Bab 1 - Sinyal Yang Menandakan Pecahnya Perang

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Meski ada keinginan untuk berbicara, hanya ada suara terengah-engah nan serak yang datang dari bibirnya.



Dengan tekanan yang ekstrem dan hanya sedikit kegembiraan yang ada saat ini, tubuh dan pikirannya roboh karena kelelahan. Kaki Tokisaki Kurumi gemetar lalu jatuh ketanah.



“Diriku!”



“Apa kau baik-baik saja?”



Setelah itu, gadis-gadis yang ada di sekelilingnya mengeluarkan suara cemas.

Dengan rambut yang diikat tidak rapi antara kiri dan kanan dan jam yang terlihat di mata kirinya, mereka semua adalah klon Kurumi dengan penampilan yang sama persis dengan dirinya. Kurumi terbatuk serak sebelum perlahan berdiri.



“Un… … ini bukan kesepakatan yang bagus.”



Saat ini, Kurumi berada di atap sebuah gedung di larut malam. Dengan rembulan yang tertutup awan. Hanya lampu jalanan yang memberikan cahaya redup dari bawah.



“… … …”



Kurumi melihat kebawah untuk menatap kegelepan yang pekat dari bayangannya sendiri. Sambil mengangkat kakinya secara perlahan⸺⸺gack! Dia menapak dengan tumit kakinya.



Bukan untuk memanggil Angelnya atau klon lain yang bersembunyi di bayangannya. Hanya saja──tidak lebih dari perasaan lega soal Spirit yang tertangkap dipusat bayangannya beberapa saat yang lalu.



Ya, sampai beberapa saat yang lalu, Kurumi berada ditengah pertempuran melawan keberadaan Spirit yang diklasifikasikan dengan nama <Phantom>.



Dengan eksistensi yang disembunyikan secara misterius oleh tudung dari lapisan gangguan, dia adalah Spirit yang bisa membuat manusia menjadi Spirit. Dan juga, sosok yang ada dibalik mosaik itu──tidak lain dan tidak bukan ternyata adalah asisten guru Shido dan yang lainnya dan staf analisis <Ratatoskr>, Murasame Reine.


Tapi meski begitu, menendang bayangan saja belum cukup untuk memastikan keadaan saat ini.



Meski hanya ada sebuah pintu masuk, bayangan Kurumi memisah menjadi dua area.



Ruang itu mirip dengan altar penyimpanan dimana para klon bisa keluar masuk sesuka hati mereka.



Ngomong-ngomong, ada ruang lain yang didesain layaknya perut untuk merampas “waktu” dari penyusup.



Tentu saja, Kurumi telah menelan Reine menuju yang terakhir.



Ruang itu juga diluar pengawasan Kurumi. Jangankan meludahi mereka yang tertelan, mengintip untuk mengetahui situasi didalam sana juga sangat mustahil. Seperti manusia yang tidak bisa menggunakan matanya untuk melihat langsung ke dalam tubuh mereka sendiri.



… …Alasan menendangan bayangan itu karena tidak ada tujuan lain untuk mengirimkan emosi yang terbakar.



Tidak peduli seberapa kuatnya seorang Spirit, mustahil untuk tetap hidup setelah ditangkap kedalam ruang itu. Setelah pulih sebentar dari suasana sunyi dan keadaan kembali menjadi tenang, Kurumi menghela nafas ringan.

“Benar-benar──itu terlalu mudah. Untuk Spirit yang memecah kekuatannya sendiri… … sampai sejauh itu.”



Setelah berbicara sendiri. Kurumi berbicara dengan keras.



Faktanya, itu bukanlah kekuatan aslinya. Hasilnya, karena serangan mendadak dari Kurumi dia tidak memiliki waktu untuk menggunakan Astral Dress nya. Namun, yang terpenting adalah hasil akhirnya. Reine menghilang saat Kurumi masih berdiri disana. Hanya itu saja yang menjadi hasil akhir dari pertarungan itu.



Kurumi menajamkan pandangannya setelah menghela nafas dalam. Lalu, dia mengangkat kepalanya dengan perlahan.



“Datanglah──kita. Ini bukanlah akhir. Targetku bukanlah sampah yang ada beberapa saat yang lalu, tapi monster yang berjaya 30 tahun yang lalu.”



“… … …”



Saat Kurumi berbicara keras, para klon mengangguk dengan tatapan patuh di wajah mereka.



“Untuk itu, reiryoku yang tersegel di tubuh Shidou-san sangat diperlukan──ayo.”



“Eh, eh, ayo.”



“Hancurkan rencana DEM, dan menangkap Shidou-san dengan tanganku.”



“Jika <Phantom> membagi kekuatannya seperti ini, mudah saja mengalahkannya sebelum dia lahir.”



“Eh, tapi──”



Tiba-tiba, salah satu klon menunjukkan ekspresi cemas.



“Kenapa <Phantom> membagi kekuatannya untuk menambah jumlah Spirit. Tentu saja, bukankah itu hanya akan membuat dirinya menjadi lemah.”



“… … ….”



Setelah mendengar perkataannya klon itu, Kurumi kembali terdiam sesaat.

Tentu, seperti yang dia katakan. Jika Reine dalam kekuatan penuh, maka Kurumi tidak memiliki kesempatan untuk menang.



Dengan situasi yang melihatkan kehidupannya sendiri, Kurumi berpikir dia tidak hanya bermain-main dengan mengubah menusia menjadi Spirit.

Pasti ada suatu──alasan.



Meski itu artinya kehilangan kekuatan, ada sesuatu yang diperlukan untuk menyelesaikannya.



Meski itu berarti memperlihatkan hidupmu kedalam bahaya, ada sesuatu yang ingin dicapai.



“… … …”



Namun, tidak peduli seberapa banyak dia memikirkannya, mustahil untuk memikirkan jawabannya. Satu-satunya wanita yang bisa menjawab pertanyaan itu saat ini sedang tidur dalam kegelapan bayangannya.



“──Humm.”



Dengan nada tidak puas, Kurumi pergi dari tempat itu diikuti oleh para klonnya.





“──Komandan! Respon Shidou-kun telah tertangkap!”



Di atas kapal perang yang melayang di langit kota Tenguu, <Fraxinus>, suara para kru terdengar di dek.



Membalas suara itu, gadis yang duduk di kursi kapten dengan rambut yang diikat twintail dibelakang pudaknya dia berdiri.

“! Baiklah, di mana dia!?”



Sebagai kapten dari <Fraxinus> dan perwira komandan <Ratatoskr>, Itsuka Kotori mengangkat stik Chupa Chups dari mulutnya ke atas saat dia memiringkan badannya ke depan agar fokus pada layar monitor.



Meski begitu, tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa responnya itu terlalu berlebihan.



Bagaimanapun juga, keberadaan kakak Kotori, Itsuka Shidou, telah menghilang saat dia melakukan kontak dengan Spirit terburuk, Tokisaki Kurumi.



Beberapa detik kemudian, sosok lelaki muda ditampilkan di layar utama. Bertubuh sedang dan tinggi rata-rata, diiringi dengan langkah kaki yang agak bergaya. Meski ekspresi wajahnya tidak terlihat karena kepalanya menghadap ke bawah, tidak diragukan lagi itu adalah kakak Kotori, Itsuka Shidou.



Meski dia tidak tahu apa itu hanya ilusi, rasanya pakaiannya menjadi agak kotor dari sebelumnya. Terlebih lagi, Kurumi, yang seharusnya bersama dirinya, tidak terlihat di manapun. Apa yang terjadi?



“Bagaimanapun juga, ayo pulihkan Shidou terlebih dahulu.”



“Baik!”

Merespon perintah Kotori, semua kru mulai mengoperasikan konsol mereka.

Lalu beberapa saat kemudian, diikuti oleh mesin penggerak kecil yang bergerak didalam <Fraxinus>, sosok Shidou yang ada di monitor tiba-tiba menghilang.



Beberapa saat kemudian, sebagai gantinya, sosok Shidou muncul di perangkat transportasi yang terpasang di dek atas bagian dalam dengan partikel cahaya redup yang mengelilingi orang itu.



“Shidou!”



Dengan tenggorokan yang gemetar, Kotori berlari dari kursi kapten menuju ke sisi Shidou.



“Apa kau baik-baik saja!? Apa yang terjadi!? Kurumi──”



Saat itu, Kotori, yang menanyai Shidou sambil menggenggam lengan Shidou, tiba-tiba menghentikan perkataannya.



Kekhawatiran, penderitaan, dna juga penyesalan.



Bentuk itu──ekspresi yang penuh dengan kebulatan tekad.



Tentu saja, untuk menyegel Reiryoku Kurumi kebulatan tekad yang cukup itu diperlukan untuk melawannya. Namun, perasaan yang dipancarkan Shidou saat ini melebihi tingkat kegilaan dan kesedihan dari misi yang dia jalankan.



Itu seperti──obsesi yang dibutuhkan untuk menyelamatkan seseorang meski bayarannya adalah hidupmu sendiri.



Dengan kobaran api di kedua matanya, Kotori merasa kewalahan selama beberapa saat.



“──Kotori.”



Tiba-tiba Shidou mengangkat kepalanya dan membuka mulutnya.



“Bisakah kau mengumpulkan semuanya? Aku akan memberitahu kalian semuanya. Saat ini, tidak──apa yang terjadi hingga saat ini. Apa yang Kurumi lakukan itu demi diriku.”



Ada segunung pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Terlebih lagi, sejak lokasi Kurumi masih belum dipastikan, ada potongan informasi lain yang mereka ingin sesegera mungkin. Tentu saja, biasanya Kotori akan berkata, “Kenapa kau mengatakan itu?” dan memaksanya untuk melanjutkan omongannya.



Namun, dia memutuskan untuk tidak melakukannya. Satu alasannya yaitu karena waktu pembicaraan, tapi saat ini Shidou terlihat penuh dengan misteri yang akan hancur menjadi kepingan kecil jika dirangsang lebih jauh lagi.



“… …Un, aku mengerti.”



Kotori menghela nafas lega sebelum menurunkan lehernya karna menyerah.

Setelah pikirannya kembali lagi karna nafas dalam itu, dia memerintahkan semua kru.



“Shiizaki, kumpulkan semua Spirit menuju Mansion. Minowa, tolong hubungi Miku, Origami, dan Nia! Kawagoe, lanjutkan pencarian terhadap Kurumi!”



“Dimengerti!”



Mendengar Kotori memberikan instruksi tanpa jeda, semua kru langsung membalas secara serentak. Kotori sedikit mengangguk tanda setuju sebelum mengarahkan pandangannya ke sisi kiri.



“Dan juga Reine, kau harus menghubungi Mana──”



── Di saat itu.



Setelah berbicara sejauh itu, Kotori mengerutkan alisnya.

Yang ada di depan pandangannya, ada figur seorang wanita yang duduk di depan konsol. Dia punya rambut panjang yang diikat secara berantakkan dan lingkaran hitam tebal dibawah mata mengantuknya. Dari saku dada seragam militer Ratatoskrnya, terlihat boneka beruang dengan tanda jahitan yang mengintip keluar.



Staf analisis <Ratatoskr> dan teman dekat Kotori, Murasame Reine.



“… …Un, dimengerti. Aku akan menghubungi Mana.”



Reine mengangguk pelan untuk merespon Kotori.



Tidak ada sesuatu yang aneh melebihi apa yang dia bayangkan. Penampilan, suara, dan tanggapannya masih sama seperti biasa.



Tapi kenapa? Kotori merasakan perasaan aneh semacam kegelisahan dari pandangan itu.



“… …Kotori?”



“──”



Mendengar Reine memanggil namanya, bahu Kotori tersentak beberapa saat.



“Ah… …maaf, tolong lakukan.”

Meski memperlihatkan semacam kegugupan, Kotori sedikit menganggukkan kepalanya sebelum mengembalikan padangannya menuju masalah utamanya.





──Sekitar satu jam berlalu sejak Shidou kembali ke <Ratatoskr>. Ruang pengarahan yang ada di dalam kapal didominasi dengan kesunyian.



Ditambah Shidou, ada 13 orang di ruangan ini. Tohka, Origami, Kotori, Yoshino, Kaguya, Yuzuru, Miku, Natsumi, Nia, Mukuro, dan Reine dan Mana disamping para Spirit. Tambahan, Maria, AI pengatur <Fraxinus>, seharusnya sedang mengawasi situasi ini melalui layar monitor.



Meskipun ada banyak orang yang berkumpul, tak ada seorangpun yang mengatakan sepatah katapun sejak beberapa saat yang lalu, semuanya tetap diam dengan ekspresi wajah yang sulit.



Diantara mereka, Mana mengerti, tapi juga tidak bisa menerimanya, mengerutkan alsinya sambil menyilangkan tangannya. Meski begitu, itu tidak bisa dihindari.



Semua orang sudah mendengarnya. Mereka semua tahu. Shidou sudah memberitahu semuanya.



<Nightmare>──tentang bagaimana Tokisaki Kurumi menjadi Spirit dan alasan kenapa dia bersedia menganggung reputasi buruk sebagai Spirit terburuk. Dan juga, untuk menyelamatkan Shidou dari takdir kematiannya, berkali kali mengulang dunia lagi dan lagi.



Shidou mengatakannya tanpa ada yang ditutup-tutupi, dibesar-besarkan ataupun dipalsukan. Langkah kakinya, tindakannya, dan tentu saja──kesedihannya.



Biasanya, bohong jika Shidou dibilang tidak merasa gelisah saat membicarakan hal semacam ini. Namun, untuk mengembalikan perbuatan Kurumi, tentu saja harus didiskusikan dengan semua orang.



Tapi lebih dari itu──Shidou ingin semua tau.



Gadis yang dikenal sebagai Tokisaki Kurumi tidak hanya mengumpulkan kejahatan sadis yang tak terhitung jumlahnya demi kepentingannya sendiri ataupun hanya bersenang-senang.



Tidak mengetahui jika telah melakukan kesalahan tanpa dia sadari, tekadnya yang tinggi membuatnya memilih jalan yang penuh duri untuk menyelamatkan umat manusia, teman dan juga dunia.



… …Yah, mungkin, Kurumi benci jika hal ini diketahui oleh orang lain.



“Muu… … aku tidak tahu jika hal semacam itu pernah dialami Kurumi.”



“Sangat menakutkan… …”



Tohka dan Yoshino yang pertama membuat inisiatif untuk memecahkan kesunyian. Mata keduanya terbuka dengan lingkaran penuh keringat yang menggantung menuruni wajahnya.



“… …Sulit menerima hal semacam itu sebagai sebuah kebenaran.”



Saat itu, seorang gadis muda, dengan rambut yang diikat ponytail dan air mata mirip tahi lalat, berbicara.



Takamiya Mana. Wizard milik <Rataroskr> dan mengklaim sebagai adik Shidou. Matanya yang kaku sekarang dipenuhi keraguan dan kebingungan.



“Binatang kejam dan suka melawan berwujud manusia, yang karakternya berfokus pada hidangan barbeque premium selanjutnya, <Nightmare> itu ingin menyelamatkan semua orang? Lelucon itu terlalu buruk untuk ditertawakan.”



Setelah selesai bicara, Mana mengangkat bahunya. Namun, itu sudah bisa diduga. Mana dan Kurumi merupakan musuh yang sudah sering berhadapan hingga saat ini. Bahkan jika penjelasan itu dikatakan secara tiba-tiba, mustahil untuk menerimanya begitu saja.



“Mana, aku mengerti perasaanmu, tapi──”

Namun, saat Shidou ingin bicara, Mana menurunkan padangannya dan menjulurkan telapak tangannya untuk menghentikannya.



“… …Seperti yang dikatakan, yah, jika dibandingkan dengan kemungkinan bahwa Nii-sama berbohong padaku, aku tidak punya pilihan lain selain menerimanya.”



Setelah mengatakan itu, Mana berpura-pura menghela nafas lega.



“Mana… …”



“Oh, tolong jangan salah paham. Aku hanya percaya pada perkataan Nii-sama, jadi bukan berarti aku ingin menerima wanita itu.”



“… …Itu sangat membingungkan… …bukankah itu sama saja. Tidak, aku bisa memberitahumu kemungkinan untuk mengungkapkannya… …”



Natsumi mengatakannya dengan keringat yang menetes dari kepalanya. Namun, Mana tidak menggubrisnya dan melanjutkan omongannya tanpa mempedulikan apapun.



“Nii-sama daripada itu, kesampingkan dulu hal itu, ada hal lain yang membuatku sedikit penasaran.”



“Hmm… … apa itu?”

Saat Shidou membuat ekspresi bingung, Mana mengangkat jarinya dan mengubah pandangan menjadi serius padanya sebelum bertanya kembali.



“Saat Nii-sama benar mengalami <Nightmare>, masa lalu Tokisaki Kurumi──apa ada wanita yang dipanggil Takamiya Mio.”



“… … …”



Mendengar perkataan Mana, tenggorokan Shidou mengeluarkan desahan kecil.

Benar. Shidou telah mengalami masa lalu Kurumi dengan menggunakan peluru dari Angelnya <Zafkiel>.



Diantaranya, muncul seorang wanita bernama Takamiya Mio. Terlebih lagi, wanita itu benar-benar bukan manusia biasa. Dia memberikan Kurumi Kristal Sephira untuk mengubahnya menjadi Spirit dan kekuatan yang dibutuhkan untuk memburu Spirit lain. Musuh besar Kurumi, dikatakan bahwa eksistensi itulah yang menyebabkan semuanya.



Tambahan, sudah diduga Mana benar-benar peduli dengan hal-hal yang melibatkan wanita ini.



Bagaimanapun juga──Takamiya.



Mio punya nama marga yang sama dengan Mana.

Terlebih lagi, nama Mio adalah hal yang pernah dikatakan Shidou saat reiryokunya lepas kendali.



Ini terlalu aneh untuk suatu kebetulan bagi seseorang yang tidak terlibat.



“Ah… …aku juga penasaran soal ini. Siapa sebenarnya Mio ini?”



“Memberi Kurumi Kristal Sephira lalu mengubahnya menjadi Spirit, kedengaran seperti <Phantom> yang muncul di depan kita.”



Itu adalah Kotori yang mengambil inisiatif untuk menjawab pertanyaan Shidou. Dia menyandarkan tangan dan kakinya di kursi sambil menggerakkan Chupa Chups yang ada di mulutnya ke atas dan ke bawah.



<Phantom>. Itulah nama Spirit misterius yang memberikan kristal Sephira kepada Kotori, Origami, Miku, Nia, dan Mukuro lalu mengubah mereka menjadi Spirit. Seperti yang dikatakan Kotori, ada banyak hal yang berhubungan dengan Mio, yg juga muncul diingatan Kurumi.



“Apa dia Spirit yang memiliki kekuatan yang sama dengan <Phantom>, ataukah Takamiya Mio adalah <Phantom>. Jika begitu, apa tujuan akhirnya? Terlebih lagi, apa hubungannya dengan Shidou dan Mana… … misteri selalu dangan silih berganti.”



Setelah mengatakannya, Kotori mengangkat bahunya dengan gaya agak kesal.

Seakan melanjutkannya, Mana sedikit mengangguk sebelum berbicara.



“Tentu, kemungkinan hanya nama yang sama ataupun orang itu menggunakan nama palsu tidaklah nol. Namun, jika memikirkan asumsi itu ada sesuatu yang saling berhubungan, apakah dia memiliki hubungan dengan aku dan Nii-sama? Setidaknya, harus ada seseorang yang diketahui oleh aku dan Nii-sama.”

Mana berbicara sambil menyentuh dagunya.



Meskipun gagal memahami persoalan utamanya, hal ini memang tidak bisa dihindari. Bagaimanapun juga, baik Shidou maupun Mana kehilangan ingatan masa lalu mereka sebagai saudara.



Meskipun tes DNA mengkonfirmasi bahwa mereka adalah saudara kandung, saat pertama bertemu alasan kenapa Mana memanggil Shidou adalah kakaknya itu murni intuisinya dan gambar yang ada di kalungnya. Itu memang alasan yang agak sulit.



“Hmm… … aku tidak yakin. Itu… …”



Saat Shidou mencoba mengeluarkan erangan, Nia menengok seakan menyadari sesuatu.



“Are? Tapi saat mendengarkan cerita itu bukankah dek Shidou tidak memanggil nama Miochi? Bukankah itu sedikit aneh?”



“Eh? Apa yang aneh?”



“Tidak, bukankah sudah satu dekade sejak Kurumin bertemu Miochi. Jika ada hubungan keluarga, tidak aneh jika dia adalah bibi ataupun nenekmu. Tapi langsung memanggil namanya seakan tanpa hormat, bukankah itu akan menyebabkan perasaan tidak nyaman? Tentu saja, beda masalahnya jika kepribadian dek Shidou itu sangat liar sebelum dia kehilangan ingatan⸺⸺”



“Ah… …”



Mendengar sesuatu yang masuk akal, Origami langsung membuka mulutnya.



“Itu belum tepat. Tidak diragukan lagi bahwa Takamiya Mio adalah Spirit ataupun sebuah eksistensi yang memiliki kekuatan mirip. Bagaimanapun juga, mungkin dia mempertemukan Shidou dan Mana disaat yang sama dengan Kurumi.”



“Ah──, itu──. Benar, sebelum aku disegel, tidak peduli seberapa lama aku minum; kulitku akan tetap mengkilat seperti telur rebus.”



Setelah berbicara dengan nada gembira, Nia menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Di tengah kesunyian ini, Natsumi merespon dengan “… …sekarang?” akhirnya dia menerima tanggapan di saat-saat terakhir, Nia membalasnya. “akibatnya, keringat yang ada disudut kulit seperti jalan menikung yang digunakan untuk teknik balapan yang ada di selokan… … apa yang baru saja aku katakan!” rutinitas tsukkomi yang biasanya benar-benar melampaui hubungan normal diantara para Spirit.



Melihat interaksi itu, bibir Shidou tersenyum masam sebelum mengerang sekali lagi.



Meski begitu, tidak peduli seberapa banyak dia menyiksa otaknya, dia masih tidak menemukan jawabannya. Benar. Bagaimanapun juga, informasinya terlalu sedikit. Meski begitu, akan beda ceritanya jika Shidou dan Mana bisa mengingat ingatan mereka yang hilang──.



“Hmm.”



Saat Shidou tengah berpikir, tiba-tiba dia mendengar bisikan ceria.

Menengok ke arah datangnya suara itu, ada seorang Spirit, Hoshimiya Mukuro. Dia memiliki rambut dengan tiga kepangan yang dilingkarkan dipundaknya, juga menengok ke arah Shidou dengan gelisah.



“Benar-benar ini adalah fabel yang aneh.” ──Jadi, Nushi-sama, jika itu sangat penting, maka ingat-ingat sajalah.”



Lalu, Mukuro membalas dengan nada yang acuh tak acuh. Berkata dengan bahasa yang polos tanpa rasa bersalah; benar, jika itu masalahnya. Beberapa saat kemudian, Shidou melengkungkan matanya sambil membuat senyum kecut.

“Ahahah… …ya. Jika kau bisa langsung mengingatnya secara tiba-tiba… …namun──”



Namun.



Akhirnya Shidou menyadari makna dibalik perkataan Mukuro. Mukuro tidaklah bercanda ataupun salah paham dengan apa yang dikatakan Shidou dan yang lain.



Tepatnya, dia hanya mengungkapkan pendapatnya secara blak-blakan.



“… …Bisakah itu dilakukan?”



Saat Shidou balik bertanya dengan ekspresi yang lembut, Mukuro membalas dengan persetujuan seolah hal itu adalah perkara biasa.



“<Michael> Muku adalah kunci absolut. Benda yang bisa dilihat ataupun tidak, benda yang nyata ataupun tidak, itu tidak ada bedanya. Tidak ada yang tidak bisa dibuka <Michael> semua sama saja. ──Meskipun itu adalah gerbang yang menutup ingatan dengan bandelnya.”



“… … … …”



Mendengar perkataan Mukuro, Shidou menghela nafas lega.

Kekuatan yang dimiliki oleh Angel berbentuk kunci milik Mukuro, <Michael>.



Angel tak tertandingi yang memiliki kekuatan untuk membuka dan menutup segalanya.



Tentu sja, dengan kekuatan <Michael> mungkin bisa membangunkan ingatan yang tersegel dalam dirinya. Shidou menaruh tangan di dadanya untuk menekan jantungnya yang berdebar dengan keras secara tiba-tiba.



Tidak, bukan hanya Shidou. Disampingnya, semua Spirit melihat ke arah Mukuro dengan ekspresi terkejut maupun terkesan.



“… …Shidou.”



Di saat itu, orang yang menampilkan ekspresi paling mencolok adalah Kotori. Dengan wajah suram, dia mulai menyentuh tangan Shidou.



Tidak ada kebingungan ataupun keterkejutan di ekspresinya──hanya ada tekanan.



Sepertinya dia sudah menyadari kemungkinan yang dimiliki <Michael>nya Mukuro tapi dia tidak berbicara.



“──Kotori.”

Melihat ekspresinya, Shidou langsung mengerti alasan dari kegelisahan yang ada dipikiran Kotori.



Meski semuanya berjalan lancar dan Shidou mendapatkan ingatan masa lalunya kembali, mungkin itu belum cukup memenuhi harapan mereka. Bagaimanapun juga, tak ada seorangpun yang mengetahui apa yang terjadi dengan Shidou dan Mana di masa lalu.



Terlebih lagi, tidak ada jaminan bahwa Shidou bisa mempertahankan kepribadiannya yang sekarang setelah dia mendapatkan ingatannya kembali.

Shidou yang sekarang mungkin akan terhisap kedalam kepribadiannya yang dulu… … meskipun ada orang yang akan mengejeknya saat mencapai kesimpulan itu, mereka tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa mengembalikan ingatannya bisa saja mempengaruhi dirinya dalam beberapa hal.



──Namun.



“Tenanglah. Apapun yang terjadi, aku akan selalu menjadi kakakmu.”



Shidou berbicara sambil membuat senyum manis saat dia mengelus kepala Kotori.



“Onii-chan… …”



Akibat dari emosinya beberapa saat yang lalu, mata Kotori mulai basah.

Namun, mengingat bahwa semuanya menatap Kotori, dia langsung menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.



“A-Aku tidak mengkhawatirkanmu sedikitpun. Sesuatu semacam tu⸺⸺tentu saja.”



Kotori mencibirkan bibirnya saat wajahnya menjadi merah. Melihat penampilan yang manis dan mengharukan itu, Shidou merasa kekuatannya bertambah saat dia mengelus kepalanya.



“Haha… …ah, jadi begitu ya.”



“Keke.”



Di saat itu, seakan diikuti dengan batuk yang disengaja, Mana membuat ekspresi seperti sedang marah.



“Ah, tidak. Bukan begitu. Tentu saja, bukankah Mana adalah adikku yang paling imut… …?”



Saat Shidou mencoba memberi penjelasan dengan tergesa-gesa, Mana mengangkat bahunya seakan berkata “Aku mengerti.”



“Bercanda. Mana juga tidak ingin pemikiran Nii-sama yang sekarang menjadi berubah.”



Namun, Mana melanjutkan.



“Jika kau ingin mengembalikan ingatan masa lalumu, maka aku juga ingin mencobanya. Aku hanya ingin tau siapa Takamiya Mio dan apa yang terjadi dengan aku dan Nii-sama, tidak lebih.”



“… …Ah.”



Shidou melihat dirinya yang membulatkan tekad dengan tegas, mengangguk untuk memberinya persetujuan sebelum menurunkan padangannya dan mengangkat tangan kanannya secara perlahan.



Kemudian, Shidou menghela nafas lembut saat dia mulai mengkonsentrasikan pikirannya. Secara sadar merasakan kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya, hal itu mirip dengan mencoba untuk menyalurkan segalanya menuju satu tujuan.



Menuruti keinginan Shidou, Reiryoku yang tersegel dari para Spirit membuat suhu tubuhnya naik.



Meskipun dia berjuang mengambil perasaan ini dulu, setelah Reiryokunya lepas kendali, dia mencapai titik dimana dia bisa mengontrol kekuatan itu dengan bebas selama dia punya waktu dan tempat untuk berkonsentrasi.



“──<Michael>.”



Berteriak dari dalam tenggorokannya, dia memanggil nama Angel. Lalu, seakan merespon suara itu, aliran panas diseluruh tubuhnya memancar keluar──tongkat besar berbentuk kunci berhasil termanifestasi.



“Ooh… …!”



“… …<Michael>… …”



Shidou merasa para Spirit menghela nafas panjang saat melihatnya. Shidou menarik nafas panjang untuk menenangkan jantungnya, kemudian dia memegang <Michael> yang dia panggil dengan kedua tangannya dengan tujuan untuk menusuk kepalanya sendiri dengan kunci itu.



… …Namun, <Michael> terlalu besar untuk proses yang diselesaikan dengan lancar.



Melihat pemandangan aneh itu, para Spirit mencoba untuk tersenyum.



“Ugu… …”

“Agak sulit untuk melayaninya, Nushi-sama. Karena <Michael> sudah ada di tanganmu, seharusnya kau tahu kekuatannya. Gunakan <Tefetei>.”



Lalu Mukuro merentangkan jarinya, berbicara seperti seorang instruktur yang memandu seorang murid.



“<Tefetei>… …”



Saat Shidou mengulang kata itu, muncul sensasi misterius. Meskipun dia belum pernah mendengar kata itu sebelumnya, rasanya dia sudah tau soal itu.

Namun, ini bukan pertama kalinya dia merasakan hal ini. Saat menggunakan Angel dari para Spirit, pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan kekuatannya muncul dipikirannya dengan samar-samar.



Bisa mengingat hal-hal yang seharusnya tidak diketahui, benar-benar sensasi yang aneh. Mengingat gambaran yang ditangkap pikirannya, sekali lagi dia memanggil namanya.



“<Michael>──<Tefetei>.”



Lalu, dengan perintah itu, tongkat besar yang dipegang Shidou mulai mengecilkan ukurannya itu lebih cepat daripada yang bisa dilihat oleh mata telanjang sampai kecil sehingga bisa digenggam oleh telapak tangannya.



Tentu saja, bentuk ini lebih mudah dipegang. Bagaimanapun juga, Mukuro juga pernah menggunakan bentuk ini untuk menusuk kepalanya sendiri.



“Baiklah… …”



Setelah mengatur ulang pernafasannya, perlahan Shidou mengarahkan kunci itu ke arah pelipisnya.



“──Mari kita mulai.”



“Umu… …”



“Jangan khawatir. Percayalah pada <Michael>.”



“Ayan! Memikirkan benda tajam itu menusuk lalu memasuki tubuh Darling!”



“… …Miku, bisakah kau diam sebentar.”



Mendengar para Spirit yang saling mengobrol, Shidou mengeluarkan sedikit tawa. Percakapan para Spirit membantu Shidou mengendurkan bahunya dari tekanan. Dia mengambil nafas panjang sebelum mengarahkan ujung runcing <Michael> ke arah kepalanya.







──Putih.



Jika kau menjelaskan hal itu kedalam kata-kata, seharunya ekspresi yang digunakan. Dari sudut pandang lelaki yang baik, sepertinya tidak ada ilusi selain umat manusia yang dihukum oleh Tuhan. Jika pegiat teori konspirasi melihat ini, mereka akan mempercayai hal ini sebagai serangan nuklir dari negara musuh. Mereka yang terikat pada akal sehat akan menganggap hal ini sebagai halusinasi ataupun mimpi disiang bolong. ⸺⸺Dengan kata lain, pemandangan ini.



Ledakan.



Ya, mungkin sebuah ledakan… …telah terjadi dan berlalu.



Namun, di dalam pemikiran anak lelaki itu, pengaruh dan skala diantara hal itu dan ledakan itu terlalu besar. Hasilnya, butuh waktu untuk menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan fenomena itu.



Sampai beberapa saat yang lalu, dia melanjutkan kehidupan sehari-harinya.

Berjalan menuruni jalan disepanjang distrik perbelanjaan untuk membeli buku yang diinginkannya.



Namun, saat dia berjalan di jalanan beraspal dengan santai langkah demi langkah, memikirkan menu makan malam, jalanan luas yang ada di depannya tiba-tiba dipenuhi dengan cahaya yang berkilauan.



Tidak, lebih tepatnya, diseluruh distrik, mungkin area itu seluas sepuluh kilo meter persegi.



Tiba-tiba, bersamaan dengan suara gemuruh yang keras, area sekelilingnya tersapu oleh gelombang kejut, membuat tubuhnya terhempas seperti daun yang terbawa angin.



“Gu… …ah… …!”



Berada di tanah setelah tubuhnya menghantam pagar hingga roboh, dia menangis sedih.



Beberapa saat kemudian, gelombang kejut yang menyebabkan udara bergetar mulai berhenti lalu sekelilingnya dipenuhi dengan kesunyian.



Tidak, lebih tepatnya, suara gemuruh yang terdengar barusan membuat telinganya tuli sesaat.



“Gu… …”



Setelah bangun dan menahan rasa sakitnya, anak lelaki itu bangun lalu membersihkan kerikil dan puing bangunan yang jatuh ke tubuhnya.



“Apa… …bagaimana… ...apa yang terjadi… …?”

Anak lelaki itu mengusap matanya dan mengangkat kepalanya. lalu⸺⸺



“Apa──”



Melihat pemandangan luas yang ada di depannya, dia terdiam.

Entah apa yang terjadi.



Hanya saja, tidak ada yang tersisa.



Bangunan, rumah, mobil, tiang telepon, lampu lalu lintas, pohon di pinggir jalan, jalan, dan juga──orang-orang.



Tidak ada komponen yang biasanya akan diasumsikan ketika memikirkan kata kota.



Hanya ada tanah yang telah terhempas dengan sempurna dan angin yang kencang.



Meskipun itu hal yang normal jika hal itu disebabkan oleh ledakan besar yang baru saja terjadi──tapi itu tidaklah sama.



Mengatasi perasaan tidak nyaman yang sangat intens, dia mencoba melihat pemandangan itu lagi dengan melebarkan matanya.



Jelas sekali, jumlah puing-puingnya terlalu sedikit.

Jika itu disebabkan oleh tabrakan meteorit, bom, ledakan gas, atau sebagainya, maka seharusnya ada banyak puing dimana-mana meskipun sudah hancur lebur.



Namun puing-puing yang ada disekitarnya bukan disebabkan oleh ledakan itu sendiri, itu adalah puing yang tersisa setelahnya.



Apakah itu bekas mobil, pecahan pohon──mayat orang-orang.



Tidak ada yang tersisa di tempat yang dia kira sebagai pusat dari ledakan. Meski begitu, melihat area luas sekitar 10 kilometer, tidak ada benda besar ataupun makhluk hidup yang bisa ditemukan di manapun.



Ini seperti⸺⸺semuanya yang ada dilingkup itu telah dihapuskan.



“… … …”



Tidak──anak lelaki itu menelan ludahnya seakan mencoba untuk menolak pemikirannya sendiri.



Itu benar-benar tidak normal, situasi diluar nalar yang melebihi batas akal sehat.



Meski begitu, jika ditanya apa dia benar-benar tau atau tidak mengenai fenomena ini, maka jawabannya pasti tidak.

──Spacequake.



Beberapa bulan yang lalu, bencana misterius menyebabkan lubang besar terbuka di benua Eurasia.



Itu adalah kejadian besar abad ini yang sedang diliput oleh TV dan koran setiap hari. Sejak saat itu, perhatian publik tertuju pada Spacequake berskala kecil yang terjadi di seluruh dunia.



Saat ini, pemandangan yang terhampar didepannya sangat mirip dengan apa yang dia lihat divideo yang direkam oleh helikopter.



“Ini… …Spacequake?”



Saat dia berbicara pelan, tubuhnya menutup saat dia melihat pemandangan itu lagi.





Meski dia baru saja mengetahui ini adalah bencana besar yang tidak taranya dalam sejarah umat manusia, meskipun dia mengakui bahwa dadu iblis telah dilemparkan, mustahil untuk mengetahui bagaimana caranya menghindari bencana itu.

Namun melihat apa yang ada didepan matanya⸺⸺dan dalam situasi ini mungkin dia juga akan terlibat jika dia meninggalkan rumahnya beberapa saat yang lalu⸺⸺ketika menunjuk, semacam sensasi yang seperti khayalan muncul ketika darahnya mulai mengalir.



Namun.



“… …!?”



Beberapa saat kemudian, tubuhnya mulai merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki karena merasakan sesuatu yang melebihi rasa takut.

Jauh didepan⸺⸺dikawah yang baru saja terbentuk ditanah, dia melihat sesuatu yang mirip siluet kecil.



Biasanya, jarak sejauh ini itu terlalu jauh untuk melihat apapun. Situasi ini mungkin karena semuanya telah berlindung atau rintangan yang menghalangi pandangan seseorang telah dihilangkan.



Meskipun sulit untuk mempercayai bahwa ada seseorang yang berhasil bertahan hidup saat ledakan itu, kemungkinan bahwa ada seseorang yang keluar dari shelter bawah tanah tidaklah nol.



“Che… …”

Jika berbicara soal realita, dia tidak mau melangkah menuju pusat ledakan yang baru saja terjadi. Karena, efek dari ledakan itu masih belum diketahui dan tidak ada jaminan jika akan terjadi ledakan lagi.



Namun. Mungkin saja, orang itu kesakitan. Mungkin dia tidak bisa bergerak dari tempat itu. ──Saat pemikiran itu keluar dari kepalanya, tanpa sadar kakinya mulai melangkah ke depan.



Dia berlari lurus kearah area kematian yang sebelumnya digunakan oleh orang-orang untuk melakukan aktiviasnya.



Sambil memikirkan hal yang dibutuhkan untuk mengecek situasi orang itu sesegera mungkin, mungkin juga dia harus membawa orang itu dari sini. Perasaan itu membuat dia menggerakkan kakinya lebih cepat dari biasanya.



──Namun.



“Kau yang di sana! Apa kau baik-baik saja⸺⸺”



Meski tidak tahu sebeapa jauh dia berlari, akhirnya dia sampai di tempat di mana sosok dari seseorang bisa terlihat dengan jelas. Namun, saat itu, kakinya langsung membeku ditempat.



“Eh──”



Dari tenggorokannya, dia mengeluarkan suara dengan setangah sadar.



Alasannya sangat sederhana.



Di tanah yang di mana segalanya telah dihapuskan, ada gadis telanjang yang berjongkok di sana.



Eksistensi itu membuatnya terpaku ditempat.



Melihat,



Memperhatikan,



Dan meski hatinya,



──Di mata yang berbinar-binar, semua itu dijauhkan darinya.

Dia juga,



Tak tertandingi,



Sangat,



Seorang gadis cantik sampai poin yang tidak bisa dijelaskan.



“K-Kau… …”

“… … … … … … …”



Setelah mendengarkan perkataan lelaki itu, gadis itu perlahan mengangkat kepalanya seakan menyadari keberadaannya untuk pertama kalinya.



Jantungnya berdenyut dengan cepat.



“… … … … … … …”



Bibir gadis itu bergerak sedikit.



Laki-laki itu, suaranya──



“… … …Kau.”



Ada suara yang terdengar di tengah kesadarannya yang kabur.

Butuh beberapa saat sebelum dia menyadari bahwa suara itu datang dari tenggorokannya sendiri.



“Eh… …? Aneh, ini.”



Saat gambaran yang buram mulai terfokus, matanya melihat ruangan yang familiar. Ternyata, dia terbaring di ruang perawatan yang ada di <Fraxinus>.



“…Aaah, sepertinya kau sudah bangun, Shin.”

Di saat itu, ada suara lain selain darinya yang terdengar di ruangan itu, Shidou mengangkat rahangnya dan berbalik ke arah suara itu.







“Apa… …!?”



Dia hanya bisa menatapnya dengan mata yang dibuka dengan paksa.

Sepertinya Reine sudah berdiri di samping bantal yang dia gunakan. Meskipun dari sudut pandang Shidou, dada besarnya benar-benar diperlihatnya didepan wajahnya.



“… …Hmm? Apa yang salah?”



Saat pipinya memerah, dia memalingkan kepalanya dengan grogi. Setelah itu, Shidou melihat para Spirit yang melihatnya tidur dikasur itu.



“Shidou! Apa kau baik-baik saja?”



“Tolong… …jangan paksakan dirimu.”



Dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran, para Spirit segera menuju sisi Shidou lalu mereka mulai berbicara satu persatu. Shidou langsung membalas mereka dengan bingung.



A-Apa, ada apa, apa yang terjadi?



“Apa yang terjadi; kau membuatku takut saat kau tiba-tiba pingsan!”



“Setuju. Setelah memasukkan <Michael> kedalam kepalamu, Shidou membisikkan sesuatu sesaat sebelum pingsan.”



“Eh… …”



Mendengarkan apa yang dikatan Yamai bersaudari, Shidou sedikit memiringkan kepalanya⸺⸺mengeluarkan suara “ah”.



Benar. Seperti yang dia katakan, ingatan Shidou terputus sesaat setelah dia memasukkan <Michael> ke dalam kepalanya.



“Ah… …maaf karena telah membuat kalian khawatir.”



“Tidak, bagus jika kau sudah bisa bangun.”



“Benar, aku senang bahwa tidak ada hal serius yang terjadi.”



“Sungguh, dengan ciumanku bahkan putri tidurpun bisa terbangun.”



“Eh… …!?”

Di depan semuanya, tiba-tiba Origami mengatakan sesuatu yang memalukan dengan acuh tak acuh, yang membuat mata Shidou terbuka lebar karena terkejut.



Namun, Kotori langsung memukul sisi kepala Origami dengan pelan.



“Apa yang kau katakan? Shidou, jangan percaya!”



“Tolong tunggu dan biarkan aku menyelesaikan perkataanku. Ada banyak molekul yang mengapung di seluruh ruangan ini. Tidak salah jika aku berkata bahwa partikel yang ku hembuskan lewat nafas mungkin saja menyentuh bibir Shidou. Dengan kata lain, tidak masalah jika itu hanya ciuman tidak langsung.”

“!? Tu-Tunggu sebentar profesor! Itu artinya aku dan juga semua orang yang ada di ruangan ini… …!”



“Terikat dalam keadaan ciuman yang mendalam.”



“Memikirkan ada banyak bakat dari setiap orang! Apa yang menjadi hasil dari komunikasi sains harus dicapai!”



Sepertinya teori Profesor Tobiichi yang menjadi terobosan telah menarik perhatian dan persetujuan diantara para peneliti yang lain. Kotori hanya bisa menyentuh dahinya dan menghela nafas.



Sementara itu, ada seorang gadis muda yang menyusutkan bahunya karena menyesal. ──Itu adalah Mukuro.



“Mu… …”



“Mukuro?”



Mendengar jawaban Shidou, tubuh Mukuro gemetar sebelum dia melanjutkan perkataannya.



“… …Maafkan aku, Nushi-sama. Muku adalah orang yang menyarankan untuk menggunakan kekuatan <Michael>… …”



Setelah berbicara, Mukuro memperlihatkan ekspresi menyesali kesalahannya.

Shidou menghela nafasnya sebelum menegakkan tubuh untuk berkata “Tidak apa-apa!”



“Lihat, seperti yang kau lihat. Tidak ada masalah. Ini bukanlah salah Mukuro. Sebenarnya, aku merasa sedikit sakit sejak aku bangun tidur tadi pagi.”



“Nushi-sama… …”



Seakan merasakan tujuan Shidou, para Spirit merasakan ekspresi mereka menjadi sedikit santai.

Lalu, beberapa saat kemudian, seakan menunggu semuanya selesai bicara, suara Mana terdengar dari sudut ruangan.



“──Jadi, aku benci menanyakannya saat Nii-sama tidak terlalu sehat, tapi bagaimana hasilnya?”



“Eh?”



“Aku bertanya soal hasil dari penggunaan <Michael>. Meski aku bisa berkata bahwa kepribadianmu tidaklah berubah… … apa kau mengingat sesuatu?”



“… … … …”



Mendengar apa yang dikatakan Mana, semuanya langsung menelan ludah. Saat itu juga semua pandangan tertuju ke arah Shidou.



Pertanyaan Mana itu sangat beralasan. Bagaimanapun juga, Shidou menggunakan <Michael> pada dirinya sendiri untuk menemukan petunjuk mengenai Takamiya Mio yang ada di ingatannya yang hilang.



Dan di sana──Shidou melihat.



Ingatannya dan ingatan yang bukan dirinya.



Pemandangan yang seharusnya belum pernah dia lihat ataupun ketahui.

“Aah, itu… …”



Namun, Shidou menghentikan omongannya sesaat.



Dia tidak ingin berpura-pura menyembunyikan ingatannya lalu merahasiakannya dari semuanya.



Hanya saja──dia tidak bisa mengingat apa yang dia lihat dengan sempurna.



“Ahh… …ini aneh. Pasti… …aku telah melihat sesuatu.”



Menaruh tangan di dahinya, dia merintih. Tidak peduli seberapa banyak ddia memeras otaknya, mustahil untuk menyingkirkan kabut yang ada dipikirannya dan memdatkan apa yang dia lihat kedalam gambaran yang bisa dimengerti.



“… …Sial, apa-apaan ini. Bagaimana bisa aku melupakan sesuatu semacam ini… …”



Saat Shidou memegang kepalanya, tiba-tiba seseorang menyentuh bahunya. ──Itu adalah Reine.



“… …Tenanglah, Shin. Jangan bersedih; pasti ada cara lain yang bisa kau lakukan.”



“Reine-san… …”

Saat Shidou mengangkat kepalanya untuk melihat semuanya, dia melihat semua Spirit yang ada diruangan itu menganggukkan kepalanya satu persatu.



“Itu benar, Shidou. Pasti ada cara lain.”



“… …Yah, itu hanyalah nol yang akan kembali menjadi nol, jadi jangan terlalu dipikirkan, bukankah begitu?”



“Hei, nak kau benar-benar sangat ahli dalam membuat yang menjadi khawatir.”



“… …Ah, benar. Terima kasih semuanya.”



Mendengar apa yang dikatakan semua orang, dia merespon balik dengan lega. Jujur saja, Shidou masih merasa tersiksa oleh ketidakberdayaan dan sedikit keraguan, tapi dia tidak ingin yang lain menjadi khawatir karena tingkahnya. Shidou menggunakan kedua tangannya lalu menampar pipinya untuk menyemangati dirinya saat dia mengangkat kepalanya sambil berkata “Baiklah”.



“Tatapan bersemangat itu lebih cocok denganmu Nii-sama. ──Soal itu, aku punya permintaan.”



Mana berbicara sambil mengangkat satu jarinya. Meresponnya, Shidou memiringkan kepalanya karna penasaran.



“Permintaan?”



“Ya, Angel yang kau gunakan beberapa saat yang lalu⸺⸺kau memanggilnya <Michael>. Bisakah kau memasukkannya kedalam kepalaku juga?”



“Huh… …?”



Mendengar apa yang baru saja dikatakan Mana, Shidou menatapnya dengan mata terkejut.



Namun, dia langsung menangkap arti dibalik perkataan Mana.



Bukan cuma Shidou yang kehilangan ingatan masa lalunya; ingatan masa lalu Mana juga tersegel.



Di saat yang sama, saat adik kandung Shidou, mungkin punya informasi mengenai Takamiya Mio dalam ingatannya. Tentu saja, permintaan itu sangat masuk akal.



“Jadi itu alasannya, baiklah… …”



Tapi saat itu juga, Kotori berdiri untuk menghalangi Mana dan Shidou.



“Baik, baik, kita bisa mencobanya di lain waktu. Untuk sekarang, bukankah kita harus menunggu sampai Shidou pulih dulu?”

“Eh? Tidak, aku sudah… …”



Saat Shidou mencoba mengatakan sesuatu, Nia, seperti menyadari sesuatu, menyela dirinya.



“Ya, ya, karena bocah harus istirahat setelah menggunakannya sekali. Tidak baik terus menerus menekannya karena dia adalah dugong masih muda. Ah, maksudku soal Angelnya.”



Setelah mendengar sesuatu semacam itu, Shidou mengalihkan pandangannya ke arah lain.



Tapi kemudian, di tengah kegrogian itu dia memandang lantai, dia menatap sekilas ekspresi Nia. ──Segera saja, dia menyadari apa yang mereka berdua pikirkan.



“Ah… …”



Pasti, ingatan Mana telah tersegel.



Namun, dengan ingatan yang tersegel itu, tidak hanya berisi informasi mengenai Takamiya Mio dan Shidou, namun juga berisi ingatannya ketika Mana diculik oleh DEM dan tubuhnya dimodifikasi dengan alat sihir.



Meskipun belum jelas bagaimana dia ditipu, pasti ada pengalaman yang tidak menyenangkan.



Tidak ada jaminan bahwa <Michael> bisa membuka ingatan yang dipilih saja, lebih baik jangan digunakan pada mana.



“… …Benar, maaf Mana, bisakah kita mencobanya di lain waktu saja?”



“Hmm… …”



Saat Shidou membalasnya, Mana menyentuh dagunya dan mengerutkan alisnya menjadi berbentuk へ



Meski sepertinya dia tidak benar-benar mengerti tujuan Shidou, tapi mungkin dia sudah menyadari alasannya sekarang.



Mana mengambil nafas dalam saat dia mengayunkan tangannya.



“Aku mengerti. Baiklah, jika Nii-sama berkata demikian, mari lakukan saja.”



Mana berbicara seperti telah menyerah dan menarik permintaannya.



Seperti biasa, dia adalah gadis muda bijak dan berperilaku baik. Meski Mana terlihat seperti murid SMP, kebijaksanaan dan martabatnya seperti orang dewasa. Jujur saja, terkadang sulit menentukan siapa yang lebih tua.

“Aah… …maaf, Mana.”



“Tidak, itu salahku karena memaksakan permintaan yang sulit.”



Kotori menghela nafas lega saat merespon perkataan Mana. Adik ini juga, dengan ketajaman mental yang lebih cepat dari Shidou, juga seorang komandan yang bisa diandalkan.



“Yah, mari istirahat. Sekarang abaikan saja perasaan “Kupikir aku melihat sesuatu”. Jika tidak ada masalah, selanjutnya ayo monitor gelombang otakmu saat menggunakan <Michael>. Mungkin kita bisa menggambarkannya.”



“Aah, tolong lakukan.”



Setelah Shidou membalasnya, Kotori menganggukkan kepalanya karna setuju dan menepuk tangannya.



“Baiklah, ayo sekarang semuanya bubar. Tidak mungkin Shidou bisa istirahat jika di sini sangat berisik.”



“Baiklah, aku yakin sekarang aku bisa santai.”



“Ya! Aku ingin menyanyikan lagu pengantar tidur.”



“Ya! Aku ingin menggambar wajah tidurnya si bocah.”

“Kita bertiga bisa memberikan pengawasan jika ingin menggunakan ruang istirahat.”



Dengan mata yang setengah tertutup, Kotori mendorong Spirit yang lain agar meninggalkan ruang kesehatan.



Shidou tersenyum masam sambil melihat punggung mereka yang meninggalkan ruangan. Lalu, sekarang rasanya lebih santai dan tenang, dia kembali berbaring di kasur.



“… …Takamiya, Mio… …”



Saat dia menggumamkan namanya, Shidou mengangkat tangannya ke arah langit-langit dan perlahan menggerakkan jarinya satu persatu untuk mengepalkan tinjunya.



──Hanya satu hal.



Ya, hanya satu hal yang tidak dia sampaikan pada Kotori. Dia tidak ingin memalsukan informasi yang dia berikan. Memang benar dia tidak bisa mengingat isinya, meskipun ada sensasi bahwa dia telah melihat sesuatu.



Tapi──Kenapa?



Setiap kali dia mendengar nama Takamiya Mio, yang seharusnya tidak ada dalam ingatannya, dipanggil.



Ada sensasi jantung menjadi kencang.



“… … … …”



Shidou menurunkan tangannya dan menutup dirinya dengan selimut sebelum menutup matanya.





“… … … …”



Duduk dikursi yang ada diruang perusahaan, Ellen Matters menyilangkan kakinya dengan tatapan tidak sabaran diwajahnya.



Dia memiliki rambut pirang Nordik muda dan sepasang mata biru yang mirip cahaya rembulan. Karena dirinya yang masih muda, sulit membayangkan jika dia menyandang gelar seperti Direktur Eksekutif Kedua DEM Industries. Dia adalah gadis cantik dengan penampilan yang mirip dengan penyihir yang menawan hati.



Tapi segi kecantikan itu sekarang terdistorsi karena stres yang berlebihan.

Alasannya jelas.



“──Hei, apa Ellen dan Otou-sama adalah teman semasa kecil?”



“Bagaimana Otou-sama saat dia masih muda?”



“Katakan, bukankah Artemisia itu sulit diucapkan? Apakah ada nama panggilan?”



“Apa yang bagus ya? Arumi?”



“Hahahaha.”



“Ellen, sampo apa yang kau gunakan?”



“Ah, ada sedikit retakan di ujung rambutmu.”

… …dll.



Bagian dalam ruang kantor yang biasanya sepi telah berubah menjadi ruang mengobrol dan menggosip bagi anak sekolahan. Diperkirakan, ada sekitar dua puluhan gadis yang mengobrol dengan berisik.



Dengan mata biru muda dan rambut abu-abu gelap, anehnya mereka semua berbagi penampilan yang sama.



<Nibelcol>, dengan menggunakan kekuatan Demon King, <Beelzebub> dan keahlian DEM Industries yang hebat, Spirit palsu berhasil diadakan.

Gadis-gadis itu, penampilan dan suaranya semua sama, mengeluarkan obrolan dari segala penjuru sebelum menggosip ditopik berikutnya. Terlebih lagi, mereka bertingkah seperti itu setiap hari setelah mereka lahir. Bagi Ellen, yang tidak terlalu tangguh untuk menanggapinya, ini memang lingkungan yang tak bisa ditahan.



“… …<Nibelcol>, apa ada sesuatu yang bisa kau lakukan dengan lebih tenang?”



Saat Ellen berhenti dengan tidak sabar, <Nibelcol> membalas dengan ekspresi kaget seakan tidak tahu bahwa mereka baru saja beritahu.



“Eh? Aku hanya melakukan percakapan biasa.”



“Hei, bukankah itu perasaan yang kau dapat saat kau bertambah tua.. …”



“Apa kau mengalami gangguan syaraf? Sungguh──menakutkan.”



“… … … … …”



Menghadapi berisiknya <Nibelcol> yang tiada henti, Ellen mengerutkan alisnya karena frustasi.



Lalu, duduk berhadapan dengannya, Artemisia merentangkan tangannya mencoba untuk menghentikan Ellen.

“Ya, ya… …setidaknya mereka tidak muncul lalu mengatakan sesuatu dengan maksud menyakiti.”



“Masalahnya di sini. Anak-anak yang tidak bisa diatur itu tak ada bedanya dengan monyet. Kau bisa melihat hasil yang lebih jika ada yang dibenci.”



Merespon nada marah dari Ellen, <Nibelcol> menjadi cemberut karena tidak terima.



“Ada apa dengan nada itu? Sepertinya Ellen adalah satu-satunya yang bermasalah.”



“Benar. Kami hanya ngobrol biasa, jadi tidak ada yang salah dengan itu.”



“Seharusnya kau punya batas seberapa banyak kau boleh iri dengan orang yang lebih muda darimu.”



“Jika saja kau tidak punya Realizer Manifestation Device, maka kau hanyalah orang biasa.”



“Direktur toge──”



“! Tunggu dulu, siapa yang membuat nama panggilan yang terakhir itu… …”

Ellen membuat suara keras saat dia bangkit dari kursinya, semua <Nibelcol> membuat senyuman bahagia saat melihatnya, tertawa “Kya ha” sambil melompat dan berputar-putar didalam ruangan.



“Jadi inilah kelebihannya──”



Berbicara, Ellen bersiap mengaktifkan Realizer Manifestation Device──namun dia langsung berhenti beberapa saat sebelum menggunakannya.



Saat Ellen berdiri, pintunya terbuka lalu ada seorang pria yang memasuki ruangan.



Pria itu memberi kesan bahwa kegelapan yang ada diseluruh dunia menjadi satu dalam bentuk manusia. Dia memiliki rambut berwarna abu senja dan sepasang mata yang mirip karat metalik. Mungkin dia terlihat seperti berumur 30 tahunan, namun perasaan mengintimidasi dan menakutkan yang dia pancarkan tidak cocok dengan anggapan itu.



Sir Isaac Ray Pelham Westcott, raja penyihir yang mendirikan DEM hanya dengan satu generasi.



“──Aah, sepertinya semuanya telah berkumpul sekarang.”



“Otou-sama.”

Saat dia melihat orang itu mendekat, semua <Nibelcol> berkumpuk di sekeliling Westcott.



“Apa kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu?”



“Hei, dengarlah disini Ellen itu sangat jahat.”



“Ya, kami tidak melakukan sesuatu yang salah, tapi dia melemparkan tuduhan palsu pada kami.”



“Dia marah karena merasa tidak nyaman dengan hidupnya.”



“Penampilannya seperti toge, tapi otaknya seperti gorila.”



“Siapa… …!”



Saat ini dia tidak bisa menahan dirinya. Dengan erangan, Territory tak terlihat diperluas dari tubuh Ellen, mencekik tubuh <Nibelcol> yang paling dekat dengan tangannya. <Nibelcol> menangis kesakitan sebelum menghilang. Setelah itu, sebuah kertas sobek melayang turun menuju lantai.



Bisa dikatakan, Ellen tidak mengubah tubuhnya dengan Realizer Materialization Device. Gadis-gadis itu memang datang dari halaman buku Demon King <Beelzebub>. Saat ada aktivitas kehidupan yang berakhir, secara alami mereka akan kembali kebentuknya semula.



Namun, semua <Nibelcol> adalah bagian dari satu kesatuan kolektif. Saat kehidupan lahir dari sihir, konsep individual mereka sangat tidak jelas, dengan ingatan dan kepribadian yang saling berbagi satu sama lain.



Bagi Ellen, pada tingkat ini tidaklah berada dibawah kematian. Ini adalah sensasi yang mirip menyentuhkan jarinya pada sesuatu. Sebenarnya, <Nibelcol> yang tersisa tidaklah mengeluh saat rekan mereka dimusnahkan, hanya ada beberapa yang merasa tidak senang pada Ellen.



“Kya, sungguh menakutkan.”



“Aku tidak percaya.”



Setelah kembali seperti sebelumnya, merekaa kembali membuat keributan dengan komplain. Ellen mengalihkan pandangan tajamnya pada yang lain.

Namun, saat itu, Westcott membuka mulutnya dan berbicara dengan nada yang sangat tenang.



“Tenanglah, Ellen. Mengurangi jumlah rekan itu tidak ada gunanya, kan?”



“… …Ha, aku minta maaf, Ike.”



Setelah mengataknnya, Ellen melepas Territory bebasnya. Meskipun rasa frustasinya terhadap <Nibelcol> belum mereda, apa yang dikatakan Westcott sangatlah masuk akal.



Westcott memperlihatkan senyum tipis sebelum berjalan menuju selembar kertas yang jatuh dilantai⸺⸺mengambil objek yang beberapa saat yang lalu adalah <Nibelcol>.



Setelah dia menyentuhnya, kertas itu mengeluarkan cahaya redup sebelum seorang gadis muncul dari dalam kertas itu. ⸺⸺Dia sama persis dengan <Nibelcol> yang Ellen cekik menggunakan Territorynya tadi.



“Blee!”



<Nibelcol> menjulurkan lidahnya kearah Ellen sebelum bersembunyi di belakang Westcott.



“… … … …”



Sebenarnya, Ellen merasa ingin mencekiknya lagi, namun entah bagaimana dia menenangkan pikirannya dengan mengambil nafas dalam.



Ellen batuk kecil sebelum mengarahkan pandangannya kearah Westcott.

“… …Jadi, Ike. Apa yang ingin kau katakan?”



“Aahh.”



Saat Ellen mengatakannya, Westcott mengangguk seakan mengingat sesuatu. Lalu, tiba-tiba dia mengangkat tangannya, memanggil buku bersampul hitam.

Demon King <Beelzebub>, Demon King Maha Tahu yang Westcott curi dari seorang Spirit.



“Meskipun membutuhkan waktu, akhirnya aku bisa menginvestigasi alasannya. ──Sudah cukup, <Nightmare> bisa menghalangi kita karena dia sudah tau rencana penyerangan kita.”



“… …Apa maksudmu?”



“Maksudnya <Nightmare> sudah mengetahui kapan serangannya akan terjadi… … tidak, lebih tepatnya dia sudah mengalaminya. Singkatnya, dia sudah menjungkir balikkan kejadian yang belum diketahui dan meniadakan takdir kematian dari Itsuka Shidou⸺⸺dengan menggunakan kekuatan Angel of Time <Zafkiel>.”



“Apa… …”



Mendengar apa yang baru saja dikatakan Westcott, Ellen langsung mengerutkan alisnya kebawah.

Namun, dia langsung mengerti: seberapa menakutkannya kekuatan dari Angel. Jika melihatnya sebagai hal yang mustahil, maka itu sama saja mengingkari benda yang ada ditangan Westcott.



“… …Jadi begitu. Ini penipuan. Maka tidak peduli bagaimana kita bergerak, musuh akan menemukan cara untuk melawannya?”



“Hmmm. Jadi──”



“Gadis itu bertingkah aneh, seakan dia sudah memprediksi saat kemunculan kita.”



“Hei, sebaliknya, mustahil bagi Ellen untuk menjadi alasan kegagalan kita.”



“… …Hama hari ini benar-benar tidak mengetahui keberadaannya, haruskah aku membawa insektisida?”



Saat Ellen melirik <Nibelcol>, mereka berteriak “Kya! Otou-sama, aku takut!”, mereka bersembunyi di belakang Westccott.



“Singkatnya, selama <Zafkiel> ada ditangan <Nightmare>, kita akan selalu kehilangan inisiatif.”



“Jadi itu masalahnya──Tapi, itu juga merupakan kerugian.”



“Bisakah aku menanyakan apa maksudmu?”



Saat Ellen bertanya, Westcott menaikkan ujung bibirnya.



“Bagi kita, itu hanya mengulang pertarungan selama beberapa kali, tapi bagi <Nightmare> seharusnya itu sudah ratusan kali. Mengulang kejadian yang sama lagi dan lagi akan membuat pikirannya lelah melebihi apa yang bisa kau bayangkan, terlebih lagi dipaksa untuk melihat kematiannya sahabatnya berkali-kali.”



“… … … …”



Mendengar hal ini, Ellen membayangkan mengulang percobaan tanpa henti untuk menghindarkan orang yang dicintainya dari pembunuhan.



──Meskipun Wizard terkuat Ellen gemetar karna takut. Bagi <Nightmare>, Tokisaki Kurumi telah menahan hal ini sampai sekarang, meski dia musuh tapi itu sudah cukup untuk mendapatkan rasa kagum darinya.



“… …Apa itu artinya kita harus menunggu sampai <Nightmare> menyerah?”



“Yah, anggap saja itu sudah benar. Jadi ini hanya masalah waktu, menunggu tidak akan menyebabkan banyak masalah.”



Meski begitu, Westcott melanjutkan.

“Jika saja dia memiliki waktu yang tidak terbatas maka itu akan lebih mengerikan. Setelah mengulang ribuan kali, dia masih tidak bisa melihat rencana kita dan datang dengan solusi. Artinya, kita harus membuatnya menyerah sesegera mungkin, kita harus menggunakan kekuatan penuh.”



“Kekuatan penuh?”



“Aah, sederhananya. ──Mengerahkan seluruh aset DEM Industries untuk membinasakan Itsuka Shidou. Meskipun <Nightmare> mengetahui apa yang akan terjadi, itu sudah terlalu jauh hingga hampir mustahil untuk dicegah. Harapan dan cita-citanya, semuanya akan hancur berkeping-keping.”



Setelah mengatakannya, senyuman Westcott menjadi lebih gelap.



Beberapa saat kemudian, beberepa lembar kertas jatuh kelantai dari ventilasi yang ada di langit-langit.



Saat sobekan kertas-kertas itu berhamburan diudara, mereka mereka memancarkan cahaya redup sebelum menyentuh lantai, lalu kembali ke bentuk seorang gadis. ──Tidak perlu dikatakan, semua itu adalah <Nibelcol>.



“Otou-sama, Otou-sama, cepat lihat.”



“Kami menangkap ini.”

Setelah mengatakannya, <Nibelcol> memberikan apa yang mereka tangkap dengan tangan mereka kepada Westccott.



Melihatnya, Ellen sedikit mengerutkan alisnya.



“… …”



“Ini… …”



Tepat di sampingnyaa, Artemisia juga melebarkan matanya karna terkejut.

Tapi itu hal yang wajar, karena apa yang dipegang <Nibelcol> adalah kepala dari seorang gadis yang baru saja dipenggal.



Rambut sehitam gagak dengan gaya ikatan yang tidak rapi, kulit seputih porselin, dna mata kiri berbentuk jam yang setengah terbuka. Belum lama setelah kepala itu dipenggal, darah segar keluar dari luka sobekan ada di lehernya.



Penampilan itu benar-benar tidak bisa dilupakan. ──Tokisaki Kurumi, Spirit <Nightmare> yang mereka bicarakan dari tadi.



Dengan kekuatan Angelnya, dia bisa membuat klon dari masa lalunya. Jika mereka ke sini secara diam-diam, mungkin tujuan mereka adalah pengintaian ataupun pembunuhan.



“Ho, benar-benar prestasi yang harus dipuji, <Nibelcol>.”



Saat Westcott memberikan pujian, <Nibelcol> mengeluarkan suara yang ceria dan malu. Itu mungkin mirip dengan interaksi lucu antara ayah dan anak jika saja tidak ada darah dari kepala yang baru saja dipenggal di tangannya.



“Tapi banyak dari mereka yang mencoba melarikan diri.”



“Jika begitu, maka percakapan Otou-sama telah didengar.”



<Nibelcol> berbicara dengan pandangan menyesal diwajahnya. Namun, Westcott langsung tersenyum seakan tidak mempermasalahkannya.



“Aku tidak masalah, selama <Zafkiel> ada di tangannya, dia akan ditemukan secepatnya. Mari asumsikan baik <Nightmare> dan kita sudah mengetahui rencana masing-masing sebelum pecahnya peperangan.”



Westcott merentangkan tangannya dengan gaya yang senang sebelum mengangkat dagunya untuk melihat ke langit.



“Aku penasaran apakah ada yang tersisa disini. Barisan depan milik <Nightmare>, jika kau masih disini, ada sesuatu yang ingin kuberitahu pada tuanmu.”



Lalu, dia melanjutkan dengan senyuman iblisnya.

“Aku akan membunuh Itsuka Shidou.



Tidak peduli berapa kali kau kembali.



Tidak peduli berapa kali kau mengulang dunia.



Tidak peduli berapa kali kau mengubah sejarah.



Aku akan melakukannya lagi sampai kau tidak bisa memperbaikinya.

Jadi, coba dan lawanlah jika kau bisa⸺⸺Spirit terburuk.”



Meskipun tak ada suara yang merespon pernyataan itu, untuk semacam alasan Ellen merasa bahwa bayangan yang ada disekitar mereka sedikit terguncang karena marah.
Share Tweet Share

1 comments:

    Please wait....
    Disqus comment box is being loaded