Chapter 9 – Dilupakan Dari Luar

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
misteri yang tak terhitung banyaknya masih tetap tidak semisterius fenomena yang disebut Inversion.

Kotori mengatakannya kepada Shido saat dia bertemu dengan bentuk Inverse pertama dimasa yang lalu.

Itu adalah perlengkapan yang bermetamorfosis ketika Kristal Sephira dari seorang Spirit terdorong sampai kebatas keputus asaan, sebuah kejadian yang tak ada bandingannya dimana jumlah kekuatan seorang Spirit jatuh keangka negatif dan berubah menjadi energi dengan sifat yang berbeda.

Shido tahu hanya 3 Spirit yang pernah mengalaminya.

Yang pertama Origami. Gadis yang pernah bersumpah saat dia masih kecil untuk membalas dendam pada musuh orang tuanya. Saat bangun lalu menyadari kenyataan bahwa sebenarnya pelakunya adalah dirinya dari masa depan yang menjelajah waktu ke masa lalu, dia ter-Inverse karena dibanjiri dengan trauma.

Yang lainnya adalah Nia. Pernah dikurung oleh DEM dalam waktu yang lama, menahan siksaan dan introgasi kejam yang tidak bisa dibayangkan, dia ter-Inverse setelah ingatan itu dibangkitkan dengan paksa.

Lalu——ada satu lagi.

Tidak lain adalah seseorang yang berdiri didepan Shido.

“Toh... ...ka.”

Dia menyebut nama gadis itu, yang masih melupakan berat dari sikapnya.

Dia tidak menunjukkan tanda-tanda dia kenal dengan namanya sendiri.

Dibulan agustus tahun lalu, saat pertarungan di DEM Industries cabang jepang, Shido menderita luka yang mengancam hidupnya yang disebabkan oleh Wizard Ellen Mathers.

Meskipun hidupnya akhirnya terselamatkan oleh Healing Flamenya Kotori, Tohka, setelah melihat adegan mengerikan didepan matanya sendiri, dia jatuh dalam kesedihan yang mendalam yang membuat Kristal Sephira-nya ter-Inverse.

Orang yang muncul sama persis dengan orang yang saat ini memandang kebawah dari atas lampu jalan – ‘Dark Tohka’.

Meskipun memiliki penampilan dan suara yang sama dengan Tohka——Dia adalah eksistensi yang berbeda dari Tohka.

Inverse Spirit yang memamerkan kekuatan Demon King yang besar saat ini berdiri disana.

“Ke-Kenapa Tohka bisa ter-Inverse... ...?”

Dalam kemarahan karena rentetan pemikirannya yang tergelincir menuju gejolak dan pusaran kekacauan, Shido masih enggan mengeluarkan kalimat.

Bentuk Inverse-nya menunjukkan bahwa dia telah mengalami pengalaman menyedihkan yang sama seperti ketika dia melihat Shido dibunuh. Tepatnya apa yang telah terjadi padanya selama Shido tidak ada——

Namun, pertimbangannya terpotong sana sini.

Alasannya sangat jelas. Ketika Tohka berada diatas lampu jalanan, tangan kirinya mengangkat sesuatu seperti pertikel cahaya berwarna hitam yang melebur bersama dan menyatu menjadi sebuah pedang.

“<Namemah>... ...!?”

Shido menahan nafasnya. Demon King <Namemah>. Pendamping dari <SandalPhon>, itu adalah pedang besar yang diberkahi dengan kekuatan penghancur yang tiada taranya.

Jika benda semacama itu diayunkan dikota kecil ini, siapa yang tau berapa besar kerusakan yang akan mengiringinya. Shido mengeluarkan tangisan kesengsaraan.

“Hentikan itu, Tohka! Jika kau melakukannya disini——“

“Diam. Enyahlah!”

Tohka memekakkan telinganya untuk mengeluarkan kata-kata, tanpa ampun mengerutkan matanya dan mengayunkan <Namemah> kearah mereka.

Tebasan yang terbuat dari cahaya hitam datang dalam bentuk bulan sabit dengan cepat menuju kearahnya Shido.

“U-Uwah!?”

Serangan barusan membuat seluruh tubuh Shido gemetaran.

Namun saat itu.

“——<Unlock-Raataibu>.”

Mukuro, yang berada disebelah Shido, mengangkat <Michael> untuk melepas gerbang besar guna menghalau serangan yang mengarah padanya dan Shido. Akibat dari tebasan itu, karena tidak tertangkap jangkauan efektif dari gerbang itu, ada celah ditanah dan meninggalkan bekas luka yang sangat besar diaspal yang ada ditrotoar.

“Wah!?”

”A——Apa apa ini!?”

Suara dari ledakan yang tiba-tiba itu membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menjadi kaget karena heran.

Tapi Tohka yang muncul saat ini tidak menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang ada disekelilingnya, lalu memandang Mukuro dengan pandangan menembus, kepada orang yang telah menghapuskan serangannya tadi.

“Dasar lacur. Sebaiknya kau memanjatkan do’amu sebelum menghalau seranganku.”

“Muku yang harusnya berkata demikian. Apa tujuan dari kedatanganmu? Semua ingatanmu sudah disegel oleh <Michael>, kenapa kau harus mengganggu Muku dan Nushi-sama lebih jauh lagi, Muku tidak akan memberi ampunan padamu.”

Mukuro memperlihatkan ekspresi tidak senang. Ada sedikit kerutan dialisnya Tohka.

“——Jadi aku hanya mengganggu, aku akan membuatmu menyesal karena tidak mati dari serangan tadi.”

Saat dia menyatakannya, Tohka beranjak dari lampu jalanan dengan hentakan dan menyentuh permukaan tanah, dengan hati-hati mengangkat <Namemah> ditangannya dan memindahkannya kearah Shido.

“Muu... ...”

Mukuro seharusnya merasakan ancaman dari mendekatnya si Inverse Spirit. Secara bersamaan memberi tatapan tanpa ampun, dia menurunkan pusat gravitasi dan membuat <Michael> menjadi bentuk tongkat.

Ini bisa disebut situasi yang meledak-ledak. Aura yang menjemukan keadaan menyebar diantara mereka berdua, membuat Shido mundur kebelakang tanpa dia sadari.

“Ugh... ...”

Tetap saja, dia tidak bisa meninggalkan mereka berdua sendiri dan tanpa pemantauan. Jika duel berskala besar bergejolak diantara Tohka dan Mukuro, seluruh jalan akan hangus binasa dengan tanah.

Meski begitu, tensi permusuhan berkembang diantara sepasang Spirit yang berada diambang peperangan dengan mengabaikan pengaruh luar seperti tembok bata. Meskipun pada dasarnya ada dimensi pemisah dari Barrier yang mirip dengan Wizard Territory, ketika berada diantara mereka berdua, eksistensi tidak penting seperti manusia bisa dihapuskan tanpa masalah. Insting ketakutan itu membuat Shido berhenti dijalan.

Orang biasa tidak akan sanggup menghentikan pertikaian sengit diantara mereka berdua, biarkan terhalang dengan sendirinya.

Meskipun mendekati konflik mereka begitu saja tidak akan cukup. Shido memutuskan untuk membuat langkah pertama.

Namun, tiba-tiba, ada tangan yang menyentuh bahunya untuk mengcegah usahanya. ——Itu adalah Origami.

“Itsuka-kun, serahkan padaku. Aku... punya rencana.”

“Eh... ...? T-Tapi... ...”

Meskipun Shido ingin bicara lebih, tekad Origami menjadi sangat kuat.

“——Tolong tunggu sebentar!”

“Ada apa?”

“Apa kau ingin menghalangi jalanku?”

“U-Uhh... ...!”

Dilirik oleh Mukuro dan Tohka, matanya Origami berair dan bahunya gemetar seperti seluruh keberaniannya yang sebelumnya hanyalah pura-pura.

Namun, akhirnya dia mengembalikan kendali atas dirinya lagi, Origami berbicara dengan nada yang lemah juga ragu-ragu.

“Soal itu; tolong tenanglah dan dengarkan aku.——Mukuro-chan.”

“... ...Hueh?”

Suara Origami membuat Mukuro mengerutkan alisya karena bingung. Menguatkan keputusannya, Origami melirik kearah matanya dan melanjutkan.

“M-Mukuro-chan, kau mencintai Itsuka-kun, kan? Itu sebabnya kau tidak ingin mengampuni Tohka-san yang ingin mengambil Shido.”

“Muu. Hah, itu sudah pasti. Pergilah, kau juga yang lainnya.”

Setelah dia selesai, Mukuro menggenggam <Michael> dengan suara gemerincing, Origami memintanya untuk tidak melakukannya.

“Bukan begitu! Itsuka-kun benci sesuatu seperi pertarungan! D-Dan kupikir ada cara lain untuk memenangkan hatinya Itsuka-kun... ...!”

“... ...Hueh?”

Mukuro memperlihatkan ekspresi heran, lalu dia sedikit memiringkan kepalanya. Lalu, sekarang gilirannya Tohka yang sudah tidak sabar untuk mengulang langkahnya yang tertunda.

Origami menahan nafasnya, menuju kearah Tohka.

“T-Tohka-san, tolong tenanglah! Apa alasannya Tohka-san... ...?”

“Tohka——Maksudmu aku?... ...Lupakan itu. Aku tidak tau soal alasan atau apapun itu. Laki-laki itu; bajingan itu membuatku mengalami kesengsaraan. Aku tidak peduli jika aku bisa membalaskan aib itu. Aku tidak peduli padamu ataupun Spirit kunci itu, tapi jika kau menggangguku, aku tidak akan mengampunimu lagi.”

Pernyataan mereka membuat mereka mengeluarkan aura membunuh yang kuat, membuat keringat seukuran manik-manik menetes dari atas dahi Origami. Namun, diantara pernyataan itu, ada satu poin keterangan yang menggelisahkan dan membuatnya berpikir dengan keras.

“Karena Itsuka-kun membuatmu sengsara... ... apa itu ketika kau muncul dikantor cabang dari DEM... ...?”

“Aku tidak ingat dimana itu. Tapi sisa-sisa ingatan dari penghinaan itu masih sangat jelas.”

“... ...meskipun aku baru mendengar itu, aku tahu itu dari masa lalu. Tepatnya, kau dikalahkan Itsuka-kun waktu itu——“

Dipertengahan omongan Origami, Tohka mengangkat <Namemah>. Tubuh pedang yang memancarkan cahaya hitam itu menyentuh pipinya Origami, membuat luka ringan dipermukaannya.

“Hii!”

“Jaga mulutmu. Siapa, oleh siapa, yang dikalahkan?”

“A-Aku minta maaf, itu salahku... ...! Ketika Tohka-san dan Itsuka-san berhadapan sebelumnya, meskipun itu murni sebuah insiden dan diluar jangkauanmu, mungkin ada semacam ingatan tidak mengenakkan yang tertinggal... ...”

“... ...Hmph.”

Tohka memperlihatkan semacam ekspresi ketidak puasan dan mendengus. lalu, kelakuannya saat ini bisa dianggap sebagai batu loncatan. Oleh karena itu, Origami mengistirahatkan pikirannya dan melanjutkan omongannya.

“Jika bisa mengingat kejadian itu dengan baik, apa waktu itu Itsuka-kun mengayunkan pedangnya kearahmu? Apa kau menyerah dengan kekuatannya?”

“Berhenti menghina. Tidak ada apapun yang terjadi.”

Tingkah laku Tohka yang tegang menandakan kegelisahannya. Lalu Origami melebarkan tangannya untuk menghibur Tohka dan melanjutkan.

“T-tepat sekali! Tepat sekali!”

“... ...Apa yang kau bicarakan?”

“Jika kita membandingkan kekuatan Itsuka-kun yang sebenarnya, dia tidak akan pernah melawan Tohka-san! Namun hasilnya tidaklah begitu... ...! jadi jika kau mengalahkan Itsuka-kun disini dengan kekuatan penuhmu yang sekarang, apa kau benar-benar akan merasa bahwa kau telah menang... ...!? apa lagi, jika kau tidak bisa menyelesaikannya disini, kau tidak akan punya pilihan untuk menghapus aibmu!”

“... ... ...”

Kepintaran Origami dalam berbicara membuat Tohka mengerutkan matanya dan membenamkan dirinya kedalam renungan dalam.

“Untuk semua itu, bagaimana aku bisa membersihkan aibku dengan laki-laki itu?”

“Itu... ...dengan perasaan! Tidak menggunakan kekuatan, tapi hanya dengan mendapatkan hatinya itu bisa dihitung sebagai kemenangan yang sebenarnya!”

“... ...H-Hey, Origami.”

Origami terlihat seperti dia mencoba untuk menemukan cara meyakinkan mereka berdua, meski rasanya usahanya mulai condong kearah rute yang aneh. Shido mengeluarkan beberapa suara kegelisahan.

Namun, Origami, yang terdesak diantara dua Spirit yang berada diambang pertarungan, muncul untuk membuat kecemasan Shido tidak direspon. Dengan keringat yang membasahi wajahnya, dia bersemangat melihat reaksi keduanya.

Mukuro dan Tohka memiringkan kepala mereka dalam waktu yang hampir bersamaan lalu mereka menanyai Origami.

“Jadi, tindakan apa yang harus perempuan kasar ini lakukan agar jadi buruk dan mendapatkan cintanya Nushi-sama?”

“Jawab aku. Bagaimana aku membuat hati lelaki itu menyerah?”

“Ya. Ada satu cara untuk mewujudkan tujuanmu dan memutuskan hasilnya.”

“Hueh?”

“Oh?”

Mereka berdua membalas dengan membalas kekesalan mereka.

Origami mengangkat tangannya dengan lebih dan menunjuk kearah Shido.

“Siapapun yang mendapatkan bibirnya Itsuka-kun adalah pemenangnya... ...bagaimana?”

Karena telah sampai pada dead end, Origami mengatakannya.

“... ... ...Eh!?”

Setelah beberapa saat berlalu, Shido langsung berteriak dengan keras.

Namun, terikannya tidak mengakhiri ini. Tohka menembakkan lirikan keterkejutan pada Origami lagi.

“Apa maksudnya itu? Apa aku mempermainkanku?”

“T-Tentu saja tidak... ...atau apa kau takut? Sebagai seorang Spirit, h-h-hyaa!?”

Ditengah jalan, perkataan Origami diputar balik tanpa kendali.

Alasannya sederhana. Tohka mengayunkan <Namemah>, menyentuh ruas rambut dekat ujung hidung Origami.

“Pikirkan dengan hati-hati kata-kata yang ingin diucapkan.”

“B-Baik... ...”

Origami menjawab dengan kaki yang gemetaran dan bergoyang.

Namun setelah dia melepaskan <Namemah>, untuk semacam alasan, Tohka mengubur dagunya dengan tangannya saat mempertimbangkan dengan tenang.

“Hmph.——Namun, ketika aku pertama kali datang kesini, laki-laki itu melakukan hal yang sama padaku.——Memang, aku dibawa kesini. ... ...pilihan untuk membalas dendam juga akan sangat menyenangkan.”

“... ...Eh?”

Mukuro tidak melakukan hal lain selain menyusutkan pupilnya menjadi dua titik kecil saat Tohka berbicara, mengeluarkan kemarahan setelahnya.

“Lambat. Darimana datangnya aturanmu itu untuk memutuskannya? Bibirnya Nushi-sama... ... kau bilang? Bagaimana itu bisa menjadi kesimpulan yang sah?”

“Itu benar. Lebih tepatnya, tujuan Tohka-san adalah membuat hatinya Itsuka-kun menyerah. Sampaikan bahwa ikatan antara Mukuro-chan dan Itsuka-kun itu sangat kuat, bukankah itu tidak ada masalah... ... atau mungkinkah kau tidak percaya diri bisa menang? Mungkin Itsuka-kun lebih memilih Tohka-san daripada Mukuro-chan?”

“... ...Hueh?”

Mukuro mengarahkan ujung <Michael> kearah perut Origami... ...dan menusuknya, membuat Origami berteriak.

“A-Apa ini!? Meskipun ini tidak menyakitkan, apa-apaan ini!!”

“Ikat mulutmu atau Muku akan melakukan ini... ...mendapatkan bibirnya Nushi-sama adalah yang terpenting... ... Hueh, mungkin kau bisa mempertahankan strategi itu untuk menjelaskan kehormatan yang sebenarnya dari rubah betina itu.”

Mukuro menarik kunci itu dari perutnya Origami sambil menggerutu.

“H-Hah!?”

Keduanya mencapai jalan keluar yang tidak diharapkan, memaksakan bayangan kebohongan palsu untuk mencelupkan wajahnya Shido. Dia tidak pernah berpikir bahwa mereka berdua akan tertipu sepenuhnya dan diyakinkan oleh perkataan Origami yang berbunga-bunga, kepandaian merayu.

Shido mengarahkan tatapan tak tertolong seperti ingin bilang “Apa yang harus kulakukan... ...” pada Origami. Lalu Dia terketuk dan membalasnya, “Bukankah ini bagus, Itsuka-kun?” setelah itu, dia meraba bibirnya, menekan dadanya seperti semacam isyarat.

“Apa... ...Ugh, ah... ...”

Saat Shido menyadari apa yang diisyaratkan oleh Origami.

Tepatnya. Dia tidak menunjukkan luka tipuan ataupun berharap bahwa Shido adalah pion untuk dikorbankan.

Dengan ciumannya Shido——dengan kata lain, dengan menyegel kekuatan Spiritnya Mukuro atau membangkitkan Tohka yang biasanya——status quo ini bisa diselesaikan. Shido kagum dengan usulan yang muncul secara tiba-tiba itu, namun, cara ini pasti——

Tapi.

“——!?”

Beberapa detik kemudian, pemikirannya Shido terpotong dengan tiba-tiba.

Sudah sedikit terlambat ketika otaknya memahami situasi pada akhirnya. Adegan yang sebelumnya dia lihat pun akhirnya terjadi. Tohka menerjang tanah dengan kakinya. Ada bayangan yang muncul didepan matanya, dan kemudian——langit yang sangat luas bisa terlihat.

Benar. Tohka sudah mendekat menutup jarak dengan cepat antara Shido dan dirinya, merebut dan menjatuhkanya dengan seketika.

“Eh!? Ah!? tunggu——“

“Diamlah. Ini akan segera berakhir.”

Setelah Shido diserang kepanikan dan histeria, Tohka sering berkata dengan gaya yang tenang saat dia menggunakan kekuatan untuk mendorongnya.

Lalu dia melihat kebawah kearah Shido dengan raut wajah yang suram, bibirnya maju mendekat dan lebih dekat padanya. Diserang seperti itu, Shido hanya bisa membiarkannya melakukan apa yang dia mau.

namun——bibirnya Shido dan Tohka tidak berciuman.

Beberapa detik sebelum sepasang bibir itu bersentuhan, kepalanya Tohka didorong oleh ujung kunci yang sangat besar.

“Tahan!”

Mukuro melirik Tohka dengan tusukan curiga.

“——Hmph.”

Tohka mendirikan tubuhnya, mengindari ancaman dan melemparkan lirikan kearah matanya Mukuro. Lalu dia memegang lehernya Shido dengan satu tangan, lalu menebaskan <Namemah> dengan tangan yang lainnya.

Kegelapan tanpa cahaya matahari menghentak terus dari <Namemah>, melubangi seluruh tanah. Namun, Mukuro menghindari serangan itu dengan memutar tubuhnya dengan sedikit usaha, mengangkat <Michael> menantang Tohka sekali lagi.

<Namemah> mampu mengoyak Astral Dress menjadi berkeping-keping dengan sekali serang, namun <Michael> bisa menyegel kekuatan musuhnya dengan sentuhan kecil. Demon King dan Angel yang memiliki kekuatan penghancur mereka sendiri saling bertubrukan dalam kecepatan yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Sudah pasti, semua yang terjadi didepan Shido, yang lehernya masih digenggam oleh Tohka.

“H-Hyaaaaa!?”

Berjarak berapa milimeter dari ujung hidungnya Shido, pedang dan kunci yang diselimuti dengan kekuatan Spirit bersilangan satu sama lain secara berturut-turut.

Karena tangan kirinya Tohka mengunci lehernya dengan ketat, Shido tidak bisa menggerakkan ototnya meskipun dia menginginkannya. namun——jika dia ingin pindah, mungkin akan ada lubang besar dikepalanya.

“————!”

“Huh——“

Lagipula, ditengah badai pedang dan tongkat, Tohka dan Mukuro masih tidak mengubah tujuan mereka yaitu bibirnya Shido. Tidak bisa dibiarkan, tubuh dan leher Shido berada di poin kehancuran kritikal, bergerak kebelakang dan seterusnya seperti gerakan nunchaku dari bintang film aksi. Kekuatan G-force itu berangsur-angsur menghabiskan kesadarannya.

“Tunggu... ...berhenti! berhenti, kalian berdua!”

Sebelum Shido pingsan, suara Origami menggema kembali.

“S-Seperti yang kukatakan, bukan begitu! Tujuan kalian adalah mencium, itu sangat berbeda dari menggunakan kekuatan fisik!”

“... ...Muu?”

“... ...Hueh?”

Origami menyatakannya lalu membuat Tohka dan Mukuro mengerutkan alis mereka dalam kebingungan. Jadi, jalan buntu dari serangan dan pertahanan diantara mereka berdua bisa berhenti lalu tubuhnya Shido jatuh ketanah dengan keras.

“Guh!”

Rintihan kesakitan keluar dari tenggorokannya. Origami memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada laki-laki itu, sedangkan dua yang lainnya memancarkan maksudnya, menguntai suara.

Namun, meski tidak mempedulikan fakta bahwa dia telah menggenggam lehernya Shido, Tohka mengalihkan pandangannya kearah Origami.

“Jadi, apa yang harus kulakukan?”

Tohka menanyai Origami, melirik terus kearahnya.

“... ...Hm.”

Mukuro sepertinya tergoda oleh masalah itu juga. dia menunjukkan pandangan yang lebih sungguh-sungguh daripada tujuan Tohka yang lurus kearah Origami.

Dibawah perhatian yang cermat dari dua Spirit, Origami muncul untuk mencegah kepala dan kalimatnya terpisah, meskipun sulit, keringat menetes dari permukaan wajahnya.

“Eh? Uh,... ...contohnya... ...”



***



——Setelah sekitar satu jam berlalu.

“Aku akan menyuapimu. Buka mulutmu. Atau kalau tidak aku akan membuat lubang yang terbuka diwajahmu.”

“Kau tidak perlu mendengarkan perkataan gadis kasar itu, Nushi-sama. Hindari sikapnya, dia akan memotongnya dengan buruk. Yang lebih penting, sini, datanglah kesisi Muku.”

“Apa, dasar lacur!”

“Apa alasannya?”

“... ...Soal itu.”

Menghancurkan tekanan, tidak seperti sebelumnya, yang saling menyerang dengan kedua sisinya lagi.

Tempat ini adalah cafe yang berada jauh dari jalan utama dimana mereka berdua menyebabkan keributan yang sangat tidak disangka-sangka. Itu bisa dikira. Setelah membuat kekacauan dengan tingkat yang besar, tidak mungkin disana akan menjadi tempat yang dekat dengan kehidupan; yang mana, mereka bisa minum teh dengan tenang.

Tidak——menyebutnya sebagai ‘tenang’ bisa membuat salah persepsi. Lalu, saat ini Shido diapit diantara Tohka disisi kiri dan Mukuro disisi kanan, keduanya mencoba menyuapi stroberi kedalam mulutnya menggunakan garpu.

Tohka berhasil dibujuk, meskipun bersungguh-sungguh, mengganti Astral Dressnya dengan pakaian biasa saat itu juga——seperti yang sudah dikatakan, dibanjiri dengan tangan meliuk yang berasal darinya dengan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Terlebih lagi... ...bagaimana mengatakannya. Cafe yang diajukan Origami rasanya tidak sama dengan cafe biasa.

“Selamat datang kembali, Goshujin-sama~!”

“Semoga perjalananmu aman, Goshujin-sama~!”

Disana ada karyawan toko yang memakai berapron berenda yang mempesona, menyambut pelanggan yang datang atau menyalami mereka saat pergi.

Ya, tempat ini ada gadis yang melayani pembeli sebagai pelayan wanita: disebut Maid Cafe. ... ...Shido agak malas masuk ke toko ini dulu karena suatu keadaan, jadi dia tahu tentang model bisnis yang ada disini.

“... ...Ne, Origami. Kenapa kita datang ke toko macam ini?”

“... ...M-Maaf. Kupikir kita tidak akan menarik perhatian jika disini... ...”

Saat Shido bertanya dengan suara yang kecil, Origami, yang duduk dikursi yang berlawanan dengannya, membalas dengan meminta maaf.

Tepatnya. Origami adalah orang yang memilih tempat mereka saat ini... ...atau bisa dikatakan bahwa orang yang membawa mereka menuju keadaan yang menyulitkan mereka ini adalah Origami.

Alasannya sangat jelas. Dia, sebelumnya dipaksa oleh Tohka dan Mukuro, lalu dia mengatakannya dalam kebingungannya:

『Sebuah ciuman seharusnya datang setelah kencan yang mendalam, ya kan... ...』

『Seperti yang kubilang, beritahu aku detail dari metode itu secara rinci.』

『A-Aku tidak punya pengetahuan itu... ....Um, bagaimana jika menyuapinya dengan makanan atau sebagainya... ...?』

『Hueh. Jadi begitu. Uji Muku dulu.』

Seperti itulah, Shido disuruh memilih oleh dua Spirit yang memiliki kekuatan membuat bencana, menunggu kemajuan dalam gerakan metronom* mereka yang tidak naik-naik.



[Note : Metronom : alat pengukur kecepatan irama lagu.]



Tapi untuk semacam alasan... ...mungkin bisa dikatakan bahwa mereka berdua belum menyerah dengan duel kekuatan mereka, rasanya mereka tidak mengerti perkataan Origami.

Lagi pula, Shido belum mampu memahaminya. Mulutnya dijejal paksa dengan sendok dari dua sisi disaat yang bersamaan, Shido menanyai Origami, yang sedikit berbeda dibandingkan dengan yang biasanya.

“... ...Ne, Origami. Kenapa Tohka ter-Inverse... ...? dan kau juga... ...”

“Uh... ...situasiku ya begitulah, karenaa Mukuro-chan menyegel ingatanku, hanya sebagian yang bisa mengakses ingatan yang tertinggal——AKU yang hampir tidak pernah keluar dibawah situasi normal karena termanifestasi. Hasilnya... ...”

Perkataan Origami mengarah pada sahabatnya Tohka dengan hati yang ada di bibirnya.

“Kondisi Tohka-san, aku yakin... ... karena catatan frekuensi ingatannya telah disegel dan tanpa sadar terkumpullah perasaan bahwa Itsuka-kun telah hilang. Aku tidak bisa memikirkan cara lain yang bisa membuat Tohka-san jatuh dalam keputus asaan, eh?”

“B-Benar.”

Apa yang membuat Tohka jatuh dalam keputus asaan——kelihatannya Kotori dan yang lainnya tidak ikut jatuh. Meskipun tidak perlu dimengerti secara mendalam perkataan soal urusan yang menenangkan pikiran seseorang, untuk sementara Shido menghela nafas ringan.

Namun, karena mendapat perhatian soal perkataannya Shido, Tohka yang ada dikirinya tiba-tiba merampas kepala Shido dengan ketidaksabaran.

“Apa-apaan omong kosong yang kau ucapkan dari tadi itu? Cukup lihat kearahku.”

“Guh-hya!”

Lehernya Shido dipaksa menengok, tenggorokannya memancarkan ratapan kesakitan.

Tapi Tohka tidak khawatir sedikitpun padanya meskipun ada hubungannya, melihat bibirnya Shido yang ada didepannya dia mengulurkan garpu dengan stroberi yang ditusuk diujungnya.

Namun, dengan seketika, ada gerbang kecil yang terbuka didepan mulutnya, menelan seluruh garpunya Tohka.

“Ap... ...!?”

“Ahh——.”

Lalu, ada suara yang terdengar dari Mukuro. Shido memutar matanya kearahnya, dan garpu itu dipindah melewati gerbang kedepan Mukuro, yang memakan stroberi itu dalam sekali gigitan.

Sepertinya saat stroberinya Tohka menerobos mulutnya Shido, Mukuro membuka gerbang kecil lain, membuat garpunya berpindah kedepan mulutnya.

Mengunyah buah itu dan menelannya, Mukuro membuat senyuman berani kepada Tohka.

“Ada apa ribut-ribut? Kekuatanmu membuat kesal makanannya Nushi-sama, begitu juga dengan Muku ini. Hm, tidakkah itu kebetulan jika wadahmu adalah bibirnya Muku?”

“... ... ... ...”

Tohka melipat keningnya dengan keluhan, dan selanjutnya, dia melempar garpunya dengan kecepatan yang tidak bisa ditangkap.

Lemparan berkecepatan tinggi itu membuar suara gema ‘ping’, stroberinya Mukuro terlepas, bersamaan dengan bagian ujung garpunya itu sendiri, dibuat terbang.

“Hn?”

Mukuro, merunduk kebelakang dengan irama, memutar kepalanya saat Tohka membuka mulutnya, menekan didekat bekas lintasan parabola dari stroberi yang terjatuh.

Setelah mengunyah buah merah itu, Tohka meludahkan bagian bawah garpu itu ke lantai. Baja tak bernoda yang terpotong-potong mendarat dengan suara clang.

“Aku akan mengatakan hal yang sama tentangmu. Menghabiskan air yang ada dibuah itu didepanku tanpa peringatan sedikitpun dan terlebih lagi menawarkannya padaku juga tidak ada bedanya.”

“Apa kau bilang... ...?”

Mukuro melemparkan tatapan tidak suka pada Tohka.

Ketika situasinya semakin memburuk kelevel yang lebih tinggi...

“Ahh! Itu tidak boleh, Ojou-sama.”

Memperhatikan sejak tadi dengan konsisten diperparah dengan keributan dikursi paling pojok, seorang maid yang muncul disaat itu untuk mengendalikan keributan dimejanya Shido.

“... ...Apa yang kau inginkan, dasar sialan?”

“... ...Hueh, apa mempercepat pakiaan itu gila.”

Dua Spirit itu membuat ekspresi heran saat mereka melihat si maid. Mengerutkan alisnya untuk sepersekian detik, tapi lebih tepatnya karena dia sudah profesional, tindakan si maid dengan cepat mengembalikan wajah senyuman mereka, mempertahankan penampilan manisnya.

“Jika kau melanjutkan ketidak sopanan ini, tidak mengherankan jika Goshujin-sama berada di angka 6 dan 7. Kenapa kalian tidak mencoba menyuapinya dengan lebih menyenangkan?”

“Kau memberi Muku nasehat?”

Saat Muku menerangkan, Maid-san tersenyum berseri-seri dengan semangat.

“Jika kau ingin Goshujin-sama memakan kuenya, biarkan aku memberimu mantra rahasia. Taruh tanganmu bersamaan dalam bentuk hati dan——“

“... ...Seperti ini?”

“Hueh.”

Disaat mempelajarinya, Mukuro dan Tohka membingkai tangan mereka menjadi bentuk hati.

Origami, yang memandang si maid, juga menirukan contohnya.

“Baiklah, apa kau siap——? Ulangi setelahku. Jadilah enak, Moe Moe Kyun.”

“Jadilah enak.”

“Moe Moe Kyun.”

Tohka tetap tanpa ekspresi, sedangkan Mukuro terlihat sedikit bingung saat mereka menirukan gerakan dan kata-kata Maid-san. ... ...seluruhannya, memberi kesan yang surealis.



[Note : Surealis : tidak nyata.]



“Baiklah! Sudah selesai! Sekarang, apa Goshujin-sama kau ingin memakan kuenya!”

“Eh? A-Aku?”

“Apa – kau – ingin – memakan – kuenya?”

Dihempaskan oleh kata-kata yang entah dari mana, Shido berada dibatas pemikirannya saat Maid-san mengkonfismasinya sambil mendekati wajahnya.

Meskipun sebenarnya dia menegaskannya dengan senyuman bak modelnya, namun reaksinya Shido ——dia memancarkan semacam tekanan mengintimidasi saat berkata, “Jangan membuat pertengkaran lain. Bukankah mereka gadismu. Berjanjilah untuk menjaga mereka dengan tali pengikat.”

“... ...Te-Tentu saja! Aku sangat menyukai kue lebih dari apapun!”

“Bagus sekali! Kau mendapatkan bintang emas!”

Dengan tawa yang lembut, Maid-san meninggalkan meja mereka.

“——Aku mengerti. Kau harus mendengarnya.”

Tohka mengikuti gerakan maid itu dengan matanya, mengeluarkan desahan dari hidungnya. Lalu, dia mengambil sebuah piring dimeja dengan kue yang masih tersisa dan meletakkannya dilantai.

“... ...? ada yang salah?”

Tidak mengerti apa yang dilakukan Tohka, Shido berbicara dalam kebingungan.

Lalu dia meletakkan tangannya secara bersamaan untuk mebuat bentuk hati, mengarahkannya ke piring yang ada dilantai.

“Jadilah enak. Moe Moe Kyun!”

Setelah memberikan mantranya kepada kue itu, Tohka memegang bajunya Shido dan menariknya dengan keras.

“W-Wah!”

Kekuatan pergelangan tangannya yang ganas melemparkan Shido ke lantai, membuatnya dalam posisi merangkak dengan kedua tangannya ditanah.

“Baiklah, jadi.”

Tohka mengangguk dengan penuh kepuasan, melepaskan bajunya Shido.

Setelah itu, dia bangkit dari kursi dan duduk dipunggungnya Shido. Kesan taktil yang cocok, menyandarkan bebannya, dan yang lebih penting lagi semua tingkahnya menggambarkan perasaan yang tidak bisa dikatakan dari imoralitasnya Shido, yang memerahkan pipinya.

“Tunggu... ...!? A-Apa yang kau lakukan, Tohka?”

“Mantra ini akan membuatmu memakannya. Anjing sepertimu hanya bisa merendah dan memakan apa yang ada dipiring.”

“Tidak, k-kau... ...”

“Apa aku mengijinkanmu berbicara dengan mulutmu?”

“Ah!”

Tohka memberi Shido pukulan dibokongnya. Rasa sakit yang tiba-tiba itu membuatnya mengeluarkan teriakan keras.

“Sekarang, makanlah seperti layaknya anjing.”

Saat dia memerintahkannya, Tohka mendorong kepala Shido kebawah.

Jika setuju bersamanya, Mukuro berdiri dari kursinya yang ada dikanan Shido dan membungkukkan badan didepannya.

“Semacam rasa sakit dari gadis. Nushi-sama, biarkan Muku menyajikannya padamu.”

Setelah mengatakannya, Mukuro mengambil piringa baru, mengambil sepotong kue lalu menaruhnya dimulutnya, dan mencubit kedua pipinya Shido dengan tangannya, mendekatkan bibirnya kepada Shido.

“H-Hey, Mukuro!?”

menyadari apa yang coba dia lakukan, Shido hanya bisa mengeluarkan suaranya.

Namun, tiba-tiba, kepalanya Shido ditarik naik, mendorong bibirnya Mukuro untuk menjauhi jalan dan melakukan kontak dengan ujung rahangnya.

Shido bukanlah satu-satunya yang mengelak kepalanya tapi Tohka, yang merasakan motif tersembunyi dari Mukuro dan menarik rambutnya Shido.

“Apa yang kau lakukan? Jangan menghalangi.”

“——Beri aku penjelasan. Kau berencana untuk menciumnya, ya kan?”

“Hueh? Bagaimana sekarang? Muku hanya menyuapi Nushi-sama dengan gateau.”



[Note : Gateau : kue mahal berkualitas tinggi.]



“Baiklah. Karena kau gagal mematuhi perjanjian, akan leboh mudah untuk mengaturnya. Aku akan membunuhmu dan kemudian membuat laki-laki ini menyerah.”

“Kau? Membunuh Muku? Tidak ada hal lain selain omong kosong. Sepertinya kau punya kemampuan untuk menjadi pelawak.”

“Dasar lacur.”

Lirikan mematikan terhubung antara Tohka dan Mukuro, dan belum terlihat kilauan semangat yang menyala di udara.

“Ojou-sama, sekedar informasi, ini adalah maid cafe!! Kenapa kau menduduki Goshujin-sama?”

Mendengar keributan, Maid-san yang tadi datang lagi.

“Ada yang salah, dasar sialan? Apa kau ingin dipukul jatuh juga?”

“Tohka... ...!?”

Shido dan Origami meminta maaf berkali-kali dengan menundukkan kepala mereka lalu mereka menyeret Tohka dan Mukuro keluar dari kedai kopi itu secepatnya.



***



“——Apa koordinat Tohka dan Origami masih tidak diketahui!?”

15.000 meter diatas kota Tenguu, kapal udara Fraxinus melayang diudara dengan Kotori, duduk dikursi kapten, mengintrogasi para anggota.

“Ya... ... dikota Tenguu bagian timur tidak ada.

“Karena aku tidak membawa hpku, aku tidak bisa menggunakan GPS untuk melacak mereka... ...”

Para kru yang ada di dek bawah membalasnya sambil mengoperasikan perangkat mereka masing-masing. Kotori hanya bisa menggertakkan giginya.

“Kuh... ...!”

Sejak Tohka dan Origami menghilang dari kediaman Itsuka, beberapa jam telah berlalu. Dalam periode waktu itu, meskipun pencarian yang sangat teliti sudah dilakukan, keberadaan keduanya belum bisa ditunjukkan.

“Apa yang terjadi dengan mereka berdua... ...!”

Kotori berbicara dengan nada patah semangat.

Karena masalah ini, bagi Kotori, jika keduanya keluar dalam beberapa waktu, pencarian yang teramat dramatis tidak dibutuhkan. Namun, kekhawatiran Kotori bukannya tanpa alasan.

Pertama-tama, ada yang berubah dengan kepribadian Origami.

Saat itu, kelihatannya kepribadiannya mengalami reorientasi yang sangat hebat, yang membangunkan beberapa keraguan diantara Kotori dan para Spirit yang lain.——menyimpulkan dengan penuh pemahaman, Kotori seharusnya sudah tau tentang Origami.

Tepatnya, itu adalah kepribadian Origami yang ada di dunia ini, setelah dunia diubah. Meskipun alasannya masih tidak diketahui, kepribadiannya bergabung dengan yang berasal dari dunia sebelumnya telah terbentuk secara tiba-tiba——

“Ch... ...!”

Setelah dia merenung, Kotori merasa sengatan yang menyakitkan dikepalanya, lalu dengan cepat menggunakan tangannya untuk menekan sisinya.

Dunia berubah, meskipun itu hanya masalah gravitasi yang hebat, siapa yang benar-benar melakukannya dan kenapa Kotori mempercayai hal itu sebagai fakta yang sebenarnya tanpa ragu sedikitpun itu masih menjadi tanda tanya dipikirannya.

“Semua ini... ...ada hubungannya dengan lelaki itu?”

Kotori mengangkat kepalanya dengan wajah yang serius, mengatakannya.

Nama yang Origami sebutkan, Itsuka Shido, memiliki nama marga yang sama dengan milik Kotori.

Saat itu, hanya Origami yang mengetahui identitas dari laki-laki yang muncul didepan semuanya.

Disamping Mukuro, seorang Spirit yang diduga tinggal di luar angkasa, yang mempunyai Angel berbentuk kunci.

Baik Kotori maupun semuanya tidak ada yang kenal dengan orang itu ataupun Mukuro, tidak ada yang ingat. Kru Fraxinus juga tidak memiliki petunjuk sama sekali, dan ketika mereka bertanya pada AI MARIA, dia juga membalas, “Data not found.”

Namun dibawah semua kondisi itu, hanya Tohka yang menekan kepalanya sambil meringis kesakitan——seperti Origami, dia menunjukkan kebiasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, secara berangsur-angsur kepalanya bergejolak.

Tepatnya.——dia ter-Inverse.

Meskipun alasannya masih tidak diketahui sampai sekarang, kristal Sephira milik Tohka pasti mengalami transformasi dalam sifat utamanya.

Seharusnya fenomena yang terjadi tanpa peringatan akan langsung disiarkan, ada Inverse Spirit yang berkeliaran bebas diluar sana. Apa yang sebenarnya terjadi tidak sama dengan roket sains, namun, diatas itu semua; Kotori lebih mengutamakan cara mengembalikan Origami dan Tohka menjadi normal lagi. Lebih dari itu, kunci untuk menyelesaikan masalah ini mungkin terletak ditangan orang yang namanya disebutkan oleh Origami——

“... ...! Komandan!”

Perenungan Kotori langsung terhenti ditengah jalan saat terdengar suara dari salah seorang kru <Nail Knocker/Dukun Santet> Shiizaki dari dek bawah.

“Aktivitas dari mereka berdua sudah terdeteksi!”

“Benarlah!? Bisakah kau berikan visualnya!?”

“Dimengerti! Menginstruksikan kamera otomatis untuk menemukannya sekarang juga... ...”

Sebelum Shiizaki menyelesaikan perkataannya, setiap pixel dari layar monitor utama telah difokuskan untuk memperjelas gambarnya.

Layar itu menampilkan gambar dari maid cafe yang ada dikota. Dipojok toko, ada sosok Tohka dan Origami, yang menghilang dari kediaman Itsuka, sudah bisa dikonfirmasi.

Tidak——lebih tepatnya.

“Laki-laki itu... ...dan gadis itu... ...”

Kotori mengerutkan alisnya. Terlepas dari mereka berdua, laki-laki yang dia temui beberapa hari yang lalu sekarang bersama sosok gadis yang belum pernah dia temui sebelumnya.

Lalu, pengeras suara didalam dek lengsung membunyikan alarm.

“Ap... ...apa lagi sekarang!?”

Dengan maksud untuk mebalas Kotori, benang dari karakter ‘MARIA’ keluar dengan lengkap di monitor.

“——Gelombang Spirit teridentifikasi. Tohka memancarkan gelombang yang tidak terputus, sedangkan gelombang anomali yang luar biasa terlihat dari gadis yang ada disampingnya.”

“Apa kau bilang... ...?”

Ekspresi bagai tersambar petir terkumpul diwajah Kotori saat dia melihat gadis yang tergambar dilayar. Dia adalah gadis cantik dengan rambut pirang dan matanya berwarna emas. Tanpa sadar, bagian dadanya khususnya——dia merasa terbungkus oleh sensasi yang sama seperti mengingat kejadian yang sangat memalukan yang terjadi dimasa lalu... ...mungkin sebuah kesempatan untuk bertemu dengan kehidupan yang lain.

Meski begitu, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan urusan itu. Karena gelombang Spirit bisa dirasakan dari dirinya, jadi begitu.

“Seorang... ...Spirit? apakah dia adalah Mukuro yang dibicarakan oelh Origami?”

“Itu hipotesa yang tepat. Yang lebih penting, ada fluktuasi gelombang berbeda yang sangat kecil keluar dari laki-laki itu.”

“Huh... ...!?”

Nada monoton Maria membuat Kotori menghembuskan nafasnya.

“Tahan disitu. Laki-laki itu juga Spirit!?”

“Aku belum bisa mengkonfirmasinya, sepertinya ada sedikit penyimpangan dari gelombang Spirit yang biasanya datang dari Spirit normal.”

Menyimpang namun penuh arti, Maria menjelaskan.

“Apa... ...yang sebenarnya terjadi... ...”

Wajah Kotori berubah menjadi gelisah, dia melihat layar sekali lagi.

Di monitor itu ada lelaki muda——Shido, yang merangkak dilantai sambil diduduki Tohka dan disuapi dari mulut ke mulut disaat yang sama oleh gadis yang tidak dikenal——Mukuro.

“... ...Sebenarnya, apa yang terjadi... ...”

Kotori berbicara dengan suara yang kecil sambil menaruh tangannya didahinya.

Saat itu, suasana tidak menyenangkan timbul diantara Tohka dan Mukuro, diambang letusan.

Lalu, Origami dengan berani menempatkan dirinya diantara mereka sedangkan Shido mencoba membujuk mereka berdua dengan kekuatannya. Lalu, mereka keluar dari toko dan bergegas menuju ketempat lain.

“M-Meskipun kita tahu alasan mereka, tapi kita tidak bisa membiarkan mereka. Singkatnya, tetap awasi mereka! Naikkan level kesiagaan kelevel tertinggi! Bersiap untuk bergerak kapanpun!”

“Roger!!”

Semua personil berteriak bersama kesesuaian.



***



“... ... ... ...Hn.”

Di jalan, Mukuro menghela nafas kesal.

——Mulai sekarang, pikirannya masih terasa seperti bantalan peniti yang ditusuk oleh peniti yang bergejolak lagi dan lagi.

Yang tidak lain adalah masalah ini. Akhirnya, dua gadis yang telah ingat tapi seharusnya sudah disegel oleh Mukuro dengan tujuan untuk bisa sendirian bersama dengan Shido telah muncul.

Apa penyebab semua ini? Kekuatan <Michael> adalah absolut. Tohka dan Origami seharusnya tidak bisa mengingat Shido.

Namun, kenyataannya, Tohka dan Origami muncul didepan Mukuro, menghalangi pertemuannya dengan Shido. Tidak ada yang menyalahkannya untuk mematahkan perkembangan yang tidak tertahankan ini.

Setelah pergi dari kedai kopi, Mukuro dan yang lainnya jalan-jalan untuk beberapa waktu dengan dipandu oleh Origami untuk menuju lokasi kencan mereka yang selanjutnya.

Di bioskop, area permainan, dan pusat perbelanjaan... ...tanpa menghiraukan tempat, Tohka tetap menghalangi usaha Mukuro berkali-kali untuk mencuri ciuman dari bibirnya Shido. kedua kelompok itu tertahan dijalan buntu.

Jika disana ada sesuatu yang menyakitkan, sebenarnya dia tidak akan bisa bersenang-senang dalam waktu yang lama sendirian bersama Shido.

Dan karena kehadiran Tohka dan Origami, waktu Mukuro bersama Shido telah direnggut sedikit demi sedikit, yang merupakan bagian utama dari ketenangan mentalnya.

Shido seharusnya hanya untuk Mukuro. Dia hanya mencintai Mukuro. Hanya Mukuro yang boleh mencintainya. Dua orang luar itu telah melangkahkan kakinya dan masuk tanpa izin ke dalam wilayahnya. Itu sangat tidak bisa dimaafkan.

Mukuro tidak ingin dibenci oleh Tohka dan Origami, dan oleh karena itu dia berbuat demikian.

Jika ada mereka berdua, lebih dan lebih banyak waktunya bersama Shido akan terbuang sia-sia.

Shido akan bekerja sama, membalasnya, dan tersenyum pada orang lain selain Mukuro.

Suaranya, kata-katanya, dan ekspresinya seharusnya menjadi milik Mukuro seorang. Namun, itu semua telah direnggut oleh yang lainnya.

Dipoin ini, perasaan Mukuro mendorongnya untuk mengikis kulitnya sendiri.

“... ...Apa yang terjadi... ...”

Membisikkan suara pelan yang tidak bisa didengar pada semua orang, dia menyilangkan ujung jarinya.

Langkah pertama, Mukuro harus segera menusuk otak mereka dengan <Michael> dan menyegel ingatan mereka.

Namun, Origami berdalih dia tidak bersalah, dan Tohka terus menerus mengintai Mukuro. Cara ini tidak akan berjalan mulus. Apalagi, alasan kenapa mereka berdua bisa lepas dari kemampuan <Michael> masih meragukan. Akibatnya, jika dia menyegel ingatan mereka lagi untuk yang kedua kalinya, tidak ada jaminan bahwa mereka akan diam tanpa bertindak dan tidak mengacaukan pandangannya sekali lagi.

Mungkin, sama seperti yang Shido lakukan di luar angkasa, ada Angel lain yang bisa mereplikasi kekuatan <Michael>. Jika itu masalahnya, kenyataan bahwa mereka bisa mengingat Shido bisa dibuktikan kejelasannya dan masih dalam batas kemungkinan.

Namun, lagi pula, aspek dimana gadis yang lain ingatannya masih tersegel menjadi meragukan. Tidak, ada kemungkinan bahwa semua orang sudah mengganti ingatan mereka dan bersekongkol merencanakan untuk mengambil Shido dari Mukuro... ...

“——E-Em, tujuan kita yang selanjutnya adalah disini.”

Ditengah proses pemikiran Mukuro, Origami, yang memimpin kelompok, telah menghentikan langkahnya dan berbicara.

Kelihatannya mereka tiba di medan pertempuran selanjutnya yang akan menjadi arena pertarungan antara Tohka dan Mukuro untuk memperebutkan Shido.

Mukuro, yang tertusuk dan terjepit, melipat keningnya dan memutar pandangannya kearah Origami.

“——... ...Hm.”

Mukuro tidak bisa menahan diri untuk manahan nafasnya.

Berdebar. Detak jantungnya melaju dengan ganas, dan nafasnya mulai menjadi tidak menentu.

Kenapa jadi seperti ini? Meskipun Mukuro sendiri lupa. Namun, saat objek menara tinggi ini datang mendekati pandangannya, detakan jantung yang aneh menyerangnya.

Disana berdiri——sebuah bangunan yang sangat besar dengan eksterior dari puncak pencakar langit.

“... ...Lalu, disini kelihatannya adalah tempat yang cocok untuk kencan.”

Lumayan jauh sejak meninggalkan cafe, Shido berkomentar saat matanya mengarah pada Origami.

didepan grup ada menara yang menjulang tinggi sampai ke awan——yang dikenal sebagai Tenguu Tower. Tempat ini adalah menara radio yang bisa ditemukan mana-mana namun direkonstruksi setelah Spacequake besar di wilayah Kanto Selatan tiga tahun yang lalu.

Disana ada menara pemantau didalamnya, bagian luar strukturnya terdiri dari berbagai fasilitas bisnis. Tempat ini biasa diperlihatkan sebagai daya tarik bagi turis, dan banyak pasangan dan juga keluarga yang mengunjungi lokasi yang ramai ini.

“... ...Ngomong-ngomong; saat aku memikirkannya, Tenguu Tower telah diisi dengan banyak benda.”

“Un, tempat ini benar-benar hancur karena Spacequake besar tiga tahun yang lalu... ... banyak pusat-pusat baru yang dibangun.”

Origami berkata untuk menjawab.

Tohka, yang menyilangkan tangannya, kaku mengetuk pegangan tangga sambil merubah pandangannya.

“Soal itu, ada apa dengan menara ini?”

“Ah... ...soal itu, pasangan yang berciuman dipuncak menara pengintai akan diberkahi dengan keberuntungan yang bagus, atau lebih tepatnya, mereka bilang diberkahi itu merujuk pada legenda masyarakat... ...sangat cocok untuk pertandingan, bukankah kau pikir begitu?”

“Bodoh.”

Hampir meludah saat berbicara, Tohka menghembuskan nafas dan mengangkat kepalanya untuk meninjau menara itu.

“Terserah, persetan dengan semua ini, sejauh aku bisa menundukkan hati laki-laki ini, tempat apapun tidak masalah. Pilih suatu tempat dimana dia bisa menyembahku bersamamu ditempat itu.”

... ...Kelihatannya dia telah melebarkan sasarannya lagi. Shido dan Origami saling memandang, wajah keduanya bercucuran keringat.

Saat itu, Tohka naik dengan langlah besar sendirian. Membiarkannya pergi sendirian akan menimbulkan kondisi yang sangat menyulitkan; akibatnya, Shido dan Origami bergegas untuk menyusul.

“Hm... ...?”

Shido menengok kebelakang.

Alasannya sangat jelas. Mukuro, yang selalu berjalan disamping Shido sampai saat ini, menjadi diam ditempat.

“Mukuro? Ada yang salah?”

“... ... ... ... ...Tidak.”

“Eh?”

Suara yang keluar dari Mukuro terdengar dengan sangat tajam, membuat Shido memiringkan kepalanya.

“... ...Tidak. tidak ingin pergi. Kesana... ...tidak mau.”

“Mukuro... ...?”

Shido tidak bisa melakukan apapun selain berkedip pada situasi anehnya.

Sampai sekarang——Mukuro, yang tidak pernah sekalipun bimbang sejak kemunculan Tohka dan Origami, sekarang dia menunjukkan tanda-tanda ketidak sambungan dengan sangat jelas. Tidak, tidak hanya itu tapi juga, mungkin, pertanda.

“H-Hei, apa kau baik-baik saja, Mukuro?”

Khawatir, Shido melihat wajahnya dari dekat. Melihat situasinya, Tohka dan Origami juga menghentikan langkah kaki mereka dan mendekati mereka.

“Sekarang ada apa.”

“M-Mukuro-chan?”

Shido menaruh tangannya dengan lembut dibahu Mukuro yang gemetaran, dan melihat kearah Origami dan Tohka.

“Meskipun aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, Mukuro sepertinya tidak menyukai tempat ini. Haruskah kita pergi ketempat lain?”

“Benarkah? Jadi, ayo temukan——“

“Dengan kata lain, dia mengaku kalah.”

Perkataan Tohka yang sedingin es menyela perkataan Origami. Tangan Shido yang berada dibahu Mukuro tersentak ringan.

“Aku tidak peduli. Pertandingan denganmu hanyalah tambahan. Kau duduk saja disana dan lihat aku mempermalukan laki-laki itu.”

“... ...Ugh, simpan leluconmu... ...untuk dirimu sendiri.”

Mukuro memusatkan pandangannya, memandang Tohka dengan jelas. Lalu, dia mulai berjalan kedepan dengan langkah yang lamban.

“H-Hei, Mukuro, kau tidak harus memaksakan diri, kau tahu?”

“... ...tidak perlu khawatir. Muku tidak akan pernah menyerahkan Nushi-sama pada gadis itu.”

Dia menjadi pucat, pucat seperti mayat, Mukuro tetap tidak menyerah dan bersikeras.

Wajah pucatnya mulai terlihat oleh Shido dan Origami saat mereka melihat satu sama lain, tapi melarang Mukuro akan lebih meragukan. Bersama-sama, mereka segera menyusul Tohka.

Setelah membeli tiket masuk dilantai pertama ditempat itu, mereka naik menuju pos pemantau menggunakan lift.

Sepanjang waktu ini, ekspresi Mukuro tidak berubah menjadi lebih baik.

Tidak lama setelah itu, liftnya tiba ditempat pemberhentian. Saat keluar, Shido ditarik oleh Mukuro, yang kakinya masih terasa berat untuk melangkah.

Menara pemantau dibangun dengan luas mengelilingi lift yang ada ditengahnya dan dikelilingi dengan jendela kaca. Didalamnya ada toko yang memamerkan kerajinan lokal, cafe sederhana, dan kuil sederhana dimana orang-orang bisa meminta pada dewa cinta.

Meskipun disebut menara pemantau, disini tidak hanya tempat untuk mengawasi.

“Hehe.”

Tohka berkata dengan nada yang kecil, sambil berjalan menuju jendela yang menampilkan pemandangan jalan. Origami langsung buru-buru kesisi Mukuro.

Disisi lain, kondisi Mukuro terlihat memburuk.

“Mukuro, apa kau baik-baik saja?”

“... ...Hn, Muku tidak sakit.”

Dengan anggukan besar, Mukuro menegakkan tubuhnya dan mulai berjalan kedepan. Namun tidak peduli siapa yang melihatnya, sangat jelas menunjukkan tenaga yang lemah.

“Um, Mukuro, apa yang mengganggumu? Apa kau takut ketinggian?”

Shido bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Untuk seorang Spirit yang berkelana melewati luar angkasa, sangat aneh jika punya akropobia. Meskipun Shido memikirkan itu, pada dasarnya waktu itu Mukuro masih menyegel hatinya sendiri. Ketakutan Mukuro yang sekarang sangat jauh berbeda.



[Note : Akropobia : ketakutan berlebih terhadap ketinggian.]



Namun, kepalanya terayun kekiri dan kanan.

“... ...Tidak. hanya saja... ...untuk saat ini, Muku tidak ingin kemari.”

“Benci disini... ...eh. Mukuro, maksudmu kau pernah kesini sebelumnya?”

“... ...Hm.”

Saat Shido bertanya, bahunya Mukuro gemetaran.

“Buram. Muku tidak tau.”

“Jadi begitu... ...”

Seketika.

“——Aku mengerti. Rasanya sangat menyenangkan berbeda sekali jika dibandingkan melayang dilangit. Hmph.”

Tohka, yang bersandar dipanel kaca, lalu membalikkan badannya dan berjalan menuju yang lainnya.

“Jadi, ayo mulai pertandingannya sekali lagi. Ayo kita lihat siapa diantara kita yang pertama mencuri bibir laki-laki ini.”

“S-Soal itu, Tohka-san. Kuharap kau tau, seperti yang kukatakan sebelumnya... ...”

“Aku tau. Memperdaya dan memenangkannya dengan perbuatan.”

“Kau tidak mengerti semuanya!?”

“Hanya bercanda——baiklah, persiapkan dirimu, Spirit kunci. Aku akan memukul wajah kalemmu itu menjadi berkeping-keping.”

Tohka mengatakannya dengan berani, kedua tangannya meniru bentuk hati yang mereka pelajari sebelumnya... ...bagaimana orang ini menempatkannya, sepertinya dia salah melakukan pose kemenangan dengan gerakan membunuh seseorang dengan sekali serangan.



[Note : yang dimaksud membunuh disini maksudnya menaklukkan hati.]



Mukuro, yang berbicara dengan lemas, memalsukan langkah dengan kedepan meskipun berlawanan.

“... ...Pergilah sendiri. Kau tidak akan diberi tambahan kesempatan untuk menerobos diantara Muku dan Nushi-sama——... ...Guh.”

Tiba-tiba, Mukuro terserang rasa pening dan muntah dengan kecepatan halilintar, memaksa gadis itu untuk menekan perut dan mulutnya, merebahkan sikap berdirinya menjadi menunduk.

“M-Mukuro!?”

”Mukuro-chan!?”

Ditengah keramaian dan tangisan dari pengunjung disekitar, Shido dan Origami berlari kearahnya.



***



“Apa kau baik-baik saja, Mukuro-chan?”

“... ...Hueh.”

Didalam ruang istirahat bagi wanita, Origami mengelus punggungnya Mukuro saat dia membalas.

Walau masih mencoba berdiri tegak sambil berpegangan, tubuhnya, masih mengalami kesedihan yang mendalam seperti ada bola penghancur yang menghantam perutnya beberapa waktu yang lalu, mulai naik dari bawah roknya saat hendak dilambungkan untuk mengurangi rasa sakitnya. Mukuro menegakkan badannya saat mencoba mengatur nafasnya dengan menghirup udara dengan volume yang banyak.

... ...Alasan dari kenapa dia menyangkalnya dengan bersungguh-sungguh dan jijik pada tempat ini sepertinya ada diingatannya yang telah hilang.

Meskipun hipotesa dari tempat ini ada dibawah suatu pemikat aneh ataupun dipengaruhi oleh bahan khusus yang bisa dijadikan acuan, bisa dianggap ukuran mempengaruhi orang lain. Kenapa hanya Mukuro yang terkena... ...

(——Mukuro, mungkinkah kau pernah kesini sebelumnya?)

Lalu, pertanyaan Shido terlepas menembus pikirannya Mukuro.

Mungkin dirinya ingat bahwa dialah yang menyegel mereka, membuatnya tidak mampu mengingat kejadian dimasa lalu, dan dia pasti pernah datang ke tempat ini sebelumnya. Dan saat itu, ada semacam insiden tidak mengenakkan yang terjdai disini.

Seperti yang diduga, kemampuan <Michael> tidaklah sempurna. Namun, ketika Shido melepas segel dihati Mukuro, mungkin ada potongan kecil yang terbangun dalam dirinya, jadi buat saja kemungkinan yang tidak diantisipasi seperti reaksi kimia yang timbul antara ingatan dan keadaannya saat ini.

Sebut saja begitu, jadi melepas segel ingatannya dengan <Michael> akan segera membuka cahaya dari teka-teki dirinya yang sekarang bersamaan dengan solusi untuk—

“... ... ... ...”

Namun, saat dia meraih tangan kirinya untuk memanggil Angel-nya, Mukuro mengendalikan nafasnya dengan kuat.

Untuk semacam alasan, ada resolusi kasar yang tidak berperasaan yang menahan seluruh bingkainya.

Jika ini dibuka, pasti ada ketidak berdayaan menyahat hati yang berada dihatinya yang telah hancur menjadi kesakitan yang merusak Mukuro yang terlihat tanpa akhir.

Diprediksi momen ini akan berubah menjadi perasaan yang sangat tabu, yang membekukan tangannya ditempat.

“... ...Mukuro-chan?”

Bingung dengan kondisi Mukuro, Origami bertanya dengan gugup.

Mukuro menghirup udara segar sebelum dia menjawab.

“... ...Ada apa?”

“U-Um, kau baik-baik saja?”

“Tentu saja... ...haruskah kita ke tempat Nushi-sama berada?”

“Ah, un... ...”

Langkah kaki Mukuro seperti itu karena sakit, rusak dan lemah. Origami mengikutinya dengan sangat khawatir.

“... ... ... ...”

Saat memikirkan belaian lembut dibelakangnya, tiba-tiba Mukuro berhenti.

“... ...Kau adalah Origami, eh?”

“Um, yeah.”

“Saat ingatanmu disegel, Muku memperlihatkan ampunan padamu lebih dari gadis yang kabur itu.”

“Eh?”

Perkataan Mukuro memeras perasaan aneh dari Origami.

“U-Uh, haruskah aku... ...berterima kasih padamu untuk itu?”

“... ...Hm.”

Mukuro bernyanyi kecil dan pergi ke kamar kecil.

“Ada apa dengan Mukuro... ...”

Dipuncak pos pemantau Tenguu Tower, Shido berpikir keras dengan wajah yang serius.

Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan. Adalah Mukuro, yang menderita sakit beberapa waktu yang lalu, dia roboh tepat setelah memasuki Tenguu Tower dan ketakutan lalu mengeluarkan suara trauma.

Harus diakui bahwa dialah Spirit malang yang menyegel ingatan semua orang, tapi fakta bahwa dia masihlah orang yang harus dilindungi masih tetap tidak berubah. Shido sangat tertekan.

dan——

“... ... ... ...”

Mata Shido mengarah kesisi lain——untuk menemui Tohka, tangannya disilangkan dan sangat tidak senang.

“Apa masalahmu dasar sialan?”

Diperingatkan dengan keras, Tohka menyerang balik dengan tatapan penuh ancaman. Tubuh Shido gemetaran.

“... ...! T-Tidak ada... ...”

Benar. Sejak Origami menemani Mukuro keruang istirahat, situasi yang kaku ini terjadi. Jujur saja, atmosfer tegang meluap-luap sejak tadi.

Mungkin hanya sementara demi pertarungan yang adil, Tohka menunggu dengan penuh kesabaran. Namun, jika dia meleleh dalam peleburan dan mengambil langkahnya, tidak ada yang bisa menahannya. Rasa gelisah ini tidak bisa dihindari dalam waktu yang singkat.

“... ... ... ...”

Tapi mungkin, jika dipikir dua kali dengan hati-hati, berhadapan empat mata dengan Inverse Spirit sungguh sangat berat. Hingga saat ini Shido pernah bertemu dengan tiga Inverse Spirit termasuk Tohka. Karena mereka sangat tidak pandang bulu dalam menyerang, tanpa ritme ataupun alasan, namun kenyataannya, Shido sendiri tidak punya pengalaman sedikitpun dalam hal berbicara dengan mereka.

“Hey.”

Ditengah perenungan Shido, Tohka tiba-tiba berbicara.

“A-Ada apa?”

“Hingga saat ini——sejak saat itu, aku penasaran. ‘Tohka’ yang selalu kau sebutkan dari mulutmu itu apa merujuk pada namaku?”

Tohka menatapnya dengan tatapan impersonal.

Matanya melebar, mulutnya menganga, dan kepalanya Shido hanya membalas dengan mengerahkan——atau lebih tepatnya isi dari pertanyaannya, dengan merujuk pada Tohka yang sekarang. Menjadi satu-satunya belum pernah berbicara dengan Shido, membuat Shido sangat heran.

“Ah... ...Itu benar.”

“Apa aku——tidak, diriku yang berada disisi orang ini datang dengan itu?”

“Salah... ...itu adalah aku.”

“... ... ... ...“

Shido membalas dengan jujur setelah Tohka mengangkat kakinya dan menghempaskannya.

“Uwah! A-Apa yang kau lakukan...”

“Ini bergerak sendiri.”

“O-Oh... ...”

Shido memiringkan kepalanya dengan aneh.

“... ...Apa kau punya nama lain?”

“Tidak, jadi meskipun aku enggan, jangan ragu memanggilku dengan nama Tohka.”

“Aku mengerti. ——jadi, Tohka.”

“A-Apa lagi sekarang... ...”

“Ini bergerak sendiri lagi.”

“... ...”

Meskipun membangkitkan dirinya, Shido mengeluarkan batuk kecil.

“... ...Um. Tohka. Siapa kau sebenarnya? Apa itu Inverse? Pertama-tama, apa itu Spirit... ...”

“Inverse, huh. Maksudmu diriku yang lainnya saat dia menjadi aku?”

“Un... ya... itu maksudku.”

Tohka melengkapinya dengan ‘humph’ dan melanjutkan.

“——Aku tidak suka istilah darimu. Ngomong-ngomong, aku ini sebenarnya adalah inkarnasi dari Kristal Sephira——didalam Spirit dan Kristal Sephira itu sendiri.”

“Eh... ...? A-Apa maksudnya?”

Kebingungan menyerang wajahnya Shido saat dia bertanya.

Mengutamakan Tohka yang ter-Inverse, Shido hanya mendengar penjelasan mengenai fenomena itu sekali saja dari Kotori.

Namun meskipun Fraxinus tidak punya informasi yang lengkap tentang transformasi itu, dan Kotori hanya menggambarkan spekulasi itu berdasarkan dari sedikit dan kecilnya informasi yang dia punya.

Membalas, Tohka mengerutkan alisnya.

“Ketika Spirit pertama membagi kekuatannya dan membuat Kristal Sephira, sifat alami mereka yang menyebabkan istilah yang kau sebut Inverse. Meski segalanya, Spirit Pertama mengubahnya menjadi apa yang ada sekarang ini. Dengan kata lain, itu sangat bertentangan dengan pendapatmu.”

“Tunggu, kenapa... ...”

“Mungkin itu agar bisa beradaptasi dengan manusia yang ada di dunia ini dengan lebih baik. Sejak awal Kristal Sephira memang bukan benda yang berasal dari dunia ini. Menjaganya seperti itu akan mengikis tubuh manusia dalam jumlah besar.”

“Ha... ...?”

Nada Tohka yang cuek membuat Shido ketakutan.

“Tu-Tunggu sebentar. Aku tidak bisa mengikutinya. Spirit Pertama ingin membuat Kristal Sephira agar lebih cocok dengan semua orang... ...? Apa maksudnya!?”

Shido hanya berdiri tegak dan memegang bahunya, mengulangi pertanyaannya untuk kejelasannya.

Dengan ekspresi yang marah, Tohka menggenggam kerah bajunya Shido dan membuat dia sesak nafas.

“Guh... .Ack...!?”

“Jangan lupa batasan tindakanmu, manusia kecil. Penjelasanku tidak hanya dari pertanyaanmu tapi lebih dan tidak sesederhana itu.”

Tatapannya mengikis dirinya, dan cengkraman di bajunya Shido menjadi lebih kencang.

“Hmph, lemah. Jika aku bisa melakukan apapun, kenapa aku tidak mencuri bibirmu sekarang saja. Lacur itu. Ini adalah jalan tercepat untuk mengakhiri semua ini.”

Tohka memegang dagunya dengan tangannya yang lain, menghabiskan waktunya untuk mendekat lagi dan lagi.

“H-hei, Tohka... ...!?”

Shido menjerit karena berada dalam keadaan darurat.

Tohka dihembuskan oleh tiupan angin, kehambaran mengubah arah wajahnya.

“——Jika saja, kau ini bodoh. Sesuatu yang tidak berdasar ini tidak akan membuat jantungmu berebar.”

Tapi seketika itu.

“——Haaaaah!”

Bersamaan dengan teriakan yang muncul di ujung matanya Shido. saat itu juga, Tohka melepaskan cengkramannya, dan akibatnya tubuh Shido terjatuh ke lantai.

“...Uhuk! Uhuk! Uhuhk... ...”

Shido mengeluh dengan susah payah saat dia mengangkat kepalanya, hanya untuk menemukan Mukuro yang saat ini berdiri di depannya. Ekspresinya sungguh-sungguh ingin membunuh, dia memegang Angel berbentuk kunci <Michael> dengan erat ditangannya.

“Dasar! Sungguh lancang kau menyentuh Nushi-sama dengan tangan kotormu... ...!”

“... ...Hmph, itu tidak ada hubungannya denganmu.”

Memberikan balasan yang suram, Tohka membalas lirikan Mukuro dengan tatapan yang seperti ingin menguburnya.

“Apa kau bilang!?”

Tapi Mukuro tidak memperlihatkan rasa takutnya sedikitpun——lebih tepat digambarkan jika dia telah terbakar percikan api, wajahnya berubah menjadi bayangan lebih suram dari sekedar marah. Dia mencengkram Tohka seperti saat dia melakukannya pada Shido, dari depan bajunya.

“Tu-Tunggu, Mukuro! Aku baik-baik saja, jadi——“

Shido menggunakan dirinya sendiri untuk mencegah bencana yang akan terjadi. Namun, semua perhatiannya segera dihilangkan oleh Mukuro dan dikeluarkannya cahaya yang sangat menyilaukan dengan dorongan membunuh yang tak tergoyahkan kearah Tohka.

“Kau bekerja sama untuk mengambil Nushi-sama dari sisi Muku? Menjauhkan Muku dari dia yang mencintai Muku, siapa yang akan mencintai Muku?”

“Seperti aku peduli saja, menyebalkan. Ayo pergi denganku, dasar sialan.”

Tohka berteriak dengan kasar saat dia mengiris dengan tangan kanannya.

Irisan kecil muncul diwajah Mukuro, dengan sedikt sentuhan kulitnya melayang keudara.

“————“

Nafas Mukuro membeku saat cengkraman dibaju Tohka mengendur.

Meski begitu, itu tidak membuatnya takut dengan serangan Tohka. Dia tidak berusaha untuk mengusap darah yang memancar dari pipinya, hanya melihat beberapa helai rambut emas yang jatuh ketanah seperti sedang pingsan.

“Ah——a-ah... ...”

Mukuro melebarkan matanya dan berteriak.

Lalu.

“——Kau... ...dasar sialan——————”

Beberapa detik kemudian, penglihatan Shido menjadi terang lebih dari yang bisa ditangkap. Tubuh Tohka terhempas kebelakang, terlempar keluar dari jendela kaca menara pemantau dan ke udara.

“... ...Huh! Uah... ...!?”

Terkena pecahan jendela yang tajam, Shido hanya bisa menekuk tubuhnya kebawah, tapi dia segera memegang kepalanya lagi.

——Dalam sekejap mata pos pemantau, terlempar menjadi kacau balau dan membuat semuanya berantakan. Semua pengunjung ditempat ini menjerit dan menangis, berebut menuju lift dalam keributan.

Namun sudah bisa diduga. Setelah itu, kaca yang mudah pecah akan hancur jika seperti itu, dan seorang gadis diterbangkan——

Namun, gadis itu sendiri dan gadis yang lain yang dia terbangkan saat ini berdiri di bagian luar dari menara, tanpa rasa takut.

“Dasar lacur.”

“——Tidak bisa dimaafkan... ...tidak bisa dimaafkan, tidak bisa dimaafkan, tidak bisa dimaafkan... ...”

Mukuro, yang sudah mewujudkan <Michael> beberapa waktu yang lalu, dan Tohka yang baru saja terhenti dalam konfrontasi dibagian dalam bangunan.

Keduanya menantang gravitasi, posisinya tepat tegak lurus menjadi vertikal dipermukaan dinding.

Tentu saja, mereka sendiri tidak merasakan tekanan yang tidak masuk akal saat melakukan hal yang tidak biasa itu. Keduanya mengeluarkan aura membunuh mereka.

“Memotong... ...rambut Muku. Nushi-sama——pujian dari Nushi-sama... ...Rambut... Muku——“

Saat Mukuro mengarahkan tongkatnya kepada Tohka, dia sepertinya mengatakan sesuatu.

Tubuhnya diselimuti dengan partikel cahaya yang berkilau, lalu menyatu menjadi pakaian yang mendustakan cahaya yang bersinar lembur.

——Astral Dress: armor absolut seorang Spirit.

“... ...! Mukuro! Hentikan! Tohka tidak bermaksud untuk——“

Teriakan Shido menjadi sia-sia saat Mukuro memekakkan telinganya dari segala gangguan dunia luar. Dia menggunkan kekuatannya untuk menggenggam <Michael> ditangannya.

Saat itu, dia menusuk dadanya sendiri dengan ujung <Michael>.

“Apa... ...!?”

“<Michael>——<Release-Shifuru>.”

Mukuro memutar kunci itu.

Seketika, Astral Dressnya menyebar terbungkus cahaya——dan bentuk luarnya mengalami transmutasi. Sangat anggun, tampilan berliku yang sangat elegan, berubah menjadi sesuatu yang mencerminkan kekejaman sempurna yang sangat hebat dan amarah yang sangat tinggi.

Secara bersamaan, <Michael> yang ada ditangannya ikut berubah juga. Angel berbentuk kunci kembali menjadi halberd panjang.

Jika Astral Dress dan Angel yang sebelumnya adalah dewi, lalu pakaiannya yang sekarang lebih mirip dengan prajurit yang kejam.

Bukan berarti Kristal Sephiranya ter-Inverse. Namun, sejak saat Mukuro menjadi seperti itu, konsentrasi, Reiryoku gelap menghilang dari dirinya dan mulai bereaksi mengelilingi udara.

“I-Ini adalah... ...!?”

“Mukuro-chan!?”

Suara Shido dan Origami terdengar beriringan.

“Hoho?”

Tapi ada satu orang diantara mereka yang ketertarikannya meluap-luap dan mengerutkan alisnya ——Tohka.

“——Baiklah. Pertarungan memperebutkan ciuman berhenti disini. Melakukan hal ini jauh lebih jelas dan mudah.

Selanjutnya, Astral Dress berwarna hitam menghiasi tubuh Tohka, dan Demon King <Namemah> terbentuk ditangannya.

“Itu, Itu, tidak bisa dimaafkan! Kembalikan hingga tak bersisa!”

“Baiklah. Bawa kemari. Aku akan menghancurkan kepalamu secara pribadi.”

Mukuro vs. Tohka.

Spirit dengan kekuatan luar angkasa melawan Inverse Spirit.

***


Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded