraf berdiri dengan selisih jarak yang sama disetiap sisinya juga kabel listrik yang tersebar di langit.



Sementara itu, ada pejalan kaki dan kendaraan yang berlalu lalang. Itu adalah pemandangan bisa bagi si lelaki yang tinggal didekat sini. Namun, jika saja ini adalah kali pertama dia melihatnya, mungkin reaksinya juga akan sama seperti Mio.



Benar. Dua minggu berlalu sejak Mio bertemu si lelaki, mereka meninggalkan rumah untuk berjalan-jalan di luar.



Mio, sudah membaca semuanya lewat buku dirumah, sekarang bisa bicara bahasa jepang seperti orang jepang asli yang telah tinggal bertahun-tahun. Kemudian, setelah dia mempelajari etika, kebiasaan, dan akal sehat, akhirnya mereka mengizinkannya melihat-lihat kesekitar rumah kediaman Takamiya, Mana, sedang keluar.

Tentu saja, mereka berdua berjalan di arah yang berlawanan dengan tempat terjadinya Spacequake. Meskipun kota ini masih panik karena bencana yang tak terduga itu, orang-orang masih harus bekerja agar makanan bisa ada di meja. Untuk mencapainya, orang-orang harus mendapatkan kehidupan sehari-harinya bahkan jika ada kawah besar di sana.



TV terus menayangkan segalanya soal Spacequake, terutama membahas kenapa bencana itu bisa terjadi dan terulang lagi. Namun, yang mengejutkan adalah orang-orang yang tinggal disana bisa melanjutkan kehidupan sehari-harinya dengan tenang.



“Wow… ….uh… …ah ──aku sudah membacanya dibuku.”



“… … … …”



Sambil melihat Mio yang berjalan dijalanan, melihat semuanya dengan rasa penasaran, lelaki itu melihatnya sambil berpikir.



Sekarang, kemampuan bahasanya jauh lebih cakap dibanding saat mereka pertama bertemu. Juga, kemampuan berbahasa Mio telah berkembang sampai dia bisa mengingat ingatan yang sebelumnya tidak jelas.



Namun, masih banyak hal yang tidak dia mengerti.



Tidak──itu tidak ada gunanya lagi karena meningkatnya kemampuan bahasanya membuat ketidakpahamannya pada berbagai hal juga meningkat.

Mio bukanlah manusia biasa. Sebaliknya, dia bukanlah makhluk yang lahir lewat proses alami.



──Spirit. Saat menjelaskan keberadaannya dalam bahasa jepang, dia bilang kata itulah yang paling dekat dengan penjelasan mengenai dirinya.



Sebuah bentuk supranatural yang dibuat dengan teknik misterius yang mirip sihir ataupun kekuatan gaib.



Namun, sambil melihat dirinya yang penuh akan rasa penasaran dari belakang, dia tidak merasakan bahaya sedikitpun, tetapi ──



“──Ada apa?”



“… …Wa!”



Tanpa diduga dia mendekati wajah si lelaki, lalu dia pun tersentak karena kaget. Mio memiringkan kepalanya karena penasaran sambil melihat lelaki itu.



“Ti-Tidak, tidak ada apa-apa?”



“… …Benarkah?”

Seakan mengingat sesuatu, Mio membenarkan sikap tegaknya lalu menanyakan sesuatu yang menarik lagi.



“Selain itu, apa itu?”



Menunjuk ke arah sesuatu lagi, Shidou mengangkat wajahnya dan melihat ke arah yang ditunjukkan jari Mio.



Tepatnya di depan game center, itu adalah kotak besar yang membuat bunyi yang keras. Beberapa boneka mainan di tata didalam kotak kaca, mata yang terbuat dari manik-manik itu mulai menarik perhatian para pejalan kaki.



“Ah, itu crane game. Ada tangan mesin yang ada di bagian atas kotak itu, ya kan? Kau harus mengontrolnya dari luar untuk mengambil boneka mainan yang ada di dalamnya.”



“Oh? Itu menarik.”



Setelah lelaki itu menjelaskan permainan itu, Mio melangkah menuju crane game, melihat ke dalam kotak itu dengan serius.



Apa dia ingin boneka imut yang ada di dalamnya? Lelaki itu berpikir sejenak lalu mendekat perlahan ke sisinya. Kamudian, dia menatap kotak itu lalu bicara.



“Apa aku harus mengambilkannya untukmu?”



“… …Eh?”



Mendengar perkataan itu, Mio mengangkat kepalanya lalu menunjukkan ekspresi yang menandakan bahwa dia tidak menduga hal itu sebelumnya.



Lelaki itu tersenyum saat melihatnya. Setelah memasukkan uang kedalam mesin, dia mulai mengikuti instruksi untuk mengoprasikan cakar besi itu.



Sepuluh menit kemudian, meski itu bukan demonstrasi yang bagus… …entah bagaimana dia bisa mengambil boneka beruang yang ada di dalamnya sebelum dompetnya kering.



“Ayolah ──! Begitu ──!”



Sebenarnya, karena gagal secara terus menerus, keberhasilan yang dia alami lebih menggembirakan daripada yang seharusnya. Di saat itu, ada boneka yang jatuh di pintu keluar, lelaki itu berteriak keras yang menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Pelanggan game center dan pejalan kaki terdekat yang terkerjut mendengar suara itu tersenyum geli.



“… … … …”



Saat wajah lelaki itu masih kemerahan, dia mengencangkan bahunya lalu mengambil boneka beruang itu.



“Ba-Bagaimanapun juga. Ini, Mio.”



“… … … …?”



Melihat ke bawah, sepertinya Mio mengerti apa yang dikatakan si lelaki atau alasan dibalik kelakuan anehnya. Sementara itu, si lelaki, yang masih merasa malu, menggenggam tangan Mio lalu memberikan boneka beruang itu.



“… …? Apa kau memberikannya padaku?”



“Um, aku mengambilnya karena alasan itu. … …Ataukah kau tidak mau? Kulihat kau menatapnya terus, jadi kupikir kau menyukainya.”



“Suka… …”



Mio mengulang kata itu sambil terus melihat boneka beruang yang ada di tangannya.



“Suka…… rasa kasih sayang…… memiliki rasa tertarik yang kuat pada sesuatu……”



Mio menggumamkannya seperti sedang membacanya dari kamus sambil memegang boneka beruang itu didadanya.



“──Itu. …… Uh, jadi ini rasa suka. Suatu cara untuk mengungkapkan sebuah apresiasi padamu. Mengungkapkan rasa terima kasih. …… Tidak, ini pasti… …”



Mio langsung mengambil ide yang ada dipikirannya, tiba-tiba dia berbalik ke arah lelaki itu.



“──Terima kasih. Aku sangat senang. Aku menyukaimu.”



Kemudian, dia mengatakannya dengan senyum ceria.



“… …Eh!?”



Senyuman itu rasanya telah menusuk hatinya dalam ilusi yang seperti mimpi.

Karena kata-kata yang tak terduga itu, wajah lelaki itu memerah lalu dia memalingkan wajahnya.



Ini seperti halaman baru telah ditulis dalam hidupnya yang dimulai dari Mio.

──Namun, lelaki itu belum menyadarinya.



Arti dibalik eksistensi yang dipanggil Mio.



Dan keberadaan manusia-manusia yang ingin mengejar arti tersebut.



Saat pagi tiba, ada beberapa murid SMA Raizen yang sedang berangkat sekolah.



Pagi yang dingin selama bulan Februari, semua murid memakai jaket diatas seragam mereka ataupun syal di leher mereka untuk mengatasi cuaca dingin.

Selain itu, ada juga orang-orang seperti Tonomachi Hiroto yang berjalan riang dalam cuaca dingin hanya dengan memakai almamater di atas bajunya.



“Selamat pagi semua. Cuacanya bagus sekali hari ini!”



Setelah mengatakannya, Tonomachi melambaikan tangannya ke arah tiga murid wanita yang sedang berjalan.



Gadis yang tinggi, gadis bertubuh sedang, dan gadis berkacamata, mereka dikenal sebagai trio dari kelas 204, yang juga dikenal trio Ai Mai dan Mii.



Namun, mereka bertiga, yang bisanya selalu bersemangat, menggulung syal mereka setelah melihat Tonomachi.



“Selamat pagi… …katamu, hari ini benar-benar mendung.”



“Bukan ini sangat dingin Tonomachi-kun? Melihatmu saja kami jadi beku.”

“Ada beberapa orang semacam ini di sekolah dasar, nama panggilannya si angin, yang memakai celana pendek meski sedang musim dingin.”



Setelah Ai, Mai, dn Mii bicara, Tonomachi tersenyum sambil membusungkan dadanya dengan bangga.



“Jadi kau sudah menyadari keliaranku. Lagipula, gadis-gadis suka pria yang tangguh, seseorang di tv mengatakan hal itu tadi pagi.”



“… …Kau menontonnya?”



“Tidak, aku tidak menontonnya. Aku hanya menonton berita utama pagi ini.”



“Benar. Ah, kudengar ada insiden koma massal. Sungguh menakutkan ──”



Setelah mengatakannya, Ai, Mai, dan Mii terus berjalan dan ngobrol sambil mendorong Tonomachi kesampin. Namun, Tonomachi tidak patas semangat dan menaikkan suaranya untuk menarik perhatian.



“Bagaimanapun juga! Dengan begini kau juga mengirimkannya ke pacarku──Achoo!”



Di tengah pembicaraan, Tonomachi bersin, membuat Ai, Mai, dan Mii menatapnya sambil terdiam.

“Memakai pakaian minim dan masih kedinginan, kau masih jauh untuk menjadi liar.”



“Bagaimanapun juga, daripada orang-orang yang belum pernah kau temui secara pribadi; kenapa kau tidak bertanya pada gadis-gadis yang ada di depanmu?”



“Oh ya, contohnya, Yamabuki Ai-shi memuji anak sekolah yang kedinginan saat pergantian musim. Kerinduan tak terbalas luar biasa macam apa yang mereka miliki, oh tuan.”



“Hei tunggu sebentar.”



Tiba-tiba saat Yamabuki membawa topik romantis, dia langsung menghentikannya dengan menarik ujung bajunya. Namun, Ai langsung sadar dan berputar untuk bersembunyi di belakang Mai yang seperti perisai.



Lalu, saat bahu Tonomachi gemetar karena kedinginan, matanya melebar seakan menyadari sesuatu.



“Kedinginan… …eh, benarkah? Yah, aku senang dengan perasaan Yamabuki, tapi apa aku harus kaget atau… …”



“Wow, ada kesalahpahaman yang menyebalkan di sini! Tak perlu khawatir, orang yang kusukai bukanlah Tonomachi-kun!”

Masih bersembunyi dan menggunakan Mai sebagai pendukung, Ai berteriak dari belakang gadis itu. Lalu, tubuh Tonomachi berubah saat dia berkata “Eh, biarkan aku bermimpi sedikit lebih lama lagi ──”



“Benar-benar… …ngomong-ngomong Tonomachi-kun, apa kau melihat Itsuka-kun hari ini?”



Di saat itu, wajah Mii menjadi cerah sepertinya dia mengingat sesuatu untuk ditanyakan.



“Itsuka? Tidak, aku belum melihatnya hari ini. Apa terjadi sesuatu?”



“Tidak, tapi kudengar hewan buas itu berkencan dengan Tokisaki-san. Lalu, kami berpikir, “Berhenti! Apa yang terjadi dengan Tohka-chan!” bagaimanapun juga, kami tidak bisa menerima tujuan itu.”



“Menurut sumber terpercaya itu, dia menambahkan rekan barunya ke “Kebun binatangku” miliknya.”



“Sekarang ada lolita antik berdada besar yang memanggilnya tuan. Sungguh berdosa sekali.”



Saat mereka bertiga mengobrol dengan suara lirih, Tonomachi tertawa.



“Ahaha, apa yang kau katakan. Hal itu tidak mungkin dilakukan Itsuka.”

“Tidak mungkin?”



“Tidak, itulah faktanya. Aku akan memberitahu kalian setelah aku menemuinya.”



“Terima kasih atas kerja samanya.”



Lalu, sebuah perjanjian kerja sama dibuat antara Tonomachi dan trio Ai, Mai, dan Mii. Dengan empat anggota, sepertinya mereka menambahkan anggota baru kedalam barisan mereka. Lalu, mereka saling menatap, sambil berkata “Oh!”



Tiba-tiba ──beberapa saat kemudian.



Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu ──



Dengan waktu yang sama dengan pergerakan mereka, alarm berbunyi di seluruh kota.



“! Alarm Spacequake… …!?”



