Chapter 4 – Kontraktor Pertama

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

Dua hari setelah pertarungan dengan siswa dari Sisi Barat.

Itu sekitar pukul 2 tengah malam.

Tentu saja, tidak ada siswa atau guru yang berada di Akademi Sihir.

Di atas dinginya udara di Akademi Sihir, terdengar suara pedang yang beradu.

Percikan-percikan api, ketika dua pedang beradu. Tebasan demi tebasan dengan kecepatan yang tak mungkin dapat di ikuti oleh mata telanjang. Dua pengguna pedang, Takeru dan Orochi kembali berhadapan setelah sekian lama.

Mereka berdua menggunakan pedang asli daripada memilih menggunakan pedang kayu. Selama berlatih “Teknik Pedang Dua Sisi” biasanya menggunakan pedang bambu atau pedang kayu. Karena kehidupan nyata dalam berpedang, mereka harus menggunakan gerakan akurat ke dalam diri mereka sendiri karena mereka tidak pernah diizinkan untuk gagal.

Latihan dimana satu saja kesalahan dapat berakibat pada kematian. Dengan mengatakan hal itu, mereka tidak di ijinkan untuk menahan diri. Jika lawanmu terdiam sejenak, salah satu perintah dikatakan adalah menebas mereka tanpa ampun.

Tidak masalah keadaan dan postur yang mereka ambil, mereka menggunakan semua kekuatan mereka untuk menebas lawan mereka.

Itulah inti dari Teknik Pedang Dua Sisi.

Ketika teknik pedang mereka beradu dan mengeluarkan percikan api, Orochi tersenyum bahagia.



“Bukankan kau bergerak cukup baik dalam masa pemulihan, kan?”



“terima kasih…untuk itu.”



“Bagaimanapun, itu semua pujian yang kumiliki untukmu. Karena kau setengah-setengah dalam menggunakan Soumatou gerakan mu semakin melambat, kau membebani tubuhmu terlalu banyak.”



Dia tidak dapat menyangkal perkataan Orochi. Sementara tubuh Takeru ditutupi dengan keringat dan berteriak padanya, nafas Orochi bahkan masih tetap teratur.



“Bila kau melakukannya dengan kelompok Sisi Barat kau sama sekali tidak bergerak.”

“?!...kau melihatnya…?!”



“yah. Tidak ada jalan bagiku untuk meninggalkan pengawasanku padamu.”



“! Lalu seharusnya kau membantu kami, bukankah kau seorang guru?!”



“Peduli amat. Kau harus menuai hasil dari benih yang kau tabur. Nah, aku juga ingin melihat sejauh mana kemampuanmu telah meningkat.”



“….kkhhh…”



“Tentunya, sejak saat itu ---- ya kau belum meningkat sama sekali. Gurumu benar-benar terkejut.”



Melihat tidak adanya respon, "kishishi" Orochi tertawa menggoda.



“Hei hei Takeru, bagaimana menurutmu bertukar pukulan dengan gurumu?. Kenapa kau tidak datang padaku dengan kekuatan penuh? menunggu sebuah kesempatan? Apakah kau menunggu kesempatan?”



“itu tidak benar….jika aku bergerak lebih cepat tubuhku akan-----“



“Anak kecil yang manja, sepertinya kau tidak akan dapat mengalahkan diriku yang agung ini, bodoh!”



Orochi berkata dengan keras dan arogan, Takeru terdiam.

Pedang Orochi yang menekan Takeru telah menghilang, terbewa oleh momentum Takeru yang terjun ke depan.

Orochi sudah tak berada dimanapun, bagaimanapun sebelum Takeru menyadari fakta tersebut---



“------Kesempatan datang. Serang dengan kekuatan penuh.”



Di bawah. Di bawah dada Takeru Orochi menyarungkan pedangnya dan mengambil sikap menggambar.



“-----Sial.”



Bahkan sebelum dia bisa memikirkannya, kesadaran Takeru sepenuhnya terkonsentrasi pada pertahanan.



“Teknik Pedang Dua Sisi Kusanagi------Ghost Light Firefly



Segera setelah itu, Takeru melihat kilat. Teknik menggambar pedang dilepaskan dari sisi berlawanan dari acuan pendirian tersebut.

Kilatan yang memetong dari bawah ke atas. Jika dia terkena serangan itu, dia pasti sudah terpotong menjadi dua dari selangkangan hingga otaknya.



“------Sialan!”



Takeru meningkatkan kecepatan sampai batas dalam sekejap, dia meletakkan sarung pedang di pinggul kirinya, dan menerima pukulan saat berada di dekat kakinya.

Namun, pukulan Orochi seperti kilat, meskipun di selamatkan oleh sebuah sarung pedang tubuh Takeru tetap terpental ke belakang.

Kesempatan yang di ciptakan oleh teknik itu sangatlah besar. Tendangan khasnya datang saat pedang ditarik dari sarungnya, dan pedangnya melonjak. Karena itu, jika dia memblokir serangannya, dia akan aman------ tidak seperti itu.

Ghost Light Firefly bukanlah nama dari serangan tunggal itu. Itu adalah prototipe dari “True Light style Shark Blade”. Teknik ini tidak pernah menantang arus, menaiki arus adalah karakteristiknya dan melepaskan serangan terus menerus.

Sosok Orochi telah berada disamping Takeru yang terlah ke udara. Alih-alih menekan pedang yang telah melompat keluar maju dengan momentum yang kuat, Orochi melompat naik di atasnya.

Berputar, Orochi mengubah lintasan pedang yang melonjak naik, dan mengayunkannya lebih bawah sebagai momentum membawanya ke bawah. Takeru dengan segera bertahan.



“Guaaahhh!!!”



Tubuhnya telah terhempas kebawah. Meskipun bisa dikatakan dia menerimanya dengan baik, tulang kakinya sepertinya retak. Dia tidak memiliki waktu untuk bahakan untuk membuat erangan, ketika Orochi telah berdiri di depanya.

Bejalan pada momentum itu Orochi melompat dari kakinya yang baru saja ia taruh, terbang seperti burung walet yang nyaris tidak merumput di permukaan dan mengayunkan bilahnya sambil meningkatkan kecepatannya.

Apakah serangan itu meleset, atau terhalang, Ghost Light Firefly terbang dengan segala momentumnya, mundur, dan mengejar dampaknya dan bukannya menentangnya. Ghost Light Firefly adalah teknik yang tidak pernah berhenti mengalir dan memungkinkan untuk terus melepaskan serangan.

Dengan memanfaatkan aliran kekuatan musuh, hal itu memungkinkan penggunanya untuk mencapai kecepatan yang lebih besar lagi. Tidak menghentikan kekuasaan, ia meninggalkan tubuh pengguna ke sebuah aliran, berputar satu kali setelah yang lain menjulang seperti badai pisau cukur.

Suara metalic yang bergema di halaman.

Cahaya yang tertinggal dari garis itu tampak seperti kunang-kunang terbang sepanjang malam dengan kecepatan tinggi.

Jumlah goresan pada tubuh Takeru semakin bertambah, dan tak lama kemudian dia akan di tutupi oleh banyak darah.



“Untuk sementara kau tau itu hanya ding ding ding, keahlian pedangmu untuk perkelahian pedang anak-anak.”



“uuhhhh!!”



“Ada yang salah? , jika kau perlu menghindar maka hindarilah dampak yang harus dihindari. Aku akan meningkatkan kecepatan lagi.”



“Ghaa….!”



“Kau menggunakan Soumatou hanya unyuk pergerakan saja, Soumatou bukanlah sesatu yang nyaman. Kau bodoh sekali, apa yang kau ingin menghancurkan tubuhmu?”



Serangan Orochi memiliki kecepatan yang luar biasa, dan kekuatan mereka juga cukup besar.



Takeru tidak menerima luka yang fatal karena dapat menggeser sedikit lintasan pedang itu, tapi pada tingkat ini Takeru akan dikalahkan bahkan sebelum mencapai batasnya.



“Berjalan di atas arus, Takeru.”



“………………!”



“gerakanmu terlalu tidak efisien. Sudah jelas tubuhmu pasti akan hancur. Jangan menghindar, jangan mundur dan jangan beradu pukulan. Gunakan kekuatan lawan untuk melawannya. Ikuti artusnya, manipulasi arusnya, hanya itu yang perlu kau lakukan.”



“……………………!”



“Hingga saat ini kau sudah hidup terbawa arus, ini adalah keahlianmu kan?”



Terpancing oleh Orochi, Takeru melepaskan kekuatan yang ada pada dirinya.

Meskipun tubuhnya di serang dengan sangat kuat, kepalanya kembali tenang dan sirkuit otaknya terhubung dengan kuat.

Jangan menghindar, jangan mundur dan jangan beradu pukulan! Terima----

Tebasan yang di keluarkan oleh Orochi telah beradu dengan pedangnya.

----arusnya! Dan-----

Sebuah konsep yang sederhana. Menangkis. Sejauh ini, ini adalah dasar dari semua dasar. Namun, di depannya adalah sesuatu yang dia alami untuk pertama kalinya.

------bejalan di atas arus!

Sesaat, tubuhnya melakukan rotasi otomatis dan kuat. Dia menyesuaikannya dengan kakinya tanpa menghancurkan momentum itu, dan mengubahnya menjadi seranganya sendiri.

Di depanya adalah Orochi. Dan pada saat yang sama.



“Bagus.”



Kedua pedang itu saling tumpang tindih lagi, dan sekali lagi saling menangkis. Keduanya menggunakan kemampuanya untuk lebih meningkatkan kecepatannya.



“Jangan biarkan Soumato aktif seperti itu. Hal itu tidak di perlukan untuk membaca aliran musuhmu sendiri.”



“…Ya!”



“Gunakan itu hanya untuk langkah awal pergerakanmu. Selama Kau memiliki kekuatan sesaat sebagai dasar, setelah itu kau bisa menggunakan aliran untuk menggerakkan tubuh mu.”



“Yaa!”



Kedua ayunan pedang mereka terlihat seperti mereka sedang menari.

Ghost Light Firefly adalah tipe tehnik yang di terapkan oleh tarian pedang ke dalam pertempuran. Kekuatan maksimal manusia itu terbatas, Serangan dari iblis atau organisme fantastis yang berbeda akan dengan mudah mengalahkan manusia.

Itulah sebabnya Teknik Pedang Dua Sisi adalah teknik yang di kembangakan dengan memanfaatkan kekuatan musuh.

Meskipun dengan mengeluarkan Soumato seminimal mungkin, aku bisa bergerak secepat ini….!

Dia hanya menggunakan Soumato untuk sesaat, hanya pada saat titik pergerakanya, dan berjalan di atas arus.

Kecepatan Takeru meningkat dengan mudah. Itu terlalu cepat sehingga membuatnya cemas, atau lebih tepatnya, dia sedang bersenang-senang. Sudah sangat lama sejak ia menikmati ilmu pedang seperti ini.

Dan, disaat tarian pedang itu mencapai kecepatan maksimal.

Suara dari pedang yang beradu berhenti terdengar.

Takeru dan Orochi menghentikan pedang mereka pada leher mereka.

Imbang?...tidak.



“..gh..gouh.”



Salah satu yang memuntahkan darah adalah Takeru. Dari pada pedang, Orochi menusuknya dengan sarung pedang yang dipegangnya di tangan kiri.

Tak mampu berdiri, Takeru terjatuh dengan di atas lututnya. Meskipun hanya di serang dengan sarung pedang, itu tetap mengenai oragan dalamnya.

Ini jenis kekuatan meskipun ia buta. Pada tingkat ini di mana Takeru mulai meragukan apakah Orochi benar-benar buta.

Orochi pernah berkata, meskipun dia buta bukan berarti dia tidak dapat melihat. Itu memungkinkan untuk bisa mempertajam pendengarannya, dan bisa merasakan pantulan suara dan aliran angin. Dia dapat memperkirakan pergerakan dan posisi target, dan dia dapat membaca ekspresinya. Dia sudah cukup kuat untuk bisa di panggi Monster.



“Jujur aliranmu itu bodoh. Meskipun bagus untuk berjalan di atas aliran, cobalah untuk membuat jarak untuk pertahanan. Jika kau tak dapat merasakan perubahan aliran ku, kau akan kehilangan pertahanmu.”



Sementara Orochi memeriksa apakah pedangnya terpasang dengan baik di sarungnya, Takeru menundukkan kepalanya dalam-dalam.



“..terima kasih..banyak…”



Takeru-lah yang mengajukan diri untuk latihan. Untuk sementara, dia merasa bahwa dia mencapai batas dalam meningkatkan kemampuan pedangnya sendiri, dan mencari Gurunya untuk berlatih.

Setelah melewati teknik ini dalam waktu singkat, Takeru berpikir bahwa jika dia tetap berada di samping Orochi, dia akan bisa tumbuh lebih jauh.

Namun, ada satu masalah yang harus dihadapi terlebih dahulu. Orochi masih belum menanamkan keseluruhan dari Teknik Pedang Dua Sisi pada Takeru. Dia tidak siap untuk meningkatkan kemampuanya, dia hanya belajar ini beberapa saat sebelumnya.



“Ini masihlah teralu dini untuk belajar tehnik itu, tapi itu salahmu karena kurangnya peningkatan….belajarlah lebih tekun.”



“Pergilah dan minta Mother Goose untuk melihatmu. Jika kau ingin melakukan ini lagi datanglah pada waktu yang sama.”



“..um..guru.”



“Nn.”



Tanpa melihat ke belakang, Orochi mengahadap sidikit menyamping.

Dengan ragu, Takeru bertanya padanya jika dia tau sebuah kebenaran.



“Kau tahu tentang Kusanagi Mikoto kan?



“……”



“Tolong katakan padaku…aku sudah menduga bahwa Anda bukan manusia lima tahun yang lalu. Nama mu ada di pohon keluarga di rumah kami, tapi namamu termasuk di antara nenek moyang kita 150 tahun yang lalu sebelumnya.”



Orochi terdiam dan tak bergerak.



“Apa yang terjadi selama perang…dan siapa itu Kusanagi Mikoto, adalah hal yang ingin ku ketahui.”



Takeru sekali lagi menunduk, memohon Orochi.

Orochi melihat ke atas langit malam diman bulan yang tak adapat ia lihat, Dan berbicara dengan suara serak.



“Kau mendengarnya dari Mistilteinn.”



“..ya.”



“Begitu, aku sudah mengira subjek ini akan muncul suatu hari nanti. Aku tidak keberatan.”



“………..”

“-------Mikoto merupakan kakak perempuanku. Aku membunuhnya pada Perang Perburuan Penyihir.”



Takeru tak dapat berkata apapun.

Dia hanya bertanya “kenapa?”.

Karena dia mencoba melakukan hal yang sama sebelumnya.



“Mikoto punya saudara kembar yang lebih muda. Meskipun mereka monozigotik, sebagian besar kutukan "Hyakki Yakou" telah dituangkan ke dalam adik perempuannya. Berkat itu Mikoto terhindar dari pembuangan, dan dibesarkan di kotak kurungan.”



“……………..”



“Aku hanya berbicara dengannya satu kali. Aku menemukan sebuah kotak di hutan secara kebetulan, dan mengobrol singkat dengannya. Sejak saat itu, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya selama sepuluh tahun. Hingga perang terjadi.”



Dengan sikap menyendiri yang biasa, acuh tak acuh, Orochi berbicara tentang masa lalu.

Orochi tampak aneh bahkan di kalangan orang Kusanagi, dia memiliki temperamen yang lebih liar daripada Takeru.

Dia adalah orang naif yang bertindak sesuai dengan apa yang dia anggap benar.

Setelah menguasai Teknik Pedang Dua Sisi, dia meninggalkan adiknya di rumah dan bergabung dengan tentara di pihak penyihir.



“Saat itu aku banyak melakukan hal bodoh. Aku telah menanamkan hasil eksperimen sel vampir pada tubuhku sendiri, aku berhenti menua dan tubuhku menjadi lebih kuat dari pada manusia. Aku juga telah dipercayakan dengan Twilight-Type, dan dengan sombong berpikir bahwa apa yang Ku lakukan akan mempengaruhi hasil perang.”



“..kalau begitu, Guru…”



“Aku adalah kontraktor dari Twillight-type yang lain, Lavateinn. Dan Mikoto merupakan Kontraktor Mistilteinn. Setelah aku meninggalkan kediaman Kusanagi, itu seperti menjadi korban perang yang di bakar habis. Dan di antara kekacauan itu, Inkuisisi mengambil Mikoto. Setelah itu, kurasa bisa dibayangkan apa yang terjadi.

Mungkin ingin menyisihkan rinciannya, Orochi tidak mengatakannya lebih dari itu.

Tapi bahkan tanpa dikatakan, Takeru tahu. Dia juga, memiliki adik perempuan tercinta bernama Kiseki.



“Tubuh Mikoto telah dirusak dengan sangat parah, diberi Mistilteinn sebagai senjata, dan muncul di hadapanku seperti dengan cara seperti itu.”



“………………”



“Dan Mikoto bukan dirinya lagi, karena efek negatif dari wujud Pemburu Dewa……jiwanya terkikis oleh Mistilteinn, dan dia menjadi tidak terkendali.”



“………………”



“Aku membunuhnya. Hasil akhirnya, sama seperti sejarah. Dua Twilight-Type yang saling beradu menyebabkan Akashic Hazard. Dan berakhir seperti ini.”



Orochi mengalami luka serius dalam pertarungan melawan Mikoto, dia pasti sudah kehilangan penglihatannya saat itu.

Dia tidak mengatakan apapun tentang apa yang dia rasakan selama pertarungan itu. Dan saat dia selesai berbicara, dia mulai berjalan sekali lagi.



“Tunggu sebentar guru..”



“……………….”



“Yang belum ku mengerti, mengapa Guru tidak mengambil Mistilteinn dari ku, apakah kau menyerahkannya pada takdir ku? Kau bisa membunuhku dan menghancurkan Lapis, dan semuanya akan selesai dengan baik kan?.”

Sepertinya tidak ada sedikitpun niat untuk membunuh Takeru, tapi jika memang benar, begitulah seharusnya.

“Aku tak berfikir untuk melakukanya tetapi-----kau…kau ingin menyelamatkan segalanya kan?”



Tiba-tiba, Orochi berbicara dengan nada suaranya yang tajam



“Secara kasar aku bisa menceritakan apa alasanmu membuang pedangmu di depan Kiseki. Kau tidak bisa membuang apapun, jadi Kau membuang pedangnya. Adik kecilmu, kawanmu, bahkan dirimu sendiri, kau ingin menyelamatkan setiap hal kecil. Kau mulai egois, dan mengamuk seperti anak yang nakal. Meski tidak bisa melakukan apapun, kau selalu berpegang pada idealisme-mu.”



Dengan punggungnya yang besar berbalik ke arah Takeru, Orochi memberinya nasihat.



“Takeru. Menyelamatkan semuanya bukanlah tugas yang mudah. Karena aku tidak dapat melakukannya, aku telah membuang banyak hal. Begitu juga dengan Mikoto. Keluarga, teman…bahkan sekarang, aku tidak menyesalinya.”



Berat, suaranya tertusuk di dada Takeru



“……………..”



“Aku berbeda dari Mother Goose. Aku tidak akan menghentikanmu dari sebuah pertempuran. Aku tidak suka membunuh bila tidak ada nilainya di dalamnya, aku hanya akan membunuh bila ada nilainya di dalamnya, jadi lebih menguntungkan jika membiarkan Kau pergi. Juga, karena kau telah membuat pilihan untuk menyelamatkan segala hal, Ku pikir itu tidak akan berjalan sesuai keinginan orang lain.”



Takeru tidak mengatakan apapun, dia hanya bisa mendengarkan.



“Kembalilah untuk memegang pedang, Takeru. Dapatkan dan kendalikan Mistilteinn dan jadilah lebih kuat. Dan jangan ragu bahkan jika dunia ini dihancurkan.”



“………………….”



“Menyelamatkan segalanya adalah satu-satunya yang tersisa dari dirimu.”

Sambil memotong dengan pendeknya, Orochi meninggalkan tempat itu dengan suara nyaring sandalnya. Takeru mencoba mengejarnya, tapi tubuhnya tidak meresponsnya dan sekali lagi dia berlutut.

Pada akhirnya, kasus Kusanagi Mikoto tidak menunjukan jalan untuk menyelamatkan Kiseki. Karena situasi mereka benar-benar berbeda, tidak demikian juga. Takeru menatap bulan di langit malam dan memejamkan mata dengan diam.



“…aku tahu itu.”



Dia sudah cukup menjalani hidup yang ia miliki, memutuskan untuk menyelamatkan semuanya ... dan sudah sampai sejauh ini.

Namun, dia tidak memiliki hasil. Bahkan sekarang pun, dia terus menjalani hari-harinya dalam damai.

Dia tidak menemukan cara untuk menyelamatkan Kiseki, juga cara untuk kembali ke teman-temanya.

Dia tahu. Apa yang kurang Dan berapa banyak yang dibutuhkan.

Dia sangat kekurangan kekuatan.

Takeru perlu menjadi kuat dalam segala aspek.

Satu-satunya teman yang bisa ia andalkan adalah Mari. Mereka harus menghadapi status yang sulit karena hanya ada mereka berdua.

Mereka sudah selesai memahami situasi ini. Yang tersisa hanyalah tindakan.

Pertama dia harus berbaikan dengan Lapis, dan menjadi pasangan yang sejati dengannya. Selanjutnya, dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Kiseki dari Orochi, dan-----



“…kembali ke teman-temanku.”



Membuka matanya ia mengulurkan tangan ke bulan yang terlihat di langit berbintang.

Takeru memutuskan untuk kembali ke Akademi Anti Sihir.

Dan dia sudah berdiri di garis startnya.

Yang tertinggal hanyalah berlari.

Takeru mengulurkan tanganya ke bulan dan mengepalkanya dengan kuat.

Pukul empat subuh, Takeru yang tertidur setelah kembali dari latihan samar membuka matanya di kamar tidur.

Itu karena dia merasakan sesuatu seperti tekanan pada tubuhnya.

Pada awalnya dia mengira itu kelumpuhan tidur. Tidak biasa baginya untuk memiliki otot yang kaku.

Namun, dia merasa sedikit ketakutan dengan sosok yang tercermin dalam pandangan buramnya.

Sebelum dia dalam keadaan waspada, dia bisa membedakan siapa warna itu.



“..Lapis.”



Sementara rambutnya yang berwarna biru indah itu bergoyang, Lapis telah berada di atas tubuh Takeru.

Apalagi, dia telanjang.



“………….”



Dia telanjang.



“,,,Woi?,,,,Woi?...”



Ketika Takeru mencoba mengangkat bagian atas tubuhnya, kedua tangan Lapis mendorong mundur Takeru.

Terkejut, Takeru menatap tubuh Lapis.

Meskipun belum matang, ketika melihat tubuhnya Takeru mengerti bahwa dia wanita dan tersipu. Dia sama sekali tidak bernafas dan kedinginan tidak seperti pedang. Namun, kelembutannya memberinya kebahagiaan tertinggi, dan bagian-bagian yang menyentuhnya segera memanas. Cahaya bulan dengan warna unik masuk melalui jendela yang diterangi Lapis.

Dia tidak bisa menemukan kata lain selain "cantik”.



“kau…kenapa?”



“Diam. Saat ini, aku akan menanggapi permintaanmu.”



“A-a-aku tak ingat pernah meminta hal seperti ini!.”



“Dalam bentuk ini, hubunganku denganmu masihlah sangat lemah.”



Menceritakan sesuatu dengan makna yang dalam, Lapis menggerakkan wajahnya di depan Takeru.



“Apa….…”



Saat dia mencoba menghentikannya, bibir Takeru dan Lapis sudah menyatu satu sama lain.

Karena tidak dapat mengeluarkan suara apa pun, dia tetap dalam keadaan sepeti itu.

Lapis menjulurkan jarinya diantara jari tangan Takeru dan dengan perlahan menekan Takeru di tempat tidur. Dimulutnya, dia bisa merasakan lidah mereka yang mulai beradu satu sama lain.

TIDAKTIDAKTIDAKTIDAK,,,,ini benar-benar buruk kan?

Berbeda dengan ekspektasinya, lidah Lapis terasa panas dan dengan lembut membelai mulutnya.

Dia bermaksud menolak, tapi entah kenapa dia merasa kekuatannya telah hilang tubuhnya. Bahkan jika pikiranya menolak, tubuhnya tidak mendengarkannya. Secara perlahan kesadarannya menjadi redup. Seolah-olah mereka mencair bersamaan, indera tubuh dan pikirannya berubah menjadi tak karuan.

Takeru mengalaminya sebelumnya. Dia merasakan perasaan ini saat melakukan kontrak ulang dengan Lapis.

Dengan suara statis seolah-olah datang dari kekuatan TV, kesadaran Takeru terbang ke lokasi yang berbeda.



Kesadaran dan ingatannya menjadi menumpuk dan berputar-putar.

Di dalam pusaran yang sangat besar, segera setelah melihat penglihatan dunia yang hancur, dia berdiri di sebuah ruangan putih tertutup. Meski ia mencoba mengeluarkan suara, ia bahkan tak sempat untuk bernafas.

Ketika dia beralari dari ruang putih yang satu ke yang lainya, dia menemukan suatu titik yang tertutup warna merah.

Itu adalah seorang wanita yang di sematkan. Tubuh wanita itu ditembus sesuatu yang nampak seperti jarum.

Daerah sekitarnya dipenuhi dengan sesuatu yang seperti daging yang menggeliat.

Penampilannya mulai mirip dengan Kiseki.

Sesaat, Takeru menyadari siapa wanita itu.

Kusanagi Mikoto. Kakak Orochi, kontraktor pertama Mistilteinn.

Dengan yakin, ini merupakan ingatan Lapis di masa lalu.



[ “Penyembuhan telah selesai, Menghentikan properti kuno yang belum dikonfirmasi sudah diverifikasi. Melepaskan pengekangan.” ]



Seiring dengan sebuah bel, terdengar suara dari speaker dan belenggu pada Mikoto mulai di lepaskan.

Tubuh Mikoto jatuh ke tanah. Pada saat bersamaan, benjolan daging di sekitarnya menghilang dan berubah menjadi abu. Dia tidak bisa bergerak untuk sementara waktu, tapi kemudian dia mulai merangkak dan meraih sesuatu.

Itu adalah sebuah dahan kecil warna biru.

Mikoto menggenggam dahan itu, dan memegangi dadanya yang berdarah. Rambutnya bergoyang, dan Takeru melihat wajah Mikoto untuk pertama kalinya.

Tidak mungkin...

Wajahnya dan Lapis seperti dua kacang polong. Mikoto yang memiliki wajah yang sama seperti Lapis menyipitkan matanya yang berkaca-kaca dengan baik, dan berbicara dengan cabang berwarna biru itu.



[ “Hari ini…tidak terlalu menyakitkan.” ]



Sambil membelai dahan tersebut, Mikoto pergi ke sudut ruangan dan meletakkannya.

Dan kemudian, dengan gembira, dengan sukacita, dia terus berbicara dengan dahan yang tidak menanggapinya itu.

Dia tampak seperti anak kecil yang sedang memeluk boneka.

Seolah-olah dahan itu adalah satu-satunya keselamatan baginya.

Dadanya diserang perasaan yang sangat kuat. Kemarahan, kesedihan, dan kekosongan memenuhi dadanya. Seperti halnya Takeru adalah keselamatan bagi Kiseki, bagi Mikoto, cabang itu adalah satu-satunya keselamatan baginya.

Penglihatan Takeru mulai berubah, dan waktu mulai mengalir dengan kecepatan tinggi.

Itu adalah pengulangan hal yang sama, Mikoto terus berbicara dengan cabang berwarna biru itu sendiri.

Hari ini, mari kita bicara tentang pertama kali aku melihat dunia luar.

Hari ini, mari kita bicara tentang cahaya pagi hari.

Makan malam hari ini, aku bertanya-tanya apa jadinya. Kuharap aku bisa makan sesuatu yang bergizi.

Hari ini, mari kita bicara tentang anak laki-laki yang datang ke kotak.

Mikoto terus berulang kali bercerita tentang momen bahagia terpendek sekalipun. Akhirnya, dahan kecil yang dipeluknya mulai merona dengan cahaya samar. Seakan menanggapi perkataanya.

Dengan begitu senangnya, Mikoto tersenyum lebar dan tertawa.

Namun, setelah bertahun-tahun berlalu, jantung Mikoto mulai kelelahan.

Perlahan suaranya menipis, dia tidak bisa menangis kesakitan, dan tidak ada lagi yang bisa berbicara tentang kenangan indah. Akhirnya, Mikoto mulai mempercayakan keinginannya ke dahan kecil itu.

Keinginan agar dunia ini hancur. Keinginannya yang berharga, keinginan agar dunia berakhir. Air mata mengalir di pipi Takeru.

Dia tidak dapat menentukan apakah itu benar-benar air matanya sendiri.

Penglihatan Takeru kembali di halau, dan dia berdiri di lokasi yang berbeda.

Di sana, ada medan perang yang penuh dengan peluru dan partikel sihir yang terbang ke mana-mana. Banyak tentara dan banyak penyihir saling membunuh dalam kekacauan ini.

Di tengah neraka itu, neraka baru terjatuh.

Sosok Mikoto muncul dari dalam sesuatu yang sepertinya mirip peti mati yang jatuh di tengah medan perang.

Dia berjalan dengan tak stabil di medan perang, seperti hantu.

Sementara tentara dan penyihir menyaksikannya tidak tahu apa yang terjadi, Mikoto berbicara kepada dahan yang ia di tangannya.



[ “Ayo kita selesaikan semuanya bersama…Lapis.” ]



Sebagai tanggapan atas keinginan Mikoto, dahan itu berubah bentuk dan menjadi sebuah pedang.

Pada saat bersamaan, tubuhnya tertutup partikel warna biru.

Kekuatan yang dapat melahap segalanya dan membunuh dewa mulai menyatu dengan jiwa Mikoto.

Namun, jiwa manusia tidak mampu menahan erosi itu.

Mikoto mengeluarkan jeritan seperti ratapan, menderita sakit yang teramat pada jiwanya. Pada saat bersamaan, daging merah meluap keluar dari tubuhnya.

Kusanagi Mikoto berubah menjadi neraka. Tentara, penyihir, semuanya di telan olehnya.

Saat pembantaian yang mengerikan berlanjut, jeritan itu segera berubah menjadi suara tebasan pedang.

Menjulang di depan mata Mikoto, Orochi mengenakan baju besi merah menyala.

Orochi mengunci pedangnya pada Mikoto yang telah berubah menjadi monster.

Dia dengan putus asa memanggilnya, mencoba untuk menyampaikan bahwa dia adalah anak laki-laki yang dulu menemui Mikoto. Tapi suaranya tidak sampai padanya.

Pikirannya sudah tidak ada lagi disana.



[ “Sialaaann!! Tidak ada alasan…..ini..sesuatu sperti ini---aaaAAAgh!!! sialaannnnnn!!!!” ]



Orochi meratapinya, wajahnya basah karena air matanya.

Armor yang menutupi kepalanya dengan api, membuktikan keberadaannya sebagai seseorang berburu dewa.

Dua pemburu dewa yang saling berhadapan.

Tangisan Orochi berubah menjadi ratapan umat manusia, dan akhirnya, berubah menjadi ratapan dunia.

Semuanya talah hangus, semuanya telah mati.

[Void] sihir menutupi seluruh dunia dan tanpa pandang bulu melahap orang-orang.

Pertarungan mereka berdua berlanjut selama beberapa hari, dan ketika berakhir, mayoritas umat manusia sudah terbunuh.

Pedang berwarna biru jatuh di samping Mikoto yang telah terjatuh.

Meskipun pedang itu jatuh dengan membuatnya tampak seperti meringkuk sampai ke mayat Mikoto, ketika dia pikir itu mulai bergetar samar, itu berubah menjadi partikel. Partikel berwarna biru berkumpul bersama, dan membentuk bentuk wujud manusia.

Tak lama kemudian, bentuk manusia berubah menjadi gadis berwarna biru dan meletakkan tangannya di mayat Mikoto.



[ “Kontraktor, tolong sadarlah.” ]



[ “------------“ ]



[ “Aku telah mengabulkan permintaanmu, Dunia telah hancur. Tidak ada yang tersisa untuk menyakitimu.” ]



[ “--------------“ ]



[ “Kontraktor, Ku mohon sadarlah. Seharusnya tidak ada lagi rasa sakit. Kita dapat menikmati makan malam yang enak malam ini.” ]



Gadis itu tanpa ekspresi mengguncang Mikoto dengan tangannya.

Tidak ada jawaban dari Mikoto. Sampai akhir keputusasaan, sebagian besar tubuhnya dikarbonisasi. Meski begitu, gadis itu tidak berhenti berbicara dengan Mikoto. Sama seperti Mikoto biasa berbicara dengan gadis itu sebelumnya, Dia tidak menerima jawaban apapun.

Tidak ada kesedihan di dalamnya. Tidak ada air mata di dalamnya. Seolah-olah hal itu wajar dilakukan, tentu, itulah yang dipikirkan gadis itu.



[ “Kauu…..” ]



Orochi telah muncul di depan tubuh Mikoto dan si gadis. Kedua matanya hancur, dia berada dalam keadaan di mana daging jatuh dari tubuhnya, dia memegang pedang yang patah dan terhuyung-huyung.

Bola mata yang hancur berhasil dikembalikan dengan sihir, dan Orochi melihat gadis itu.



[ “Sialaann…kenapa kamu ... kenapa kamu meringkuk dekat dengannya dengan wajah itu ...! Kenapa kamu hidup saat Mikoto harus mati?!...” ]



Orochi yang bersiap dengan pedang rusaknya, gadis itu mulai berbalik.

Orochi mulai di selimuti kemarahan, penderitaan dan kesedihan, dan mengacungkan pedang.



[ “Wajah itu…..jangan melihat ke arahku dengan wajah ituuuuuuuuu……..” ]



Saat ia mengayunkan pisau itu, si gadis------

--------Lapis, terus menatapnya seperti gelas.



[ “…! Si..sialann…! “ ]



Ujungnya berhenti bergerak sebelum mencapai Lapis.

Orochi terjatuh berlutut dan meratap di dunia yang telah musnah.

Lapis tidak tahu mengapa dia menangis, dia hanya berpikir.

[ “Kontraktor.” ]



Terus mengguncang tubuh Mikoto dengan terus menerus.



“Nh------------“



Merasa terkejut seakan jantungnya tiba-tiba mulai berdetak lagi, Takeru membuka matanya.

Lapis menggerakkan bibirnya untuk menarik sehelai air liur, dan Takeru meludahkan napas dalam-dalam.



“..untuk sekarang.”



“Aku btelah menanggapi permintaanmu. Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu, itu yang kau katakan sebelumnya. Saat ini itu adalah ingatanku sebagai awal pembentukan kepribadian dan mode Pemburu Dewa.”



Lapis menggambarkanya dengan acuh tak acuh.

Takeru menghapus air mata yang membasahi pipinya, dan menatap Lapis.

Dia benar-benar tanpa ekspresi.



“Mode Pemburu Dewa membutuhkan jiwa yang kuat. Jiwa Kontraktor sangat penting untuk proses penggabungan. Namun, jiwa manusia tidak mampu menahannya.”



“……………”



“Sementara tubuh Kusanagi Mikoto adalah iblis, jiwanya masih tetap jiwa milik manusia.”



“…Apa kau tidak tahu bahwa jiwanya adalah jiwa manusia?”



“Dari semua contoh itu, aku tidak tahu apa hasilnya. Namun, dia menginginkannya. Entah aku tahu itu atau tidak, aku pasti sudah mengaktifkannya. Lagi pula, makna keberadaan ku adalah menyatu dengan kontraktor.”

Suara Lapis terasa dingin dan menyengat.



“Jika manusia tidak dapat menanggungnya…maka apakah itu berarti aku juga sudah berada cukup dalam?”



“Kau tah perlu khawatir.”



Dia mengeluarkan nafas, dan berbicara dengan mata tertutup.



“Bagaimanapun, jiwamu bukan jiwa milik manusia.”



“…………………….”



“Wanita keluarga Kusanagi memiliki tubuh iblis dan jiwa manusia. Sebaliknya, Pria keluarga Kusanagi memiliki tubuh manusia dan jiwa iblis. Tidakkah kamu mendengarnya dari anggota keluargamu?”



Saat Takeru terdiam, "Apa aku salah?" Tanya Lapis.

Dia tidak pernah mendengarnya dari orang tuanya maupun Orochi.

Bagaimanapun, dia tidak terkejut.



“Untuk waktu yang lama, aku samar-samar mengira begitulah adanya. 'Bukankah alasan tubuh ku terasa sempit karena jiwaku terlalu besar'….walaupun, aku tidak tahu banyak tentang jiwa dan semacamnya.”



“……………..”



“jadi begitu…jiwaku bukanlah jiwa manusia.”



Dia bergumam dan melihat ke langit-langit. Anehnya, dia tidak sedikitpun terkejut. Tidak mampu memahami hati manusia dan terus mengamuk tanpa memikirkan di mana dia adalah cerita masa lalu. Dia melibatkan dirinya dengan banyak orang dan membentuk ikatan. Ia dipercayai oleh orang lain, dan bisa mempercayai orang lain.

Jujur saja, tidak masalah bagi Takeru bahwa jiwanya adalah iblis.

Dia tidak tertarik dengan kualitas jiwanya. Dia tidak memiliki kenangan ataupun ingatan akan penderitaan karena hal seperti itu.

Sampai sekarang, dia sudah terlihat seperti Kiseki yang terus-menerus menderita karena tubuh iblisnya. Takeru tidak terlalu lemah untuk dikejutkan oleh hal-hal seperti ini. Pertama, jika dia mengganggu dirinya dengan hal konyol seperti itu, dia akan dipukuli oleh Ouka.

Kau adalah manusia yang di panggil Kusanagi Takeru, itulah yang dia katakan pada Takeru.



“Omong-omong, apa yang akan terjadi pada Ku setelah kita benar-benar menyatu?”



“Batas antara kita akan hilang. Kita akan kehilangan diri kita dan mendapatkan kekuatan untuk membasmi para dewa, menjadi kehadiran yang bertindak hanya untuk memenuhi keinginan kita sendiri.”



Takeru menatapnya dengan matanya dan bergumam "Aku tak suka itu".



“Jadi Kau sama sekali tidak menginginkan hal itu. Paham, begitu keamanan kita terjamin, kita akan membatalkan kontrak. Jika soal itu maka jangan khawatir, aku akan mengurusnya sebagai sebuah pertimbangan.”



“Tunggu tunggu, apa yang tak kusukai, adalah aku tak dapat mengabulkan keinginan ku sendiri.”



“Bahkan jika kau mengatakan bahwa aku tak dapat memahaminya. Lagi pula, aku hanya senjata.”



Dengan tatapan dingin Lapis menoleh ke arah Takeru.

Tapi, Takeru memberhentikannya dengan hanya satu kata.



“Pembohong.”



“Dimana aku berbohong. Aku ingin sebuah penjelasan.”



“Tentu, Kau mungkin hanya senjata saat Kau diciptakan, tapi Kau memiliki kepribadian yang lahir di dunia ini kan?”



“Jadi apa?”



“Pada akhirnya, itu berarti Kau tidak berbeda dengan manusia. Kau memang mirip dengan Ku. Jiwaku menjadi iblis atau apapun, karena lingkungan tempatku tumbuh, aku menjadi manusia…bukankah itu sama untukmu?”



Lapis memiringkan kepalanya bingung.

Entah bagaimana, dia sangat frustrasi, atau lebih tepatnya, ada perasaan bahwa dia bersikap menantang di depan sesuatu yang tidak dapat dia mengerti.

Takeru menunjukan ekspresi terkejut di wajahnya.



“Mengapa penampilan dan nada suaramu seperti Mikoto?”



“……..Karena tidak ada objek untuk referensi selain dia.”



“Kau Salah. Itu bukan alasannya.”



“Itu tidak salah. Penggabungan dengan jiwa Kusanagi Mikoto telah gagal, ia terkikis olehku dan kelelahan. Hanya informasi yang tersisa di jiwaku, dan dari informasi itu, kepribadianku------“



Dia tiba-tiba berdiri dan meraih kedua bahu Lapis.

Bahu Lapis sedikit gemetar.



“Kau salah----itu karena kau mencintainya. Kau benar-benar mencintainya.”



Sambil menatap mata Lapis dengan serius, Takeru dengan kuat mengatakannya.

Mencintainya. Dengan kata-kata ini, dia membeku kaku.



“….Aku tidak mengerti.”



“Tidak, Kau bisa. Aku telah mengingat kembali kenangan dan ingatanmu.”



“……..Mode Pemburu Dewaku denganmu telah terputus. Hubungan jiwa kita sangat lemah.”



“Aku tahu bahkan tanpa hal itu. Kau ingin menyelamatkannya karena Kau mencintainya. Kau ingin menyatu dengannya, karena Kau juga ingin bersama dengannya. Dia, yang sedang menderita………dan selalu berbicara dengan Mu….Kau ingin melakukan sesuatu untuknya. Metode ini sangat memang sangat kuno dan kau telah merepotkan semua orang di sekitarmu, tetap saja, Kau melakukannya murni untuk orang itu.”



“Kau salah. Aku telah membunuhnya dengan Mode Pemburu Dewa.”



“Bukankah Kau yang mengatakan bahwa kau tidak tahu bahwa jiwanya adalah manusia, bukankah kau tidak berniat membunuhnya, dan hanya ingin menjadi satu denganya.”



“Aku------“



“……Cukup. Kau sama saja denganku. Seorang idiot yang canggung.”



Seolah ingin menghalangi Lapis yang ingin membenarkanya, Takeru memeluknya.

Lapis tidak menolak, dan membiarkan dirinya dipeluk oleh Takeru.

Dia dengan perlahan, dan dengan lembut membelai rambutnya yang berwarna biru.



“Kau…sangat sedih ketida dia meninggal.”



“…………………..”



“Di tinggal sendiri, kau begitu kesepian.”



Lapis merasa linglung saat telapak tangan Takeru yang hangat membelai kepalanya.

Dia tidak tahu arti kehangatan. Dia juga tidak tahu apa arti kesedihan.

Lalu dia merasakan kesamaan dengan tangan Mikoto yang selalu membelai dia dengan tangan Takeru.



“Aku telah memutuskan, aku akan selalu ada di sampingmu. Aku berjanji untuk tidak meninggalkanmu dan mati sendirian.”



“…………………….”



“Terima kasih telah mencoba mewujudkan keinginanKu. Dan aku minta maaf karena telah ragu-ragu.”



Dia memeluk Lapis lebih kuat lagi.



“Aku ingin mengabulkan keinginanku sendiri. Kita tak perlu menjadi satu. Aku ingin menjadi diriku sendiri, dan kau menjadi dirimu sendiri. Aku membutuhkanmu, Lapis.”



Lapis tak menjawab.

Bingung karena kehangatan rambutnya yang dibelai, dia membenamkan wajahnya di dada Takeru.



“Aku tak tahu tentang diriku sendiri. Namun kenapa, kau tahu banyak tentang diriku?”



“Aku tak tahu, aku hanya berfikir memang begitu adanya.”



“Aku tidak dapat menyangkal analisismu tentangku lagi. Tidak masalah seberapa banyak aku mencoba menyangkalnya, kepribadian ku menimbulkan kesalahan. Aku selalu merasa kasihan dengan kepribadian semu ini. Ada banyak hal yang aku tidak mengerti tentang diriku sendiri.”



“Kau hanya perlu belajar sedikit demi sedikit.”



“Kepribadian ini….jika aku tidak memiliki emosi…. seharusnya aku hanya pedang yang membawa senja.”



“Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku senang bahwa kau telah di lahirkan.”



“Aku…apa yang seharusnya ku lakukan?”



Dengan suara gemetar, dia bertanya seolah mencari pertolongan dari Takeru. Dia memeluk tubuh Lapis dengan kuat dan menjawab.



“Teataplah bersamaku. Sebagai seorang patner.”



Lapis terdiam.



“Bagi dunia ini, aku hanya sesuatu yang berbahaya. Aku bisa menghancurkan dunia ini.”



“Itu tidak benar. Aku akan menggunakanmu dengan benar, dan membuktikanya padamu.”



“Aku mungkin akan mengikis dan membuatmu lelah. Aku mungkin akan membunuhmu.”



“Jiwaku adalah iblis. Jika penggabungan berjalan lancar, kita seharusnya bisa bertahan seperti saat ini.”



“……Tidak ada dasar seperi itu.”



“Siapa yang butuh hal seperti itu?”



Setelah kepalanya terbelalak oleh Takeru, Lapis menyipitkan matanya. Dan kemudian, dia mengajukan pertanyaan pertama yang sepertinya menahan emosi dari dalam.



“Lalu, kamu tidak akan menolakku? Tidakkah kau berpikir bahwa menggunakan pedang kehancuran sepertiku tidak menyenangkan.”



“Jangan membuatku mengulanginya lagi, aku tidak berniat membuangmu. Aku tidak ingin kehilanganmu Itu sebabnya--------------“



Saat Takeru dan Lapis saling memandang dengan saksama, dia mencurahkan semua perasaannya dan berkata.



“---------Sekali lagi jadikan aku kontraktormu.”

Suaranya menyentuh hati Lapis.

Lapis dengan lembut menutup matanya dan meneteskan satu air mata. Itu cukup kecil untuk dilupakan, tapi dia pasti menangis untuk pertama kalinya.



“..Ya..dengan senang hati..kontraktor..”



Dipanggil dengan cara yang nostalgia, Takeru tersenyum.

Dia tanpa ekspresi seperti biasa tapi sekarang aku baik-baik saja dengan satu kata itu, pikir Takeru.

Dan seperti ini, anak laki-laki dengan hati iblis dan pedang senja yang meringkuk dan manusia yang sekali lagi telah kontraktor.











Jauh di barat, di Sisi Barat Akademi sihir.

Di ruang bawah tanah yang merupakan tempat pertemuan para eksekutif Sisi Barat untuk berkumpul, sebuah pertemuan "Pureblood Party" Valhalla selalu dilakukan pada akhir pekan.



“Pureblood Party”



Sisi Barat memang memegang konsep darah murni, tapi mereka yang memikul filosofi itu pada diri mereka sendiri, adalah orang-orang yang beroperasi di bawah bendera pemurnian dunia dan menyebut diri mereka seperti itu.

Dengan sedikit pengecualian, semua personil terdiri dari penyihir berdarah murni. Pusat ruang bawah tanah diadaptasi agar terlihat seperti sebuah auditorium besar dengan panggung di tengahnya.

Di tengah panggung yang diterangi, ditempatkan sebuah takhta tunggal.



“Hmph, jadi pada akhirnya, Mother Goose telah memutuskan untuk mendapatkan Mistilteinn?”



Duduk di takhta mewah dan mengasah kuku merah keunguannya adalah seorang wanita aneh yang mengenakan gaun yang dihiasi dengan mawar.

Namanya Elizabeth. Dia adalah salah satu pemimpin Valhalla bersama Mother Goose, Haunted dan Orochi. Pada saat yang sama, dia menjabat sebagai ketua Akademi Sihir penampungan Eropa di Sisi Barat.

Sepatu merah keunguan, gaun merah keunguan, bibir merah keunguan.

Itu adalah wanita yang cukup cocok untuk dikatakan bahwa dia memiliki selera yang mengerikan.



“Kenapa kamu diam? Cepat dan jawablah, Kanaria.”



Dari dalam kegelapan dimana tidak ada cahaya, Kanaria menatapnya dengan jengkel.

Meskipun dalam kegelapan, mata Kanaria mengeluarkan kilau yang menyilaukan.



“…iya..Mother Goose bermaksud untuk mendapatkan Mistillteinn dan Takeru.”



“Oh, Begitu!!”



Dengan tindakan berlebihan yang menunjukkan bahwa dia terkejut. Eliza mengeluarkan suara yang menusuk.


Pada saat bersamaan, kelopak mawar yang terbang di sekitarnya terjatuh ke tanah.



”Betapa menyedihkanya….itu sebabnya wanita anorganik itu tidak bisa dipercaya. Meskipun dia harusnya menghormati pendapat para tetua dan Pureblood, dia masih menjadi beban.”



Dia menggelengkan kepala, secara bergiliran dengan jari kurus yang sepertinya akan pecah, tanpa nyalanya, ada pipa yang sudah menyala muncul di ujung jarinya. Eliza memasukkannya ke dalam mulutnya dengan gerakan yang mengalir, dan mengisap asap tembakau secara dalam, dan sama seperti meludahkannya.



“Lakukan sesuatu seperti unsur yang mengganggu Dirimu sendiri, Kanaria.”



“Disisi sana aku memiliki tugas. Jika aku pindah sekarang, mereka akan curiga.”



“Oooh, ohhh, ohhoo, Kanaria? Elfie ku yang kosong, licik dan kotor? Sekarang bukan saatnya mengkhawatirkan sesuatu yang sepele itu? Perang sudah dimulai.”



“Karena Kusanagi Kiseki, Alchemist bergabung dengan Inkuisisi. Keseimbangan kekuatan dikompromikan. Namun, Kau memulai perang Mu sendiri. Kau harus mengkonfirmasi keadaan lebih jauh. Tempat penampungan lain serta Sisi Barat telah berhasil dikacaukan.”



“Betul! Aku memulainya! Karena orang yang bau itu, Aku yang mengacaukanya! Di tempat pertama mengapa Senat memilih wanita anorganik untuk memulihkan "Hyakki Yakou"? Ini berakibat dengan penderitaan ini! Aliansi antara Inkuisisi dan Alkemis telah ditetapkan dalam batu!”



“,,,,Ngh..!”



“Kau juga bersalah. Aku bersyukur jadi aku tidak menyalahkanmu untuk itu? Dan apa ini? Aku bertanya-tanya apakah Kau mencoba untuk berpaling sisi ke Timur? Apakah kau bisa menang dari wanita polos dan vampir palsu itu, Kanariaaa?”



Eliza dan Kanaria saling menatap satu sama lain.

Saat garis pandang mereka saling berpotongan, saat percikan api hendak terbang, terdengar suara pintu terbuka di sisi lain kegelapan telah terdengar.



“-------Yahoo! Heyaheya halo halo, sudah lama kalian berdua!”



Dari balik pintu yang terbelalak di dalam, sosok itu mendekati keduanya sambil membuat suara langkah kaki yang nyenyak. Eliza dan Kanaria mengerutkan kening dan menggigit lidah mereka.

Bahkan di dalam Valhalla ia dikenal sebagai penipu yang sering membuat masalah.

Penyihir keputusasaan, necromancer Haunted.

[Note: Necromancer atau Necromacy adalah ilmu hitam yang membangkitkan orang yang sudah mati. Dan orang yang menggunakan sihir ini di sebut Necromancer.]

Luka yang di deritanya saat di hantam oleh serangan aurora Mari sudah sembuh, dan wajahnya mengilap.

Haunted berhenti bergerak tepat di sebelah Kanaria.



“Oh, Kanaria-san? !! Ohh, kamu telah menjadi sangat cantik setelah sekian lama aku tak melihatmu. Terakhir kali kali melihatmu saat Kau masih berada di tengah pertumbuhan pesat dan masih kecil! Betapa memalukanya---------aku hanya bercanda jadi jangan membuat wajah seperti itu! Aku bangga dengan Yang Maha Kuasa! "Matang untuk makan" benar-benar sempurna menggambarkan Dirimu!”



Tangannya yang mencoba menyentuh rambut Kanaria saat berbicara dengan lidah terbelit dengan kecepatan tinggi telah terpotong oleh pedang yang bawa Kanaria di punggungnya. Tangan jatuh di lantai dengan percikan api. Tangan kanan Haunted yang terputus mulai melompat-lompat di lantai seperti ikan yang dilempar ke daratan.



“Betapa kejamnya. Apakah ini yang disebut "tsun"? Aku harap kau akan mendatangi ku dengan "dere" suatu hari nanti.”



Sementara Haunted mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan menakutkan, lengan yang menggeliat di tanah ditelan rawa hitam yang tiba-tiba muncul.

Begitu menghilang, lengan kanan Haunted sudah tersambung kembali dalam posisi semula.

Sambil menyeringai, kali ini ia berpaling ke arah Eliza yang duduk di atas takhta.



“Sudah lama untukmu juga, Eliza-san! Kamu selalu mencolok seperti biasanya dan aku ingin memberitahumu untuk membuat dirimu muda secukupnya, tapi ini merupakan pembekuan selmu yang hebat! Seperti yang diharapkan dari yang "Mahakuasa" sang Penyihir Kuno, aku ingin mengucapkan pujian yang tulus terhadap pemberontakan mu terhadap arus waktu! kau sama sekali tidak berubah sejak kau masih muda yang ingin menjadi vampir dan telah mandi dengan darah perawan muda seribu tahun yang lalu.”

Dengan berisik ia bertepuk tangan dan memuji Eliza dengan senyum lebar di wajahnya. Eliza hanya mendengus dingin.



“Bahkan jika itu ironis, bukankah itu tindakan yang terlalu besar? Pemegang properti kuno seperti kita membuang konsep penuaan sejak lama…Aku sudah lupa masa tentang lalu.”



“Nonoo, aku pikir pada dasarnya tidak ada yang berubah tentang dirimu kan? Bagaimana Kau menjelaskan penampilanmu yang tidak berubah selain dengan obsesimu terhadap kaum muda?”



“……………….”



“Riasanmu, bukankah sudah mulai luntur?”



Saat Haunted memprovokasinya sambil tersenyum, pipi Eliza bergetar. Mungkin, di dalam dirinya kemarahan telah mencapai puncaknya. Wajah pokernya sepertinya tidak terlalu bagus.

Haunted melebarkan lengannya seperti aktor panggung dan dengan sedih menatap ke arah lampu.



“Mengapa wanita harus berpikir bahwa usia tua dan keburukan adalah satu hal yang sama, sungguh sangat disayangkannya itu. Umur hanya merupakan simbol. Ini pertanda memiliki masa lalu yang padat. Jangan menyangkal umur, pegang, dan saat menghadapi perasaan masa lalu kau akan dapat menghadap ke depan untuk memoles masa depan…dan menikmati usia tua…bukankah menurutmu wanita yang seperti itu sangat cantik?”



“Aku tak ingin di beri tahu oleh seorang necromacer yang menyangkal sebuah kematian.”



“Ouuhh. Sungguh menyakitkan jika kau menyangkalnya sedemikian rupa!”



Dengan ceria tertawa, Haunted mencoba terus berbicara tentang topik konyol.



“Ngomong-ngomong, apa kamu tau? Mayoritas pria adalah lolico------“



“Simpan dulu leluconmu itu, kenapa kamu kembali kesini? Bukankah senat menyuruh mu untuk siaga di lapangan? aku akan mengatakan ini, dari sudut pandang pureblood, kita tidak ingin gangguan seperti mu ada di dekat kita. Apakah ada alasan untukmu menunjukkan wajahmu di sini aku mulai bertanya-tanya.”

Saat Eliza mengatakan hal itu dia begitu tidak puas dan menaruh danganya di dagunya, "Tentu saja!" Haunted menjawab dengan percaya diri.



“Dulu ada beberapa situasi darurat. Waktu di mana setiap menit dihitung, inilah saat yang tepat.”



“……darurat?? Cepat katakanlah.”



“Sebenarnya---- seseorang yang ku tidak ingin berhenti mencintaiku telah datang ke sini, jadi aku coba terbang mendekat.”



Tanpa ragu dan malu, Haunted menempelkan pipinya yang memerah.

Retakan jengkel telah muncul di pipi Eliza. Meski begitu, Haunted terus saja tidak memikirkan hal itu.



“Mari-san! Ohh Mari-san! Aku bertanya-tanya sudah berapa lama sejak aku terpisah darinya….empat bulan? Atau apakah itu lima bulan? Untuk waktu yang lama, aku belum melihat sosoknya dengan putus asa berusaha bersikap kuat dan menahan air matanya….! Tentunya, dia juga pasti kesepian….! Itu sebabnya aku telah membuat jalan memutar sedemikian rupa untuk datang dan menemuinya! Inilah kekuatan cinta! Cinta yang melebihi lautan properti Void !! Aku perlu menanggapi cinta ini tidak peduli apa….! Aku akan datang kembali-----------“



“----------Bawa jauh-jauh lelaki ini. Aku tidak akan mengambil bagian dalam lelucon ini.”



Di depan Haunted yang melanjutkan monolognya yang gila, Eliza menjentikkan jarinya dan mengeluh. Kemudian, dua orang berpakaian jubah merah muncul di samping Haunted seperti hantu, dan mulai menyeretnya sambil menahan lengannya.



“Tunggu Mari-san! My Mari-chan! Aku pasti akan datang dan menjemputmu--------“



Sambil membuat pernyataan menjijikkan, Haunted memudar dari ruang bawah tanah. Eliza mengeluarkan napas lelah.



“Kanaria. Kita kembali ke topiknya.”



“…….tidak ada topik apapun, jika aku tidak kembali dia akan curiga.”

“Jangan main-main denganku di sini. Haunted sepertinya menyukaimu sehingga dia mencoba mengalihkan ceritanya tapi…apa menurutmu aku benar-benar akan membiarkanmu menghindar untuk menjawabnya.”



Sambil mengunyah dengan lembut kuku merah keunguannya, Eliza tersenyum pahit. Saat Kanaria hanya menatap Eliza yang menunduk menatapnya dari laut, Eliza dengan riang membelai bibirnya yang indah.



“Kau, buktikanlah kesetiaanmu pada kami.”



“…Seperti yang telah ku tunjukkan selama ini. Aku sudah melakukan banyak pekerjaan kotor untuk Mu.”



“Misi-misi itu adalah sesuatu yang diputuskan oleh konsensus seluruh Valhalla? Apa yang kukatakan, bahwa Kau harus membuktikan kesetiaan mu kepada Sisi Barat. Dengan kata lain, Kau harus memberontak melawan wanita anorganik itu.”



Eliza menyembunyikan mukanya di belakang kipas angin barat, dan membuat senyuman yang bisa dilihat melalui matanya saja.



“------------Buang Kusanagi Takeru dan pulihkan kembali Mistilteinn. Dengan demikian, Kau akan dapat meningkatkan kekuatan dan akan mendapatkan hak untuk melakukan balas dendam atas Inkuisisi dan Alchemist.”



“?! Apa yang coba kau lakukan jika sudah memilikinya? Senat tidak akan mengijinkanya…”



“Lakukan saja . Dengar. Semua elit yang berkumpul di sini mengatakan untuk menyerahkannya padamu. Jika perang meningkat dengan sungguh-sungguh, kebingungan akan menguasai medan perang. Jika itu terjadi, Kau akan diizinkan untuk menggunakan anak-anak ini sesuka mu dan memenuhi balas dendam milikmu.”



Eliza berdiri dari takhta yang menginjak lantai dengan tumit, dan sambil menggoyangkan pinggulnya dia bergerak mendekati Kanaria.

Dan kipasnya telah menutupi mulut Kanaria.



“…Orang yang membunuh ibumu adalah Inkuisisi dan Alchemist benarkan?. Tidakkah kamu ingin membuang sampah sempah seperti mereka? Itu tidak mungkin terjadi jika kau tinggal di samping wanita anorganik dan vampir palsu itu.”



“…………….”



“Apakah kau tahu maksudku mengatakanya dan menyuruhmu untuk memilih?”



Suara Eliza bergema di dalam kegelapan..

Ekspresi Kanaria tidak berubah sedikit pun, tapi kepalan tangannya mengeluarkan suara keras.



Di luar tempat pertemuan, Haunted menyandarkan punggungnya di pintu dan mendengar semuanya.

Setetes cairan yang digunakan untuk memulihkan lengannya tadi tertinggal di lantai, dan dia mendengar percakapan melalui itu cairan itu.



“…Kenapa Eliza-san jadi sombong meski tampil bagus dan menawan.”



Haunted yang benar-benar menyesal menggelengkan kepalanya dan meninggalkan tempat itu.

Sesuatu yang terjatuh di bawah kakinya adalah sisa-sisa dua elit partai pureblood.

Setelah melewati mayat tersebut, di lantai dibuat dengan bahan yang mirip dengan karpet merah, di sana, dia melihat seorang gadis hitam berdiri berdiri.

Dengan mengenakan pakaian gothic hitam, gadis itu terlihat sangat mengerikan di matanya.

[Note: Gothic artinya gaya pakaian ala Jerman. ]

Dia memiliki postur yang realistis dan indah seperti boneka barat. Dia memiliki rambut hitam kebiruan seperti malam dan kulit hitam yang terlihat brengsek dan mengingatkannya pada opal hitam, siapa pun yang melihatnya akan mengatakan bahwa dia adalah penjahat hanya dengan sekilas melihat. Haunted berdiri di depan gadis itu dengan ekspresi terkejut di wajahnya.



“…Tidak biasanya. Sejak kapan kau memiliki bentuk manusia?”



Gadis itu seperti menggigit lidahnya dan menyilangkan lengannya di depan dadanya.



“Sejak kita ke tempat ini dengan jelas. Meskipun ada izin untuk membawa Realic Eater dengan kemauan sendiri, pelepasan bentuk penyerangan sangat diperlukan. Meskipun memalukan untuk mengambil bentuk manusia, itu lebih baik daripada berada dalam kurungan anti sihir.”



Ketika Haunted mulai berjalan lagi, gadis kulit hitam itu Realic Eater kelas S "Dáinsleif" mengikutinya.



“Kau juga pernah mendengarnya, percakapan pertemuan itu?”



“Yeah ... Eliza sedang tidak sabaran. Karena tindakannya yang menonjol, sudah jelas bahkan ke Sisi Barat. Tak lama lagi dia akan diturunkan dari kursi Ketua…ada sejumlah penyihir perwakilan dari tempat penampungan lain yang ingin menghentikannya. Karena itulah dia ingin mendapatkan kekuatan membunuh Dewa, dan menjadikan dirinya raja.”



“Dia sangat luar biasa sebagai penyihir. Sangat di sesalkan, dia terlalu kuat, atau lebih egois. Tidak seperti Mother Goose, dia tipe yang tidak disukai Senat.”



“….Di beritahu olehmu, Haunted. Kupikir dia sangat menyedihakan.”



“Aku tidak tertarik pada hal-hal seperti posisi atau kehormatan. Apalagi, dalam prinsip pureblood, itu membuat ku ingin muntah. Dunia ini menarik karena ada banyak orang yang berbeda dengan banyak ide berbeda di dalamnya….apa yang menyenangkan di dunia yang berwarna tunggal?”



Dia menggelengkan kepalanya sambil mendesah, dan melihat ke samping.



“Sebenarnya, Kau tidak datang ke sini untuk melakukan sesuatu yang konyol seperti menguping pada pertemuan itu benar?”



“..betul. Aku pernah mendengar bahwa selama kegagalan pemulihan "Hyakki Yakou", ada bonus yang dibawa kembali, jadi kupikir "Boleh"…tapi cukup yakin, sialan. Aku berpikir bahwa si berwarna biru akan ada di sini….luar biasa!”



Nacht menginjak kakinya beberapa kali sambil mengklik lidahnya.



“Kesedihan yang bagus. Mengapa Eliza-san dan Mother Goose melakukan hal-hal yang tidak perlu. Aku tidak mengerti mengapa Kusanagi Takeru dan Mistilteinn dibawa ke sini.”

“Haunted…..ayo ke sana sekarang juga dan bunuh mereka...! Aku tidak tahan lagi.. sejak penghinaan saat itu terus berdebar lebih keras dan lebih keras.”



Memeluk tubuhnya yang gemetar karena marah, dia menggigit bibirnya dan air matanya terkumpul di matanya.

Sebelumnya, dalam penyerangan pada turnamen simulasi tempur yang dilakukan untuk membuang Mari, Haunted dan Nacht dikalahkan oleh Takeru dan Lapis.

Kualitasnya sebagai Realic Eater dihina, dan bersama dengan tuannya, Haunted mereka sebut kusam. Bahkan sekarang Nacht berpikir dengan betapa pahitnya saat itu. Karena pedang, yang disebut kusam adalah penghinaan yang melampaui kata-kata lain.

Haunted tidak mendengarkan Nacht yang marah, dan menyipitkan mata menghadap ke depan.



“membunuh mereka sekarang..? apa yang kau pikirkan Nact?”



“……………?”



“Ini bukan waktunya untuk itu. Tahap terbaik….kondisi terbaik…di antara gairah terbesar, itulah satu-satunya hal yang akan ku setujui.”



“..Haunted..?”



“Anak nakal itu harus menjadi musuhku tidak peduli bagaimana. Milikku, dan hanya musuhku. Tidak masalah siapa yang memanfaatkannya, dia sama sekali tidak diizinkan menjadi sekutuku.”



Melihat bahwa nada suaranya berbeda dari biasanya, Nacht menatap wajah Haunted.

Dan kemudian tersentak kaget.

Dia telah menghabiskan banyak waktu dengan Haunted. Mendukung perjuangannya, dia membantunya dalam membawa keputusasaan. Tidak banyak Realic Eater yang berfokus pada aspek manusia tuan mereka saat memilih. Pertama, konsep kebaikan dan kejahatan tidak ada dalam Realic Eater. Mereka memilih tuan mereka tidak terganggu oleh kriteria konyol seperti itu.

Misalnya, mereka menggunakan eksistensinya. Dengan kata lain, warna jiwanya.

Karena Nacht mencintai jiwa berwarna hitam Haunted, dia tidak tertarik pada kesalahannya. Dengan dia mengayunkan pedang dan mendapatkan kemenangan dia merasakan sukacita yang sangat tinggi.

Karena itulah dia meringkuk ke arahnya. Dia adalah senjata yang mengenalnya lebih baik dari orang lain.

Namun, ini adalah pertama kalinya dia melihat ekspresi Haunted seperti itu.

Karena dia tidak pernah melihat Haunted mengungkapkan kemarahannya dengan sungguh-sungguh. Dia selalu menyendiri, dan bahkan jika dia berbicara dengan tergesa-gesa, dia tidak pernah membiarkan kemarahannya membara keluar.

Lalu, kenapa sekarang…



“Akhirnya aku menemukan musuh utamaku..aku tidak akan…memberikanya pada siapaun..!!”





Senyumnya yang menyimpang membuat Nacht merasa takut, betapa dia menikmatinya dan kemarahannya meluap darinya.
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded