Di sebuah desa kecil di pegunungan, di dalam sebuah taman bunga, ada seorang gadis muda yang berjuang untuk mengulurkan tangannya.
Dia adalah gadis muda yang berumur sekitar 7 tahun dengan rambut pirang pucat dan mata biru laut. Meski rambutnya masih kekurangan pigmentasi, namun di sisi lain pipinya berwarna kemerahan saat keringat menuruni dahinya. Tidak jelas apakah ini disebabkan olehnya yang mengerahkan semua kekuatan ke seluruh tubuhnya.
Dia tampak seperti orang berwajah bengkak yang akan mengalami peradangan setiap saat.
“Be-gi-tu-lah. Meski kau menggunakan semua tenagamu itu tak akan bekerja. Tenangkan pikiranmu lagi; rasanya mirip seperti sentuhan yang lembut.”
Melihat sosok gadis itu, laki-laki yang ada di sampingnya mengeluarkan nafas penuh semangat sambil mengangkat bahunya.
“Lihat kesini.”
Saat laki-laki muda itu berkata demikian, dia langsung menyipitkan matanya dan mengulurkan jarinya.
Lalu, beberapa saat kemudian, kilauan cahaya terbentuk secara bertahap dan bersinar dari bunga-bunga yang ada di sekitarnya, perlahan bergerak menuju arah yang ditunjukkan oleh jari dari anak laki-laki itu.
“Wow... ...”
Setelah melihat pemandangan yang menakjubkan, gadis muda itu mengerutkan alisnya saat seluruh tubuhnya mulai gemetar.
“Fumumumumumumu... ...!”
“Tidak, itulah sebabnya.”
Melihat kearah wanita yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kemajuan, anak laki-laki itu setengah membuka matanya.
Saat itu, ada suara yang datang dari belakang lalu memanggil nama mereka berdua.
“——Ellen, Elliot, apa kalian disini?”
“Hmm?”
“Puha... ...”
Si anak laki-laki——Elliot memutar kepalanya. Si anak perempuan——Ellen berhenti mencoba menahan nafasnya.
Berbalik saat pandangan pertama, sosok seorang anak laki-laki yang kurus muncul dari sana. Itu adalah seorang anak laki-laki yang memiliki karakteristik berambut abu-abu kusam. Seharusnya umurnya satu tahun lebih tua dari Elliot, yang berusia sekitar 10 tahun.
Bagaimanapun juga, jika seseorang tidak mengetahuinya dengan lebih baik, bisa dikatakan dia memancarkan aura kelicikan dan kedewasaan.
“Ike!”
Melihat sosoknya yang mendekat, ekspresi Ellen menjadi berkilauan. Anak laki-laki yang dipanggil Ike itu mendekati mereka berdua dengan senyuman lembut.
“Apa kalian berdua berlatih di tempat ini lagi?”
“Mau bagaimana lagi. Di sini Ellen tidak berhasil melakukan apapun. Meskipun Karen sangat berbakat, kenapa ada celah yang sangat besar antara saudarinya?”
Saat Elliot berbicara dengan nada kecewa, air mata mulai keluar dari mata Ellen dan dia mulai menangis.
“... ...Ngomong-ngomong soal itu, bukannya aku tidak bisa melakukan ini karena aku menginginkannya... ...”
“Ah benar-benar, jangan menangis! Maaf, maaf, itu kesalahanku.”
Saat Elliot minta maaf, Ellen mengusap air mata yang ada di matanya dengan tangannya sambil terisak-isak. Lalu, Ike mengelus kepala Ellen dengan lembut.
“Jangan khawatir, Ellen. Aku juga akan membantu, jadi ayo kita ke tempat latihan. Hei Elliot, bukannya membuat mana menjadi sangat terlihat itu akan membuat guru memarahimu lagi?”
Mendengar apa yang dikatakan Ike, Elliot mengeluh saat dia melipat tangannya.
“Hehe. Semuanya, meski semua orang dewasa itu penakut. Juga tidak jelas akankah ada orang yang ingin mendatangi tempat terpencil seperti ini.”
Saat Ike berbicara dengan senyuman dingin, sekali lagi Elliot mengeluarkan nafas berat.
——“Magician” (Magus)
Benar. Di dunia ini, ada orang-orang yang dipanggil begitu.
Kadang-kadang mereka keluar dari pemikiran orang biasa, terkadang dikenal sebagai dukun, peramal, tabib, dan penyihir.
Meski begitu, itu bukanlah sihir yang sama dengan yang ada di sebuah dongeng, yang hanya dengan menggerakkan tongkat sihir bisa membuat kejadian yang diinginkan.
Sihir adalah pelajaran untuk melatih seseorang untuk menangkap pandangan yang tidak bisa dilihat orang biasa, menyentuh esensi dasar yang ada diluar jangkauan orang biasa. Ini adalah aturan akademi untuk meningkatkan kemampuan seseorang: sebuah sistem budaya.
Dan orang-orang seperti Elliot memiliki hubungan darah dari keturunan yang mewarisi budaya penyihir semacam itu.
“Meski begitu, bagaimana mereka bisa sangat takut? Itu bukan seperti para guru akan dihajar jika mereka berkelahi dengan orang biasa.”
“Yah, kupikir juga begitu.”
“Benarkah? Jika ada yang semacam itu——“
“Tapi itu hanya situasi dimana ada satu lawan seratus. Ceritanya tidak berbeda jauh jika ada satu lawan seribu.”
“Itu... ... yah... ...”
“Itulah justifikasi. Dari dalam dirinya, manusia takut pada hal-hal yang tidak bisa mereka pahami, dan dari ketakutan itu lahirah kerusuhan dan kegilaan. Dengan begitu, ketidaktahuan sebenarnya bisa menekan semua kebaikan.”
“Ike, aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”
Saat Elliot memutar kepalanya saat dia berbicara, Ike memperlihatkan senyuman dewasa saat dia berdiri lalu pergi.
——Namun, bagi Elliot, tidak lama bagi dirinya untuk mengerti arti dibalik kata-kata itu.
“Ah... ...ah... ...”
Beberapa bulan kemudian.
Dari atas bukit yang menghadap ke arah kampung halamannya yang sedang terbakar, Elliot berdiri disana tanpa ekspresi saat ada suara gemetar seperti bisikan.
Jelas dipastikan bahwa api itu bukan disebabkan oleh sisa abu rokok yang telah diabaikan. Tidak, jelas sekali bahwa api itu dibuat oleh seseorang dengan niat dan keingingan untuk melukai juga membunuh.
Orang-orang yang kabur dari rumah mereka yang terbakar lalu ditembak mati dengan kejam dan jatuh dibawah orang-orang yang menunggu di sisi luar.
Meskipun tidak jelas siapa mereka sebenarnya, tidak diragukan lagi alasannya adalah ingin memusnahkan penyihir sampai habis.
“Elliot... Elliot! Desanya, desa kita!”
“... ...Jangan keras-keras, Ellen... ...”
“Tapi... ...!”
Elliot menggenggam Ellen dengan erat saat dia hendak berteriak lagi, membuat dadanya benar-benar basah karena air mata Ellen. Adik Ellen, Karen, yang juga telah dievakuasi disampingnya, menggigit bibirnya sambil menatap ujung baju Elliot.
Kejadiannya sangat mendadak, kehilangan kampung halaman adalah tragedi yang sangat berat untuk diterima oleh anak-anak berumur sepuluh tahunan.
Namun——diantara ini, hanya ada satu orang.
Ada seorang anak laki-laki yang melihat ke arah desa yang terbakar tanpa takut sedikitpun.
“... ... ...”
Ike, meski angin panas menerpa wajahnya, menatap desa yang hancur menjadi puing-puing, melihat rekan-rakannya ditembak mati dengan intens.
“Ike... ...?”
Meski dia tidak mengerti apa yang dipikirkan Ike saat itu saat wajahnya disinari oleh api, Elliot merasakan suatu sensasi yang tidak mengenakkan datang dari dirinya saat itu.
Meskipun penyihir dipandang sebagai mitos oleh orang-orang, meski di antara mereka ada yang merasa telah menjadi makhluk yang benar-benar berbeda——
“Elliot, Ellen, Karen.”
Saat itu, menyela pemikiran Elliot, Ike memanggil nama rekan-rekan yang berhasil selamat.
“——Ayo buat sebuah dunia, untuk mengusir umat manusia, sebuah dunia di mana hanya ada penyihir. Ini dimulai dengan mereka, jadi tidak ada alasan kenapa kita tidak melakukannya?”
Lalu, dia mendeklarasikannya.
——Melihat ke belakang, ini adalah kenangan lama dari yayasan yang menjadi cikal bakal DEM.
Setelah itu, sepuluh tahun berlalu. Elliot dan yang lainnya dikubur di bawah penelitian sihir.
[Note : “dikubur” disini artinya mereka terus melakukan penelitian sihir.]
Tentu saja, dunia tidaklah sesederhana itu bagi anak-anak berumur sepuluh tahunan untuk bertahan hidup sendiri. Diperlukan pengasuh selama beberapa tahun pertama.
Namun, tidak butuh waktu lama bagi anak jenius seperti Ike untuk memenangkan kemewahan dari sepasang orang kaya. Juga tidak butuh waktu lama bagi pasangan tua itu untuk meninggal karena kecelakaan yang sangat disayangkan.
Memang, segera setelah Ike mendapatkan cukup aset melalui sarana rahasia, ia mengundang Elliot dan yang lainnya kerumahnya. Untuk banyaknya waktu yang dimungkinkan, mereka mendapat rasa misteri.
Teosofi, Okultisme, Alkimia dan Kabbalah. Dari pemalsuan yang dipublikasikan pada “umat manusia”, mereka menemukan artikel asli dengan hati-hati.
Lalu——waktunya telah tiba.
——Hari itu.
Di tengah-tengah benua Eurasia, anginnya tenang seakan menandakan datangnya badai.
Tiga sosok berdiri di tengah hutan belantara.
Ike, Elliot, Ellen.
Tiga penyihir yang telah tumbuh melebihi yang telah dikenal sejak saat itu sekarang berkumpul di sini.
“——Kita harus memulainya. Karen, bersiap.”
“Ya.”
Menanggapi perkataan Ike, suara Karen bisa didengar dari observatorium melalui perangkat komunikasi.
Di saat yang sama, perangkat yang dibuat untuk menggambar lingkaran——tungku sihir mulai menyala sambil melolongkan longongan kecil.
Dari langit, dari bumi, dari air.
Energi yang berasal dari setiap substansi yang ada di dunia mulai berubah menjadi cahaya yang menyilaukan, berputar-putar dan melingkar-lingkar di sekitar.
——“Spirit Formula”.
Itu adalah nama yang diberikan Elliot untuk ritual ini.
Mengumpulkan seluruh mana yang ada di dunia menuju ke sebuah titik, untuk menciptakan kehidupan baru.
Dengan menggabungkan kekuatan itu, Elliot dan yang lainnya, yang selama ini hanya mengotak-atik mana dalam jumlah kecil malalui mantra dan buku, bisa mendatangkan seluruh kekuatan penyihir yang ditemukan di dunia fantasi.
“Ike, dengan ini——“
“Ah. Spirit akan lahir——saat bangunnya dunia baru yang akan menyelimuti dunia ini.”
Mendengar perkataan Ellen, Ike menaikkan ujung bibirnya untuk berbicara.
“——Voluntary Territory. Ruang universal yang seharusnya hanya ada dalam imajinasi manusia sedang diubah menjadi kenyataan. Jika perhitungannya benar, ruang kelahiran Spirit akan mencakup seluruh planet bumi. Skala ini cukup untuk disebut dunia lain——dunia tetangga.”
[Note : Neighboring World=Dunia Tetangga... kalo diterjemahkan kok malah jadi aneh ya??? :V]
Ike maju sambil mengepalkan tangannya.
“Itu adalah dunia kita. Kita akan menulis ulang dunia kita dengan dunia tetangga.”
“... ... ...”
Elliot menelan ludahnya saat dia mendengarkan perkataan Ike sambil melihat sisi wajahnya.
Dia tidak bermaksud untuk menolak apa yang dikatakan oleh Ike saat ini. Untuk tujuan ini, Elliot telah mengorbankan waktu sepuluh tahun.
Tapi kenapa——
Wajah Ike, saat dia menjelaskannya, harapan mereka terlihat sama dengan wajah yang dia tunjukkan pada hari itu.
“——Waktunya bersiap-siap untuk dampak dari kemunculan Spirit. Elliot, siapkan jimatnya.”
“... ...Ah.”
Bahu Elliot sedikit gemetar saat dia mulai menggunakan jimat untuk mengumpulkan mana yang cukup untuk membuat penghalang yang bisa menutupi tiga orang.
Sesaat kemudian.
“————!”
Bersamaan dengan kejutan yang luar biasa, pandangannya menjadi putih. Getaran menghantam seluruh tubuhnya meskipun tidak ada yang terdengar melewati penghalang. Seperti ilusi rudal yang dijatuhkan diatas kepala mereka, membuat ledakan dengan skala yang mencengangkan. Saat tanahnya menghilang, rasanya Elliot seperti telah jatuh melewati penghalangnya sendiri.
“Hah hah... ...”
Setelah getarannya berhenti, akhirnya Elliot menghancurkan penghalangnya.
Sambil menunggu asap dan debunya menghilang, dia melihat kesekitar——pemandangan itu benar-benar membuatnya tak bisa berkata-kata.
Tak ada yang tersisa.
Ladang, gunung, bahkan bayangan kota terlalu jauh untuk dilihat.
Semuanya menghilang bersama-sama.
Tidak——lebih tepatnya, hanya ada satu yang tersisa.
Sesuatu yang belum pernah dilihat Elliot, melayang di depan mereka.
“......Fuhahahahahahahahahaha.”
Suara tawa Ike menggema di bumi yang kosong/
——Seorang gadis.
Dengan seluruh tubuh yang ditutupi oleh cahaya terang yang lemah, seorang gadis cantik muncul disana.
——Spirit.
Itu adalah permulaan dari takdir abadi.
Rambut dan wajahnya mirip ellen atau mungkin bukan. Lanjut
Next bab error