“Tidak mungkin, serius?”



Merespon alarm Spacequake yang mendadak itu, Tonomachi, Ai, Mai, dan Mii dan siswa lain yang ada didekat sana berteriak dengan ramai.

Namun, tidak terlihat adanya kebingungan. Karena, frekuensi Spacequake kota Tenguu adalah yang tertinggi didunia, jadi banyaknya shelter itu hal yang wajar. Para murid juga sudah dilatih dengan berbagai latihan evakuasi, jadi mereka sudah tahu bagaimana mengatasi situasi ini.



“Ohhh ──… …Apa kita benar-benar mendapatkan Spacequake disaat cuaca dingin begini ──”



Apa yang kau katakan. Ayo, bahaya jika tidak berlindung. Kita harus menuju shelter sekolah.”



“Aku tahu.”



Sambil tetap berbagi percakapan tanpa tekanan, mereka sampai di shelter yang ada di ruang bawah tanah sekolah.



Karena alarm yang berbunyi, bukankah itu berarti Spacequake sering terjadi. Sebaliknya, lebih berbahaya lagi jika berlarian dengan terburu-buru dalam kekacauan ini.



Tonomachi dan yang lainnya mencapai pintu masuk dengan santai dan mulai mememasukinya.



──Kemudian.



“… …Hmm?”



Di dekat pintu masuk ruang bawah tanah, tiba-tiba Tonomachi berhenti, perhatiannya tertuju ke arah langit.



“Uh? Ada apa Tonomachi-kun?”



“Tidak ada… ….sekarang apa kalian melihat sesuatu di langit?”



“Ha?”



Mendengar hal ini, Ai, Mai dan Mii melihat ke langit lalu memutar leher mereka tak lama setelahnya.



“… …Apa itu?”



“Yah… …bagaimana mengatakannya, apakah yang ada di langit itu kapal perang raksasa? Semacam itukah?”



“… … … …”



Trio itu tidak mengatakan apa-apa untuk merespon Tonomachi. Tidak, lebih tepatnya, sambil melihatnya dengan kasihan, mereka berbisik dengan suara kecil.



“Akhirnya Tonomachi-kun kalah… …”



“Tidak, bukankah hanya anak SD yang berpikir ada sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri?”



“Tidak, bagaimanapun juga, itu kelihatan buruk.”



“Katakan, setidaknya biarkan aku mendengar percakapan kalian.”



Sekali lagi Tonomachi menatap langit dengan penasaran, kemudian dia membuang pikiran itu saat dia masuk ke tempat perlindungan.





──Dari langit, keputusasaan buatan yang jatuh.



Kapal udara milik Deus Ex Machina, kekuatannya jauh melebihi apa yang bisa dicapai manusia, membuat siluet besar yang menghadap kota di bawahnya saat melintasi awan. Mereka terlihat seperti penghancur yang melambangkan kiamat, seakan mengingatkan bahwa raja neraka akan datang membawa kehancuran di bumi yang subur.



Menaklukkan langit, jumlah mereka sekitar 30.



Benar. Hampir semua kapal milik DEM berkumpul di langit dekat kota Tenguu untuk menangkap <Ratatoskr>.

“──Mereka disini.”



Duduk dikursi kapten di dalam kapal <Fraxinus>, Kotori menatap layar monitor utama sambil memutar-mutar stik Chupa Chups di mulutnya.



“Semua orang dari DEM telah menyambutmu, Shidou. Sepertinya kau benar-benar populer.”



Sambil berbicara dengan nada bercanda, mereka mengalihkan perhatiannya satu persatu, saat Shidou membalasnya dengan mengangkat bahunya sambil tersenyum masam.



“Ahhh… …aku ingin menangis. Tapi sayangnya, itu bukan seleraku.”



“Ahaha… …mau bagaimana lagi. Kami akan meminta mereka untuk kembali.”



Saat Kotori mengatakannya, Kotori berdiri dari kursi komandan, jaketnya tergerai sampai kakinya saat dia memberi perintah kepada anggota kru <Ratatoskr> saat dia memakai alat komunikasi.



“Sebagai komandan <Fraxinus>, aku Itsuka Kotori, pertama-tama berterima kasih atas bantuan kalian.



“──Lalu, bisakah semuanya menghadap ke layar? Ada pengunjung nakal yang muncul dikota kita. Orang DV paling rendah dan buruk, yang ingin mencuri kekuatan para Spirit dengan jalan sekasar dan sekejam mungkin. Ah, benar-benar menjijikkan dan tidak enak dipandang. Hanya orang yang ingin mengatur wanita secara paksa lalu menggunakan mereka tanpa henti kemudian membuangnya setelah selesai. Setelah melakukan banyak tindakan menjijikkan itu, bagaimana bisa ada orang yang itdak merasa jijik? Sulit dipercaya, aku penasaran apakah mereka semua melihat wanita seperti ibu yang pemalu?”



Setelah mengatakannya, Kotori menghela nafas, yang membuat komunikator lain sedikit tertawa.



Kotori mengangkat ujung bibirnya lalu menlanjutkan.



“Sekarang, ayo ajari beberapa sopan santun pada orang-orang bandel itu. Biarkan mereka tahu cara terbaik untuk memperlakukan wanita. Cara melindungi yang lebih elegan. ──Cara kita memulai perang (kencan).”



“Dimengerti!”

Seakan merespon deklarasi itu, ada suara yang terdengar dari dek bawah dan sisi yang berlawanan dari komunikator.



Tiba-tiba, rasanya kekuatan yang mendorong Shidou untuk berdiri.



“Sungguh luar biasa… …”



“Umu, Kotori terlihat sangat keren… …”



Tohka, yang berdiri di samping Shidou, mengangguk setuju. Mendengar hal itu, Kotori berbalik sambil mengangkat bahunya.



“Jika semuanya merasakan kesan yang sama seperti Tohka, maka itulah yang terbaik. Karena, pekerjaan seorang komandan adalah mengangkat semangat bertarung semua orang. ──Tapi tidak boleh terlalu fanatis. Dinginkan kepala dan gairahkan hati, itulah yang terbaik.”



Dia berbicara sambil mengangkat satu jarinya.



Shidou menghela nafas saat dia mengagumi betapa profesional adiknya.



Namun, Kotori sedikit mengerutkan alisnya sambil terus bicara.





“──Meskipun itu benar, kalian pasti tahu bahwa situasi saat ini tidak bisa dibilang menguntungkan kita. Dibanding musuh yang punya 30 armada kapal perang, <Ratatoskr> hanya punya 5 termasuk <Fraxinus>. Musuh juga punya Wizard 10 kali lebih banyak; terlebih lagi, belum jelas berapa ribu <Bandersnatch> dan <Nibelcol> yang akan muncul. Meskipun performa Realizer Manifestation Device kita lebih hebat, jika kita diserang secara langsung oleh musuh, kita pasti akan kalah.”



“… … …”



Mendengar perkataan Kotori, para Spirit yang berbaris di dek menarik nafas dalam.



Kotori berbalik ke arah semuanya dan menyela dengan “Namun.”



“Satu-satunya yang bisa memecahkan situasi ini ──adalah kalian.”



Sambil melihat ekspresi para Spirit, Kotori melanjutkan.



“…… Aku mengerti ini bertentangan dengan komandan organisasi yang bertujuan melindungi para Spirit tapi malah meminta bantuan Spirit. Aku benar-benar malu dengan itu. Tapi ──tolong. Pinjamkan kami kekuatan kalian. Sebagai komandan <Ratatoskr>… …”





Tiba-tiba berhenti, Kotori menundukkan kepalanya sambil bergumam.



“Err, tidak… …”



“Sebagai adik Shidou, kumohon ──tolong bantu kakakku.”



“Tentu saja!”



Tohka menaikkan suaranya sambil melangkah kedepan.



Mengikuti langkahnya, para Spirit yang lain mengangguk setuju.



“Tolong biarakan kami…… ikut membantu.”



“Itu benar! Juga, kami akan marah jika kau meminta kami untuk tetap di belakang!”



“Kau bilang tugas komandan adalah mengangkat suasana sebelum perang? Ahaha, sekarang imouto-chan tidak bertingkah seperti komandan.”



“Semuanya… …”



Kotori langsung menyeka sedikit air mata yang berlinang setelah mendengar perkataan semuanya.

Kemudian, sambil membersihkan tenggorokannya untuk mengembalikan ketenangannya, dia mengangkat wajahnya lagi dengan tatapan percaya diri.



“──Terima kasih. Bagaimanapun juga, apa yang akan terjadi sangatlah penting. ──Nia, kupikir percakapan ini tidak akan terdengar oleh <Beelzebub>?”



Saat Kotori bertanya, Nia membalasnya dengan anggukan yang berlebihan.



“Un, untuk <Beelzebub> yang sekarang, seharusnya butuh waktu lama untuk mencari sesuatu, jadi seharusnya tidak ada masalah…… jadi, skema licik apa yang kau rencanakan? Apa kau ingin menggunakan Angel Mukku-chin untuk membuka pintu besar untuk memberikan serangan kejutan?”



Nia berbicara sambil menirukan gerakan pertarungan bayangan. Sementara Mukuro bergumam “hmm……” sambil mengangkat alisnya untuk berpikir.



“Aku minta maaf, tapi itu mustahil bagi Muku. Karena Reiryoku telah disegel, melakukan perjalanan jarak jauh menjadi sulit… …”



“Ah, benarkah?”



“Maksudku, aku tidak akan membiarkan kalian melakukannya meskipun itu bisa. Soalnya, kita harus waspada dengan persiapan yang dibuat musuh, siapa tahu perangkap macam apa yang mereka siapkan. Di saat kita melewati lubang itu, Ellen akan menemukan kita dan memenggal kepala kita ──ada juga kemungkinan itu semacam itu.”



Sambil mengangkat bahunya, Kotori mengalihkan perhatiannya kearah Origami dan Mana.



“Bisakah kalian biarkan kami mendengarnya, Origami, Mana ──rencana untuk melemahkan<Bandersnatch> yang menyebalkan itu.”



“Aku mengerti.”



Origami dan Mana saling menatap satu sama lain dan mengangguk sebelum membalas perkataan Kotori.



“Tapi sebelum itu, aku punya sesuatu yang ingin kukonfirmasi pada Maria.”



“? Apa itu, Origami?”



Merespon perkataan Origami, suara Maria menggema di dalam dek. Lalu, Origami berbicara sambil melihat layar monitor yang bertuliskan Maria.



“──Seperti yang kukatakan sebelumnya, <Bandersnatch> dibuat berdasarkan perangkat baru DEM <Ashcroft · β>. Jika kita bisa menentukan rincian strukturnya, apa kita bisa memberinya sinyal gangguan untuk mengganggu mereka?”

Setelah Origami selesai, Maria merenung sejenak sebelum membalas.



“Meskipun secara teori itu mungkin, tapi itu tidak realistis. Jika kau bisa mencuri data desain yang detail dari DEM, maka ceritanya akan berbeda ──”



“Bagaimana jika kubilang <Ashcroft · β> adalah tiruan yang dari otak Wizard Artemisia Ashcroft?”



“… …Apa maksudmu?”



Ekspresi Kotori menjadi bingung saat merespon perkataan Origami. Shidou mengangkat alisnya karna bingung.



“Artemisia… …bukankah dia adalah wanita yang bersama dengan Ellen?”



“Benar. Mantan Wizard kartu as dari anti-Spirit force Inggris, sang SSS.”



Mana membalas sambil menyilangkan tangannya.



“Realizer Manifestation Device dari DEM umumnya dikendalian dari luar menggunakan otak manusia. Tapi dengan meniru otaknya, mereka sukses memasukkan fungsi kendali otomatis kedalam Realizer Manifestation Device.”





“──Jika kita bisa menangkapnya, bisakah kau menulis kode pengganggu untuk <Ashcroft · β> dengan mengalisa data gelombang otaknya?”



“…………Mungkin, itu sangat mungkin.”



Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Maria membalas. Saat para Spirit dan anggota kru yang lain kagum sambil berkata “Ohh!”.



Namun, Maria langsung menyela untuk menurunkan suasana.



“Tapi, itu jika kita bisa menangkap Artemisia. Kekuatan sihirnya nomor dua di bawah Ellen. Meski dengan semua Spirit yang ada disini, tidak akan mudah untuk menangkapnya.”



“──Aku sudah punya ide.”



“Ide?”



Setelah Shidou bertanya, Origami dan mana mengangguk di saat yang sama.



“Memang, dia selalu skeptis dengan metode yang dilakukan DEM. Sulit dipikirkan jika dia mengikuti DEM dengan senang hati. Mengingat bahwa dia tidak mengingat aku ataupun Origami, sepertinya ingatannya telah diubah.”





“Ya. Itu sebabnya ──aku ingin meminjam kekuatan semuanya.”



Origami mengatkan rencana perangnya dengan acuh tak acuh.



Mendengar permintaannya, para Spirit yang lain hanya bisa memandanganya dengan kagum.



“Kaka, sangat menarik. Sebenarnya, kemungkinan itu memang benar.”



“Setuju. Sesuai yang diduga dari Origami-sensei, itu rencana yang hebat.”



“Hmm…… yah, setidaknya kita harus mencobanya.”



Setelah saling bicara, para Spirit menunjukkan persetujuannya. Sepertinya Kotori masih berpikir, namun tidak lama setelah itu, dia mengangkat wajahnya seakan telah membuat keputusan.



“──Aku mengerti. Hati-hati.”



“Umu!”



“… …Baiklah, aku mengerti. Kita benar-benar tidak boleh melebih-lebihkannya.”



Saat Tohka membuat anggukan persetujuan dengan semangat, Natsumi mengangguk lalu mengalihkan pandangannya.



Saat Kotori kembali kepada mereka berdua, dia melihat ke arah layar monitor yang menampilkan tulisan Maria.



“Sekarang…… giliranmu, Maria. Meskipun strategi yang sekarang akan berhasil, masih ada pasukan <Nibelcol> dalam jumlah besar. Jika kita tidak bisa melakukan sesuatu, mustahil kita bisa mencapai Westcott.”



“Aku sudah tahu.”



Maria mengulangi perkataan itu lagi saat dia membalas dengan suara kecil.



“<Nibelcol> adalah Spirit palsu yang dibuat dengan kekuatan <Beelzebub>. Dari situ, itu juga kebenaran yang dihasilkan dari analisis maka ──”



Lalu, Maria menjelaskan pada semua cara menangani <Nibelcol>. Hasilnya, satu demi satu, wajah para penonton yang mendengar hal itu berubah menjadi merah karena terkejut.



“Ap… …apa kau serius, Maria?”



“I-Itu, apa metode itu… benar-benar tidak masalah……?”

“Apa yang kau katakan Maria! Apa kau mengerti situasinya!? Aku tidak bisa membiarkan hal ini!”



Emosi semua orang langsung memuncak lalu Kotorilah yang protesnya paling keras. Tapi itu tidak mengherankan bagi mereka, karena rencana Maria sangat berlebihan.



“Tentu saja aku juga mengerti situasi saat ini. Proposalku memang kedengaran sangat tidak masuk akal. ──Namun, seperti yang Kotori katakan, kita tidak bisa menang jika tidak melakukan sesuatu pada <Nibelcol>. Aku yakin tidak ada cara lain untuk menetralkan <Nibelcol>.”



“Tapi… …meski begitu itu sangat ──”



“──Tidak.”



Setelah terdiam beberapa saat karen mendengar hal tersebut, Shidou menyela Kotori. Lalu, dia mengangkat kepalanya sambil mengencangkan tinjunya.



“Ayo lakukan. Karena tidak ada cara lain. Terlebih lagi…… bukankah ini adalah metode terbaik yang sangat cocok dengan gaya kita.”



“Shidou… …”



Dengan ekpresi khawatir, Kotori menatap Shidou untuk sesaat ──tapi kemudian emosi yang terlihat disana seperti pandangan yang menusuk.



“… …Ya. Ya, kau tidak salah.”



Lalu, dengan mengibaskan jaket ke pundaknya, Kotori kembali menatap ke arah dek.



“Beritahu seluruh pasukan. Bagikan informasi pada mereka semua! Pastikan rencana ini sukses!”



“Dimengerti.”



Suara dari seluruh kru yang merespon Kotori menggetarkan seluruh dek.



Dengan semangat yang ada seluruh tubuhnya, Kotori menangkat ujung bibirnya.



“──Ayo beri mereka pelajaran. Biarkan mereka tahu seberapa gilanya pertarungan melawan kita di kota Tenguu.”





Iblis besi mendekati langit kota Tenguu, Pasukan Udara DEM Industries.

Sambil berlayar di belakangnya, suara dari kru terdengar di dek kapal udara <Lemegeton>.

“──Telah dikonformasi ada 5 kapal udara yang ada di kota Tenguu.”

“Analisis identifikasi dan reaksi. Semuanya milik <Ratatoskr>.”



Di tengah lingkungan yang kacau ini, suara dari setiap kapal yang bercampur dengan suara komunikator terdengar dari speaker dan menggema di tempat yang berisik ini.



“<Honorius>, persiapan perang telah siap.”



“<Almandal>, <Bandersnatch> siap digunakan.”



“<Galdrabok>, unit Wizard juga telah siap disini.”



“──Bagus.”



Menerima banyak laporan yang menggetarkan gendang telinganya, Westcott memberikan persetujuan.



Lalu, dia melihat ke layar yang menampilkan kapal perang <Ratatoskr>, mengangkat ujung bibirnya seperti predator yang siap menerkam mangsanya.



“Sepertinya <Nightmare> telah menyampaikan pesannya. ──Atau kitalah yang tidak sadar bahwa ini sudah terjadi di dunia yang telah dia ulang?”





Dia menyentuh dagunya sambil tersenyum.



Di saat itu, Ellen, yang ada disampingnya, melihat ke layar dan mengutarakan pendapatnya.



“Lima kapal huh. ──Jadi <Ratatoskr> mengerahkan kekuatan penuhnya.”



“Ahh. Keputusan yang bagus. Jika aku adalah komandannya, aku juga akan melakukan hal yang sama. Jika mereka tidak menyerang sekarang, maka mereka tidak akan pernah melihat kemenangan.”



“Menyerang? Bukankah mereka ingin melindungi Itsuka Shidou?”



Saat Ellen memiringkan kepalanya karena penasaran, Westcott membalasnya dengan “ah” sambil menunjukan jarinya ke arah jantungnya.



“Mungkin mereka menargetkan kepalaku dan kepalamu. Alasan dibalik formasi perang ini, mereka mengerti jika kita tidak disini, DEM akan hancur dengan sendirinya.”



Ellen sedikit mengangkat alisnya setelah Westcott selesai bicara.



“Karena kau sudah mengantisipasi hal ini Ike, lebih baik kau tetap berada di tempat yang aman.”

Ellen membalas dengan khawatir; namun, Westcott sedikit menggelengkan kepalanya.



“Mereka kemari untuk menghadapi kita dengan kekuatan penuh karena aku di sini. Meskipun hanya ada satu dari seribu atau bahkan sejuta kemungkian mereka tidak akan memadamkan cahaya harapan yang ada dimata mereka. Namun, jika mereka tidak bisa melihat kesempatan sekecil apapun untuk membalas, maka mereka pasti akan kabur. Itu sangat merepotkan. Meski dengan <Beelzebub>, akan sangat menyebalkan jika mereka menyembunyikan Itsuka Shidou dan kabur.”



Setelah Westcott selesai, <Nibelcol> yang mengelilingi kursi kapten mulai mengatakan persetujuannya dengan apa yang dia katakan.



“Begitulah.”



“Ellen, apa kau masih tidak mengerti dengan hal itu?”



“Apa itu karena otakmu sudah tua? Kenapa kau tidak mencoba beberapa tes mental?”



“…………”



“Tenang, Ellen. Apa kau ingin mengurangi jumlah rekan meski perang akan dimulai?”

Di belakangnya, Artemisia, mencegah Ellen yang mulai mengangkat tangannya secara perlahan. Ellen menghela nafas dalam kehebohan itu.



“Yah, jangan begitu Ellen. Bagaimanapun juga, bukan itu saja alasannya.”



“……Apa maksudmu?”



“Ini adalah perang kita, revolusi yang kita mulai untuk mengubah dunia. ──Pasti, aku tidak akan membiarkan kepalamu terpenggal dimedan perang ini.”



“…………”



Ellen menatap mata Westcott sambil terdiam sebelum mengangguk dan menurunkan pandangannya.



“……Ya, benar. Kau benar, Ike.”



“Ahh.”



Setelah dia membalas dengan singkat, <Nibelcol> didekat sana, mereka menunjukkan ekspresi bosan seakan tidak mengerti dengan apa yang dia katakan.



“Jadi, haruskah kita mulai ──kapten.”



“Ya.”



Merespon perintah Westcott, kapten <Lemegeton>, Ernest Brenan, pangkatnya setara dengan komandan, menyuarakan perintahnya.



“──Ayo mulai perangnya. Semua kapal, kirim <Bandersnatch> gelombang pertama.”



“Roger.”



Para kapten dari kapal lain mulai menyebar saat merespon perintah Brenan.



Di saat yang sama, isi gudang dari kapal udara ditampilkan di layar, disana ada <Bandersnatch> yang tak terhitung jumlahnya.



Pemandangan itu mirip dengan kumpulan telur serangga yang siap menetas secara bersamaan. Jika ada orang yang punya fobia ruangan tertutup (klaustrofobia), mungkin bulu kuduk mereka akan berdiri melihat pemandangan ini. Bahkan Ellen merasa sedikit takut dengan pemandangan itu.

“<Notoria>, <Picatrix>, <Albert>, bersiap meluncurkan meriam sihir. Targetnya adalah ──kapal <Ratatoskr>.”



Beberapa saat kemudian, saat Brenan bersiap untuk memberi perintah menembak, beberapa ledakan terdengar dari anjungan.



“──Apa yang terjadi?”



“Ya! Pasukan <Bandersnatch> telah diserang!”



“Apa? Apa itu kapal <Ratatoskr>?”



“Bukan, ini ──”



“──Kihihihihihihi.”



Saat anggota kru melaporkan situasinya, tawa keras terdengar dari speaker.

Beberapa saat kemudian, salah satu monitor menampilkan wajah seorang gadis. Rambut hitam yang tidak diikat dengan rapi dan jam emas yang berkilauan di mata kirinya.



Spirit Tokisaki Kurumi. Kelihatannya, dia melihat ke arah kamera yang terpasang di kepala <Bandersnatch>.



“Perhatian, bisakah kau mendengarku Wizard-san yang busuk.”



“……<Nightmare>.”



Ellen menyipitkan matanya saat dia menyebut kode nama itu. Lalu, ada banyak “Kurumi” yang muncul di monitor utama yang menampilkan langit.

“Selanjutnya aku akan memburu kalian. Mungkin kau ketakutan dan tak bisa manahannya, tapi tolong jangan kabur.”



“Apa maksudmu?”



Saat Ellen marah, suara kamera yang dirusak adalah adegan terakhir yang terdengar dan kemudian gambar dan suaranya menghilang. Dengan marah, Ellen mengepalkan tinjunya dengan erat.



Adegan dari <Bandersnatch> yang dihancurkan satu persatu oleh pasukan Kurumi tertampil dilayar utama. Melihat hal ini, kapten Brenan memberikan perintah.



“Tch……<Honorius>, lindungi pasukan <Bandersnatch>.”



“Roger. Serangan ──”



Namun, balasan dari kapten kapal <Honorius> terpotong oleh ledakan keras. Dari speaker dek, mereka hanya bisa mendengar keributan yang mirip dengan jeritan.



“A-Apa yang terjadi?”



“Gu…… sepertinya mereka membombardir dari permukaan.”

“Dari permukaan……? Apa yang terjadi, bukankah kapal <Ratatoskr> belum belum membuat pergerakan.”



“……! Kapten, tolong lihat ini… …!”



Sepertinya salah seorang anggota kru menyadari sesuatu, suara itu datang dari bagian penasehat. Lalu, sebagian layar utama menampilkan pemandangan di bawah <Honorius>.



“Ap ──”



Ketika melihat pemandangan itu, Brenan tak bisa berkata-kata.



Namun itu hal yang wajar, karena, tempat yang dia lihat adalah bangunan yang memiliki meriam sihir di atapnya.



Tidak, tidak hanya itu. Rumah dan jalanan penduduk biasa, juga bangunan yang telihat seperti fasilitas komersil, tampilan aslinya berubah menjadi formasi mekanisme yang menakutkan, mengarahkan moncongnya ke langit. Mata Brenan melebar karena terkejut saat melihat pemandangan tak terduga itu.



“Apa-apaan dengan kota ini… …!”





“Gedung meriam blok 4 di Tenguu barat berhasil mengenai kapal musuh!”



“──Humpf.”



Mendengar laporan dari para anggota kru, Kotori membuat pose kemenangan sambil duduk di kursi kaptennya.



Lalu, sambil melihat armada musuh yang ditampilkan di layar utama, dia memutar stik Chupa Chups di mulutnya.



“Apa kau terkejut? Lanjutkan pemboman dengan mengalihkan dari blok 4 ke blok 5.”



“Dimengerti!”



Saat jawaban itu ditransmisikan melalui komunikator, meriam artileri sihir diluncurkan dari permukaan menuju kapal DEM sekali lagi.



Melihat pemandangan ini, Shidou merasakan keringat dingin yang menetes di pipinya.



“Apa yang harus kukatakan…… rasanya tidak nyata? Berpikir ada sesuatu semacam ini di kota Tenguu…… contohnya, supermarket yang sering kukunjungi menembakkan sinar laser……”



Lalu, Kotori mengangkat tangannya sambil memperlihatkan kebanggaan juga kepuasannya.



“Saat <Fraxinus> diperbaiki, kenapa kau berpikir kami menggunakan fasilitas bawah tanah Tenguu sebagai markas cabang kami? Apa kau pikir punya banyak peralatan bawah tanah, maka tidak ada yang sudah dipersiapkan di permukaan tanah?”



“Ah ──……”



Setelah diberitahu Kotori, Shidou langsung ingat. Tepatnya, seperti yang Kotori katakan, <Ratatoskr> punya banyak fasilitas bawah tanah di kota Tenguu.



Tentu, karena lahan dan jalan pribadi tidak bisa diganggu gugat, dia pikir lahan itu pasti milik <Ratatoskr>. Namun, dia masih tidak menyangka masih ada banyak peralatan tersembunyi.



“Namun, turret yang ada dipermukaan tanah hanya bisa menahan dan menghancurkan formasi mereka. ──Semua kapal menyebar, mulai menyerang kapal musuh. Unit Wizard cadangan akan dibantu oleh para Spirit.”



“Dimengerti!”



Saat menerima perintah dari Kotori, <Ratatoskr>, para anggota kru mulai bergerak melakukannya.



Sambil melihat hal itu, Kotori berbalik kearah barisan para Spirit yang ada di samping kursi kapten.



“──Semuanya, tolong. Ikuti rencananya.”



“Umu!”



“Kaka, akhirnya, kami akan pergi berperang.”



“Berangkat. Aku sudah mengantisipasi hal ini.”



“Mun, jadi ayo kita pergi.”



Tohka dan yang lain memberi anggukan persetujuan satu persatu sebelum berbaris menuju teleporter.



Didalam kapal perang DEM <Lemegeton>, berbagai laporan dibagaikan dengan kacau.



“Area Territory permanen <Honorius> turun 10%!”





“Artileri telah ditembakkan lagi!”



“Armada <Bandersnatch> dihancurkan satu persatu!”



“Ku… …”



Ekspresi Kapten Brenan sedikit berubah, sepertinya dia bingung bagaimana cara menangani situasi ini.



Namun itu sudah bisa diduga. Rencananya ingin menyerang lebih dulu, namun merekalah yang akhirnya diserang oleh musuh.



Namun, Westcott, yang bersandar di belakang kursi kapten, memutar tubuhnya dengan bahagia.



“──Ahahahahaha.”



“… …? Tuan Westcott?”



“Bukankah ini hebat sekali. Kita harus menerima tantangan ini. Bingung dan kacau saat perang karena kekurangan pasukan tempur. Selama kita tenang, kita bisa menggunakan kekuatan penuh untuk mendaratkan pukulan pamungkas. ──Jangan menyesal. Sebarkan <Bandersnatch> dan unit Wizard gelombang kedua. Oh, dan mintalah bantuan pada AST lokal. Ayo beri mereka tempat untuk berpartisipasi.”

“Baik ──!”



Merespon perintah Brenan, Brenan menyampaikan perintah itu pada pasukan yang tersisa.



Dengan cepat Westcott mengalihkan perhatiannya pada kekuatan tempur terkuat yang dibanggakan DEM.



“Seperti yang kalian dengar, Ellen, Artemisia, <Nibelcol>, kita akan menemui musuh dengan kekuatan penuh. Hanya satu perintahnya. ──Yang paling mencolok, bunuh mereka semua. Bagi orang-orang yang pergi dari <Ratatoskr> yang konyol itu, biarkah hari ini menjadi hari terakhir mereka dalam Ragnarok.”



“Yes. Kemenangan ada bersamamu.”



“Dimengerti.”



“Huh, Otou-sama, kupikir kami sendiri sudah cukup.”



Saat ketiga kelompok itu memberi jawaban mereka masing-masing, tiga iblis cantik menari di langit.





“──Kihihihihi. Ayo, kita pergi. Mari kita hancurkan musuh dengan anggun dan mempesona.”



“Ya, ya!”



“Menarik, benar-benar menarik!”



Mengikuti perintah Kurumi, klon yang tak terhitung jumlahnya merayap keluar dari bayangan. Para klon itu terbang dilangit seperti kilatan hitam, menembak jatuh <Bandersnatch> yang terbang di udara satu persatu dengan pistol di tangan mereka.



Klon Kurumi melawan pasukan <Bandersnatch>. Meskipun keduanya mengandalkan jumlah, pihak Kurumi punya keuntungan soal kekuatan individu. Meskipun <Bandersnatch> berusaha melawan, perlawanan mereka berakhir saat dada mereka tertembus, tangan dipelintir patah, atau tertembak di kepala.



“Kihi! Kihihihihihi!”



“Berpikir bahwa mereka menggunakan prajurit logam itu untuk melawanku.”



“Jika tidak berhasil meski telah dicoba, cepat dan bawa pimpinannya ──!”





Namun ──beberapa saat kemudian.



Berlembar-lembar kertas melayang jatuh disamping <Bandersnatch> yang hancul. Dari sana, muncul banyak gadis berambut abu-abu gelap yang berkilauan, menusuk tubuh seorang klon dengan presisi yang tajam.



“Gi ──!”



Suara kematian singkat terdengar dari seorang klon sebelum jatuh ke lantai.



“Diriku!”



“Hmm…… jadi, kau datang juga, tipe yang diproduksi massal.”



Kurumi mengalihkan perhatiannya pada <Nibelcol> yang sedang menjilat noda darah di tangannya.



“Tipe yang diproduksi massal? Apa aku harus mendengar hal itu darimu?”



“Aku sempat memikirkan hal ini tadi, tapi bukankah kau merenggut karakterku?”



“Tarik itu kembali. Kau tidak bisa memutuskan siapa yang merenggut siapa.”



“──Baiklah. Biarkan aku menunjukkan kepalamu di hadapan Otou-sama kesayanganmu.”



Kurumi tersenyum sadis saat dia dan para klonnya mengacungkan moncong pistolnya ke arah <Nibelcol>.



──Ada banyak kilatan cahaya yang ada di langit kota Tenguu.



Pemandangan itu sangat tidak cocok dengan realita.



Ada beberapa kapal perang diudara, bersama dengan Wizard yang tak terhitung banyaknya. Di sisi lain terdistorsi bayangan dari boneka humanoid mekanik mekanik yang banyak sekali. Di permukaan tanah ada gedung yang berubah bentuk lalu menyerang kapal perang diatasnya tanpa henti. Terlebih lagi, boneka mekanik itu terus menerus dihancurkan oleh <Nightmare>.



“Ap ..…”



Sambil melihat medan perang tak terduga yang terbentang didepan matanya, suara terkejut melengking keluar dari tenggorokan Kusakabe Ryouko.



“Ada apa ini……”



Sebagai kaptern AST, dan seorang Wizard, mereka sudah berpengalaman dalam banyak medan perang yang penuh darah. Meskipun tidak benar-benar bersih dari cedera, setidaknya mereka selamat saat melawan <Princess> dan <Hermit> dan juga Spirit lain di DEM Industries cabang jepang.



Namun, bagi Ryouko, pemandangan ini sangat tidak normal.



Dibanding dengan pertempuran biasa, baik ukuran dan skalanya jauh berbeda. Huru hara yang menutupi seluruh langit sebagai panggung dari medan perang. Selain itu, diantara reaksi yang ditetapkan sebagai musuh, bukan hanya Spirit, tapi juga Wizard dan kapal perang.



Itu bukan lagi tugas utama Ast yang tugasnya melawan Spirit.



Pemandangan yang terhampar didepan mereka sekarang adalah medan perang yang tek terelakkan.



Tiba-tiba diperintah oleh kapal perang militer tanpa diberitahu alasan tertulisnya, kebingungan para pemain utama AST, yang dipimpin Ryouko, dapat dilihat.



“Kapten……”



Lalu, suara Mikie terdengar dari komunikator headset.



“Inikah yang dikatakan Origami-san… …?”



“… … …. …”



Mendengar perkataan Mikie, Ryouko terdiam sesaat.



Benar, situasi saat ini benar-benar sama dengan yang diprediksi oleh mantan rekan kerjanya Tobiichi Origami dua hari yang lalu.



“Cukup, Origami-san meminta kita untuk bersembunyi dari garis depan… …”



“A-Apa yag kau katakan? Tidak peduli apa bentuknya, misinya tidak berubah. Selama di sana ada Spirit, pekerjaan kita adalah mengalahkan mereka.”



“Tapi… …”



Mikie masih menolak untuk berhenti.



Sebagai atasannya, memarahi Mikie karena membantah perintah adalah hal yang tepat…… namun, Ryouko hanya mendengus dan terdiam. Jujur saja, saat ini situasi Ryouki mirip dengan Mikie.



Meski dia adalah mantan rekannya, dia belum benar-benar bisa mempercayai Origami. Namun, jika dia bertindak sejauh itu untuk mengatakan bahwa isi perkataannya benar-benar tidak memiliki dasar, itu bukan masalah.

Berdasarkan pengalaman yang dia alami sajauh ini, sebagian banyak keraguan dan ketidakpercayaan telah terakumulasi pada DEM. Tergantung individunya, sepertinya ada beberapa orang yang berpikir bahwa saling pengertian dapat dicapi melalui komunikasi dengan para Spirit.



Namun, kebanggaan dan tanggung jawabnya sebagai kapten AST memaksanya untuk meminimalkan perasaan-perasaan yang mengalir.



Tidak ──tidak hanya itu, lebih tepatnya.



Di saat mempercayai perkataan Origami itu sama saja dengan menerima semua yang telah terjadi sampai sekarang sebagai sebuah kesalahan. Mengakui hal itu membuat dirinya ketakutan.



Lalu, saat dia berpikir, sistem komunikasi berbunyi ──itu adalah Wizard dari DEM Industries.



“──Halo? Apa kau Kapten Ryouko-san dari AST?”



“……Ya, ini aku? Siapa ini?”



“Eksekutif kedua DEM Irene Fox. Aku menghargai kerja sama ──situasinya sangat mendesak. Tolong kirim pasukan menuju para Spirit di lokasi ini. Kami akan menyediakan bantuan padamu.”



“Ha……? Tunggu, ini terlalu tiba-tiba.”



Pertanyaannya tidak dibalas, komunikasinya langsung terputus. Saat itu, sebuah tanda yang ditampilkan di peta menunjukkan kemana dia harus pergi.

Melihat posisi yang ditampilkan, seperti yang Eileen katakan, disana ada Spirit yang bertarung melawan boneka mekanik ──itu adalah <Hermit>.



“Ah, sial, apa-apaan ini?”



Ryouko menggaruk kepalanya dengan gelisah dan menghela nafas sebelum memasukkan energi kedalam tangannya untuk menggenggam senapan laser.



“Pekerjaan adalah pekerjaan. Ayo pergi!”



“D-Dimengerti… ...!”



Saat Ryouko memberi perintah, para anggota AST merespon dengan keraguan dalam kata-kata mereka.



Sambil mengoperasikan pendorong yang menempel di punggung mereka, mereka membentuk formasi untuk menyerang <Hermit>.



“Makan ini!”



“! Ka ──”



Saat Ryouko meluncurkan serangan dari senapan lasernya, <Hermit> membalasnya dengan mengumpulkan udara dingin lalu membentuknya menjadi tembok pelindung.



Meski begitu, ini adalah rutinitas yang sudah bisa diduga dari seorang Spirit untuk mencegah dampak serangan ini. Ryouko mengeluarkan perintah selanjutnya pada anggota timnya.



“Menyebar dari belakang! Hati-hati dengan udara dinginnya! Bahkan Territory yang sudah diperluas akan membeku!”



“Baik ──”



Kemudian, suara dari anggota timnya terpotong. Lebih tepatnya, terpotong oleh suara keras yang menggema di telinga mereka.



“Ap ──”



Dari sumber panas yang mendekat, ada energi kuat yang datang dari belakang. Setelah melihat kebenaran yang ada didepan matanya, nafas Ryouko tercekik.

Tapi itu pasti terjadi. Balasan semacam itu bukan berasal dari Spirit ──itu adalah serangan dari Wizard DEM yang baru saja memberi pesan.

Setelah bingung sesaat, Ryouko langsung mengerti.



Sejak awal Wizard DEM tidak bermaksud untuk menolongnya. Mereka hanya digunakan untuk membuka celah agar bisa menyerang Spirit. Benar, di samping anggota AST yang terdiam; mereka terus menyerang para Spirit ──



“… …Tch!”



Semuanya menguatkan tubuh mereka bersiap untuk menerima serangan artileri sihir.



Namun ──gelombang kejutan itu tak kunjung datang.



Kemudian, artileri sihir itu terbakar di belakang mereka.



“<Michael> ──<Rataibu>.”



Tiba-tiba muncul disana, ada seorang gadis yang memegang kunci besar mirip tongkat. Lubang besar terbuka di angkasa, menelan bom sihir itu.



Beberapa saat kemudian, lubang yang sama terbuka dibelang Wizard yang menembakkan meriam sihir tadi, energi yang terhisap langsung dikeluarkan.



“Eh …!?”



Wizard, Irene Fox yang terkena serangannya sendiri, mengerang kesakitan sebelum jatuh ke tanah.

“Huh… …?”



Ryouko menatap gadis yang tiba-tiba muncul di depan matanya dengan bingung.



Rambut pirang panjang dan Angel berbentuk kunci, meskipun baru pertama kali ini Ryouko melihatnya, tidak salah lagi pakaian berkilau yang dia pakai adalah zirah yang dipakai oleh Spirit.



“──Hmm. Sepertinya kau tidak sama dengan yang lain. Jadi, apa kau adalah AST yang dibicarakan Origami?”



“U-Uh… …”



──Apa dia baru saja diselamatkan oleh Spirit?



Dari peristiwa tak terduga yang baru saja terjadi, Ryouko hampir tak bisa bicara. Lalu, <Hermit>, yang mengendarai kelinci raksasa, menunjukkan penampilannya dengan mengeluarkan tembok es raksasa.



“Aku sudah mendengar situasinya dari Origami-san. ……tolong, kalian pergilah.”



“Ya, ya. Terlalu nakal juga akan membuat marah Yoshinon yang biasanya baik hati.”

“Ha… …a-apa yang kau… …”



“Mun, ayo, Yoshino, Yoshinon.”



“Ya… …!”



“Ok!”



Saat Ryouko masih bingung, para Spirit mengangguk satu sama lain lalu melompat ke angkasa.



Kemudian, kesunyian memenuhi udara untuk sesaat, semuanya berkumpul di sekitar Ryouko. Tidak ada seorangpun yang punya waktu untuk memikirkan apa yang baru saja terjadi.



“……! K-Kapten, apa kau baik-baik saja!? Apa kau terluka?”



Beberapa saat kemudian, Mikie yang berbicara seakan membebaskannya dari kelumpuhan ini. Mendengar suaranya, bahu Ryouko sedikit bergetar.



“Ah, ya, aku baik-baik saja. Tak ada masalah…… berterima kasihlah pada para Spirit.”



“… … … …”



Saat Ryouko mengatakannya, para anggota AST terdiam sekali lagi. Cukup, yang baru saja dia lihat bukanlah kesalahan ataupun halusinasi. Ryouko memegang kepalanya.



Ryouko dan yang lainnya datang kemari karena permintaan DEM, hanya untuk dikorbankan oleh Wizard DEM. Yang terburuk, mereka diselamatkan oleh Spirit yang menjadi target mereka.



(──Informasi tentang Spirit merupakan makhluk yang hanya ingin menghancurkan juga merupakan bagian dari propaganda DEM. Sejak awal, kita telah menari diatas telapak tangan mereka.)



Ryouko mengingat apa yang dikatakan Origami dua hari yang lalu. Dalam pikirannya, ada konflik mendalam antara emosi dan akal sehat.



Itu sudah pasti terjadi. Ryouko dan semua anggota AST bertarung melawan Spirit demi umat manusia dan dunia. Meskipun mereka menderita cidera yang tak terhitung jumlahnya dan membahayakan hidup mereka, sempai sekarang mereka hidup dengan kebanggaan itu. Tidak mudah untuk menolah sejarah yang terjadi sejauh ini.



Namun, situasi saat ini, kumpulan kecurigaan terhadap DEM telah mengusir rasa takut yang ada membara di dada Ryouko.



“────Tch.”

Bang.



Ryouko memukulkan senapan laser yang dia pegang ke dahinya sendiri. Melihat tingkah kaptennya yang mengejutkan itu, para anggota AST mengerutkan alisnya karena terkejut.



“……Kalian semua.”



Kemudian, sepuluh detik kemudian. Selama itu, Ryouko meringkas semua yang ada di hidupnya kedalam pikirannya. Akhirnya, Ryouko membuka mulutnya.



“……Bersiaplah untuk direkrut ulang, sampai saat itu, lakukan apapun yang kalian inginkan.”



“…………!”



Para anggota AST menanggapi perintah itu dengan bingung dan terkejut ──tapi di balik itu, timbul rasa bahagia.



“Fu ──”



Sambil memakai Astral Dress terbatas dan CR-Unit <Ratatoskr>, <Brynhildr>, Origami menghela nafas ringan. Lalu disaat yang sama, dukungan visual yang ada disekitarnya menangkap lokasi dari seluruh musuh di dekatnya.

Lalu, sejalan dengan tindakan itu, beberapa bulu yang melayang disekitar Origami menyebar ke langit dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat mata telanjang saat mereka mulai menembakkan cahaya dari ujungnya.



Angel of Light, <Metatron>, semua <Bandersnatch> yang menerima serangan itu kepalanya berlubang dan jatuh ke tanah.



Namun, tidak peduli seberapa banyak yang dikalahkan, tidak peduli seberapa banyak unit <Bandersnatch> yang dihancurkan, gelombang berikutnya akan berkumpul menggantikannya. Meskipun sebuah unit tidak akan memberi masalah besar, jumlah sebanyakini tetap menjadi ancaman.



“──Tch, tidak peduli berapa banyak yang kukalahkan, mereka masih tidak ada habisnya.”



Diikuti suara itu, seorang gadis dengan CR-Unit warna hitam terbang kebelakang Origami. Seperti Origami, Mana juga sedang membinasakan <Bandersnatch> yang ada di dekatnya.



“Baiklah, kita harus memotong sumbernya.”



“Aku mengerti.”



Saat Origami membalas dengan anggukan kecil, ada suara lain yang datang dari belakang.

“──Origami-san! Mana-san!”



“Mun, kami membuat kalian menunggu.”



Setelah mengatakan itu, Yoshino, yang mengendarai Angel of Ice <Zadkiel> dan Mukuro, yang memegang Angel kunci <Michael>, tiba.”



“Kalian telat; aku khawatir ada sesuatu yang terjadi.”



“M-Maaf… …”



Saat Mana menatapnya dengan tajam. Yoshino menundukkan kepalanya untuk minta maaf.



“Kami terlambat sebentar karena teman lamamu.”



Setelah Mukuro membelanya, Mana, sepertinya sudah menyadari apa yang terjadi, menggaruk wajahnya dengan pelan.





“Ah…… aku mengerti. Apa mereka benar-benar akan datang?”



Setelah mengatakannya, tanpa disadari Mana menatap ke arah Origami.

Origami menutup matanya untuk sesaat, dan mengambil nafas dalam sebelum menjawab.

“──Bagaimanapun juga, timnya telah lengkap. Kita akan mengubah strategi.”



Ya, untuk meningkatkan tingkat kesuksesan operasi ini, Origami berkumpul dalam tim.



Origami, Mana, Yoshino, dan Mukuro mereka semua berkumpul dalam tim untuk menangkap Artemisia.



Tujuan tim ini adalah menetralkan Artemisia secepat yang mereka bisa dan membawanya ke <Fraxinus>. Dari sana, mereka akan menggunakan data gelombang otaknya untuk menghentikan pergerakan <Bandersnatch>.



Dari kapal <Fraxinus>, Kotori memantau situasi perang, di sampingnya ada Nia yang memberikan bantuan analisis.



Di sisi lain, Miku dengan <Gabriel>nya dan Natsumi dengan <Haniel>nya yang telah diubah untuk meningkatkan kemampuan semua orang dengan kemampuan Angel mereka. Juga tugas untuk mengalahkan <Nibelcol> adalah Tohka, Yamai bersaudari, dan ──



“──Origami-san!”



Kemudian, suara Mana menggema di gendang telinganya.





“……!”



Merespon suara itu, Origami mengangkat tangannya secara reflek.



Beberapa saat kemudain, kekuatan yang hebat menekan tombak Origami <Einherjar>.



Dari langit, seorang Wizard terbang dengan kecepatan super sambil menebas dengan pedang lasernya.



Tekanan berat menyalur ke tangannya. Area Territory yang dirajut dengan sihir tebal bisa dirasakan oleh kulit keringnya. Dengan kecepatan yang luar biasa itu, bahkan Origami tidak akan bisa bereaksi jika dia tidak mendengar suara itu.



Di DEM, hanya ada beberapa orang yang punya kekuatan sebesar itu. Manajer eksekutif kedua Ellen Mathers dan ──



“Artemisia… …!”



Origami memanggil nama Wizard yang baru saja mengayunkan pedangnya ──Artemisia Ashcroft mundur ke belakang dengan menggunakan tubuhnya untuk membuat momentum dari serangan Origami.





“──Ya, lama tak berjumpa. Apa kita terakhir bertemu luar angkasa?”



Artemisia berbicara seperti dia baru saja berlari kearah temannya karena suatu hal. Origami berjaga-jaga dengan <Einherja> di jarak yang aman. Sementara Mana, Yoshino, dan Mukuro yang masih terkejut dengan kedatangan target mereka, juga menjaga sikap bertarung mereka.



Namun, meskipun Artemisia dikelilingi 4 orang, nada santainya tidak berkurang saat dia terus bicara.



“Tobiichi Origami──aku beberapa kali melihatmu, tapi aku tidak mengingatnya. Aku tak tahu kenapa, tapi rasanya aneh. Mungkinkah sebelumnya kita pernah bertemu di suatu tempat?”



Setelah mengatakannya, Artemisia memiringkan kepalanya dengan gaya yang imut. Origami membalasnya sambil menjaga jarak pandangnya.



“…… Kau telah diberi ingatan palsu oleh DEM. Jika kau mau datang bersama kami, mungkin kami bisa menyembuhkanmu.”





“──Eh?”



Saat Origami bicara tanpa menyembunyikan rinciannya, mata Artemisia melebar karena terkejut.

“Uh…… jadi, kau ingin bilang bahwa Westcott-san dan Ellen telah menipuku?”



“Ya.”



“Un……”



Saat Origami menjawab singkat, Artemisia menghela nafas setelah berpikir sebentar.



“Maaf, aku tidak bisa mempercayainya. ──Karena kalian adalah Spirit.”



Segera setelah dia selesai, sosok Artemisia membesar.



Dengan Territory yang disuntikkan oleh tubuhnya, tindakan pendahuluan tidak dibutuhkan.



“……”

Origami langsung mengangkat tombak lasernya. Serangan berat, saat pedang laser cahaya yang rijut oleh kekuatan sihir bentrok satu sama lain, percikan gaib bertebaran di langit.



Namun, Origami tidak terkejut ataupun kecewa. Dia tidak berpikir bahwa seseorang yang ingatannya diubah akan mempercayai cerita ini.



Di sisi lain, formasi ini sudah disusun untuk mengantisipasi konflik. Namun, takdir yang ada di medan perang berkembang melebihi hasil yang diharapkan. Saat Artemisia memimpin pasukan, Wizard DEM dan <Bandersnatch> yang ada dibelakangnya melakukan serangan balasan, Mana, Yoshino dan Mukuro, yang menargetkan Artemisia.



“Tch──!”



“Yoshinon… …!”



“Baiklah! Anak nakal harus dibekukan!”



“Mun… …!”



Mereka bertiga menyebar, sambil menghindari bom dan misil yang turun seperti hujan, mereka terus mengalahkan musuh.



Origami mengangkat alisnya saat dia mengendalikan <Metatron> lalu berdansa di udara dan menyerang Artemisia dari segala penjuru. Namun, Artemisia memadatkan Voluntary Terriory keseluruh tubuhnya, menangkis sinar laser lalu kabur dari serangan itu.



Meski ada sedikit kesalahan dalam sudut dan kekuatan dari Voluntary Territory bisa menyebabkan luka serius; keahlian Artemisia benar-benar luar biasa. Sementara dia memuji kemampuannya, Origami meningkatkan tombak <Einherjar>nya dengan kekuatan sihir dan spiritual di atmofir dengan tingkat yang mengkhawatirkan.



“Ha──!”



“Waah.”



Setelah Artemisia berhasil menghindari tusukan cepat itu, dia berusaha menendang kakinya untuk membuka celah.



Origami menghalau manuver ini dengan mendoroang telapak kakinya. Namun, seketika itu, sepertinya dia sudah mengantisipasi hal itu, Artemisia mengangkat pedangnya.



Entah bagaimana, Origami bisa menahan serangan kedua dengan tombak lasernya.



“──”



Rasanya ada yang aneh.



Kemudian, Artemisia maju dengan gerakan yang ganas, melepaskan pegangan pedangnya lalu dia mencoba menembus Voluntary Territory dari Origami.





“Hyaa──”



“Ku……”



Tubuhnya terlambat bereaksi. Origami mengarahkan <Metatron> untuk menembak dirinya sendiri.



Cahaya yang menghantam bahu Origami sedikit lebih cepat dari serangan Origami. Setelah kehilangan keseimbangannya karena saling membenturkan Territory, Artemisia meninggalkan sebuah serangan di pipi Origami.



“Ha!”



Sebagai balasannya, Origami menendang perut Artemisia, yang menciptakan jarak diantara mereka berdua.



Saat Artemisia terbang mundur dari momentum itu, dia meluaskan bidang Voluntary Territorynya sambil menarik pedang laser yang dia lemparkan ke udara.



“Seperti yang diduga darimu, itu tadi dan juga serangan balik yang mengagumkan.”



“…………”



Ekspresi wajah Origami sedikit berubah saat dia mendengar pujian tanpa dasar dari Artemisia.



──Benar-benar, kekuatannya sangat mengerikan.



Mencoba menangkapnya hidup-hidup lebih sulit daripada membunuhnya. Sangat sulit bagi Origami untuk menangkapnya sendirian.



Sambil mencoba untuk memaksa kebuntuan ini sedikit lebih lama, tak ada pilihan lain selain menunggu sampai Mana, Yoshino, dan Mukuro mengalahkan musuh-musuh mereka. Satu detik. Satu detik sudah cukup jadi dia hanya bisa mengalihkan perhatian Artemisia selama itu──



“──Oririn!”



Saat Origami tengah berpikir, tiba-tiba suara Nia yang ada di kapal <Fraxinus> terdengar ke seluruh perangkat komunikasi.



“Mungkin ini berita buruk. Tapi sepertinya ada reaksi kuat yang mendekati lokasi Oririn dan yang lainnya dengan cepat. Ini seperti…… Ellen.”



“…….……”





Origami menahan nafasnya saat berita buruk itu menggetarkan gendang telinganya



5 kapal udara <Ratatoskr> di sebar di langit kota Tenguu.



Di salah satu kapal itu, <Ulmus> saudari kapal <Fraxinus>, ketua Meja Bundar, Elliot Woodman menontong layar monitor.



“Akhirnya kau datang juga──Ellen. Pilihan yang bagus──kau sudah tumbuh.”



Lalu, sembil melihat respon dari radar, dia menghela nafas.



Ya, respon dari Ellen menandakan bahwa dia menuju ke arah Artemisia di mana Origami dan Spirit yang lain sedang bertarung.



Apakah mereka mengendus lokasi yang umum, ataukah itu bagian dari strategi yang lebih besar? Bagaimanapun juga, situasinya benar-benar buruk.



Musuhnya adalah mantan kartu as SSS Artemisia Ashcroft ditambah banyaknya unit <Bandersnatch> dan <Nibelcol>.



Dalam medan perang yang hampir menemui jalan buntu, memperkenalkan obat beracun yang dikenal sebagai Ellen akan membawa kematian bagi para Spirit.

Meski begitu, apa yang bisa dilakukan disini benar-benar terbatas. Kapal udara ini juga berada ditengah pertempuran. Tidak mungkin bagi kelompok <Ratatoskr>, yang benar-benar tidak diuntungkan, untuk mengirim bala bantuan. Meskipun ada banyak personil, tak ada seorangpun di <Ratatoskr> yang bisa menghentikan Ellen. ──Tidak, didunia ini tak ada eksistensi yang bisa melakukannya.



──Namun, ada satu pengecualian.



“Karen.”



“…………”



Saat Woodman memanggil namanya, Karen, yang ada di sampingnya, bahunya sedikit bergetar.



“Aku punya permintaan untukmu.”



“……………… Ya.”



Setelah terdiam karena takut, Karen membalas dengan nada pelan.



Meski itu sudah bisa diduga.



Dia, bersama dengan semua kru, sudah tahu apa yang akan dilakukan Woodman.



Karen bernafas dengan tenang, menuju kebelakang Woodman untuk mendorong kursi rodanya lalu memanggil namanya dengan suara yang lembut.



“Elliot, boleh aku memberitahu sebuah lawakan untuk meringankan suasana?”



“Oh, darimu? Ini sungguh langka. Biarkan aku mendengarnya.”



Saat Woodman mengusulkannya, Karen melanjutkan perkataannya dengan nada yang lembut.



“──Ayo kabur Elliot. Para Spirit, <Ratatoskr>, mari buang segalanya dan beli sebuah rumah yang tenang dipinggiran negara dan hidup dengan damai. Di pegunungan──sebuah tempat dengan taman bunga yang indah.”



“…………”



“Lebih baik tidak memiliki lebih dari 3 anak. Aku tidak peduli soal kelaminnya. Baik laki-laki ataupun perempuan, selama bisa bersamamu dan anak-anak kita, itu sudah luar biasa. Kemudian, melalui hari-hari yang sibuk dan terkadang juga riuh, ayo kumpulkan kebahagiaan kecil dan tua bersama. Dan juga, suatu hari, jika surga memanggilmu──kuharap, itu tepat di pangkuanku.”

“…… Karen.”



Woodman berbicara pelan saat dia menaruh tangan diatas pegangan kursi rodanya.



Saat mendengarkan dengan seksama, seseorang masih bisa mendengar suara tangisan para kru yang datang dari dek bagian bawah.



Namun, Karen masih melanjutkan omongannya tanpa mengubah ekspresi wajahnya.



“Tak masalah jika ingin tertawa, tadi itu hanya sekedar lawakan.”



“Ah…… kau memang berbakat menjadi pelawak.”



“Karen.”



“Ya.”



“Maaf.”



“Itulah alasannya aku jatuh cinta padamu.”



“…… Haha.”

Woodman tertawa kecil, kemudian dia mengambil dog tag emas yang bersinar di telapak tangannya──sebuah perangkat darurat.



“Siapa yang kau lawan Artemisia──Tobiichi Origami. Hmm, baiklah. Aku akan mengembalikan luka yang kudapat waktu itu.”



Ellen, yang memakai CR-Unit berwarna platinum <Pendragon>, terus melaju dengan kecepatan tinggi melewati langit yang kacau balau.



Meskipun ada banyak percikan api dan ledakan yang tersebar disekitarnya, saat ini tujuan utama Ellen adalah kepala Itsuka Shidou.



Ellen menambah kecepatan pendorongnya sambil menyerang entah kawan ataupun lawan secara acak sambil menguatkan Voluntary Territorynya.



Namun, sepertinya Ellen mengerti jika targetnya mungkin ada disisi <Ratatoskr>. Tidak diragukan lagi jika Shidou dilindungi di salah satu kapal perang udara mereka.



Bagaimanapun juga, prioritas selanjutnya adalah para Spirit. Saat ini ada 3 grup Spirit yang teridentifikasi ada di udara.



Grup pertama ada <Diva> dan <Witch> yang ada di depan <Fraxinus>.

Yang lainnya adalah <Princess> dan <Berserk> yang menuju ke area yang penuh dengan <Nibelcol>.

Dan yang terakhir, grup terakhir ada <Angel>, <Hermit>, dan <Zodiac> yang melawan Artemisia, juga ada si pengkhianat Takamiya Mana.



Ellen memilih yang terakhir karena alasan yang sederhana.



Karena, terlalu banyak musuh. Jika dibanding <Nibelcol> dan Artemisia, Ellen ingin meredakan stressnya dengan mendukung yang terakhir.



“Bagus sekali di sana juga ada Mana. Aku bisa membunuh dua burung dengan──”



──Kemudian.



Tiba-tiba perkataan Ellen terhenti. Dia terhantam dalam perjalanannya karena serangan yang dia terima saat bergerak dengan kecepatan sonik. Jika saja tidak ada Voluntary territory yang melindunginya, tubuhnya pasti akan hancur berkeping-keping.



Lalu, beberapa saat kemudian, pedang bercahaya yang dirajut dengan energi sihir terayun di depan mata Ellen.



“Ap──”



Mata Ellen terbuka karena gelisah sambil menggenggam <Caldefwlch> di tangannya. Orang yang mencoba meniru sergapan Ellen berdiri tegak lalu berbalik perlahan untuk menghalangi jalan Ellen.



“──Siapa kau?”



Ekspresi Ellen ternoda dengan warna yang mencolok saat dia mengacungkan pedangnya ke arah orang itu.



Tidak ada respon spiritual. Itu adalah Wizard. Namun, seharusnya Origami dan Mana masih bersama Artemisia. Dia tidak berpikir jika ada Wizard <Ratatoskr> lain yang bisa membuat serangan kejutan padanya.



“…………”



Wizard itu, dengan unit yang mirip tombak di tangannya, perlahan memutar bahunya. Hasilnya, penampilan yang tadinya sulit dibedakan karena bayangan kini mulai terlihat disinari cahaya.



“…… Apa──!?”



Menatap sosok itu, Ellen menahan nafasnya.



Dia adalah pria muda dengan rambut pirang cerah yang membuatmu ingat pada cahaya mentari.

CR-Unit yang dia pakai juga berwarna emas gelap. Kekuatan sihir yang memancar dari seluruh tubuhnya memperlihatkan kekuatan yang luar biasa pada Territory yang mengelilinginya.



Namun, bagi Ellen, hal semacam itu bukanlah sebuah masalah.



“Ah……, ah────”



Mata yang percaya diri itu, bentuk alisnya, tatapan tak kenal takut itu──

Semuanya menghantam hati Ellen, ingatannya.



Pria itu mengangkat dagunya dengan gaya yang berlebihan lalu dia pun bicara.



“──Hei, lama tak berjum, Ellen. Apa kau bangga menjadi Wizard terkuat di dunia tanpa diriku?”



──Dug.



Jantung Ellen berdetak kencang.



Emosi campur aduk yang ada dalam dirinya akhirnya terwujud ke luar dunia melewati tenggorokannya.



“…… Elioooooooooooooot──────”

Benar. Elliot. Elliot. Baldwin. Woodman.



Di masa lalu, bersama dengan Ellen dan Westcott, mereka adalah rekan seperjuangan yang mendirikan DEM dan berjanji untuk mengubah dunia──dan di saat yang sama, orang yang tidak bisa dimaafkan karena telah mengingkari janjinya sendiri.



Saat ini orang yang berdiri di depan Ellen adalah penampilannya di masa jayanya.



“Kau selalu tetap muda ya. ────Yah, sepertinya aku tidak punya hak untuk mengatakan hal itu sekarang.”



“Ahhhhhhhhhhh────!”



Ellen berteriak dengan amarah saat dia menyerang dengan bangganya, mengangkat <Caledfwlch> lalu menuju ke arah Elliot.



Dalam suara itu, ada dendam, kebencian, dan amarah──



Dan juga sedikit rasa senang yang tidak disadari oleh orang itu sendiri.








“Ah~~ah, membosankan.”



“Hei, “diriku” yang lain sedang bertarung dengan <Nightmare>. Aku juga ingin melakukan suatu pekerjaan yang lebih mencolok.



“Benar, benar, ini pasti rencana liciknya Ellen. Dia menipu Otou-sama dan membuatnya menghinaku.”



“Ya, semua ini salah Ellen.”



Sambil ngobrol satu sama lain, tim <Nibelcol> mendarat di tanah.



Tujuan mereka adalah menghancurkan meriam sihir di seluruh kota Tenguu.

Dari pandangan mata mereka, mereka bisa melihat tembakan artileri yang terus membombardir dari atap bangunan apartemen dan rumah pribadi. Rasanya pemandangan ini benar-benar tidak masuk akal. Cerobong asap dari pemandian publik berubah menjadi meriam anti pesawat terbang yang terlihat seperti lawakan di komik strip.



Meski begitu, itu tidak bisa dibiarkan hanya karena menarik untuk dilihat. Kapal udara itu masih dalam kondisi bagus karena Voluntary territory yang melindungi tubuhnya secara terus menerus. Namun, sesuatu yang setara <Bandersnatch> bisa dihancurkan dengan mudah oleh artileri itu.



Meskipun boneka mekanis itu mudah ditambah, mereka tidak ada habisnya dan harganya tidak mahal. Lebih baik menghindari kerugian sebisa mungkin.

Namun, karena turret itu dilindungi oleh Voluntary Territory, serangan yang mengarah padanya hanya menghancurkan jalanan disekitarnya. Oleh karena itu, sekelompok <Nibelcol>, yang dikenal karena kepemimpinannya dan kekuatan jumlah mereka, diberi tanggung jawab untuk menghancurkan benteng itu.



“Un, jangan bilang begitu. Ini untuk Otou-sama.”



“Ayo bergegas dan akhiri ini jadi kita bisa keluar dan bermain.”



“Iya~~.”



“Hei, siapa yang ingin bermain?”



“Yah──sumber kekuatanku datang dari <Sister>. Jika dia menggunakannya sebagai templateku, maka dia harus cantik dan menarik.”



“Benar. Dia haruslah wanita berbudi luhur dengan sosok yang tak punya celah, wanita super yang sempurna.”



Mirip sekelompok anak SMA, <Nibelcol> terus ngobrol tanpa henti.



Tiba-tiba, ada suara “gagagagagaga!” yang turun dari peluru sihir yang menghujani sekelompok <Nibelcol> itu.



“Kya!”



“Sakit~~!”



Jeritan tanpa tekanan terucap saat kepala dari beberapa <Nibelcol> memantul dari tubuh mereka.



<Nibelcol> yang tersisa melihat kesekeliling lalu menemukan beberapa Wizard <Ratatoskr> yang menjaga turret itu. Rupanya, merekalah yang menyerang <Nibelcol>.



“Sungguh tidak kompeten!”



“Aku takkan pernah memaafkanmu!”



<Nibelcol> yang terjatuh mengatakan hal itu saat kepala dan luka mereka yang lain beregenerasi.



“Ap……!?”



Takut dengan apa yang baru saja terjadi, para Wizard terus menembak sampai batas mereka.

“Humph──”



Meski satu atau dua tubuhnya dibunuh itu bukan hal yang merepotkan, luka itu masih menyakitkan. Semua <Nibelcol> mengangkat tangan mereka.



“<Beelzebub·Page>”



<Nibelcol> serentak melantunkannya saat mereka memanggil namanya.



Lalu, respon dari perintah itu, kertas yang ada ditangan <Nibelcol> menari-nari diudara; berubah menjadi penghalang yang melindungi mereka dari serbuan peluru sihir.



“Apa……!?”



Suara dari para Wizard menggema dengan kacau.



Namun, itu bukan akhirnya. Beberapa kertas yang tersisa langsung merubah dirinya menjadi pesawat kertas, melayang kearah para Wizard itu dengan kecepatan yang secepat peluru.



“Uga……!”



“Gu──”

Pesawat kertas itu menembus Voluntary Territory dari para Wizard dengan mudah, terbang melintasi bahu atau kaki mereka lalu kembali ketangan <Nibelcol> seperti peluru.

“Ahahaha! Rapuh sekali!”



“Bukankah <Ratatoskr> punya beberapa rekan <Spirit>? Meskipun aku juga bisa dianggap sebagai Spirit.”



“Ah, jadi tak perlu mencemaskan retribusinya.”



“Aku mengerti, ahahaha.”



<Nibelcol> tertawa kecil lalu mengangkat tangannya lagi, mengarahkan pesawat kertas itu kepada para Wizard.



“Ku… …”



“Selamat tinggal.”



Namun, beberapa saat kemudian, saat <Nibelcol> ingin meluncurkan kertas itu, ada angin yang menghembuskannya dari belakang, mengerbangkan lembaran-lemabaran <Beelzebub·Page>.



“Kya!”



“A-Apa ini?”



<Nibelcol> menahan rok dan rambut mereka saat mereka berbalik.



Kemudian, gadis muda yang memakai Astral Dress terbatas dan pedang besar mendekat untuk menyerang <Nibelcol>──Itu adalah Spirit, Tohka.



“Hahhhhhh!”



“Kya!”



Lalu, sekelompok <Nibelcol> itu menyebar menjaddi dua kelompok untuk menghindari serangan. Lalu, dari belakang Tohka, Yamai bersaudari, yang memakai Astral Dress terbatas juga sayap di kiri dan kanan bahu mereka, berbicara pada Wizard yang melindungi turret.



“Serahkan pada kami.”



“Mundur. Tolong kembalilah.”



“……! M-Maaf……!”



Para Wizard itu meninggalkan area sambil memegang bahu mereka, yang baru saja disayat oelh <Beelzebub·Yelet>. Dengan cepat mengkonfirmasi dalam sekali lihat, Kaguya dan Yuzuru berbaris disamping Tohka, yang menatap <Nibelcol> dengan tajam.



3 Spirit. Melihat pemandangan ini, <Nibelcol> melebarkan matanya karena terkejut lalu tersenyum jahat.



“Kyahaha, serius?”



“<Princess> dan <Berserk>? Fraksi petarung telah berkumpul.”



“Kupikir akan membosankan menghancurkan benteng ini. Kalian benar-benar perhatian pada kami.”



Setelah mereka berhenti bicara, <Nibelcol> mengangkat tangannya untuk memanggil kembali lembaran-lembaran <Beelzebub·Yelet> yang tertiup angin. Pesawat kertas kembali menjadi lembaran lalu berubah ke bentuk lain dengan cepat.



──bangau kertas. Rentetan dari ribuan bangau kertas berbaris bersama seperti sekawanan burung.



“Fufu, kau akan kalah jika kau pikir kau bisa menerbangkan ini dengan anginmu lagi.”





“Jika kau tidak pedulu, tubuhmu akan berlubang-lubang seperti sarang lebah.”



“Sekarang, apa kau pikir kau bisa memenggal kepalaku seperti tadi?”



“Tapi, kupikir kau tidak akan bisa.”



“Aku adalah satu kesatuan, semua yang menjadi satu.”



“Tidak peduli berapa kali kau membunuh. Selama <Beelzebub> ada di sini, aku takkan pernah mati.”



“Kyahaha, bagaimana kau akan membunuh gadis yang tidak tahu akan kematian?”



<Nibelcol> tersenyum tenang sambil berdiri didepan barisan bangau kertas. Namun, saat Tohka dan Yamai bersaudari menatap <Nibelcol> dengan intens, mereka tidak meluncurkan serangan apapun.



“……?”



Pertama, kelihatannya mereka mencari celah untuk membunuh <Nibelcol>──tapi itu tidak benar. Di dalam mata mereka tidak ada kebingungan ataupun kesulitan.



Tenang──tapi menyembunyikan maksud yang kuat. Itulah yang dikatakan di mata mereka.



“<Nibelcol>, maaf, tapi lawanmu bukan kami.”



“Kaka, begitulah, ada lawan yang lebih cocok untukmu.”



“Setuju. Yuzuru dan yang lain hanya pengawal.”



“……Ha?”



Semua <Nibelcol> melengkungkan alisnya ke atas karena terkejut.



Seharusnya para Spirit adalah kekuatan tempur terbaik yang dimiliki <Ratatoskr>. Jika ada bisa menggantikan mereke, maka hanya ada mantan Adeptus 2──seseorang yang selevel Takamiya Mana. Namun, jika saja Wizard itu muncul, situasi tidak akan berubah banyak. Bagaimanapun juga, tidak pedulu berapa banyak <Nibelcol> yang dibunuh──



“……………Eh?”



Berhenti ditengah pemikirannya <Nibelcol> mengeluarkan suara bingung.



Karena yang dia lihat, datang dari belakang Tohka dan yang lainnya, muncul seseorang yang berjalan melewati pasir dan debu.

──Itu, muncul seorang anak laki-laki.



Tingginya sedang dan berwajah lokal, dia tidak memakai Astral Dress terbatas ataupun CR-Unit.



Hanya anak SMA biasa.



“Itsuka…… Shidou?”



Dengan mata yang melebar karena terkejut, nama itu terucap dari mulut mereka. Ya, orang itu, berjalan melewati kota yang telah berubah menjadi gunungan puing karena bombardir dari udara, benar-benar orang yang harus dibunuh oleh <Nibelcol>, Itsuka Shidou.



Jika Westcott mati, maka DEM akan kalah.



Jika Itsuka Shidou mata, maka <Ratatoskr> akan kalah.



Meskipun itu bukan aturan tertulis, kedua pihak sudah menyadari kenyataan itu.



Oleh karena itu, <Nibelcol> juga berpikir bahwa Shidou bersembunyi dibalik kapal udara terkuat. Setidaknya, muncul digaris depan medan perang tanpa pengawal adalah sesuatu yang tidak pernah diduga. Kejutan itu membuat <Nibelcol> membeku sejenak.

Namun, kekosongan itu berakhir beberapa saat kemudian. <Nibelcol> mengubah ekspresi kagetnya menjadi senyuman tak kenal takut, menatap Shidou yang mendekat ke sisinya.



“Yah…… meski aku tak tahu apa yang kau rencanakan, kau sangat berani ya.”



“Kau adalah lawanku? Ahaha, apa kau meremehkanku?”



“Yah, tidak peduli apapun itu, ini akan menjadi sovenir yang bagus untuk Otou-sama──Ya!”



<Nibelcol> mengangkat tangan mereka dan menembakkan <Beelzebub·Page> yang dibentuk menjadi bangau kertas.



“Fu──!”



Tohka dan Yamai bersaudari melompat ke depan untuk melindungi Shidou dari bangau-bangau kertas itu.



Namun, tindakan itu sudah bisa diduga.



Soal kekuatan individu yang absolut <Nibelcol> tidaklah berbohong, tapi kekuatan dari jumlah yang dia miliki mendorong segalanya. <Nibelcol> membuat salinan 30 Spirit, sambil mendekat kearah Shidou.



“Hahahahahaha──!”



Sambil tertawa keras, salah satu <Nibelcol> mendekat ke arah Shidou.



Tohka dan yang lain terlalu jauh di belakang. Bahkan untuk seorang Spirit, mereka takkan bisa sampai tepat waktu.



<Nibelcol> mengulurkan tangannya untuk menusuk jantung Shidou.



Namun──



“<Nibelcol>.”



Kemudian, Shidou, yang terdiam sejak tadi, mengeluarkan suara lembut yang tak diduga.



“──Aku mencintaimu.”



“…… …………………Ha?”



Mendengar perkataan yang tak terduga itu, langsung saja <Nibelcol> melebarkan matanya karena terkejut.





Namun, itu hanyalah awal dari tindakan anehnya Shidou. Mengambil celah itu, Shidou meraih kepala <Nibelcol>──



“────”



Kemudian, dia menarik <Nibelcol> ke depan, menekankan bibirnya ke bibir <Nibelcol>.



“………!?



Tindakannya yang mendadak itu membuat pikiran <Nibelcol> penuh dengan pertanyaan. Tujuannya benar-benar tidak bisa dimengerti. Apa dia kehilangan akal sehatnya karena kematian sudah mendekat? Namun, tak ada keraguan dalam tindakannya. Jadi kenapa dia muncul di medan perang lalu melakukan hal ini? Apa ini strategi rahasia musuh? Tidak mungkin. Bagi <Nibelcol> yang tidak bisa mati, hal seperti itu takkan──



“Uh… …huh… …?”



<Nibelcol> merasa tidak nyaman. Seakan mengalami ilusi tubuhnya meleleh. Tubunya tidak bisa bertahan. Mengalami serangan yang mirip demam. Membakar. Hati. Meleleh. Namun, juga ada perasaan tidak dia ketahui tapi entah kenapa rasanya menyenangkan──



──Dengan cahaya redup, <Nibelcol> menghilang seperti gelembung saat kertas itu jatuh ke tanah.



Saat kertas itu sampai ke tanah, dia memudar menjadi partikel cahaya di udara.



“Ha… …!?”



“Apa──ini… …!”



Individu-individu yang melihat pemandangan itu berbicara dengan suara gemetar.



Kemudian, individu-individu itu merasa bahwa jantungnya berdetak dengan kecepatan yang tidak normal. Seolah-olah dia telah terkena suatu obat rahasia yang menyebab euforia di otaknya. Lalu seperti individu yang sebelumnya, mereka semua menghilang menjadi partikel cahaya dengan rasa senang luar biasa.



“M-Mencium!? <Nibelcol>… ..?”



Tepat sebelum perang antara <Ratatoskr> dan DEM dimulai.



Di dalam dek kapal <Fraxinus>, setelah diberitahu cara menangani <Nibelcol> oleh Maria, Shidou mengeluarkan ekspresi bingung.

Tidak, bukan hanya Shidou. Para Spirit dan anggota kru semuanya membuat ekspresi yang mirip dengan Shidou.



Namun, Maria terus berbicara dengan nada yang tenang, saat layarnya mulai berkedip.



“Ya, dengan ciuman. ──Meskipun palsu, <Nibelcol> masihlah Spirit. Dipastikan ada Reiryoku dan bukan kekuatan sihir yang terpantau dari mereka. Hasilnya, seharusnya mereka bisa disegel dengan kekuatan Shidou.”



“T-Tunggu sebentar. Meski keadaannya seperti yang Maria katakan, dibutuhkan hal positif untuk membuat segel pada Spirit. Jika pihak lain tidak membuka hatinya, maka tak peduli seberapa banyak ciuman yang……”



Shidou berbicara dengan keringat yang menuruni wajahnya.



Ya, sampai sekarang hal itu telah diberitahukan oleh Kotori dan Reine selama berkali-kali. Bahkan jika ada celah untuk mencium <Nibelcol>, musuhnya adalah Spirit yang diciptakan oleh DEM dan menargetkan nyawa Shidou dengan hasrat membunuh yang jelas. Shidou tidak berpikir jika menyegel kekuatan spiritual itu bisa dilakukan.



Ngomong-ngomong, ngobrol santai untuk meningkatkan kebahagiaan <Nibelcol> juga bukan pilihan. Usulan Maria hanya bisa menjelaskan omong kosong.

Namun, Maria, sepertinya dia berpikir bahwa respon Shidou itu masuk akal, dia menghela nafas (atau setidaknya suaranya mirip) lalu meneruskan.



“──Memang benar, seperti yang kau katakan. Namun, itu hanya berlaku untuk Spirit biasa.”



“A-Apa maksudmu……?”



“Tolong ingat-ingat asal <Nibelcol>, dari mana mereka dibuat.”



“Dari mana……”



Saat Shidou mengatakannya, dia beralih menatap Nia. Dengan cara yang sama, para Spirit yang lain mengikutinya. Karena dihujani perhatian tak terduga secara tiba-tiba, Nia menurunkan punggungnya dengan suara “uffum”. Namun, tak ada seorangpun yang meresponnya. <Nibelcol> adalah Spirit yang dibuat dengan kekuatan <Beelzebub>. Dan Demon King <Beelzebub> sebenarnya adalah buku Angel <Rasiel> milik Nia.



“Ya, Asal mula <Nibelcol> adalah <Beelzebub>, tapi kristal Sephira bukanlah hal yang dicuri dari Nia.”



“Itu artinya……”



Kotori mengangkat alisnya setelah memikirkan sesuatu, lalu dengan cepat Maria menyela dengan “ya”.



“Nia. Apa yang kau pikirkan soal Shidou?”



“Eh? Jika itu bisa membantu persiapan segelnya, maka aku bisa meningkatkannya kapan saja.”



Saat Nia membalas dengan agak murung, Maria terbatuk karena kecewa sebelum melanjutkan.



“Tunggu sebentar. Apa kau ingin bilang bisa tidaknya <Nibelcol> disegel itu tergantung tingkat kebahagiaan Nia……!?”



“Sepertinya begitu. ──Perumpamaan umumnya, bahkan jika bibir wanita murahan itu ragu, setidaknya tubuhnya bisa sedikit lebih jujur.”



“…………”



Karena perumpamaan yang dianggap umum itu, Shidou mengelap keringat yang ada di dahinya.



Ngomong-ngomong, jika teori Maria benar, seharusnya mereka bisa menetralakan musuh tersulit, <Nibelcol>. <Bandersnatch> dan <Nibelcol>. Jika mereka berdua, yang menjadi kekuatan utama dari musuh, menghilang, <Ratatoskr> yang kalah dalam hal jumlah, mungkin bisa menang.



Tapi kemudian, Kotori menggelengkan kepalanya dengan lembut.



“Bahkan jika itu benar, itu terlalu berbahaya. Karena harus mencium <Nibelcol>, itu artinya, Shidou, akan menjadi target, karena muncul di medan perang.”



“Muu──”



Tohka dan yang lainnya, menyadari maksud perkataan Kotori, lalu membuat ekspresi bingung.



Memang, jika dipikirkan dengan akal sehat, strategi itu benar-benar mustahil. Karena, itu berarti mengirim orang yang seharusnya tetap bersembunyi menuju garis depan medan perang.



“………”



──Namun, Shidou tidak patah semangat.



Seperti yang dia katakan, Shidou menatap semuanya dengan tatapan kuat.



“Ayo lakukan. Jika hanya ini caranya. Lagipula…… bukankah metode ini sangat cocok dengan gaya kita.”





──Di saat yang sama sensasi ciuman itu menghilang, gadis yang dia pegang itu menghilang menjadi partikel cahaya.



“………”



Karena perasaan misterius itu, Shidou terdiam di tempat selama beberapa saat. Tidak, bukan itu saja.



Setelah melihat ciuman antara Shidou dan <Nibelcol>, wajah <Nibelcol> yang ada di sekitarnya menjadi memerah, memutar tubuhnya sambil memegang dadanya sebelum akhirnya menghilang juga.



Mungkin fenomena ini sudah diprediksi oleh Maria. <Nibelcol> adalah satu kesatuan, banyak yang menjadi satu.



Oleh karena itu, efek yang sama dapat dilihat pada individu yang dicium dan individu yang menyadari ciuman itu.



Lubang maut bagi kelompok sempurna, pasukan yang tak bisa mati, <Nibelcol>.

Meski Shidou memang mudah diserang dalam medan perang ini, sebaliknya, hanya dia pedang yang bisa menghancurkan pasukan terkuat──!



“Bisakah kita mulai <Nibelcol>, sudah waktunya bagiku dan dirimu untuk mulai berkencan (perang).”



Shidou mengumumkannya dengan nada yang tenang namun menggugah. Lalu, seakan ingin memprovokasi <Nibelcol> lagi, dia mengulurkan jari-jemarinya.



“……!”



“Jangan meremehkanku──”



“Kami──!”



<Nibelcol> yang berhasil kabur dari penyegelan berekspresi tersipu malu juga marah saat mereka melompat kedepan Shidou untuk menyerangnya.



“Ha!”



Shidou memasukkan Reiryoku <Gabriel> ke dalam suaranya, diikuti dengan teriakan yang mengesankan; tenaganya ditanami kekuatan.



Meskipun penyegelan harus dilakukan, lawannya masihlah Spirit. Kekuatan fisiknya berbeda jauh bagai surga dan neraka. Kekuatan Angel diperlukan untuk mencoba menyamai cepatnya pergerakan <Nibelcol>



“Ahahahahaha!”



“Pergilah ke neraka sana──!”



<Nibelcol> meneriakkannya saat mereka menyerang Shidou dari segala arah.



Sepertinya <Nibelcol> masih kebingungan karena situasi tak terduga itu, tapi respon mereka masih sama. Tentu, hanya sebuah bibir yang Shidou miliki, jadi tidak mungkin baginya untuk merespon saat ditekan dari segala arah di saat yang bersamaan.



Namun.



“──<Zadkiel>! <Haniel>!”



Saat Shidou memanggil nama itu, uap air yang mengembun di udara berubah menjadi 3 pilar es dibelakangnya.



Lalu, beberapa saat kemudian, Shidou menggunakan kekuatan <Haniel> untuk membuat pilar-pilar es itu memiliki penampilan yang sama dengan dirinya.



“Ap… …!?”



Menghadapi kejutan ini, <Nibelcol> mendekati Shidou tanpa ragu. Dari perhitungan waktunya, ini terjadi kurang dari satu detik.



Namun, bagi Shidou itu waktu yang lama, karena dia sudah meningkatkan kekuatan fisik dan refleknya dengan <Gabriel>.



“──Un──”



“…………!?”



Shidou meraih <Nibelcol> yang mendekat dan langsung menyambar bibirnya.



“Ha…… ini……”



Lalu, individu yang melihat adegan itu, menghilang menjadi partikel cahaya bersamaab dengan orang yang dicium.



“Ap…… Apa, kalian──!”



<Nibelcol> yang bertahan karena jarak informasi mereka, mengeluarkan teriakan.

Saat ini, mereka menuju ke arah Shidou. Mereka mengangkat tangan dengan cepat, halaman-halaman buku itu melayang lalu menggulung menjadi kerucut, mengarahkan ujungnya ke arah Shidou.



Memang, jika mereka bisa disegel dengan ciuman, maka mereka harus menyerang dari jarak yang aman. Meskipun sederhana, itu adalah strategi yang efisien.



“Tapi──”



──Jika mereka bisa menghilang karena pengakuan itu, jadi mungkin saja.

Membawa tangan kanan ke depan bibirnya, dia membuat gerakan main-main lalu mengulurkan tangannya kearah kelompok <Nibelcol> yang baru saja melepaskan kerucut itu.



“Uh………… tch!”



Benar, itu seperti──ciuman terbang. Atau istilah awamnya, itu adalah tembakan ciuman.



“Ugu…… !”



“Ha──!?”

Setelah menerima lemparan ciuman dari Shidou, semua <Nibelcol> tersipu dengan liar sambil memegang pipi mereka.




“──<Raphael>!”



Menggunakan angin karena melihat kesempatan, dengan cepat Shidou mendekati <Nibelcol> terdekat dan menyambar bibirnya.



“Ahh……”



“Umm……”



Dengan meninggalkan suara mabuk itu, <Nibelcol> yang ada disekelilingnya juga menghilang. Yang tersisa karena berada di kejauhan, <Nibelcol> mengeluarkan suara “Hii” karena ketakutan.



“Sekarang…… siapa selanjutnya?”



“Kya… ahhhhhh!”



“Otou-sama──!”



Berteriak, <Nibelcol> yang tersisa kabur menyelamatkan diri.



Namun, saat ini mereka terlihat seperti gadis yang lemah, meski begitu mereka masihlah sebuah ancaman bagi para Wizard dan Spirit. Meski dia merasa agak bersalah karena telah membully mereka, Shidou menggunakan angin <Raphael> untuk mengejarnya.



“Aku takkan membiarkanmu lari──neko-chan.”



──Lalu badai cinta dilepaskan.



Baik <Nibelcol> yang ingin kabur atau <Nibelcol> yang ingin menyerang, kedua grup itu gemetaran saat mereka mencoba bersembunyi di reruntuhan ataupun menyerang target mereka.



Shidou tidak membedakan keduanya. Dia membisikkan kata-kata manis lalu menyambar bibir mereka dengan lembut.



Sikap itu tidak bisa dilawan oleh para Spirit itu.



Meski <Bandersnatch> dan para Wizard yang lain akan mencoba turun dari langit setelah menyadari keanehan ini, tak ada seorangpun yang bisa menembus barisan Tohka dan Yamai bersaudari, yang diperintahkan untuk menjaga Shidou. Beberapa saat kemudian, sebagian besar <Nibelcol> yang dikirim ke permukaan untuk menghancurkan benteng telah lenyap.

“Fu──”



Namun, masih ada beberapa <Nibelcol> di permukaan tanah. Karena tujuan perang yang selanjutnya, Shidou maju ke area yang ada banyak <Nibelcol>nya.



Namun──



“Shidou!”



Tiba-tiba suara Tohka terdengar dari langit.



Kemudian, Shidou merasa ada seseorang yang mengintai dibelakangnya.



“Ku……!”



──Apa dia tertarik pada <Nibelcol> yang menderita karena diserang……!?



Berpikir sejenak, hanya ada sedikit penyesalan. Shidou merentangkan tangannya ke belakang untuk melindungi punggungnya. Meski menerima serangan, dia masih bisa disembuhkan dengan kekutatan regenerasi dari <Camael> selama dia tidak langsung mati. Kemudian, Shidu harus mencium bibirnya meski itu mempertaruhkan hidupnya.





──Namun.



“Eh?”



“……”



Saat Shidou berbalik, matanya melebar lalu dia berhenti bergerak.



Alasannya sederhana. Apa yang Shidou kira itu adalah <Nibelcol> ternyata bayangan dari──



“…… Ara, ara. Kau berani sekali, Shidou-san.”



Dengan kedua mata yang warnanya tidak sama, seorang gadis membuat senyuman menggoda di depannya.

Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded