Bab 1 – Godaan sang Nightmare

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode

“Ku-rumi... ...”

Dia tidak bermaksud menyebut namanya.

Saat gadis yang ada didepannya masuk kedalam jarak pandangnya, perhatian dan fokus Shido bertemu dengan sosoknya seperti anak panah yang mengarah pada targetnya. ——dia mengatakannya secara terpisah dengan refleks yang kurang sempurna

Kesan kuat memancar darinya menuju yang lainnya——yang cukup untuk menahan penglihatan Shido dan menguncinya selamanya.

Rambut gelap indah bagai mutiara hitam.

Kulit mengkilat dengan kilauan yang seperti porselen putih.

Senyuman mempesona yang ada di bibir merah cerinya.

Deskripsi itu hanya manggambarkan satu orang saja.

——Kurumi. Tokisaki Kurumi.

Spirit terburuk, yang mampu memanipulasi waktu menggunakan Angelnya, <Zafkiel>.

Spirit yang sering muncul didepan Shido dan yang lainnya, yang mengincar nyawa mereka, meskipun sering berhadapan dan bersama lagi, sekarang ada disana.

“Tapi, kenapa——“

Potongan kalimat itu keluar dari mulutnya.

Di tempat yag dia buat, tidak ada jalan kecil yang ada di penghujung malam ataupun salah satu keadaan yang membuat Shido terjatuh setelah dikepung oleh musuh——

Ini adalah ruang 2-4 yang ada di SMAnya Shido.

Sebuah perwujudan dari keanehan sedang duduk dijalan yang melambangkan keseharian. Sungguh kehadiaran tak berimbang yang membuatnya meredakan tenggorokan keringnya dengan air liurnya sendiri.

“——Fufu.”

Duduk diatas kursi, Kurumi menenangkan wajahnya dengan satire saat dia terarik dengan reaksi Shido.

“Kenapa...? itu pertanyaan yang aneh, Shido-san. Bukankah kau punya sesuatu yang ingin kau katakan pada teman lamamu yang baru saja kembali ke sekolah?”

Dia meluruskan tubuhnya untuk menunjukkan pakaiannya.

Dia tidak memakai Astral Dress merah darahnya, melainkan sebuah jaket yang cocok dengan rok lipatnya——seragam umum yang juga dipakai oleh Shido dan semua teman sekelasnya.

“Kau... ...”

Dia mengerutkan alisnya, mengeluarkan kata-katanya.

Tidak diragukan lagi, Kurumi adalah anggota dari kelas ini beberapa bulan yang lalu. Meski dengan cara yang seperti itu, dia bisa melewati prosedur resmi dan memasuki kelas ini, menyembunyikan absensinya dengan istirahat panjang.

Namun, meski begitu, Shido belum bisa menerimanya dengan mudah. Akhirnya, dia menunjukkan rambut menyilangnya yang telah diletakkan dipunggungnya.

“Ara, ara.”

Mungkin semua bendera peringatan yang ada dipandangannya langsung muncul seketika. Kurumi berdiri dengan gaya bercanda dan membuat langkah pertama kearahnya.

“Shido!”

“———“

Bersiaga karena dia tiba-tiba mendekat, dua bayangan muncul dari belakang Shido pengawal yang sedang mengintai.

Rambut yang tak terikat berwarna malam disamping putih yang dipotong pendek sebahu, mereka adalah Spirit yang ada disekolah yang sama dengan Shido——Yatogami Tohka dan Tobiichi Origami.

Meski begitu, keduanya seperti menari di telapak tangan Kurumi. Dia tidak memperlihatkan kepanikan sedikitpun di senyuman palsunya saat dia menyimpulkan bibirnya.

“Ufufu, populer seperti biasa ya, Shido-san.”

Kata-kata aneh datang dari Kurumi, pandangannya mengarah ke Tohka dan Origami.

“Tenang saja. Aku, juga, tidak ingin menyebabkan suatu masalah.”

“Apa yang ingin kau lakukan... ...!”

“Kenapa kami harus percaya padamu?”

“Ara, Ara, apa kalian membenciku. Kalian jahat.”

“Mgh... ...”

Kurumi menutupi dirinya kedalam sandiwara simpati. Tohka, antara enam dan tujuh, meniru wajah tanpa belas kasihan milik Origami tanpa berkedip.



[Note : yg dimaksud “antara enam dan tujuh” disini artinya sama dengan “sebelas dua belas” kalo diindonesia]


Ditengah permainan katanya, Kurumi mengeluarkan sedikit tawaan.

“... ...Jika saja aku ingin menggunakannya secara membabi buta dengan cara yang lebih sadis, Angel ku akan langsung muncul.”

“Guh——“

Hanya kesunyian yang tersisa dari Shido saat Kurumi mencuri kata-katanya. Kurumi tersenyum dengan berseri-seri, gadis itu mulai berbicara dengan pandainya.

“Menutupi alasan dengan <City of Devouring Time>, klonku menggunakan para murud yang tidak sadar sebagai perisai hidup... ... semua teman sekelasmu sedang ditodong dengan pistol dikepalanya, bagaimana Shido-san akan menangkapku? Aku menantikannya.”

“Kurumi... ...!”

“Kihihi, hihi.”

Udara dingin menusuk tulang belakang, pernyataan mengerikan yang dari balasan Kurumi membuat Shido mamanggil namanya.

“Kumohon jangan termakan kata-kataku, aku tidak akan melakukan sesuatu yang sejauh itu. Jika kau masih belum bisa mempercayaiku——maka aku harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar membuatmu diam.”

“... ...ch, kau——“

Melawan permainan intimidasi hebat yang penuh godaan, Shido menghela nafasnya.

Tohka dan Origami menaikkan kewaspadaan mereka, mengepalkan tinju mereka dengan penuh kebencian, Shido langsung menyentuh bahu mereka.

“... ...Baiklah.”

“Ufufu, sungguh baik sekali kau, Shido-san.”

Sepertinya ini merupakan jawaban yang tepat dari dirinya, Kurumi terlihat sangat senang dan merapikan rambutnya.

Shido tidak melakukan apapun selain memalingkan pandangannya menghadapi tatapan mempesona itu, namun dia masih waspada dengan godaan yang mempesona itu.

Jika dia sudah tidak marah dengan pemikiran Shido, jadi kenapa dia kembali ke sekolah?

Shido tidak memiliki petunjuk.

“Kurumi, kenapa kau... ...”

“Ufufu, jika bisa berhentilah membuat rupa menakutkan itu——aku hanya ingin mencari kesenangan di sekolah bersama Shido-san.”

“... ... ...”

Shido terdiam.

Seperti mengirim sebuah satir, Kurumi mengangkat bahunya dan melanjutkannya meskipun Shido sedang terdiam——dan dengan volume yang bisa didengar di seluruh penjuru kelas.

“Kamu jahat~! Aku hanya berharap bisa pergi ke sekolah dengan Shidou-san, tidak lebih itu——meski aku telah melakukan semua yang kau perintahkan padaku!? Aku sudah pernah melepaskan pakaianku di rumah Shido-san, bersiap tanpa ragu untuk melayani panggilanmu! Bukankah imbalanku sangat kecil untuk semua yang pernah kulakukan?”

“Huh?”

Tanggapan dari pernyataan berani itu membuat para lelaki berteriak histeris.

“A-Apa yang kau katakan! Semua itu tidak pernah——“

Shido membantahnya dengan tergesa-gesa.

Meskipun itu langsung lenyap begitu saja. Teman-teman sekelasnya, yang mendengar pengumuman Kurumi, sekarang mulai mengeluarkan tatapan aneh dan berbisik dengan nada yang kecil.

“Eh... ...benarkah? Itsuka-kun menyerang lagi?”

“Ngomong-ngomong, bukankah Tokisaki-san ditransfer kesini pada bulan juni?”

“Sepertinya saat dia tidak masuk... ...apakah selama ini dia berada di rumahnya Itsuka... ...!?”

Dan juga, gosip tanpa dasar mulai bermunculan satu persatu.

“... ...Oou... ...”

Wajah Shido ternoda oleh keputusasaan saat dia menempatkan tangan didahinya. Sebaliknya, tawa gembira keluar dari mulut Kurumi, mungkin ini hasil dari kebingungannya.

Namun, keadaannya saat ini memperlihatkan sebaliknya, tidak perlu menyebutkan reputasi yang ada pada Shido, dan juga, sangat tidak baik untuk memulainya. Untuk memperbaiki suasana hatinya, Shido menggaruk rambutnyaa dan menghela nafas dalam, membuat pandangan lurus kearah Kurumi.

“... ...Hanya menikmati kehidupan sekolah, eh. Jika hanya itu tujuanmu, maka aku akan menerimamu dengan senang hati. Juga, kami akan mengadakan pesta penyambutan padamu jika begitu. ——Tentu saja, kau harus membiarkanku menyegel reiryoku-mu.”

Shido berbicara dengan keseriusan yang terbungkus dalam kata-katanya.

Tidak perlu dikatakan, dia tidak ingin mengatakannya saat mereka ada disana. Tidak, lebih tepatnya, mereka telah mengakar dalam lubuh hatinya. Dia tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi bahkan dalam mimpi terliarnya.

Jawaban Kurumi bisa diatasi dengan antisipasinya.

“Baik, baik. Aku tidak keberatan.”

“... ...Eh?”

Dia terkejut dengan jawabannya.

Shido memikirkan maksud dan tujuan dari pernyataannya. Ketika dia mencurigai ketidaknormalan yang ditangkap telinga dan otaknya sendiri, dia mengarahkan pandangannya pada ekspresi Tohka dan Origami, hanya untuk menemukan gembaran yang sama dengan dirinya.

“Kurumi... ...? apa yang baru saja kau katakan——“

“Kuulangi, aku tidak masalah melepaskan reiryoku milikku pada Shido-san. Bisa dibilang... ...”

Kurumi meluruskan jari telunjuknya, senyuman jahat tergambar di bibirnya.

“Aku punya satu syarat.”

“... ...”

Nafasnya menjadi berat.

Untuk seorang Kurumi yang terang-terangan menyerahkan kekuatannya, sangat jauh untuk dibayangkan kondisi seperti apa yang tidak bisa dia ajukan. Anggap saja jika dia menarik kakinya itu jauh lebih baik.

Namun Shido tidak memiliki petunjuk. Jika ada kemungkinan untuk menyegel reiryoku milik Kurumi meski hanya seukuran mikroskopis, Shido tidak punya pilihan selain mengambil resiko yang tidak masuk akal itu——yang lebih penting, tatapan lucu itu hanyalah sikap yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dia memutuskan untuk mengeceknya.

“... ...Syaratnya, apa?”

“Itu——“

Lalu.

Saat bibir Kurumi mengucap, bel yang menandakan dimulainya pelajaran berbunyi keras.

“Ara, ara. Melihat waktunya. Sungguh disayangkan, tidak ada yang bisa dilakukan.

Berputar lalu berbalik, dia berjalan menuju tempat duduknya.

“Kurumi!”

Shido menaikan suaranya untuk menghentikannya, tidak diduga volumenya terdengar lebih keras dan menarik perhatian beberapa teman sekelasnya seperti magnet.

Namun, Kurumi menjawab dengan tenang, tidak mengherankan jika usaha itu gagal. Dia tertawa, menempatkan jari telunjuknya di bibirnya.

“Rinciannya akan menyusul setelah sekolah. Ada banyak kerumunan yang berkumpul disini. Tidak perlu disebutkan——tugas seorang pelajar adalah belajar, ya kan?”

Meninggalkan ungkapan keterangannya, Kurumi mulai menghilang dari sisi Shido.



*** 



“... ...Tobiichi Origami, mantan anggota AST, saat itu berperingkat Sersan Kepala, Wizard level B+, berhenti karena alasan pribadi beberapa bulan yang lalu.”

Didalam ruangan DEM Industries cabang jepang, Artemisia Ashcroft membaca sebuah dokumen dilayar dengan keras, tangannya menyentuh dagunya.

Untaian rambut emasnya yang memancarkan cahaya redup seperti menyerap semua sisa polesan sinar matahari, dilengkapi dengan pupil berwarna biru laut yang menggambarkan samudra di musim panas. Dia tersenyum lebar dengan bersungguh-sungguh, saat ini wajahnya telah dirusak oleh bayangan kebingungan dan skeptis yang sporadis.

“——Tidak diragukan lagi. Itu memang dia.”

Artemisia menjalankan control panel untuk melihat detail dokumennya lebih lanjut.

Tinggi, berat badan, dan level pelatihan unit Realizer untuk nama itu, disamping data nilai yang tersusun rapi di monitor.

Apa yang dia akses saat ini adalah database dari DEM pusat yang menyediakan semua Wizard yang tergabung di seluruh negara.

Para Wizard saat ini adalah bukanlah seseorang yang merapalkan mantra dan ritual, tapi yang biasa menggunakan Realizer, yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan Territories.

Akibatnya, mereka membutuhkan chip elektronik kecil yang ditanamkan kedalam otak mereka——untuk membawa ciri khas dan kebebasan sebagai tujuan utamanya.

Bisa dikatakan, semua informasi yang berkaitan dengan Wizard yang menggunakan Realizers yang dibuat oleh DEM terekam disini.

Sebulan yang lalu, ketika Artemisia mencoba melancarkan serangan melawan Spirit yang berkumpul di luar angkasa, Wizard lain muncul disana. Setelah dia melakukan penyelidikan sebagai syarat melawan semua kemungkinan, unit penampil visual mengungkapkan semacam pertanyaan dari database yang cocok dengan gadis itu.

“Hm... ...”

Artemisia mencebil, sedikit bosan.

Menyesuaikan dugaannya, fakta bahwa arsip itu mengandung informasi yang lebih dari cukup, meskipun yang tercatat itu hanyalah informasi belum lengkap——tidak ada seorangpun yang bisa dia temukan.

“——Apa yang sedang kau lakukan, Artemisia?”

Seseorang menyangganya dari balik kursinya. Ada suara yang terdengar dari belakangnya.

Melihat sekilas, tanpa diketahui oleh Artemisia, ada seorang wanita yang duduk. Dia memiliki rambut berwarna pucatnya yang lebih mengarah ke pirang dan matanya lebih gelap dari pada dia. Jika Artemisia adalah matahari, maka dia adalah nyonya dengan tampilan yang dibuat-buat seperti rembulan.

Tidak diragukan lagi, dari luar tidak perlu dikatakan dalam hati, untuk Artemisia yang tidak punya kesombongan untuk menamai dirinya sendiri setelah sang matahari ada didepannya.

Ellen Mira Mathers, pimpinan kedua DEM Industries, dihormati semua orang sebagai sang Wizard terkuat.

“Ah, Ellen. Aku hanya melihat-lihat.”

Membalas dengan semacam ketidak jelasan, Ellen bersandar beberapa deraja kedepan, memindai apa yang ada ditangan Artemisia.

“Data Tobiichi Oriami, eh... ...ada apa dengannya?”

“Kau mengenalnya?”

“Un, sedikit.”

Ellen sedikit menegangkan matanya. Tidak ada reaksi untuk menuliskan berapa banyaknya, tapi untuk semacam alasan, kelihatannya sisa-sisa rasa benci masih melekat dalam dirinya.

“Ada masalah? Antara kau dan gadis itu.”

“Tidak, tidak ada yang istimewa.”

Ellen memalingkan pandangannya——bukti kuat dari rasa bencinya terucap lebih jauh. Artemisia menyerah dan kembali topik pembahasan awal mereka.

“Gadis ini... ...dia seorang Spirit, ya kan?”

“Benar. Codename <Angel>. Spirit yang terinversi menjadi <Devil>.”

“Apakah dulunya dia adalah anggota AST?”

“Ya, sepertinya dia melepaskan jabatannya setelah menjadi Spirit.”

“Hmph... ...”

Jari jemarinya masih memegang dagunya, Artemisia memeriksa foto Origami yang ditampilkan dilayar, lalu berkata beberapa saat kemudian.

“Soal itu, Ellen. Kupikir, Dia dan aku bertemu beberapa hari yang lalu?

“... ...Apa maksudmu?”

“Gadis yang muncul ini mengenaliku.”

“... ... ... ...”

Kata-katanya menusuk Ellen, meskipun beberapa saat kemudian, bersamaan dengan helaan nafas ringan, dia mendapatkan kemampuannya lagi.

“Artemisia, kau merendahkan dirimu yang juga hebat. Tidak ada yang melebihi mantan anggota AST yang dikenal sebagai peringkat-SSS Artemisia Ashcroft.”

“Un... ...mungkin kau benar.”

“Aku. Sebenarnya, aku tidak ingin ambil pusing bagaimana kau mempercayaiku sesuatu yang yang bukan dirimu sendiri.”

“Ahaha... ...kupikir juga begitu.”

Melihat Artemisia menaikkan bahunya dan tersenyum masam, Ellen tidak melakukan apapun selain menghela nafasnya.

“Bagaimanapun, Ike memanggil kita. Ayo.”

“Ah, baiklah. Tunggu sebentar.”

Membuat komputer kedalam sleep mode, dia mengikuti sosok Ellen yang keluar dari ruangan.

“... ... ...”

Saat mereka melewati lorong tanpa berkata apa-apa, Ellen mencuri-curi pandang kearah Artemisia dari sana. Biasanya, bagi gadis berperasaan seperti dirinya, rasanya dia hanya membuang-buang waktu, dan kemudian membalasnya dengan senyuman, membuat Ellen terkejut, lalu dia mengembalikan wajahnya yang serius.

Saat Artemisia mulai membawa-bawa seorang Tobiichi Origami, Ellen merasa agak bingung dari bahunya, tapi kelihatannya Artemisia tidak merasa senang saat mengenangnya.

Dia memang menyilangkan pedang dengan Origami disaat pertarungan sebelumnya. Itu memang tidak biasa dihindari jika ada ketidakpastian yang muncul selama dialog panas mereka.

Bertukar serangan saat dimedan perang memang tidak akan menyentak ingatannya. Meski begitu, itu membuktikan bahwa lebih banyak kebijaksanaan yang bisa memperkuat pernyataannya yang tercatat saat ini. Saat memikirkannya, Ellen memasuki lift bersama dengan Artemisia.

“Um, Ellen, apa pertemuan ini untuk membahas rencana baru kita?”

“Siapa tahu? Bagaimanapun juga, dia bilang dia punya sesuatu yang ingin dia perlihatkan pada kita.”

“Sesuatu yang ingin dia perlihatkan pada kita?”

“Ya.”

Bertukar senda gurau dan barang sepele yang tidak penting, keduanya mencapai lantai teratas dari bangunan itu——didepan Direktur Utama DEM Industries, ruangan Isaac Westcott.

Tetapi.

“——“

Ellen mendadak berhenti, merasakan adanya kehadiran sesuatu yang tidak biasa dibalik pintu itu.

Meskipun Westcott memiliki hawa yang mengintimidasi para pendatang yang mendekat darimana saja, kekacauan ini menghadirkan suasana aneh yang bisa dirasakan dari depan pintu.

Jika saja——iya, jika ada sekumpulan kengerian yang menunggu mereka dengan suasana yan tenang.

“Ellen.”

“——Ya.”

Artemisia menunjukkan tanda-tanda kemunculan, mengerutkan alisnya dan meringis.

“Apa-apaan ini?”

“Aku tidak tahu.”

“Sir Isaac tidak di... ...serang, ya kan?”

“Tentu saja tidak, meskipun tempat ini hanyalah kantor cabang, ini masihlah DEM Industries. Meski memungkinkan, melancarkan serangan dibawah hidung kita, tidak ada seorangpun——“

Ellen menghela nafasnya ditengah jalan.

——Hanya ada satu orang; seseorang yang pernah menyerang perusahaan cabang jepang.

Spirit <Nightmare>——mampu memanipulasi waktu dan bayangan, bersamaan dengan persediaan klon tak terbatas yang dikumpulkan dari berbagai serpihan waktu.

Tentu saja, mereka benar-benar menurunkan penjagaan mereka. Ketika memungkinkan untuk menyerang, bagaimanapun juga, tidak ada seorangpun selain dia yang bisa dipikirkannya. Ellen menggertakkan giginya dan membuka pintunya lebar-lebar, tanpa mengurangi perhatiannya sedikitpun.

“Ike! Apa kau baik-baik saja!? Ik——“

Tetapi saat dia menerjang masuk keruangan, dia melangkah dengan cepat dan langsung tidak bisa berkata-kata.

Itu sangat jelas. Tidak ada Spirit yang ada disini, dan Westcott duduk dengan santai dikursinya.

“Ini... ...”

“——Ah, kau sudah datang, Ellen. Ada apa? Kelihatannya kau seperti baru melihat hantu saja.”

“Tidak, tidak ada apa-apa.”

Dia merapikan setelannya yang agak kusut beberapa saat kemudian, kemudian Artemisia mengusir ekspresi bingung dengan cara yang sama.

“Eh... ...? aku merasakan sesuatu disini... ...”

Terus terang, Westcott merasa senang melihat reaksi mereka berdua, lalu berdiri dan berjalan menuju ke jendela.

“Yah. Aku memanggil kalian hari ini bukan tanpa alasan——terlebih lagi Spirit dari luar angkasa telah jatuh ke dalam genggaman Ratatoskr, sekarang mereka punya 10.”

“... ...Aku minta maaf atas aib yang kubuat.”

Ellen menundukkan kepalanya saat dia mengatakannya.

Selama bentrokan di luar angkasa, <Goetia> yang dia pimpin dibuat bertekuk lutut oleh kapal angkasa <Fraxinus>. Kenangan ini masih tertinggal jelas dalam diri Ellen. Jika saja dia tidak tertembak jatuh, gelombang pertempurannya, sebagian besar, tetap tidak akan berbalik.

Westcott memaki dirinya dengan sombong, namun.

“Tidak perlu meributkan kejadian itu. Kalian telah melakukannya dengan baik. Kenyataannya, aku berani berkata bahwa saat ini keadaan kita akan berbalik menuju skenario terbaik dengan sangat cepat.”

“Terbaik?”

“Tentu saja. Ada banyak Spirit yang berkumpul bersama, dan aku, meski hanya sebagian, Demon King ada ditanganku. ——Ketidakadaan Elliot memang sangat disayangkan.”

“... ...Tch.”

Elliot. Saat mendengar nama pengkhianat itu, wajah Ellen berubah menjadi muram tanpa berpikir terlebih dahulu.

Lebih seperti melihat perbedaan beratnya, Westcott merenggangkan pundaknya.

“Setidaknya, waktunya sangat pas. Masih memikirkan apa yang kusebutkan sebelumnya, Ellen? ——Kita akan menggunakan Itsuka Shido sebagai bagian dari kunci kita.”

“... ...! Itukan——“

Pupilnya melebar.

Westcott tertawa, tangan kanannya bergerak keatas.

Kegelapan berwarna hitam mulai memancar, dan buku besar yang suram terikat pun terbentuk——Demon King <Beelzebub>, diperlihatkan dalam berbentuk buku yang dia peroleh dari Spirit <Sister>.

Itu membuat haluan dari Yang Maha Mengetahui untuk melihat segalanya dan untuk mengetahui segalanya yang pernah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi di dunia ini, benar-benar kemampuan terburuk dari yang paling buruk.

“Biarkan <Sister> itu memberi jeda pada akar pekerjaan untuk semua yang kuperhatikan. Dengan cukup kekuatan, meskipun ada celah kecil dari kewaspadaan Ratatoskr yang tidak bisa mereka jaga dibawah topi mereka dalam waktu yang lama. ——Sudah saatnya kita memprosesnya secara menyeluruh dengan sebuah pembantaian. Ampunan tidak diperlukan. Pamerkan kekuatan dari Wizard terkuat didunia didalam hatimu.”

“Serahkan padaku. Aku tidak akan gagal memberikan hasil yang sepurna padamu.”

“Bagus. Aku berharap banyak pada kalian berdua.”

Meskipun sesuai dengan perkataannya, Ellen memperbaiki sikapnya untuk menyetujuinya, Artemisia mengikutinya beberapa saat kemudian.

“Baiklah, kami akan undur diri dulu——“

“——Oh, dan satu lagi.”

Saat itu juga, memotong ucapannya, dikejutkan dengan Westcott yang teringat sesuatu dalam waktu yang singkat dan menaikkan ujung bahunya.

“Apa itu?”

“Aku lupa memberitahumu sesuatu mengenai operasi ini——aku mengumpulkan personil tambhan untuk rencana ini.”

“Personil tambahan——Wizard? Apa kau kira kemampuan kami belum cukup?”

Ellen berusaha mengatakannya dengan cara yang tenang; namun itu tidak berguna, untuk membuat rasa kesal yang menyebabkan kebocoran tinktur yang dia sembunyikan.

“Kubilang itu tidak perlu. Kau telah melewati bayangan keraguan seorang Wizard terkuat, dan ditambah kekuatan Artemisia sebagai pelengkapmu. Bagaimanapun juga, kau tidak boleh memandang kekuatan hanya dengan angka. Spirit yang tersegel hanyalah mainan anak kecil bagi kalian berdua, tapi menempatkan kalian bersama dan mereka bisa menghambat kalian dalam beberapa menit. Dan itu hanya membutuhkan sepersekian detik untuk mengalahkan targetmu.”

“Itu... ...”

“Ahaha, kau membuat kami terikat.”

Artemisia tertawa dengan grogi sambil mempermalukan rekan yang sedang mengerutkan alisnya.

Apa yang ingin dikatakan Westcott hanyalah kenyataan. Terutama Ellen, yang kekuatannya tidak bisa ditandingi, turun tangan untuk menangkap tujuannya tanpa meragukan Spirit yang tersegel di banyak kesempatan.

Meskipun bersama dengan Wizard DEM dan Bandersnatch tanpa awak, melihat perbedaan kekuatan yang sangat besar antara Spirit dan mereka yang sekarang, ketakutan dari pasukan tambahan itu sangat gawat.

“Tapi, Ike, aku tidak tahu berapa banyak Wizard yang mampu berjalan bersama kami. Bagi kami untuk bersama dengan tim yang setengah matang akan mempengaruhi performa kami bahkan bisa menurunkannya.”

“Aah, memang begitulah.”

Dia menyetujui penjelasannya dengan santai.

“Tenang, aku ingin memudahkan kalian. Mereka akan sangat berguna untuk kalian, aku sangat yakin.”

Mengangkat tangannya saat itu juga, Westcott menjentikkan jarinya.

Mata yang berkelip-kelip, berlembar-lembar kertas berkembang dari balik kursinya seperti angin ribut, berputar di udara.

“Ap——“

“Waa!”

Putaran kencang yang tak terduga itu membuat para wanita roboh, setelah beberapa sobekan kertas melapisi seluruh dinding.

Saat itu juga, setelah sekian lama mereka berdua mengetahui robekan-robekan kertas dari buku kuno itu.

“Ini... ...”

Ellen menajam penglihatannya untuk memperbesar mereka——lalu melebarkan matanya dengan tidak percaya.

Itu tidak mengherankan. Beberapa gadis merangkat keluar dari halaman-halaman itu.

Rambutnya berwarna abu-abu yang cenderung hitam dengan pupil berwarna karat tembaga melihat mereka berdua dengan penuh rasa ingin tahu.

Namun ciri-ciri yang paling mencolok adalah——mereka semua memiliki wajah yang sangat identik, juga pakaian yang sama.

“... ...! Ellen.”

“Ya... ...”

Tetesan keringat keluar dari pipi Artemisia.

Benar; mereka ada banyak mereka merasa lebih hebat untuk menginjakkan kaki di ruangan itu.

“Perkenalkan. Putri sang Demon King——<Nibelcol>.”

Matanya yang berwarna karat kupro, Westcott mengumumkannya dengan senyuman yang penuh misteri.



*** 



Cahaya mentari senja berwarna kuning bagai opal bersinar melewati jendela di ruang kelas.

Shido sekilas melihat jam digital yang berada dihpnya, menghembuskan nafas dan menggangkat kepalanya.

Sekolah telah selesai, semua kelas akan ditutup. Teman-teman sekelasnya juga telah pulang kerumah mereka, yang tersisa tinggal sosok dari Shido, Tohka, Origami, juga Yamai bersaudara, Kaguya dan Yuzuru dari kelas sebelah. Mereka semua adalah Spirit yang kekuatannya telah disegel oleh Shido.

Sebenarnya, hanya ada satu alasan yang membuatnya tetap disini.

——Untuk berhadapan dengan Kurumi sekali lagi.

Dia menentukan pembicaraan empat matanya di atap gedung sekolah. Shido memulatkan tinjunya untuk bersiap-siap dan beranjak dari kursi.

“——Jadi, aku harus segera pergi, semuanya.”

Tanpa diduga, Tohka mengerutkan alisnya menjadi huruf V.

“Muu... ...apa kau baik-baik saja, Shido? mungkin kita harus bersama saja... ...”

Para Spirit yang lain mengangguk, semuanya menunjukkan persetujuannya masing-masing.

“Seperti yang dikatakan Tohka, itu terlalu berbahaya.”

“Berhadapan dengan Stygian yang mengelilinginya, harus menggunakan kekuatan kita.”

“Setuju. Kami haru bersamamu.”

Shido tersenyum dan mengelus kepala Tohka, menggerakkannya ke kanan dan kiri.

“Terima kasih, semuanya. Tapi aku baik-baik saja. Memang, Kurumi adalah Spirit yang berbahaya... ...tapi dia bukanlah tipe orang yang akan mengingkari perkataannya. Dan juga——“

Dia mengangkat tangannya keatas dengan percaya diri.

“Jika kau ingin menyegel kekuatannya namun tidak bisa berbicara berdua saja dengannya, tidakkah kedepannya akan terlihat sangat suram?”

“Shido... ...”

Tohka mempertahankan wajah bingungnya, kemudian dengan keras kepala, dia menggelengkan kepalanya lagi dengan terburu-buru dan membangkitkan ekspresinya dengan teriakan bersemangat.

“... ...Umu, aku mengerti. Semoga beruntung!”

“Aah.”

Sambil membungkuk dengan semangat, Shidou meninggalkan ruang kelas, dan semuanya. Dia naik ke lantai atas, didepannya muncul pintu yang mengarah ke atap.

Saat itu juga, ada suara yang sangat ia kenal terdengar dari microfon yang ada di telinga kanannya.

『Kau seharusnya sudah tau, tapi jangan gegabah. Bahkan jika itu masih dibawah pengawasan <Fraxinus>, Angel Kurumi memang agak merepotkan. Kita tidak tau apa yang akan terjadi.』

Yang berbicara tidak lain merupakan adiknya, komandan Ratatoskr, Itsuka Kotori. Saat ini dia berada di pesawat <Fraxinus>, memantau kondisi Shidou dan yang lainnya dengan sagat hati-hati.

“Ya, aku mengerti. Meski begitu, menyelamatkan Spirit adalah tujuan Ratatoskr, kan? Tidak peduli seberapa menakutkannya Kurumi, Imouto-sama ku yang menakutkan akan menendang bokongku jika aku kabur tanpa berkata apa-apa.”

『Ara, aku akan mengikatmu dan melayanimu dengan siksaan yang menggelikan, belum lagi aku akan mempublikasikan masa lalumu yang kelam yang telah kukumpulkan sampai sekarang. Menendang bokongmu? Sungguh Imouto-sama yang baik hati. Pastikan untuk berhati-hati.』

“... ...Haha.”

Kotori membalasnya dengan humph. Wajahnya menggiring bola keringat, Shido berusaha tersenyum.

Ketegangan yang muncul membuatnya menampar pipinya dalam rangka menenangkan pikirannya. Shidou pun membuka pintu.

‘——“

Cahaya yang silaunya tidak bisa ditandingi intensitas cahaya yang ada di lorong membuatnya penglihatannya kabur, membuatnya menyipitkan matanya——sedikit demi sedikit, pandangannya tertuju pada seorang gadis sebagai pusatnya.

“——Ara.”

Kurumi, sambil melamun memandang kota yang ada kejauhan diluar pagar, sepertinya dia melihat kedatangannya dan berputar setengah lingkaran.

“Ufufu, selamat datang. Aku bersyukur kamu datang, Shidou-san.”

Dia melangkah dengan pelan, lalu dia menaikkan ujung roknya untuk memberi hormat.

Dalam sekejap sikap tenang ini, sangat mempesona dan menjerat pandangan Shidou.

Namun, sekrang bukan waktunya untuk memikirkan hal semacam itu. Dia menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan seolah ingin membebaskan pikirannya dari daya tarik yang berdatangan itu. Lalu, dia mengarahkan tatapannya ke wajah Kurumi.

“Baiklah, Kurumi. Aku disini seperti yang dijanjikan.”

“... ...”

Sekilas, dia membalas tatapannya, sambil melengkungkan ujung bibirnya.

“Seperti yang kupikirkan tadi pagi——meskipun sangat kecil, kau pasti telah berubah, Shidou-san.”

“Eh... ...?”

“Berbeda dengan pertemuan pertama kita, wajahmu terlihat dewasa. Lalu, setelah itu kau menghabiskan hari-harimu seperti tidak ada apapun yang terjadi, sudah kuduga. Ufufu... ...betapa menyenangkannya dirimu.”

“Ja-Jangan mempermainkanku.”

Bayangan yang membekukan kaki terlontar dari kata-katanya. Sebenarnya senja ini membuat Shidou lebih menghargainya. Tapi saat matahari yang terbenam menyelimuti seluruh tubuhnya, gambaran pipinya yang memerah tidak bisa tertutupi.

“Namun, ini saatnya kau melakukannya. Soal yang tadi pagi——kondisi untuk menyegel kekuatanmu.”

Bibir Kurumi melengkung sekali lagi karena ucapannya.

Senyumnya tidak bisa ditahan——pesona yang sangat menakutkan.

Dengan punggungnya yang memikul matahari senja, bisa dikatakan bahwa dia memukul penunggang kuda keempat yang mengantarkan Shidou ke dunia bawah itu tidaklah terlalu hiperbolik.

“Oh, baiklah jadi. Akan kukatan. aku——“

——seketika itu.

Saat perkataan Kurumi berada ditengah jalan.

“... ...gh!?”

Tiba-tiba, Shidou merasakan pusing yang teramat sangat.

Tidak. Jika ada kesalahan untuk mengungkapkannya, kata pusing gagal menghantam sensasinya. Perasaan ini mirip dengan saat sumber kekuatan seseorang dipotong tanpa peringatan; rasa kehilangan mengalahkan derita dan sakitnya sekaligus, dalam sepersekian detik, dirinya diancam akan dikubur dalam kegelapan yang sangat rentan.

Namun, dia pernah merasakan sensasi tidak masuk akal ini sebelumnya.

Saat daging dan tulangnya tertembus sebuah peluru.

Saat organnya tertusuk pedang dari belakang.

dan——saat sebagian tubuhnya dilenyapkan oleh sebuah kunci.

Muncul suatu perasaan saat tubuh seseorang dikuasai oleh sesuatu yang bisa malampaui kematian biasa.

Diwaktu yang bersamaan, ini merupakan rasa dari kematian——



*** 



Jam 17.30, dilangit Tenguu City, Prefektur Tokyo.

Memakai CR-Unit platinum <Pendragon>, Ellen melayang melewati Territory yang merangkum dirinya dan sekitarnya sambil melihat bangunan SMA yang ditandai dari kejauhan.

Jarak mereka terpaut lebih dari 10.000 meter, namun Wizard memiliki memiliki mata bagai burung yang dapat melihat dengan jelas gambaran-gambaran kecil yang tersebar disana.

Spirit bernama <Nightmare>, bersama dengan Itsuka Shidou.

“Apakah persiapannya telah selesai?”

Ellen mengamati kondisi dibawahnya, bergumam pada dirinya sendiri.

Alat komunikasi mengirimkan suara Artemisia.

『Tentu saja, kami siap kapanpun kau mau.』

Memakai sister model dari <Pendragon>, <Lancelot>, Artemisia ditempatkan di lokasi yang lain, mempelajari targetnya yang sama dengan Ellen.

Keheningan Ellen bertindak sebagai pengganti balasannya, setelah itu dia menunduk dan melaju cepat dengan unit yang terpasang dipunggungnya.

Kerangka yang ditarik kembali terbentang, dilengkapi dengan pedang emas yang berkilauan.

Dibuat agar bisa menggunakan kekuatan sihir yang luar biasa dari teknologi Realizer, pedang laser <Caledfwlch>, dinamai sesuai dengan pedang suci, merupakan senjata utama <Pendragon>.

“——Ayo berangkat.”

Sebuah perintah singkat dari dirinya adalah semua yang mereka butuhkan untuk mulai melaju kencang, seolah mendorong diri meraka di dinding udara yang tipis.

Kecepatan itu bisa menyaingi lintasan peluru timbal; bagi orang biasa itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya gosong atau bahkan merobeknya sampai habis——dan mereka memberi kesan melaju seperti cakewalk karena kedua hanya memusatkannya pada tujuan mereka.

Sebuah metafora lama seperti ‘Tidak bisa diikuti mata telanjang’ sekarang digerogoti oleh kenyataan. Tidak ada seorangpun yang bisa melihat Ellen, jadi begitulah.

——Namun.

“... ...ch! Hah!”

Ellen, memecah molekul udara seperti komet yang meluncur melintasi luar angkasa, dihentikan sesaat dan menyiapkan pedangnya.

Semburang energi sihir sangat jelas tersebar di segala penjuru, menerangi massa awan yang ada disekitarnya.

“Kuh——“

Bahkan sumber energi <Caledfwlch> tidak bisa menghasilkan ledakan yang begitu besar dengan satu serangan saja.

Benar; masih ada pedang sihir lainnya.

“——Phew. Untuk menghentikannya tepat waktu; ternyata itu memang dirimu, Ellen.”

Gadis yang mengacungkan pedangnya didepan Ellen yang juga melakukannya dengan ujung bibirnya.

Dia memakai CR-Unit yang diformulasikan seperti serigala, rambutnya diikat menjadi ponytail, ada tahi lalat dibawah mata kirinya.

“Kau——“

Setelah mendengar suaranya, lalu melihat wajahnya, Ellen merasa sulit untuk tidak mengerutkan alisnya.

“Mana! Kenapa kau disini!?”

“Hah!”

Ellen memanggil namanya secara kebetulan; gadis itu——Takamiya Mana menfaatkan kesempatan itu untuk meluncurkan serangannya.

“Chi——“

Kemarahan di wajah Ellen terkumpul saat dia bermanuver dalam Territory dan posisinya, menghalau serangan itu.

Jarak mereka diperlebar dengan lompatan ke belakang, dia mengacungkan pedangnya kearah mana, yang mengangkat bahunya seperti tergoda.

“Oya oya, itu tampilan ketegangan yang kau dapatkan. Kau tahu, keriput itu datang saat kau mulai tua.”

“... ...bgst.”

Seolah meludahi perkataannya, Ellen mengamati Mana dengan hati-hati, merenungkannya dengan muak.

Mana telah memahami lintasan terbangnya, didalamnya bisa dimasuki. Meski tidak berada dtingkat yang sama dengan Ellen, dia tetaplah Wizard yang sangat handal. Menjepit seorang pemburu yang hebat akan lebih mudah daripada menantang mereka secara langsung.

Namun, itu berarti dia sudah tahu keberadaan dan tujuan Ellen.

——Apakah Mana tau Ellen ingin menyerang Shidou?

Tidak, entah bagaimana informasi itu bisa bocor, menunjukkan dimana dan kapan dia memulai serangannya itu sendiri pasti akan menyebabkan masalah.

——Jadi, jika saja Shidou menyadari kemungkinan bahwa dia akan disergap dan tetap maju sampai sekarang?

Tidak, jika saja dia cerdik, untuk mengawasi area dalam radius 10.000 meter secara terus menerus merupakan kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan oleh Wizard terhebat sekalipun.

“... ...Hm.”

Setelah membatalkan beberapa hipotesis yang mengambang di pikirannya, Ellen menata rambutnya dengan santai.

Yang terpenting saat ini bukanlah mengetahui bagaimana cara Mana menemukan lokasi Ellen. Dia harus menyampaikan instruksi mental kepada Artemisia, yang berada di sisi yang lain.

“Artemisia. Kita punya tamu. Ubah rencana. Untuk sekarang——“

Di pertengahan jalan, Ellen melihatnya.

Suara Artemisia yang disiarkan padanya, hanya ada suara acak yang bisa ditangkap.

“Ini... ...”

Sulit dipercaya Artemisia bisa dikalahkan. Transmisinya terhenti, dia khawatir, atau Artemisia telah terkepung seperti dirinya dan terlibat dalam pertempuran.

Ellen mendecakkan lidahnya, melototkan marah kearah Mana.

“Aku tidak tau bagaimana kau membuatnya, tapi kerja yang bagus.”

Setelah itu, entah darimana, Mana mengerutkan wajahnya.

“... ...jangan berkata seperti itu. Terlalu brilian itu membuatku kesal. Ellen, kalau saja kau tidak muncul, aku bisa saja mengabaikannya sebagai lelucon.”

“... ...? Apa itu?”

Pertanyaannya yang membingungkan membuat lipatan dikedua alisnya Ellen. Karena dia tidak ingin menjelaskannya lebih jauh lagi, Mana menggoyangkan kepalanya ke kiri dan kanan.

“Ini tidak ada hubungannya denganmu.——lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kau telah melewatkan waktu paling tepat.”

“Hmph.”

Dorongan Mana membuatnya dihina oleh Ellen, yang mengarahkan ujung pedangnya yang tajam kearahnya.

“Kau berhasil menghalau seranganku, aku mengakuinya. Tapi semua yang kau lakukan hanya berkata ‘Aku menang melawanmu’ untuk pertama kalinya.”

“Hnn? Datanglah padaku——“

Dia melakukan sikap bertarung dan menyiapkan pedang lasernya.

Disisi lain, Ellen tidak punya waktu untuk mendengarkannya.

“——adalah apa yang ingin kukatakan.”

Dengan teriakan itu, dia melepas ranselnya, membiarkan apa yang ada didalamnya berhamburan bebas dalam Territorynya.

——Halaman buku yang terlipat didalamnya.

“... ...Kertas?”

Mana mengatakannya dengan bingung, menurunkan tubuhnya sampai batas tertentu.

Mungkin dia tidak bisa mengetahui tujuan dari tindakan Ellen, karena itu akan menghancurkan serangannya.

Ellen mengendurkan bibirnya sambil mendesah, kemudian mengulurkan tangan kirinya ke depan sedangkan tangan kanannya memegang pedang. Disamping gerakan itu, berlembar-lembar kertas yang tidak bernomor tersusun dalam tingkatan dan berkas, rapi dan bersih.

Mana tidak punya kesempatan, untuk mengalahkan Ellen. Meski begitu, seperti yang dicatat oleh Westcott, dia bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

Oleh karena itu, Ellen seharusnya tidak mengalah pada ejekan Mana, tapi ini melaksanakan misi dengan secepatnya.

“... ...Apa yang kau bicarakan?”

Melihat perilaku anehnya Ellen yang mencurigakan, mana bergumam sendiri.

Meski begitu, keraguannya tidak ditujukan secara khusus hanya kepada Ellen. Walaupun demikian, tidak ada hal yang membuat mereka bisa menjelaskan tujuan mereka pada musuh.

“... ...Muncullah, <Nibelcol>.”

Ellen memerintahkan dengan menjentikkan jarinya.

Kertas folio yang mengelilinginya kemudian mulai berdebar dan bergetar, lalu ada banyak gadis yang merayak keluar dari dalamnya.

Dengan berpakaian serba hitam, gadis-gadis itu memiliki wajah yang identik.

”Aah——“

“Apa... ...lagi sekarang?”

“Tidak peduli. Semua ini hanya demi tujuan Otou-sama.”

Kelihatannya mereka lesu, merekapun meregangkan tubuh mereka sambil menatap Mana.

“... ...!”

Nafasnya membeku.

Saat itu, dia menduga bahwa dirinya sedang berhalusinasi ataupun mengigau. Sebaiknya ini hanya ilusi yang diproyeksikan Ellen didalam Territorynya dengan suatu alat.

Tapi itu sangat jauh dari fakta.

Pemeriksaan visual terhadap ruang tersebut memperkirakan ada sekitar 20 orang.

Semuanya memancarkan aura kehadiran yang sangat nyata, belum lagi ada tumpukan energi yang padat.

Ya——ini mirip dengan saat dia berhadapan dengan klon <Nightmare>, Tokisaki Kurumi.

Ellen tersenyum lebar saat Mana bingung.

“Mereka akan menjadi orang-yang menghiburmu. ——<Nibelcol>, aku akan menuju ke target. Sisanya terserah padamu.”

Dia memberikan perintah pada para gadis——<Nibelcol>, yang melirik sekilas kearahnya dan melambaikan tangan sebagai ucapan selamat tinggal.

“Aah, baiklah. Hati-hati.”

“Ngomong-ngomong, siapa itu Ellen bagi Otou-sama? Kekasih?”

“Ehh, tidak mungkin. Otou-sama punya selera yang buruk.”

Gadis-gadis itu tertawa geli.

“... ...Hey.”

Ellen mengerutkan dahinya atas balasan yang tak terduga itu.

Namun, dia mengabaikan keraguannya didepan Mana. Sambil menggelengkan kepalanya, Ellen menghadap kebawah——di SMA tempat Shidou berada.

“Ch. Kau takkan bisa lari... ...!”

Untuk menuju kepada Ellen, Mana berencana untuk menyebarkan serangannya.

Namun sesaat sebelum dia melakukannya, gadis-gadis <Nibelcol> yang tadinya hanya ngobrol terus langsung melesat bersaman dengan sangat tajam seperti jarum kearahnya.

“Kuh... ...”

Meringis, dia menggertakkan giginya.

Jika ini adalah pertarungan satu lawan satu, kemenangan Mana sudah bisa dipastikan. Tapi musuhnya berjumlah 20, dan terlebih lagi dia ditugaskan untuk menghalanginya untuk menghalangi Ellen, bukan untuk mengalahkannya. Keadaan telah berbalik.

Untuk menghalangi Wizard yang jauh lebih kuat dari dirinya sambil berada dibawah rintangan 20 orang——dihadapkan dengan krisis yang sangat tidak realistis ini, Mana bisa merasakan butiran keringat yang menetes di pipinya.

Ketidak mampuannya untuk berdapan secara langsung. Tanpa bala bantuan sebesar <Nibelcol>——

“——Ara, ara.”

Saat itu juga.

Saat Mana hampir menyerah, ada suara yang menjengkelkan semua orang bergema dari arah belakangnya.

“... ...Nn?”

“Ada apa ini? Tepat seperti kelihatannya; Uwah, sepertinya ini menakutkan.”

“Ahaha, kita tidak berbeda lho.”

<Nibelcol> yang ada didepan Mana sedang berusaha untuk berbicara secara bersamaan.

Seperti ingin membalas dendam, ada sosok yang tak terhitung jumlahnya yang muncul dibelakangnya.

Memakai Astral Dress berwarna merah terang dan hitam legam, rambut yang diikat tidak rapi diantara kedua sisinya, dan——mata kiri yang berkedip sejalan dengan waktu yang terlewat.

Dengan tampilan yang mencerminkan seorang Spirit, tampaknya Tokisaki Kurumi 100% disana untuk mendukung dan membantu Mana.

“... ...<Nightmare>.”

Dia mengalihkan pandangannya ke kiri, sikapnya semakin tegang; Kurumi tersenyum sombong dan tertawa.

“Sungguh nasib yang aneh, Mana-san. Maukah kau mengijikanku untuk mengulurkan tanganku karena kau sepertinya sedang menghadapi keadaan darurat, kan? Bahkan akupun tidak merasa senang untuk menggertak orang lemah.”

“Dari siapa mulutmu itu bisa mengucapkan omong kosong itu, aku akan memenggal kepalamu bersamaan dengan kelicikan lidahmu itu, semuanya gratis.”

“Araa, sungguh menakutkan, sangat menakutkan. ... ...Te~ta~pi, sekarang bukan waktu yang tepat untuk mempertahankan sikap keras kepalamu itu kan? Kurasa, Mana-san sendiri akan berusaha keras untuk mengalahkan mereka semua.”

“... ...Ch.”

Tanpa bersusah-payah untuk menekan permusuhannya, Mana mendecakkan lidahnya dan menarik pedang cahaya <Wolftail> yang baru.

“Setelah semuanya bisa dibereskan, kaulah yang selanjutnya!”



*** 




*** 



“——dou-san, Shidou-san.”

“... ... ...!”
namanya dipanggil Kurumi, Shidou membuka matanya.

“Eh... ...Uh... ... Huh... ...?”

Dia mengamati sekitarnya, dengan bingung.

Sekarang dia terbaring di atap SMA Raizen yang mereka masuki, di depannya ada Kurumi yang dihiasai dengan keindahan matahari terbenam.

Setelah Shidou menyadari hal itu, pertanyaan tentang apa yang terjadi memasuki pikirannya.

——Kenapa aku mencoba mengungkit yang sudah jelas?

Benar sekali; semua yang ingin dia konfirmasi itu sudah diketahui.

Shidou disiksa dengan rasa sakit yang mencuri waktu sadarnya untuk sementara, untuk mengulangi ingatannya sejak awal, seperti tombol reset telah ditekan.

“Apa kau baik-baik saja, Shidou-san?”

“A-Aah... ... Maaf, bisa beri sedikit ruang——“

Masih ada masalah yang mengganggunya.

Punggungnya menghadap senja, figur Kurumi memberi kesan reorientasi dengan samar.

Tidak, pada kenyataannya, tidak ada yang berubah.

Bagaimana ya... ... sosoknya yang kaku dan tenang tampak agak aus dan tipis.

“Kurumi... ...? Apa kau... ...”

“——Ara, Ara?”

Getaran terlepas dipinggiran alisnya, meski halus, setelah itu artikulasinya bergabung seperti biasa.

“Apa ada sesuatu diwajahku?”

“... ...Ah, tidak.”

Dengan mata yang berbinar-binar, Kurumi yang dia kenal telah kembali, membuatnya seolah semua hanya kebohongan.

Artinya, berbeda dengan kenyataan yang ada. Tapi dimana dan bagaimana, Shidou tidak bisa menunjukkan dengan tepat.

“——Baiklah; kembali ke topok utama.”

Entah dia melihat melalui pikirannya ataupun sebaliknya, Kurumi menambah sikapnya dan memulai pembicaraan.

“Tujuanku masih tetap sama, dari dulu, Reiryoku yang ada di tubuh Shidou-san... ... Aku ingin mengambil bagian itu. Alasanku kembali ke sekolah itu sangat sederhana. Termasuk Mukuro-san, yang baru saja disegel, bukankah Shidou-san sudah mengumpulkan energi sebanyak 10 Spirit? Ufufu, aku suka yang sudah matang.”

“... ...”

Shidou tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosoknya, terbelenggu dalam kesunyian yang murni, wajahnya menjadi sangat basah.

Saat disatukan; dalam istilah orang awam, untuk memakan Reiryoku-nya, dan juga dia—— artinya sama dengan kematiannya. Tidak mempedulikan kenyataan bahwa itu merupakan permintaan dari Spirit, bagaimanapun juga Shidou tidak bisa menyetujuinya.

Meski begitu, seharusnya Kurumi bersikap baik terhadap permasalahan ini sampai batas tertentu. Menempatkan jari dibibirnya seperti godaan yang menggairahkan, dia menunjukkan senyuman yang memukau.

“Dan keinginan Shidou adalah menyegelku... ...ya kan?”

“... ...Aah. tapi itu saja belum cukup.”

“Maaf?”

Dia memiringkan kepalanya, bingung dengan pernyataannya, yang dia tunjukkan dengan jari telunjuknya.

“Aku ingin menyegel kekuatanmu, sudahkah kau menebus semua hal yang telah kau lakukan sampai sekarang——dan lebih dari itu, membiarkan dirimu hidup bahagia. Itulah——tujuan akhir kami.”

“Ara, ara.”

Karena tidak bisa menahannya lagi, Kurumi tertawa terbahak-bahak saat dia membungkukkan badannya.

“Ufufu, kau memang orang yang baik hati, ya kan, Shidou-san? ——Sangat disayangkan, aku takut jika aku tidak bisa setuju dengan sepenuhnya. Bukan berarti aku tidak tertarik dengan hidup bahagia yang kau sebutkan itu, namun, aku tidak ingin kehilangan Reiryoku-ku apapun bayarannya.”

Dia menyodorkan jari yang ada dimulutnya kearah depan.

“Kita terjebak di rawa ini. Keinginan Shidou-san dan rencanaku sejajar satu sama lain, hasilnya tidak ada yang akan membawa kita pada status quo, menghabiskan waktu yang berharga ya... ...”

Kemudian Kurumi menyandingkan telunjuk kanannya disamping yang sebelumnya.

“Nee, Shidou-san.”

Lengkungan bibirnya yang sangat menarik, bertemu dengan sentuhan dari kedua jarinya.

——Seperti ciuman.

“Daripada membiarkan garis paralel kita yang tidak akan pernah berpotongan dan harapan kita menjadi sia-sia, apa kau mau memilih metode yang bisa memenuhi keduanya? ——Meskipun hal itu bisa membuat kita kehilangan segalanya.”

Memiringkan kepalanya.

“... ...”

Tampaknya dia menemukan tebing curam saat menginjak kata-katanya, tubuhnya tersentak seperti kupu-kupu.

Tidak lama setelah itu, ketegangan itu menyebar keseluruh lingkungan disekitarnya.

Untuk itu, sumber ketegangannya, yaitu Kurumi sendiri, mulai tertawa.

“Tolong jangan memakai pin dan jarum, Shidou-san. Aku yakin aku telah mengatakan hal ini sebelumnya, tapi aku tidak ingin merampas Reiryoku-mu secara paksa.”

“... ...Lalu, apa tujuanmu?”

Ada kilatan ketidakpastian dimatanya, Shidou mengajukan pertanyaan yang bisa ditaklukkan dengan baik oleh Kurumi. Dia mengulurkan tangannya dengan lebar.

“Ufufu, itu akan sesuai dengan cara Shidou-san.”

“Eh... ...?”

“Fufu.”

Kemudian, Kurumi berputar-putar, suara sepatunya yang mengetuk lantai.

“——Siapapun dari kita yang berhasil membuat yang lain jatuh cinta untuk pertama kalinya... ... Bagaimana menurutmu?”

“... ... ... ... Eh?”

Sebuah pernyataan yang tidak terduga membuatnya tercengang.

“Salah satunya bisa membuat yang lain jatuh cinta padanya... ... berarti menang?”

“Benar sekali, benar sekali.”

Suara bisikannya, terdengar didekat Shidou.

“Aku ingin melanjutkan SMA ini sebentar. Jika aku jatuh cinta dengan Shidou-san, kekuatanku akan jadi milikmu untuk disegel. ... ... Te~ta~pi, jika yang terjadi malah sebaliknya, kemenangan akan menjadi milikku. ... ... pada saat itu, Shidou-san akan menjadi milikku untuk kesenanganku.”


“Kau... ... sudah jelas bahwa aku akan kehilangan nyawaku jika aku jatuh cinta padamu, jadi tidak mungkin itu akan terjadi. Memulai pertandingan ini tidak ada gunanya——“

“——Apa kau yakin?”

Kurumi menyelanya, dia menggoda dengan menyentuh dagunya Shidou.

“Aku, bagaimanapun juga... ... memilikinya——kepercayaan yang bisa membuat Shidou-san untuk menyerahkan nyawanya padaku.”

“... ...!”

Shidou, dia kaget melihat rasa percaya dirinya, menghela nafasnya.

Kurumi mengalihkan pandangannya keatas, tertawa.

“Beri tahu aku, Shidou-san, apa kau? Yakin bisa memikatku; apa kau bisa memaksaku memilih Shidou-san diatas segala-galanya.”

“Aku... ...”

Ba-dump, ba-dump; jantungnya berdetak dengan hebat.

Mungkin dia sangat yakin bahwa kematianlah yang menunggunya jika dia salah langkah, atau penyihir yang ada didepannyalah yang akan mencabut hatinya, saat ini Shidou tidak bisa membedakannya.

Saat itu juga, mirip dengan panggilan dari surga, suara Kotori menggema dari receiver yang ada ditelinga kanannya.

『Bertahanlah, Shidou. Bagi Kurumi yang mengajukan persyaratan aneh seperti itu, dia pasti merencanakan sesuatu dibelakang kita. Reine, mulai analisanya, cepat——』

Tapi, seketika itu, suara alarm menusuk pendengaran telinga kanannya.

『Apa yang terjadi!』

『Komandan, respon ini!』

『Apa... ...Itu... ...!?』

Mengikuti suara Kotori yang penuh dengan kecemasan dan desingan suara kekacauan, tidak ada suara yang bisa dimengerti hanya suara acak yang bergema dari receivernya lagi.

“... ...!!”

Mengalihkannya tidak memiliki banyak pengaruh.

Benar-benar putus kontak dengan <Fraxinus>, sama dengan kehilangan bantuan pandang dari mercusuar saat berada di laut pada malam hari.

Meski bertentangan dengan situasi menyedihkan ini, ketidakmampuan yang membungkam diri Shidou menghilangkan kegelisahan ataupun keraguannya.

——Tugas mulia, bersama dengan rasa tanggung jawabnya.

Saat ini Shidou tergerak dengan kesempatan untuk membujuk Tokisaki Kurumi.

Shidou yang dulu pasti gemetaran karna takut.

Shidou yang sekarang benar-benar kacau, terlalu bingungkan untuk dikatakan.

Namun orang yang saat ini berdiri disana bukanlah dirinya yang biasa.

Dia adalah laki-laki yang mempesona, yang juga telah menyegel, 10 Spirit.

Tohka, Yoshino, Kotori, Kaguya, Yuzuru, Miku, Natsumi, Origami, Nia, dan Mukuro; mereka semua ada di sisinya, mendorongnya tanpa ragu.

Dia tidak akan bisa berhadapan dengan mereka lagi jika saat ini dia menghindari Kurumi.

“——Aku mengerti.”

Shidou menunjukkan jari telunjuknya kearahnya, senyum lebar muncul dimulutnya.

“Kuterima tantanganmu. Aku akan membuatmu memilihku dan menyerahkan segalanya kepadaku.”

Dibalas dengan sangat bersemangat, Kurumi bertambah senang.

“Ufufu, fufu. Begitulah Shidou-san; orang yang benar-benar kukenal dengan baik.”

Memutar badannya——Kurumi mengeluarkan pernyataan perang dengan candaan nakal.

“Sekarang——ayo mulai kencan kita, bolehkan?”



*** 

Share Tweet Share

1 comments:

    Please wait....
    Disqus comment box is being loaded