Bab 5 - Samsara keselamatan

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

“——Apa kau gagal?”



Di sebuah ruangan di DEM Industri cabang jepang, Ellen mengembalikan laporan dari anak buahnya dengan ekspresi tidak senang dan menghina.



“Aneh memang, tapi bahkan utusan Ike <Beelzebub> sedang berjuang membuat perbedaan. Saat ini, ada akumulasi catatan kegagalan. Apa masalahnya? Aku ingin bertanya apa ada alasan lain selain dengan menggunakan kemampuan asli dari orang tersebut.”



“Ellen benar-benar luar biasa. Hanya duri yang ada dalam kata-katamu.”



Artemisia membalas dengan senyum masam. Ellen mengeluarkan suara ‘humph’ dengan hidungnya saat dia membuat tingkah yang berlebihan dalam menyilangkan kakinya.



Lalu, selaras dengan tindakannya itu, lembaran-lembaran kertas terbawa angin membuat gempar di pintu masuk ruangan.



Seketika, beberapa gadis dengan penampilan yang sama muncul dari lembaran-lembaran kertas itu.



“Jadi, kau benar-benar tidak pantas mengatakannya.”



“Bukankah kau orang pertama yang gagal?”



“Aneh jika harus menerima tatapan kemarahan itu. Seberapa tua dirimu?”



“... Apa itu?”



Ellen menatap <Nibelcol> dengan tatapan tajam. <Nibelcol> sengaja berpura-pura takut, gemetar sambil berkata ‘kya, kya’.


Ellen tidak punya waktu untuk memarahi <Nibelcol>, tapi yang penting bagi mereka adalah untuk memahami apa artinya menghina Ellen, yang paling kuat. Ellen mengerutkan alisnya saat dia memberikan perintah dari otaknya untuk memperluas Territory nya dengan sengaja.

Namun, alat manifestasi Realizer Ellen tidak aktif.



Tepat sebelum dia melakukannya, Westcott memasuki ruangan.



“Ya~, sepertinya semuanya sudah berkumpul.



“——Ike.”



Ellen menghentikan perintahnya saat dia berdiri dari kursinya dan membenarkan sikapnya. Mengikutinya, Artemisia meniru tindakannya sambil berdiri juga.



“! Otou-sama!”



Ekspresi <Nibelcol> langsung cerah saat mereka berlari menuju ke sisi Westcott.



Saat Westcott berjalan kearah Ellen, dia mengelus kepala <Nibelcol> dengan pelan. Tindakannya itu dibentuk oleh pergerakan otot wajahnya, senyuman yang tidak memiliki rasa dan bau.



“Sepertinya perkembangannya tidak berjalan mulus. Apa kekuatan manusia tidak cukup?”



“Tidak, bukan begitu... ...”



Saat Ellen mencoba menjawab, tangisan <Nibelcol> menghalangi perkataannya.



“Ayah, dengarkan aku. Setiap saat selalu ada pembuat masalah yang harus disingkirkan.”



“Ya, ya, itu sangat menyebalkan. Anak ini dipanggil siapa?”





“Dia dipanggil <Nightmare>, kan? Benar-benar sangat menyusahkan. Jika dia tidak disana, kami tidak bisa membayangkan berapa kali kepala Itsuka Shidou akan jatuh sampai sekarang.”



“Humph... ...”



Setelah mendengarkan perkataan <Nibelcol>, Westcott mengeluarkan suara erangan kecil. Lalu, dia menaruh tangan didagunya, berpikir serius.



“<Nightmare>——? Aneh rasanya jika Spirit terburuk melindungi seorang manusia. satu-satunya cara untuk melawan <Nibelcol> adalah dengan klonnya.”



“Tapi bukankah dia masih terlalu jauh didepan kita? Tidak diragukan lagi, bahkan dengan menggunakan kekuatan investigasi milik <Beelzebub> dan <Nibelcol> yang banyak untuk menyerangnya, semua itu masih bisa dihalau oleh dia.”



Setelah Artemisia selesai berbicara, Westcott memberikan erangan lain sebelum menaikkan ujung bibirnya.



“Mungkin——dia sudah menyadarinya. Jika tidak, dia tidak akan bisa bersembunyi dari investigasi <Beelzebub>.”



“Maksudmu informasi dari serangan kita telah bocor?”



“Bukan, bukan rencara serangannya, tapi lebih ke serangan itu sendiri.”



“... ...?”



Menanggapi perkataan Westcott, Ellen memiringkan kepalanya karena penasaran.



“——Kurumi, Kurumi.”



Mereka berada disebuah gedung yang ditinggalkan yang berada dipinggiran kota Tenguu. Diruangan itu, Shidou berlari kearah Kurumi, yang roboh dan jatuh dilantai.

Setelah menutupi tubuh telanjang Kurumi dengan selimut, dia mengubah posisinya sambil mendekatkan telinga ke bibir Kurumi untuk mengkonfirmasi bahwa dia masih bernafas.



Meskipun kecil, suara nafas menggetarkan gendang telinganya. Shidou, merasa lega untuk sesaat, mulai menggoyangkan bahu Kurumi dengan pelan.



“Kurumi, apa kau baik-baik saja, Kurumi!”



Lalu, Shidou mengulangi nama itu lagi, mencoba untuk membangkitkan kesadaran Kurumi.



“——Tunggu sebentar, Shidou-san.”



Kurumi membalas dengan suara pelan.



“... ...!?”



Namun, ekspresi Shidou masih dipenuhi dengan kebingungan karena Kurumi masih tergeletak dilantai, bibirnya masih tak bergerak.



Meski begitu, dia segera mengetahui identitas orang dibalik suara itu.



Seorang gadis, yang memiliki wajah yang sama dengan Kurumi, dengan santai melangkah keluar dari bayangan yang ada di dinding. Tidak diragukan lagi, itu adalah klon Kurumi yang dibuat oleh <Zafkiel>.



Klon Kurumi menaruh jari telunjuknya didekat bibir Shidou sebelum mendiamkannya. Dia membuat ekspresi yang kompleks sambil menekuk lututnya didekat Kurumi yang asli.



“Tolong tenangkan pikiranmu, Shidou-san; Aku hanya tertidur. Tolong biarkan Aku istirahat sebentar.”



“B-Baiklah, tapi kenapa Kurumi pingsan... ...”



Saat Shidou berbicara, klon itu menyentuh pipi si asli dengan lembut sebelum mengembalikan perhatiannya kearah Shidou.



“Itu karena sulit bagi Diriku untuk ikut serta dalam pertarungan besar meskipun keadaan saat ini sengat melelahkan.”



“A-Apa maksudnya... ...?”



“... ... ... ...”



Merespon pertanyaan Shidou, tiba-tiba klon itu memberikan ekspresi ragu.



Dia mengerti alasannya, tapi sepertinya dia bingung apakah akan memberitahu Shidou atau tidak.



Beberapa saat kemudian, bayangan muncul dari balik klon itu.



Tentu saja, seperti klon itu, dia juga memiliki penampilan yang sama dengan Kurumi. Namun, dia memakai baju gothic lolita monoton berbeda dengan yang biasanya memakai Astral Dress berwarna hitam dan merah. Hiasan mawar yang indah dikepalanya dengan penutup mata medis digunakan untuk menutupi mata kirinya.



“Kau... ...”



Melihat sosok itu membuat mata Shidou melebar.



Dia adalah Kurumi dari lima tahun yang lalu, yang Shidou lihat setelah kembali ke masa lalu dengan kekuatan Peluru Kedua Belas <Yud Bet>. Tapi dia segera mengerti apa yang akan terjadi. Peluru Kedelapan <Zafkiel>, <Het> bisa memproduksi klon dari masa lalu Kurumi. Begitulah, meski dia adalah klon dari lima tahun yang lalu, tidak ada apapun yang aneh.



Setelah sempat ragu, Kurumi berpenutup mata menempatkan tangannya dia bahu Shidou, mata merahnya menatap Shidou dengan kosong.



“Shidou-san, apa kau siap untuk mendengarkan kebenarannya?”



“Huh... ...?”



“Jika kau tidak menanyakan apapun, anggap saja tidak tahu, lalu setelah Aku bangun, semua akan kembali normal. Tapi meski begitu, apa kau masih ingin mengetahui kebenarannya?”

Kurumi berpenutup mata menyipitkan matanya saat dia berbicara. Seakan dia melihat melalui kebingungan dan keraguan di hatinya, sepertinya Shidou tersentak untuk beberapa saat.



Namun, Shidou menggertakkan giginya untuk menguatkan dirinya saat dia mencoba membalas tatapan Kurumi berpenutup mata.



Lalu, Kurumi berpenutup mata mulai tertawa, tertawa seakan dia menganggapnya sebuah lelucon.



“Ara, ara, jika kau menunggu dengan tenang, mungkin kau tidak akan melanjutkannya.”



“... ...! Hei, kau!”



“Bercanda——untuk kebulatan tekadmu, aku memberikan rasa terima kasih yang tiada akhirnya.”



Kurumi berpenutup mata memberikan ekspresi senang saat dia berdiri dan menempatkan jari telunjuk dan ibu jari tangan kanannya didepan Shidou.



hampir——seperti dia membidik Shidou dengan senapan.

Lalu, dia bilang.



Sesuatu yang jauh melebihi realita, kata-kata yang berbatasan dengan ketidakmasuk akalan.



“Ngomong-ngomong soal konklusi——Shidou-san, kau akan mati.”




Kurumi berpenutup mata mengumumkannya; dia menaikkan ujung jarinya, seakan menunjukkan sebuah boom dari tembakan sebuah peluru.



“... ...Apa?”



Shidou, tidak tahu apa yang dikatakan Kurumi berpenutup mata, berbicara dengan suara yang tidak hampir tidak bisa didengar.



“Apa yang kau katakan... ...? Aku... ...mati? Oi, oi, jadi apa yang akan kulakukan dari sekarang. Atau tanpa sadar aku akan pergi menuju surga?”



“Ufufu, itu artinya saat ini aku adalah sang Dewi.”



Sekali lagi Kurumi berpenutup mata berbicara dengan gaya yang lucu.



Namun, ekspresinya langsung tenang saat dia menlanjutkan omongannya.



“Dengan kata lain, Shidou-san sudah siap untuk mati... ... tidak, itu mungkin sudah mati.”



“Apa... ... yang kau bicarakan?”



Shidou masih tidak tahu bagaimana cara memberikan balasan yang bagus dalam keadaan ini.

Sudah mati——sebuah kemungkinan, jika begitu, maka bayangan dari kematian tiba-tiba akan ada dikehidupan sehari-hari umat manusia.



Namun, Shidou tidak bisa melanjutkannya. Dari ekspresi Kurumi berpenutup mata, sepertinya dia tidak sedang bercanda ataupun menipunya.



“... ... ... ...”



Setelah menebak pikiran Shidou dengan melihat suasana hatinya, Kurumi berpenutup mata tetap berbicara setelah memberikan senyuman sedih.





——Di tanggal 9 februari setelah sekolah berakhir.



Tokisaki Kurumi adalah satu-satunya orang yang ada di atap sekolah, melihat pemandangan Kota Tenguu dari balik pagas. Dia tidak punya maksud tertentu saat berada disana, dimanjakan oleh semacam nostalgia ataupun pikiran cemas. Pertama-tama, ada sensasi suara seseorang yang bisa dirasakan dengan melihat pemandangan itu, meski Kurumi tetap skeptis tentang hal yang masih ada dalam pikirannya itu.



Tentu saja, meski itu kurumi, dia akan tertawa, juga marah. Ketika menemukan sesuatu yang menyenangkan, dia akan tersenyum——bahkan dia akan mengeluarkan air mata disaat sedih.



Bagaimanapun juga, meski dilahirkan sebagai manusia, dia tidak bisa memikirkan isi pikirannya, menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai Spirit, pendendam, dan pembunuh, sama seperti sebelumnya.



Kebahagiaan yang dia rasakan saat ini sangat berbeda dengan hari-hari yang dulu.



Kesedihan yang teringat saat ini benar-benar berbeda dengan yang dulu.



Namun, hanya kebencian yang terus membara di hatinya yang tetap tidak berubah bahkan setelah sekian lama waktu berlalu.



“... ... ... ...”



Matahari hampir terbenam, dan malam yang muncul akan menyelimuti bangunan ini cepat atau lambat. Meski dia tidak tahu jam berapa sekarang, dia mengerti bahwa sudah hampir mendekati waktu yang dijanjikan.



“... ...Lelah, aku lelah menunggu.”



Kurumi berbisik saat jarinya menjejelahi pagar yang memagari.





Lalu, sebuah suara meredamnya, seakan untuk menjawabnya, terdengar dari bayangan yang ada dibawah kaki kurumi.



“... ...Hei, diriku, apa ini baik-baik saja?”



“Ada apa dengan kata-katamu yang membingungkan itu?”



Mendengar kata-kata dari klon itu, Kurumi membalas dengan tatapan tajam.



“Aku tidak bisa kembali sekarang. Tolong mengertilah arti dari diriku yang melahap puluhan ribu nyawa untuk berdiri disini. Aku akan... ... membunuh Shidou-san. Itulah satu-satunya cara agar aku bisa menulis ulang dunia.”



Saat Kurumi berbicara, terjadi keheningan selama beberapa saat. Lalu, ada suara yang terdengar dari bayangannya, sepertinya itu datang dari klon yang berbeda.



“Meskipun diriku yang sekarang hanya bisa bertanya apa ini benar-benar tidak apa-apa, apa-apa yang diriku pikirkan sebenarnya?”



“... ... ... ...”



Kurumi, setelah mendengar perkataan klon itu, menggerakkan alisnya dan kemudian melangkah menuju bayangan dengan tumit sepatunya.



Beberapa saat kemudian, seakan menggantikan kegaduhan itu, suara pintu yang terbuka memasuki gendang telinganya.



Kemungkinan besar Shidou telah tiba. Kurumi menghirup nafas dalam untuk menenangkan dirinya sebelum beralih menatap pintu masuk menuju atap dengan santai.



“——Ara.”





Disana ada Shidou, seperti yang diprediksikan Kurumi. Ekspresinya kaku dengan tekad dan ketegangan saat dia menatap Kurumi.



“Ufufu, selamat datang. Jadi kau benar-benar datang disaat yang ditetapkan, Shidou-san.”



Kurumi merenggangkan pipinya saat dia berbicara, mengangkat ujung roknya untu memberikan penghormatan seolah dia sedang berada di upacara penghormatan.



Shidou, yang menatap sosok Kurumi, sedikit memerah untuk beberapa saat. Namun, dia menggelengkan kepalanya sekali untuk menyingkirkan pemikiran itu dari kepalanya.



——Mungkin, Tohka dan yang lain mengintip situasi mereka karena khawatir kepada Shidou.

Meskipun itu tidak bisa diapa-apakan lagi, berarti tidak ada kepercayaan diantara mereka. Kurumi menghela nafas seolah mencela dirinya sendiri. Lalu, seolah hampir bersamaan dengan tindakannya, Shidou membuka mulutnya untuk bicara.



“Kurumi, aku datang seperti yang dijanjikan.”



Dan juga, Kurumu menatap lurus kearah amta yang berkilau dengan pancaran tekad kuat yang mengindikasikan kesadarannya.



Belum ada satu tahun sejak dia pertama kali bertemu dengan Shidou, tapi rasanya seperti kekuatannya telah meningkat pesat. Tanpa sengaja dia melonggarkan mulutnya sejenak.



“——Kau telah berubah sedikit demi sedikit, Shidou-san.”



“Huh... ...?”



“Saat ini, wajahmu telah tumbuh jauh lebih dewasa dibanding saat pertama kali kita bertemu. Yah, setelah melewati medan pembantaian itu mungkin adalah hal yang wajar... ... ufufu kau berhasil melewatinya dengan sangat baik.”



“Ja-Jangan mempermainkanku.”

Shidou membalas dengan malu-malu. Meskipun sudah mendekati senja, wajah Shidou yang memerah masih bisa terlihat dengan jelas. Sepertinya pemandangan lucu ini masih belum berubah.



“Dibanding itu, kau harus melanjutkan pembicaraan pagi ini; kondisi untuk menyegel Reiryoku-mu.”



“... ... ... ...”



Kurumi tertawa merespon perkataan Shidou.



Meskipun itu bukan ekspresi yang menandakan permusuhan, mungkin itu lebih seperti hasil dari sisi kepribadian lain yang menunjukkan superioritas marjinal untuk keuntungannya sendiri. Shidou membuat ekspresi grogi saat dia menelan ludahnya.



“Eh, eh. Jadi aku akan memberitahumu, aku——“



——Kemudian.



Saat Kurumi akan berbicara.



Sebuah garis melewati pandangan Kurumi, pemandangan didepannya berubah menjadi merah.



“Eh... ...?”



Tiba-tiba, Shidou tidak tahu apa yang terjadi, suara gemetar keluar dari tenggorokannya.

Sesaat kemudian, Shidou mengerti bahwa warna merah yang ada di depan matanya adalah warna dari darah yang keluar dari dadanya.



“————“



Kamudian.



Tentu saja, dalam sekejap mata, dada Shidou ditusuk oleh seorang gadis yang terbang dilangit.



Ramput pirang menari dengan angin dan armor platinum yang tertutup oleh darah segar——Wizard Ellen Mathers.



“Ah... ..., ga... ...~aaah!”



Shidou, terjatuh ke lantai, berteriak dalam rasa sakit. Hemoptysis, darah mulai keluar dari mulutnya.



Setelah itu, pintu atap yang tertutup segera terbuka dengan kekuatan yang ekstrim.



“Shidou!”



“Shidou... ...!”



Para Spirit yang menguping dari balik pintu berlari dengan panik. Karena Shidou memuntahkan darah dan kejang, cahaya berumput disekitar para Spirit yang berlari sambil memunculkan Limited Astral Dress mereka.



Namun——



“... ...Humph.”



Ellen memberikan tawa kecil yang penuh dengan ejekan saat dia menatap kearah para Spirit. Lalu, dia langsung mengangkat tangan kirinya.



Kemudian, salah satu bagian CR-unitnya mengeluarkan lembaran kertas yang tak terhitung banyaknya, menari di udara di sekitar Ellen dan Shidou.



Kemudian, banyak gadis yang memiliki wajah yang sama keluar dari lembaran-lembaran kertas itu.



“... ...!?”



Pemandangan itu mirip dengan klon Kurumi yang muncul dari bayangannya. Memakai pakaian yang mirip dengan Astral Dress, dan rambut berwarna arang yang berkibar-kibar, gadis-gadis itu ada disana untuk menghalangi jalan para Spirit.



“Hey.”



“Aku minta maaf, tapi aku tak akan membiarkanmu lewat.”



“Yah, meskipun sulit untuk dikatakan, sepertinya kau akan mengganggu kami.”



“Ap... ...!? Apa-apaan kalian ini?”



“Kaget. Siapa kau?”



Yamai bersaudari mengeraskan suaranya dengan heran saat mereka memanggil Angel mereka, <Raphael>. Demikian pula, Tohka dan Origami memunculkan Angel ditangan mereka dan menyerang gadis-gadis itu.



“Menyingkir dari jalanku, aaaaaaaaah!”



“Fuh——“



Namun——para gadis itu tidak mencoba untuk menghindari serangan itu.



Sambil tertawa dengan senyuman diwajah mereka, para gadis itu senang menerima tebasan dari <Sandalphon> dan bom artileri dari <Metatron>.



Tentu saja, itu belum berakhir. Tubuh gadis-gadis itu terpotong-potong juga tertusuk-tusuk.

Namun, mereka tidak mengerang sedih, ataupun membuat wajah yang mencerminkan ekspresi kesakitan. Hanya ada senyuman dan tawaan.



Lalu, dicelah serangan mereka, gadis-gadis lain, satu demi satu, memegang pedang Tohka dan bulu-bulu Origami.



“... ...!”



Ekspresi Kurumi hanya bisa tegang——kenyataannya, meskipun gadis-gadis itu punya Reiryoku dalam tubuh mereka, mereka tidak punya kekuatan untuk bertarung melawan Tohka dan yang lainnya.



Namun, masalahnya adalah jumlah meraka dan ketidakpedulian mereka kepada kematian orang yang ada dikelompok mereka.



Meskipun dia tidak tahu identitas mereka yang sebenarnya, Kurumi sangat mengerti tingkat kesulitannya sangat menyakitkan, menggunakan kuantitas sebagai senjatanya sendiri.



“——Kami!”



Beberapa saat setelah memahaminya, Kurumi mulai memanggil bantuan.



Seakan meresponnya, bayangan Kurumi mulai meluas di lantai atap itu, dari sana muncul banyak Kurumi lain.



Lalu, para Kurumi, merespon perintah tuannya, bergulat untuk menghentikan gadis-gadis tak dikenal yang menghentikan Tohka dan yang lainnya.



Selain itu, dia tidak ingin menyelamatkan Tohka dan yang lainnya. Tapi jika dibiarkan, Ellen benar-benar akan membunuh Shidou. Itu adalah situasi yang tidak bisa diterima oleh Kurumi, yang menginginkan Reityoku yang tersegel dalam tubuh Shidou.



“Kihihi, hihi hihi!”



“Bukankah ini kemapuan yang bisa kita monopoli dengan jelas?”





“Haha, apa ini?”



“Oh, jadi kau adalah <Nightmare> yang dirumorkan itu? Ada lebih banyak dari yang bisa kau bayangkan.”



Para Kurumi dan para gadis saling melawan dalam pertempuran satu sama lain, mengubah atap sekolah menjadi pemusnahan berdarah-darah.



Namun, itu saja belum cukup. Para klon hanya bisa melayani gadis-gadis itu sebagai musuh.

Kurumi menarik pistol dari bayangannya dan mengacungkan moncongnya ke arah Ellen, yang menginjak punggung Shidou.



“——!?”



Saat dia ingin menarik pelatuknya, dia melihat tangannya terpotong rapi dan terlempar di udara.



Itu bukan serangan dari Ellen.



Tanpa diketahui, Wizard lain muncul dibelakang Kurumi.



“Aku tak akan membiarkanmu berhasil, <Nightmare>.”



“... ...Artemisia Ashcroft... ...!”



Kurumi menggertakkan giginya saat dia memanggil nama gadis pirang itu.



Rasa sakit luar biasa yang dihasilkan oleh tangan yang terpotong pedang laser. Kurumi menggigit bibirnya dengan kencang dengan giginya saat dia menahan rasa sakit, menghindar dari kejaran Artemisia dalam perbedaan yang setipis kertas.



Pertarungan. Pertarungan bebas. Ilmu pedangan dengan hujan peluru.





Hanya dalam 10 detik, atap sekolah yang tenang berubah menjadi medan pertempuran.



Sulit dipahami apa yang akan terjadi selanjutnya. Entah itu menghalau serangan pedang Artemisia yang berkelanjutan, bahka tidak ada ruang yang cukup untuk melepaskan Peluru Keempat <Dalet>.



Namun, ditengah itu, ada satu hal yang pasti.



Saat ini, hidup Shidou akan dicabut.



“——Sudah berakhir.”



Dengan tenang mengucapkan kata kasar, Ellen Mathers mengayunkan pedang yang ada ditangannya.



“Hentikan, ahhhhh!”



Teriakan Tohka menggema diseluruh medan perang.



Namun, tangan Ellen tidak berhenti.



Dengan pedang yang dirajut dengan kekuatan magis yang padat, memenggal kepala Shidou itu sangat mudah.



“——“

Gulu, genangan darah melua-luap.



[Note : entah apa maksud dari “Gulu” disini, jadi ku biarkan aja.]



Setelah berjuang untuk menyembuhkan luka di dada yang sangat fatal, api yang menyala-nyala dari <Camael> bergoyang-goyang kemudian menghilang. Saat kekuatan itu menghilang, tangan dan kaki Shidou sedikit menegang.





Sepertinya cahaya kehidupan Shidou telah dipadamkan.



“——Ah.”



Para Spirit yang melihat hal itu terjatuh di lantai dengan Angel mereka.



Wajah mereka menjadi pucat saat mereka mulai gemetar. Sedih. Kehilangan. Rasanya tidak berdaya. Tidak ada bahasa yang bisa mengungkapkan emosi yang menyerang hati mereka.

Jika ada satu yang bisa menjelaskannya——itu seperti dipenuhi dengan keputusasaan yang mendalam.



“Ha!”



“Guh——“



Setelah kabur dari serangan Artemisia yang tek terhitung jumlahnya, Kurumi menggertakkan giginya dengan marah saat dia menari ke dalam bayangannya.



“... ...Hah... ...Hah... ...”



Bergerak menembus bayangan, Kurumi akhirnya keluar ke dunia luar.



Saat ini dia berada di bukit sedang memandang SMA Raizen. Peron itu jelek karna tidak di pelihara seperti tama, tapi itu lebih nyaman karna tidak ada orang di sekitar sana.



“Apa kau baik-baik sana, diriku.”



Setelah beberapa menit, seorang klon memunculkan wajahnya dari bayangan dan bertanya dengan ekspresi khawatir.



Lalu, klon lain merangkat dari bayangan membawa tangan kanannya yang dipotong oleh Artemisia.





“Aku, disini.”



“... ...Baik.”



Kurumi membalas dengan keringat tebal yang ada di dahinya. Lalu mencari bayangan dengan tangan kirinya yang tersisa dan menganbil senapan laras pendek <Zafkiel> untuk mengisi peluru.



“<Zafkiel>——Peluru Keempat <Dalet>.”



Setelah menyebut nama itu, Kurumi mengarahkan jalur pelurunya ke arah pelipisnya sendiri.

Saat itu, seolah melepaskan waktu, lengan yang terputus terbang ke udara dan tersambung kembali dengan lengan kanannya.



“... ...!”



Lalu, Kurumi, berhasil mengembalikan tangannya ke bentuknya yang semua, matanya bersinar setelah melihat pemandangan yang ada diujung penglihatannya.



Atap SMA Raizen, di sisi itu keluar kilatan cahaya yang luar biasa, membakar langit diatas bumi.



Dengan gemuruh yang menggema, gedung sekolah itu runtuh dalam sekejap.



Akhirnya, ada alarm yang berbunyi keras di seluruh kota, tapi itu sudah terlambat. Tornado besar berkeliaran disekitar gedung sekolah, yang telah menjadi puing-puing, memperbesar kerusakan pada bangunan disekitarnya satu demi satu. Kemudian, cahaya hitam legam meluas dari pusat gedung. Sejauh yang bisa dilihat, pemandangan telah berubah menjadi pembumihangusan.



“Ini... ...”



“Tohka-san dan yang lain bertarung... ...?”



Para klon terkejut melihat kearah cahaya.



Namun, yang Kurumi waspadai bukanlah radiasi cahaya dari Reiryoku.



Meskipun mereka berbicara dari kejauhan, ada ilusi yang membuat kulit mereka diserang oleh jarum akupuntur.



Putus asa. Marah. Benci. Semua perasaan negatif itu dilepaskan dari tubuh menuju senjatanya.

Bahkan jika Reiryoku mengalir mundur dari Shidou, fenomena ini tidak akan terjadi. Itu jauh melebih masalah jumlah Reiryoku yang sederhana. Pertama-tama, kualitas telah berubah menjadi sesuatu yang berbeda.



Ya, dengan kata lain. Secara tidak sengaja nilai positif telah berubah menjadi minus.



Kurumi mengingat fenomena ini. Dia mengerutkan alisnya bersamaan sebelum memberikan sebuah erangan.



“Inversi——Apa itu yang terjadi?”



“... ...!”



Mendengar kata-kata Kurumi, para klon menahan nafasnya.



Tidak diragukan lagi, para Spirit yang ada disana——Tohka, Origami, dan Yamai bersaudara, semuanya menjadi Inverse Spirit.



Tapi ceritanya masuk akal. Dengan kepala Shidou yang melayang didepan mereka, tidak sulit membayangkan jurang keputusasaan yang menelan mereka.



“Jadi——“



“... ...”



Tiba-tiba, sebuah suara menyela pemikiran Kurumi, membuatnya tersedak terengah-engah secara tiba-tiba.



Dilihat lebih dekat, klon lain menampakkan dirinya keluar dari bayangan.



Bukan——bukan hanya itu. Klon itu juga memegang Shidou, ternodai oleh darah merah gelap yang mengalir dari tubuhnya.



“Aku, ini... ...!”



“Yam ya... ... itu panggilan yang dekat, tapi aku juga menyalahkan diriku karena meninggalkannya.”



Jadi dengan mengatakannya, klon itu menaruh mayat Shidou di tanah.



“... ... ... ...Peluru Keempat <Dalet>.”



Kurumi terdiam sejenak setelah menembak tubuh Shidou dengan senapan ditangannya.

Seperti yang terjadi dengan tangan Kurumi tadi, kepala Shidou, yang terpisah dari tubuhnya, perlahan menyatu dengan tubuhnya. Lubang besar didadanya juga telah menutup.



Namun——hanya itu saja.



Mata Shidou masoh tetap tertutup, tidak ada tanda-tanda nafasnya walau sedikit.



Tentu, Peluru Keempat <Dalet> mampu melepaskan waktu. Kenyataannya, tubuh Shidou kembali dalam keadaan hidup. Namun, hanya sampai tingkat itu. Tidak mungkin mengembalikan kehidupan yang telah hilang.



“... ... ... ...”



Kurumi, untuk menenangkan detak jantungnya, mengirup nafas dalam sebelum memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

——Sambil melihat Shidou yang masih tertidur dengan tenang, pemandangan akhir dunia muncul dibalik penglihatannya.



Namun, setelah diam beberapa saat, suara keluar dari tenggorokannya.



“Aku... ...gagal, ya kan... ...?”



Kata-kata yang diwarnai oleh pasrah nan pesimis.



——Baru beberapa menit yang lalu, itu pergi begitu saja. kurumi mengencangkan tinjunya sampai-sampai darah mulai merembes keluar.



Dengan mendapatkan kekuatan Shidou, dia bisa menggunakan Peluru Kedua Belas <Yud Bet> untuk kembali ke 30 tahun yang lalu dan menghapus keberadaan Spirit Pertama.



Maka, semua itu harus dihargai.



Kurumi telah berjalan melewati ribuan hari.



Ada sepuluh ribu kehidupan yang terbaring di kaki Kurumi.



Semua itu dibawa menuju nol dalam sekejap mata.



Hancur——karena seseorang.



Oleh tangan Wizard yang dibenci, Ellen Mathers.



“Ah... ...Ah, AH!”



Meninggalkan keinginannya, Kurumi membanting tanah dengan tangan kanannya.

Melihat Kurumi yang biasanya menyendiri berperilaku seperti ini, bahu para klon mulau gemetar.





Namun, bagi Kurumi yang sekarang, tidak ada waktu untuk mempedulikan reaksi para klon.

Harapan telah terputus. Harapan telah hancur——dengan jalan terburuk yaitu membunuh Shidou tepat didepannya.



“... ...”



Memikirkan hal itu, Kurumi menahan nafas.



Sudah pasti hatinya akan dipenuhi dengan kebencian yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.



Bagaimanapun juga, jalan yang susah payah dia perjuangkan dalam hidupnya telah hancur.

Terlebih lagi, semua ini masih disebabkan oleh apa yang diberikan wanita awal mula.



Jika saja Kurumi lebih muda, mungkin dia juga akan ter-Inverse seperti Tohka dan yang lainnya.



Namun Kurumi menyadari ada emosi lain yang tercampur dengan kemarahannya.



Ah——benar.



Kurumi menutup dahi Shidou dengan tangan yang ternodai oleh debu dan darah, perlahan membuka matanya.



Bagi Kurumi, dia merasa sangat menyesal karena tidak bisa menyelamatkan Shidou yang terbunuh tepat didepannya.



Kesedihan tak berujung——rasa tak berdaya.



Pikiran Kurumi menghilang kedalam pusaran kekacauan. Meskipun mendapatkan sebuah jawaban, dia masih tidak mengerti apa maksudnya.



Ini adalah kontradiski yang sangat hebat. Kenapa Kurumi memikirkannya walaupun dia sendiri ingin membunuh Shidou.

“Shidou... ...-san... ...”



Beragam ingatan muncul dipikirannya. Disaat yang sama, beragam perasaan juga saling tersambung, melemparkan pikiran Kurumi kedalam kekacauan.



Shidou. Itsuka Shidou. Seorang lelaki yang mencintai Spirit dan juga dicintai para Spirit. Meski didepan Kurumi, dia mengatasi rasa takutnya dan mengulurkan tangannya.



Tanpa sadar Kurumi mendekap bahu dari mayat Shidou.



Menempatkan bibirnya di——



Masih belum hilang kelembutannya, tapi juga ciuman yang sangat dingin.

Merasakan sentuhan itu, Kurumi akhirnya ingat.



Dalam permainan dengan Shidou——dia adalah orang yang kalah.



“... ..Tidak sadarkan diri meski saat ciuman kedua, sungguh orang yang tidak beruntung.”



Perlahan Kurumi menyipitkan matanya.



Bulan juni tahun lalu, selama pertemuan dengan Shidou, Kurumi dikalahkan Spirit Api, Itsuka Kotori dan berhasil kabur.



Di saat itu, orang yang melangkah diantara Kotori dan Kurumi tidak lain adalah Shidou.



Meski itu seperti pertunjukan ksatria yang kikuk, itu tidak mengubah kenyataan bahwa dia menyalamatkan hidupnya. Sebelum Kurumi kabur kedalam bayangannya, dia meninggalkan ciuman dibibirnya sebagai pengganti rasa terima kasihnya.



Meski sampai sekarang, semuanya telah pergi.



——Namun.



“... ...Huh?”



Beberapa saat kemudian, Kurumi mengerutkan dahinya karena sebuah sensasi aneh.



Bagaimana menjelaskannya? Itu adalah rasa hangat yang meluap dari tubuhnya.



Seperti dulu, saat Mio memberinya Kristal Sephira——



“... ...<Zafkeil>!”



Mengingat saat itu, seketika Kurumi menyebut nama itu. Menanggapi panggilan Kurumi, jam besar muncul dari dalam banyangan.



“... ...!”



Diriku, ini... ...!”



Para Klon mengeluarkan suara yang penuh dengan kebingungan.



Tapi, itu tidak dapat terelakkan. Karena jamnya, nomor VI, yang warnanya menghilang sejak pertarungan melawan Kotori, bersinar terang.



“Apa itu maksudnya... ...? Tidak mungkin——“



Kurumi berdiri perlahan, menyentuh setiap angka yang ada dijam.



Mempercepat target, Peluru Pertama <Aleph>.



Memperlambat laju waktu dari target, Peluru Kedua <Bet>.



Menggerakkan usia target, Peluru Ketiga <Gimmel>.



Memundurkan waktu target, Peluru Keempat <Dalet>.



Mengizinkan prediksi masa depan jangka pendek, Peluru Kelima <Hei>.



Menghentikan waktu target, Peluru Ketujuh <Zayin>.



Membuat salinan seseorang dari masa lalu, Peluru Kedelapan <Het>.



Menjalin hubungan dengan seseorang dari poros waktu lain. Peluru Kesembilan <Tet>.



Mengingat ingatan dari target yang tertembak, Peluru Kesepuluh <Yud>.



Menelan kekuatan Spirit dan menjelajah kemasa lalu, Peluru Kesebelas <Yud Aleph> dan Peluru Kedua Belas <Yud Bet>.



Akhirnya tangan Kurumi menyentuh angka yang ada dibagian paling bawah jam.



——Satu-satunya angka yang kehilangan warnanya, VI.



“... ...Peluru Keenam, <Vav>.



Kurumi berbisik sedikit saat dia melihat mayat Shidou.



Benar, Peluru Keenam <Vav> kembali bersinar setelah berciuman dengan Shidou.



Shidou bisa menyegel Reiryoku lewat ciuman. Kurumi sangat mengerti hal itu karena telah menyelidiki doppelganger-doppelganger-nya. Dari pada Peluru Keenam <Vav> yang hancur saat bertarung melawan Kotori, apakah itu tersegel sampai sekarang setelah ciuman tipuan dengan Shidou?



Jika saja, jika ini belum lengkap, tapi sekarang, hati Kurumi mulai terbuka untuk Shidou.



Kurumi menyimpulkan bibirnya untuk menghina diri——emosi saat kalah dari pertandingan. Mungkin, sejak awal, Kurumi tidak punya kesempatan untuk menang.





Namun, dengan keringat yang mengalir didahinya, Kurumi menunjukkan senyuman bahagia.

Peluru Keenam <Vav>, yang tersegel sampai sekarang, adalah kemampuan terbaik <Zafkiel>.

Jika dia punya kekuatan ini dia bisa merebut sesuatu yang tak terduga, mengubah hasil yang mustahil.



Terlalu lemah untuk memanggilnya harapan——namun itu sudah cukup untuk mengembalikan semangat Kurumi.



Tapi Kurumi tidak punya cukup biaya untuk membayarnya.



Lebih tepatnya——untuk mencapai tujuannya, saat ini banyak korban yang dibutuhkan.



“——Kita.”



Kurumi berbicara dengan tenang di depan barisan para klon yang mulai mengangguk seakan mengerti tujuannya beberapa saat kemudian.



Dan juga, dia membuat pengumuman.



“Demi Shidou-san——tolong matilah.”



Lalu para klon mulai tertawa, seakan mereka semua menyadari tujuannya.



“Ya, ya, dengan senang hati.”



“Kemarilah, biarkan kami semua pergi dulu.”



“Sejak awal tubuh ini hanya untuk sementara.”



“Tolong gunakan sepenuhnya.”



“Selama hidup ini bisa digunakan sebagai batu loncatan oleh diriku.”





“Ayo pergi ke Higan dengan senang.”



[Note : Higan : merupakan suatu waktu dimana selama seminggu, siang dan malam memiliki waktu yang sama. Orang jepang biasa berziarah ke makam keluarganya pada hari-hari ini.]



“Kamu bisa mengatakan sesuatu yang menggelikan sekarang.”



“Kau juga bisa menggunakanku jika kau menginginkannya.”



“Kau tahu itu sangat mustahil untuk menolaknya.”



“Hahahaha.”



“Hahahaha.”



Para klon tertawa dengan senang.



Tentu saja tidak ada seorangpun yang akan tersisa nantinya, tak ada seorangpun yang akan selamat.



Namun, dari penilaian mereka, kau tidak akan menemukan kesedihan sedikitpun.



Kurumi memberikan senyuman masam. Tidak diragukan lagi sosok gadis-gadis yang berbagi penampilan yang sama dengannya sangat bisa diandalkan. Mereka hanya bisa merasa bangga——meskipun itu juga bentuk dari narsisisme.



[Note : Narsisisme : mencintai dirinya sendiri secara berlebihan.]



“——Jadi, tolong ikuti aku, kita, untuk perjalanan yang tak bisa ditebak di dunia lain.”



Lalu, sambil berbicara keras, Kurumi mengangkat tangan kanannya yang memegang senapan.



Nama dari kekuatan yang pernah hilang dan kini kembali dengan biaya yang sangat besar.



Nama peluru lain dengan kemampuan mengubah dunia ini.



“<Zafkeil>——Peluru Keenam <Vav>.”



Kurumi mengarahkan senapan berisi peluru itu kearah pelipisnya——dengan senyum di wajahnya dia menarik pelatuknya.












“————“



Tiba-tiba, dia terbangun.



Tidak... ... apa ini cocok disebut sebagai bangun bisa digunakan menjadi materi debat.



Bagaimanapun juga, setelah Kurumi mendapatkan kesadarannya, dia langsung mengkonfirmasi keadaan disekitarnya.



Ruangan remang-remang yang hanya bisa ditempati sedikit perabotan, ini adalah salah satu dari beberapa markas Kurumi yang ada dikota.



Didinding tergantung seragam bersih, dan tanggal 8 februari ditampilan di layar ponsel yang disiapkan untuk mengumpulkan informasi.



Jadi, Kurumi telah kembali.



8 februari, sehari sebelum Kurumi kembali ke SMA Raizen.



“... ...Sepertinya berjalan sukses.”



<Zafkiel>——Peluru Keenam <Vav>.



Peluru yang bisa membuat kesadaran target kembali ke tubuhnya di masa lalu.

Meskipun itu bergantung pada seberapa banyak waktu yang dihabiskan, itu hanya bisa digunakan untuk mundur hingga beberapa hari, jauh lebih sedikit daripada yang bisa dilakukan dengan Peluru Kedua Belas <Yud Bet>. Namun, saat ini, itu bukanlah metafora jika mengatakan bahwa itu adalah peluru yang satu tembakannya bisa digunakan untuk menyelamatkan dunia.



——Tapi kerja keras akan dimulai dari sini. Kurumi mengambil mantel untuk dipakai, membuka pintu dan meninggalkan ruangan.



Lalu, sambil menuruni tangga dari bangunan yang ditinggalkan itu, dia berjalan terhuyung-huyung melewati gang yang sulit dilewati, lalu dia berbicara pada dirinya sendiri.



“——Yah, waktunya bergerak, kita.”



Kemudian, merespon panggilan itu, respon yang sangat banyak sekali muncul dari bayangannya.



“Ya, ya.”



“Tidak ada banyak waktu.”



“Musuhnya adalah Ellen Mathers dan Artemisia Ashcroft.”



“Dan gadis-gadis misterius itu.”



“Untuk itu, apa kau ingin mengubah lokasi dari atap yang terbuka ke tempat dimana kau bisa memanggil Shidou?”



“Tidak, kelompok yang lain akan segera mengubah strategi serangan mereka. Itu langkah yang buruk dengan melepaskan keuntungan dari mengetahui dimana pertempurannya akan terjadi.”



“Maka, biarkan kami menahan mereka yang akan menyerang.”



“Ya, ya, hanya itu satu-satunya yang bisa dilakukan.”



“Tolong pertimbangkan perbedaan kekuatan tempur dari musuh. Kami bisa menangani gadis-gadis itu, tapi kedua Wizard itu adalah monster. Ah, bahkan jika kau mengenalkan kami, sangat sulit untuk menghentikan mereka disaat yang sama. Harus ada seorang rekan, seseoranga dengan kekuatan yang setara dengan mereka.”



“Tapi aku tidak berpikir itu adalah hal yang mustahil untuk menemukan rekan yang tepat.”



“Tidak, tidak, masih ada satu orang yang kita punya.”



“Dalam pikiranku, ada satu orang, tapi itu adalah kandidat yang tak ingin kupercayai terlalu banyak.”



“Itu——“



Saat dia ingin bertanya, Kurumi langsung tersenyum dingin, membayangkan orang yang dipikirkan para klon.



Para klon yang tidak ingin mempercayainya itu cukup beralasan. Karena, dia mungkin adalah gadis yang sudah membunuh banyak klon Kurumi.



“Yah, itu memang tidak mengenakkan. Tapi tak ada orang lain yang lebih cocok selain dia.”



Kurumi mengangkat tangannya untuk melepaskan perintah tanpa membiarkan dialog menghambat langkah kakinya.



“——Kita, tolong pergilah ke rumah Mana-san, bergegaslah untuk negosiasi darurat.”



“Ya, ya.”



“Roger.”



“Tambahan, tolong buat grup berbeda untuk menyelidiki pergerakan DEM Industries. ——Lihat sesuatu yang bahkan Kotori-san tidak akan bisa berbuat apa-apa, ada kemungkinan mereka menggunakan <Beelzebub> untuk menemukan titik buta dalam kewaspadaan mereka.”



“Dimengerti.”



“Hati-hati.”



“Mungkin, fraksi yang lain juga langsung memutuskan hasilnya. Kupikir mereka hanya akan menyerang sekali. Tetap kawal Shidou-san. Jangan beri mereka kesempatan——untuk membunuh Shidou-san. Pastikan dia berpikir bahwa tidak ada seorangpun diluar sana, selain aku, Tokisaki Kurumi.”



Saat Kurumi berbicara, semua klon tersenyum dan tertawa bersama.



“Ara, ara.”



“Benar-benar, diriku.



“Sungguh penyataan yang berbahaya.”



“... ...Uh.”



Mendengar perkataan mereka membuat Kurumi tersipu hingga nafasnya menjadi tidak beraturan. Dia melangkah menuju tanah dengan kaki yang jengkel.



Setelah melepaskannya, Kurumi mengembalikan tekadnya saat dia berbalik kedepan untuk menyampaikan deklarasi.



“Ayo, kita——meski tidak bisa diharapkan, ayo kita selamatkan dunia ini.



——Lalu, pertarungan Tokisaki Kurumi pun dimulai.



Itu membutuhkan 6 hari yang berharga.



Tapi dalam 6 hari itu, Kurumi melindungi Shidou berkali-kali dan juga berkali-kali menderita karena kehilangan Shidou.



Musuhnya adalah DEM Industries yang licik. Menggunakan kemampuan Demon King <Beelzebub>, mereka terus mendapat kesempatan mencabut nyawa Shidou lewat anak dari Demon King <Nibelcol>, dan kartu terkuat Ellen dan Artemisia.



Meski mengorbankan banyak Kurumi. Melewati ribuan langkah, Kurumi tetap bertarung.

Setiap kali Shidou mati, dia akan menggunakan bibirnya untuk mengembalikan Peluru Keenam <Vav>.



Lagi dan lagi, dunia dikembalikan.



Ditengah bencana itu, untungnya Peluru Keenam <Vav> hanya mengembalikan ingatan Kurumi.



Sebelum Shidou mati, kesadarannya kembali ke tubuhnya yang sebelumnya sebelum mendapatkan Peluru Keenam. Jadi waktu menggunakan bahan bakar dari Peluru Keenam <Vav> dan klon yang digunakan untuk menghentikan musuh juga dikembalikan kekeadaan semula.



Karena waktu dibutuhkan untuk menggunakan Peluru Keenam <Vav> sangat besar dan produksi klon menggunakan Peluru Kedelan <Het> itu terbatas.



Jika pengembalian ini tidak ditentukan, waktu yang dipegang oleh Kurumi akan mencapai titik terendah.



Tapi dengan kata lain——itu berarti sama juga dengan musuhnya.

Meski telah membunuh banyak <Nibelcol> dan menghilangkan Ellen berkali-kali, dampak yang mereka terima akan dikembalikan setiap kali Kurumi menggunakan Peluru Keenam <Vav>.

Tidak——tepatnya ketidaktahuan mereka karna telah melawan Kurumi seblumnya, setiap kali mereka melakukan rencana yang sama untuk membunuh Shidou.



Satu-satunya keuntungan yang dimiliki Kurumi adalah hasrat bagaikan api neraka yang membakar dirinya sendiri.



Sekali.



Sepuluh kali.



Lebih dari seratus kali.



Sambil membunuh dan dibunuh berulang kali, Kurumi mulai merasakan kelelahan dalam hatinya.



Mencerna kejadian yang sama setiap saat seperti mesin.



Hanya dikalahkan oleh perbedaan aneh dari sebelumnya.



Dan inilah intinya, pikiran asli Kurumi mulai letih.



Tapi——Kurumi tidak pernah melepaskan senapan yang ada ditangnnya.



Setiap kali Shidou terbunuh.



Dan kapanpun dia menyentuh bibir mayat itu.



Kurumi ingin dibawa oleh tangan itu sekali lagi.



“Shidou-san... ...hei, Shidou-san?”



Berapa banyak waktu yang telah berlalu?





Menyentuh bibir dingin Shidou dengan bibirnya——



“Mari betemu lagi... ...?”



Kurumi menarik pelatuk kearah kepalanya.



“Apa... ...”



Sambil mendengarkan cerita Kurumi berpenutup mata, Shidou mengeluarkan suara yang tajam.



Dia hanya bisa menyentuh dada dan kepalanya. Tentu saja, tidak ada lubang di dada dan kepalanya yang masih menyatu dengan tubuhnya.



“Aku... ... pernah mati sekali?”



Sambil ditunjukkan sensasi yang tidak realistis ini, Shidou kesulitan mengeluarkan kalimat-kalimat itu dari tenggorokannya.



Untungnya, dia menggunakan sejumlah energi yang kuat untuk mengeluarkan kata-kata itu dengan susah payah. Dengan mengakui hal itu dengan mulutnya sendiri, itu seperti mengingatkan ilusi yang menyangkal hidupnya sendiri.



Tapi Kurumi berpenutup mata menggelengkan kepalanya perlahan untuk menanggapi perkataan Shidou.



“Tidak, kata itu tidak akurat.”



Sambil menatap mata Shidou dia melanjutkan.



“——204 kali.”



“Huh... ...?”

“Itu adalah——Jumlah kematian Shidou-san di tangan DEM dalam pengulangan selama 6 hari.”



“————“



Saat ini, tak ada suara yang keluar dari Shidou.



204 kali, angka itu jauh melebihi perkiraan, membuatnya tercengang sejanak.



Tanpa menghiraukannya, Kurumi berpenutup mata melanjutkan.



“Kami juga menyadarinya... ... tapi frustasi karna teror dari <Beelzebub> yang mungkin bisa menyerang kapan saja, dia bisa membuat berbagai cara untuk memanen hidup Shidou-san.”



“Hei, tunggu sebentar, itukan——“



Agar menghindari perkataan yang bodoh, Shidou langsung menutup bibirnya dan berhenti ditengah jalan saat dia berbicara.



Meskipun caranya berbeda, Shidou pernah kembai kemasa lalu dengan bantuan Kurumi dan mengubah sejarah. Tidak peduli seberapa absurdkan cerita itu, dia tidak bisa menyangkal perkataan itu.



Dan yang lebih penting——



“... ... ... ...”



Shidou melihat rona wajah Kurumi yang sedang pingsan.



Dengan wajah itu, dibalik sikapnya yang suka menyendiri dia adalah seorang gadis yang sangat lemah.



Meski Reiryoku yang tersegel dalam tubuh Shidou adalah tujuannya, Kurumi membuat pengorbanan besar untuk menyelamatkan hidup Shidou. Kenyataannya, itu adalah dedikasi yang tidak bisa Shidou jelaskan dengan mudah.



Menebak jalan pikiran Shidou, Kurumi berpenutup mata memusatkan perhatian padanya pada Shidou dengan satu matanya.



“Seperti yang kukatakan, setiap saat, kami mengirim kesadaran kami kembali ke masa lalu dengan menggunakan Peluru Keenam <Vav>. Lagi dan lagi——tentu saja, hanya kesadarannya saja yang menjelajah waktu. Waktu yang digunakan dan kematian para klon juga akan kembali kekeadaan semua.”



Lalu, Kurumi berpenutup mata menarik nafas dalam.



“Pikiranku, yang telah melewati pengulang waktu yang sama lagi dan lagi, sudah mencapai batasnya.”



“... ... ... ...”



Shidou terdiam sambil melihat Kurumi yang terjatuh dilantai sekali lagi.



Penampilannya cantik seperti biasa——tapi juga ada tanda-tanda kerapuhan.



Mengerti... ... ya,, untuk meraih tujuan Kurumi, Reiryoku yang tersegel dalam tubuh Shidou sangat diperlukan, dan itu juga perlu menghindarkan Shidou dari pembunuhan yang dilakukan DEM. Jadi itu sangat masuk akal jika Kurumi berulang kali menyelamatkan hidupnya melewati banyak trial and error.



Tapi ada satu hal yang tidak dia mengerti.



Shidou melihat Kurumi yang tertidur sambil berbisik sendiri.



“Kenapa... ... kau tidak langsung memakanku... ...?”



Ya, itu yang tidak dimengerti oleh Shidou.



Tentu, karena dikelilingi oleh Spirit dan<Ratatoskr>, sangat sulit bagi Kurumi untuk berhasil.

Namun, Kurumi bisa menggunakan Peluru Keenam <Vav> untuk kembali kemasa lalu sebanyak yang dia bisa. Jadi, bukan tidak mungkin baginya untuk memanfaatkan kesempatan dalam hidup Shidou.



Namun, Kurumi tidak melakukannya.



Mematuhi perjanjian awal, kencan——dan membeberkan semua rahasianya agar Shidou mengerti.



Kepada Shidou——meminta bantuan.



Bahkan saat staminanya diperas, bertindak sangat jauh untuk menunjukkan posisi tidurnya pada Shidou itu adalah yang sangat tidak biasa terjadi.



“... ...Shidou-san.”



Kurumi berpenutup mata merenggangkan mulutnya saat dia mengarahkan pandangannya ke arah Shidou.



“Tolong jangan menanyakan sesuatu yang tidak terpikirkan, aku­——“



——Tiba-tiba.



Saat Kurumi berpenutup mata mencoba mengatakan sesuatu, yang masih berbaring, menggerakkan tangannya saat sebuah senapan laras pendek terbentuk didepannya lalu menembakkan sebuah peluru.



Peluru mirip bayangan hitam padat mengenai pipi Kurumi berpenutup mata dan mengukir kawah kecil di tembok. Setelah beberapa saat, Kurumi berpenutup mata membuka matanya walau masih ketakutan.



“... ...Sepertinya ada obrolan seru selama aku tertidur, diriku.”



Kurumi, saat setengah terbangun, mulai bangkit dengan perlahan. Disisi lain, klon itu mengulurkan tangannya keudara dengan cemas, tapi dia hany mengabaikannya sambil berdiri.



“... ...Maafkan aku, Shidou-san. Diriku yang masih muda yang ada didepanmu ini sepertinya telah melalui fase yang sulit.”



Kurumi berbicara sambil mencoba menahan rasa pusingnya dengan memegang dahinya.



Meskipun tingkah lakunya tenang seperti Kurumi yang biasa——tapi bagi Shidou, entah itu apa tapi sepertinya dia mencoba bertingkah berani. Shidou hanya bisa mengulurkan tangan untuk membantunya.



“Kurumi——“



“... ...”



Kurumi mundur kebelakang untuk menghindari tangan Shidou.



Namun, dia tidak melihat semacam ekspresi jijik darinya.



Jika ada, ya——sepertinya dia takut menyentuh tangan itu.



Kurumi menggoyangkan bahunya saat dia menyadari ekspresi wajahnya, memperlihatkan senyuman yang tidak bersahabat pada Shidou.



“——Tolong jangan salah paham, Shidou-san. Aku membantu Shidou-san karena aku akan berada dalam masalah jika kehilangan Reiryoku yang tersegel.”



“Ah, ah... ... aku mengerti.”





Shidou kewalahan saat menjawab dengan benar. Hasilnya, Kurumi dengan lembut membalikkan punggungnya.



“... ...Tidak menarik ah, mari akhiri sampai disini untuk hari ini.”



“Ah——hei, Kurumi!”



Shidou mengulurkan tangannya saat dia berteriak, namun——



Saat itu juga, Kurumi dan klonnya menghilang bersamaan kedalam bayangan.



“... ...Kurumi——“



Sambil melihat lantai dimana Kurumi menghilang tadi, Shidou mengencangkan tinjunya.

Kurumi, Tokisaki Kurumi.



Lebih mengerikan dibanding yang lain, lebih kejam dibanding yang lain——seorang gadis yang lebih lembut dibanding yang lain.



Lelaki yang diselamatkan olehnya berkali-kali perlahan mengangkat wajahnya.



Kedua matanya menunjukkan kilauan tekad yang kuat.



“Inilah saatnya... giliranku untuk menyelamatkanmu...”



Diatap sebuah bagungan dibawah cahaya rembulan, sebuah bayangan diperluas seperti tinta yang tumpah.



Kurumi muncul, menghirup nafas dalam saat dia menunjukkan tubuhnya diudara segar.



“... ...Fuh.”





Cukup, sepertinya tidak ada kekuatan yang tersisa. Kurumi menghirup nafas dlam lainnya sambil menyandarkan punggungnya dipagar.



Lalu, seakan mengikuti perintahnya, Kurumi dari lima tahun yang lalu, dengan penutup mata di mata kirinya, muncul dari bayangan.



Tentu saja, dia masih meninggalkan banyak klon untuk melindungi Shidou. Namun, banyak klon, termasuk individu ini, memutuskan untuk mengikuti Kurumi.



Ya, dia adalah pelaku yang mengatakan hal yang tidak perlu kepada Shidou saat Kurumi sedang pingsan. Kurumi menatap Kurumi berpenutup mata dengan mata yang cemberut.



“——Kau melakukan sesuatu yang tidak perlu, diriku.”



“Ara, ara.”



Saat Kurumi berbicara, Kurumi berpenutup mata muncul dengan bingung, menempatkan tangan didagunya sambil mengarahkan matanya.



“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan dengan. Kupikir Shidou-san terlihat bosan dan memutuskan untuk ngobrol dengannya.”



Saat Kurumi berpenutup mata berpura-pura tidak tahu apa-apa, Kurumi membersihkan tenggorokannya saat dia menggerakkan ujung alisnya.



“... ...diriku.



Namun, kata itu tidak ditujukan kepada Kurumi berpenutup mata.



Seakan menanggapi perintah itu, bayangan dibawah kaki Kurumi mulai meluas saat klon Kurumi yang lain muncul seakan memohonkan permintaan maafnya.





“... ...Ya, diriku, si penutup mata ini berbicara pada Shidou mengenai semua yang terjadi selama beberapa hari ini.”



“Kihi~tsu!?”



[Note : entah apa maksudnya, karna gak diterjemahin jadi ku biarkan aja.]



Dengan pengkhianatan rekannya, Kurumi berpenutup mata mengeluarkan suara yang nyaring. Kurumi, dengan mata yang setengah tertutup, menatapnya sekali lagi.



“Biarkan aku menjelaskannya, diriku.”



Saat Kurumi mengerang sambil memegang tangan di dadanya, Kurumi berpenutup mata menunggu sesaat sebelum menaikkan bahunya dengan serius.



“Meski yang kau katakan benar, lebih baik jika aku tidak mengerti kenapa tidak, ah diriku. Tekad diriku tidak seperti yang biasanya diharapkan, diriku. Itu sebabnya meski kewaspadaanku kuat, itulah alasanku menunjukkan penampilan tidurku di depan Shidou-san.”



“... ...Yah.”



Sakit di titik yang menyakitkan, Kurumi sedikit mengerutkan alisnya saat Kurumi berpenutup mata melanjutkan dengan gayanya.



“Jika begitu, siapa yang harus disalahkan karena memberitahu Shidou-san. Dan meski Shidou-san akan menyukai ideku setelah menyelamatkannya berkali-kali. Apanya yang tidak menguntungkan!”



“... ... ...”



Kurumi berpenutup mata membuat seruan besar sambil melakukan pidatonya.



Setelah terdiam beberapa saat, Kurumi membalas dengan pipi yang memerah.



“... ...Bukan begitu.”



“Hm? Apa yang kau katakan?”



“Tidak ada kesalahpahaman! Bukankah pertarunganku dengan Shidou-san dimana orang yang pertama jatuh cinta adalah yang kalah!? Soal itu——aku tahu jika aku melakukannya untuk menolong Shidou-san, itu sama saja mendekati Shidou-san... ...!”



“... ...Wow, diriku... ...?”



Kurumi berpenutup mata membuka matanya lebar-lebar, saat dia mengangkat bahunya dan tertawa.



“Heheh... ...Hahahahah, itu benar, tepat seperti yang kau katakan.”



“... ...Entah bagaimana, aku merasa seperti ditipu.”



“Itu hanya ilusimu.”



Kurumi berpenutup mata melanjutkan omongannya sambil mengangkat bahunya.



Sementara itu, Kurumi terlihat tidak senang saat dia mengerutkan alisnya.



——Bagaimana dia mendapatkan dirinya dalam posisi yang terdesak ini. Bahkan jika dia ingin menggunakan Peluru Keenam <Vav> untuk kembali sebelum terjadinya tragedi, Shidou belum mati di timeline ini, jadi <Zafkiel> belum mendapatkan kekuatannya.



Namun, jika dia mencoba mencium Shidou saat dia masih Hidup, Reiryoku yang ada dalam diri Kurumi juga akan tersegel.



“Jadi... ... apa yang akan kau lakukan sekarang, diriku? Meskipun sekarang krisis ini bisa dicegah, tidak banyak waktu yang tersisa, ya kan?”





“... ...Benar.”



Mendengar perkataan klon itu, Shidou memperlihatkan ekspresi kesulitan.



Pertarungan menjaga hidup Shidou merupakan syarat kelanjutannya. Tapi jika memakan Shidou——



Kemudian.



“... ...Sepertinya kau sedang kesulitan.”



“... ...!?”



Saat itu, ada suara selain suara klon yang terdengar digelapnya malam. Kurumi hampir menahan nafasnya karena itu.



Tinggi atau rendah, lelaki atau perempuan? Mustahil memberitahukan soal suara aneh ini.



Ini adalah suara yang Kurumi ingat. Dia langsung memerintahkan klonnya untuk bersiap saat dua pistol gaya lama muncul dari bayangannya.



“... ...Oh, sepertinya aku tidak benar-benar diterima disini. Aku kesini hanya untuk memberi nasehat.”



Mustahil membedakan sosok orang dari suara itu.



Tidak mengetahui keberadaan sosok dipojokan atap, bayangan seseorang yang tertutup mosaik. Resolusi gambaran kehadiran orang itu masih sangat samar. Tentunya, ada seseorang disana, tapi mustahil untuk mengetahui apa yang ada disana.



Ya, itu adalah Spirit yang dipanggil oleh Shidou dan yang lain, <Phantom>.



Kurumi beberapa kali menerima informasi dari Spirit ini. Nyatanya, informasi tentang seorang lelaki yang dipanggil Itsuka Shidou dibawakan padanya oleh <Phantom>.

Tapi saat ini <Phantom> sudah tidak bekerja sama dengan Kurumi.



Tidak, tepatnya——dia adalah musuh.



“... ...Selamat datang? Aku padamu? Tolong singkirkan lelucon itu dulu.”



Saat Kurumi menatap tajam dengan matanya, beberapa saat kemudian, <Phantom> mendesah seakan telah memperkirakan segalanya.



“... ...Oh, begitu ya. Kau sudah tahu? ——Jadi tidak ada jalan lain. Sungguh disayangkan, tapi memang benar jika aku ingin memberikan sebuah nasehat.”



Setelah mengatakannya, <Phantom> membuat langkah maju sedikit.



“Kau pikir——Kau bisa lolos... ...!?”



Mengikuti perkataan Kurumi, Semua klon menarik pelatuknya bersama-sama untuk menembakkan hujan peluru.



Peluru hitam yang tak berhingga menembus kegelapan malam dan menyerang <Phantom>.



“————“



<Phantom> melompat kelangit, untuk menghindari peluru dari para klon.



Tapi itu sesuai dengan harapan Kurumi. Agar memberikan ruang bagi <Phantom> untuk kabur, dia tidak memerintahkan para klon menembak dari atas.



“<Zafkiel>——Peluru Ketujuh <Zayin>!”



Kurumi berteriak saat dia menarik pelatuknya.



Benar-benar tak terkalahkan, Peluru Ketujuh <Zayin>, tembakan yang bisa menghentikan waktu targetnya berhasil menembus <Phantom>.

Disaat itu, sebuah mosaic berhenti di udara dengan sempurna.

“Kita!”



Kemudian, para klon mengarahkan moncong senapan mereka keatas dan menembak bersama-sama.



<Phantom> yang malang tidak bisa berbicara saat dihujani lebih dari 100 peluru.



——Kelihatannya seperti itu.



“... ...Ya-re, ya-re, kau membuatku lengah.”



“Ap——“



Dikarenakan suara yang mucul didepannya, Kurumi mengerutkan alisnya dengan tidak karuan. Disana ada gumpalan mosaik besar yang ada di langit. Tapi suara itu datang tepat dari bawah gumpalan itu.



Di lantai atap itu, ada seorang wanita berlutut.



Ya, sepertinya dia menghentikan Peluru Ketujuh <Zayin> dengan meninggalkan pakaiannya di udara sebelum mendarat disana.



“Ini adalah... ...penampilan aslimu, ya kan?”



Kurumi tidak ragu mengangkat senapannya saat menatap wanita itu.



“... ...Yah, seharusnya itu bukan masalah. Aku tidak menyangka penghalang itu bisa dilucuti dengan indah. Seperti yang kuduga darimu——Kurumi.”



Sambil mengatakannya, wanita itu mengangkat wajahnya.



Melihat wajah itu.



Mata Kurumi melebar.



“——Uh.”



Panjang, rambut acak-acak yang mudah dikenali. Seorang wanita berumur sekitar dua puluh tahunan.



Sepertinya dia belum tidur dalam waktu yang lama. Matanya memiliki lingkaran hitam yang tebal. Dan mengintip dari sakunya ada boneka beruang yang tertutup luka.



“Murasame——sensei.”



“... ... ... ...”



Kurumi memanggil nama wanita itu——Murasame Reine, sebelum kembali diam.



Ya, yang berjemur dibawah cahaya rembulan adalah guru dari sekolah yang Kurumi masuki, Murasame Reine.



Tentu saja, Kurumi tahu dia bukan hanya seorang guru. Dia adalah anggota <Ratatoskr> yang dipimpin Kotori, dan juga orang yang ingin agar Shidou mengalahkannya.



Namun, setelah mempertimbangkannya, sangat mengejutkan jika eksistensi itu adalah Reine.



——Tidak masuk akal, Phantom adalah Murasame Reine? Jadi informasi yang Kurumi terima adalah——



“————Ah.”



Namun.



Suara yang sangat kecil keluar dari tenggorokan Kurumi.



“Ya... begitu ya, ah, ah, ah, akhirnya——semuanya masuk akal.”

“... ... ... ...”



Mendengar perkataan Kurumi, Reine sedikit mengerutkan alisnya saat dia menendang lantai.



Dia mencoba kabur dengan melompat menggunakan kekuatan yang mustahil dimiliki manusia.



“——! Kita!”



Kurumi meneriakkan teriakan yang sangat keras.



Lalu, bayangan dilantai bergerak saat Reine mendarat, dengan tangan tak terhitung jumlahnya yang menangkap tubuhnya.



“... ...Kuh——“



Reine mengubah ekspresinya sambil mencoba melepaskan diri dari tangan-tangan itu.



Seakan dimakan oleh bayangan.



“... ... ... ...”



Untuk sesaat, Kurumi menggumamkan sesuatu dengan jijiknya saat memandang Reine, yang akan ditelan oleh bayangannya.



“——Kau bahkan tidak layak masuk neraka.”



Awan mengelilingi bulan saat kegelapan memenuhi jalanan malam.



~Bersambung~
Share Tweet Share

2 comments

      Please wait....
      Disqus comment box is being loaded