Chapter 5 – Resolusi Itu

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
“Chiharu, apa kau baik-baik saja?”

Lima detik sebelum kantung kemihku serius mau meledak, Zonmi, Manami, dan Kyouko memasuki ruangan dengan mendobrak pintu hingga terbuka.

Saat ini aku tidak peduli bagaimana mereka menemunkan tempat ini.

Bagus. Sungguh timing yang bagus! Aku selamat!

“Kalian... apa kalian datang untuk menyelamatkanku?...”

“Wajar saja. Aku tidak punya alasan untuk kalah dengan memalukan melawan naga itu begitu cepat. Tapi sekarang semua beres.”

“Sungguh menyedihkan. Ketika aku mendengar bahwa Haru diculik, aku meragukan telingaku.”

“Tapi Kyouko... apa yang terjadi?”

“Aku membawanya bersama. Jika kita ingin melawan naga, bukankah lebih baik jika memiliki lebih banyak kekuatan tempur?”

Manami tertawa seperti tanpa dosa.

Adikku Manami dan teman masa kecilku Kyouko — hubungan diantara keduanya terbilang baik, sepertinya Kyouko mengajari Manami secara privat disuatu tempat yang tidak kuketahui.

Meski aku penasaran bagaimana Manami tau soal Kyouko, sekarang, lebih dari itu...

“Cepat lepaskan tali ini! Aku dalam masalah! Ini keadaan darurat!”



“””!?”””



Saat aku mengatakannya, mereka menjadi panik.

“Naga! Jika lu udah kembali, tunjukin diri lu!

“Mundurlah, dek. Ini tugas kami.”

Payung dan Halberd. Zonmi dan Kyouko memegang senjata mereka bersiap-siap untuk pertempuran.

“Fu, fu. Kembalilah, Newbie. Karena orang yang akan melindungi Onii-chan adalah aku. Aku akan memotong naga itu dengan sempurna!”

Manami memegang dua pisau dapur besar yang terlihat seperti belati dengan panjang 40 cm.

Eh, bagaimana itu bisa ada meskipun kau membuat pose keren dengan tidak peduli?

Atau mungkin, dimana kau membeli benda semacam itu!? Bukankah itu pelanggaran yang mencolok menurut hukum pengendalian senjata api dan pedang!?

“Tidak, bukan begitu...”

Daruratnya... itu tekanan dari cairan yang ada dikantung kemihku...

Janc*k, keadaan ini... luar biasa sulit jika harus memberitahu mereka...

“Apa maksudmu bukan yang itu... Chiharu!? Ada apa dengan cincin itu!?”

“Ceritanya panjang, tapi aku... dipaksa membuat kontrak dengan Red Dragon itu melawan keinginanku...”

“Fufu~n, cincin dijari manis bagian kirimu~♪ Onii-chan, kau sudah bertunangan tanpa sepengetahuanku! ... jadi, siapa gadis itu?”

“Lupakan itu! Cepat lepaskan aku. Jika tidak, aku akan...”

“Ada apa!? Chiharu belum belajar juga! ada sesuatu yang lebih penting dari kami para Monster? tidak bertanggung jawab...”

Saat Zonmi mengangkat payung yang ada ditangannya — tiba-tiba.

Akhirnya kantung kemihku mencapai batasnya.

Membuat suara *Whoosh*, aku menodai celanaku dengan warna kuning.

Tidaaaaaaak, Jangan lihaaaaaaaat!

Aku pipis, aku ngompol! Hentikaaaaaaaaan!

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!

Aku berteriak dalam hati.

Aaah~, kenapa aku memakai celana putih hari... Baka, baka, baka!

“””...”””

Sekumpulan gadis Monster melotot kearahku saat mereka melihat sesuatu yang kotor.

Tidak, tapi bukankah itu memang kotor?

Aki tidak tahu mengapa, tapi tatapan mata merahnya adikku memberiku perasaan aneh yang mendalam ‘Sudah kuduga, itulah Adikku~’



***



“Bukankah lebih baik jika tidak usah mempedulikannya? Ini, aku bukannya tidak peduli... karena aku juga punya masalah yang sama... 15 tahun yang lalu?”

“Sungguh mengejutkan. Perkambangan ini lebih kampret daripada yang kuperkirakan... untungnya aku sudah siap menyilangkan jariku jika Chiharu tidak menjadi Monster Tamer.”

“Mufufu, Onii-chan ngompol...”

Menghadapi kesialanku, reaksi mereka bertiga sangat beragam.

Bukankah ada banyak cara untuk mempermainkan orang alim...

Maksudku, hari ini menjadi aib yang telah mencabut posisiku sebagai orang alim selamanya.

Aku ingin mati.

Jika dia sana ada lubang, aku ingin melanjutkan penggaliannya sampai aku mencapai brazil.

Untuk saat ini, aku akan mencuci celana panjang dan sempakku lalu mengeringkannya diperapian.

Untungnya disini ada perapian... aku tidak ingin pulang kerumah dengan celana panjangku yang basah kuyup.

Kebetulan, karena aku menemukan sepotong kain yang memiliki ukuran pas diruang tengah, aku mengikatnya dibagian bawah tubuhku seperti pareo. Sepertinya aku harus menggunakannya sekitar satu jam.



“...Hey, benarkah cincin ini tidak bisa kulepas?”

“Jawabannya adalah keduanya, ya dan tidak. Setidaknya, seorang Tamer tidak bisa membatalkan kontraknya secara sepihak.”

“... Jika disisi yang lain, mungkinkah?”

“Ya, si Monster diberi hak legitimasi. Jika dia merasa Masternya bukan orang tepat, dia bisa membatalkan kontraknya kapan saja.”

“...”

Yah, jika tidak begitu, tidak ada keuntungan bagi si Monster saat memaksa membuat kontrak. Bukankah itu sudah sewajarnya?

“Jadi, apa yang harus kita lakukan setelah ini, Ghoul?”

“... Untuk saat ini, ayo coba berkonsultasi dengan Luka. Jika kita mencoba menyembunyikan masalah ini, IMA akan salah paham. Jika sudah begitu, menyediakan cincin untuk kita berdua — mungkin mereka akan setuju sebagai pengecualian.”

“Kupikir itu akan sulit. Tidak seperti orang-orang bertali lurus itu akan menyetujui sebuah pengecualian.”

“Hey, diantara Zonmi dan Kyouko adakah yang sudah tahu tentang IMA sebelumnya?”

“Diamlah, Manneken Pis!*”

[*Note : Manneken Pis : patung anak kecil yang sedang pipis yang ada di air mancur di kota Brussels.]
“...OK.”

Karena aku tidak bisa membantah, aku mengangkat bahuku.

“Yang pertama, menurut hukum yang disetujui IMA, perintah untuk bepergian diantara kedua dunia, kau butuh persetujuan mereka. Itu berarti tidak ada Monster yang tidak tahu tentang mereka.”

Apa... mereka punya konstitusi?

Apa sejenis hukum yang meragukan itu ada padaku tanpa kusadari?

“Tapi, hei, disisi lain aku juga setuju menyerahkan masalah ini dengan IMA. Meski sepertinya tidak mungkin, kita tidak bisa menyerah tanpa melakukan sesuatu.”

“Jadi, sekali lagi, ayo pulang dan meminta cincin yang lain. Disini baunya pesing.”

“...”

Bukankah semuanya menjadi lebih dan lebih bersungguh-sungguh.

...Tapi, aku sudah menghilang. Aku butuh banyak waktu untuk mengatasi kesengsaraan ini.

“Tunggu dulu!”

Aku berkata sambil mengeraskan suaraku sedikit.

Entah kenapa, aku tidak bisa mengabaikan sesuatu yang dia katakan saat dia pergi dari kepalaku.

“Naga yang menculikku... anak yang dipanggil Iris itu, aku... khawatir soal dia. Dia mungkin telah jatuh dalam masalah yang tak terduga. Itu sebabnya, kupikir aku ingin pergi melihat apa yang dia lakukan.”

“Kau ingin pergi melihatnya?”

Zonmi melemparkan pandangan sedingin es padaku.

Gueeh.

Sudah kuduga, apa akhirnya aku telah dibenci?...

Benar, karena aku adalah Manneken Pis. Aku bisa melihat catatan Noguchi Hideyo di uang 1000 yen di mataku... ha, ha, ha.

“... Kenapa kau merasa murung? Kau bisa Summon dia... karena kau sudah membuat kontrak.”

Keluhan Zonmi sambil sedikit merajuk.

Summon.

Kupikir Zonmi mengatakan sesuatu semacam itu sebelumnya.

Aku tidak tahu — Monster Tamer bisa memanggil monster yang mereka kontrak kapanpun mereka mau.

“Jadi... bagaimana aku melakukannya?”

“Bawa cincinnya menuju bibirmu dan katakan ‘Summon’.”

“Dimengerti, baiklah... Summon!”

Tidak ada yang terjadi meskipun aku sudah mengatakannya... ada kesalahan?

“Summon! Summon! Summon! Summon!”

“... Aneh. Saat berkontrak seharusnya bisa...”

“Mmm~, apa dia berada diluar jangkauan Summon? Atau mungkin kekuatan sihirnya Haru mengecil?”

“...Kedua kemungkinan itu sangat kecil. Untuk berada diluar jangkauan Summon, setidaknya kau harus pergi ke seberang lautan, dan sepertinya kekuatan sihirnya Chiharu masih penuh — tidak, malahan sepertinya sudah bertambah sejak terakhir kali kita bersama.”

“Sangat aneh... sejauh yang kupikirkan, kemungkinannya hanya...”

“Jaring penangkap?”

Istilah yang belum pernah kudengar langsung muncul.

“...Apa itu jaring penangkap?”

“Itu adalah alat buatan manusia — barang ilegal yang bisa memperangkap monster yang ditangkapnya dan mencegah panggilan Summon... tapi kemungkinan itu juga kecil. Penggunaan jaring penangkap sudah dilarang bagi para Monster Tamer. Karena beberapa Tamer mempekerjakan mereka dengan tujuan jahat.”

“!?”

Seketika, hawa dingin menuruni tulang belakangku.

Itu mungkin saja. Jika Iris memburu Tamer yang tergabung dalam perburuan naga...

“Katakan, apa ada cara lain untuk melihat dimana lokasi Iris?”

“Tentu bisa jika keduanya yang sudah membuat kontrak untuk melihat lokasi yang lainnya kapan saja.”

“Dan bagaimana aku harus melakukannya?”

“Tutup matamu sambil memikirkan pertner terkontrakmu.”

“Baiklah.”

Aku menutup mataku seperti yang dia katakan.

Lalu, sesuatu seperti garis cahaya yang redup muncul.

“Karena kekuatan sihir yang diteruskan terhubung dengan kedua cincin, kupikir jika kau mengikutinya, kau akan menemukannya. Tapi hati-hati, karena jika garisnya tipis dan rapuh, kekuatan sihir dari partnermu akan terkuras.”

“...”

Apa ini?

Benang yang datang dari cincinnya sangat tipis dan kelihatannya bisa putus kapan saja.

“Hei, aku ingin memberitahu kalian sesuatu...”

Aku memberitahu para gadis semua yang terjadi sampai Iris pergi.



“Aku mengerti, biang kerok dibalik perburuan naga lima tahun yang lalu — jika itu dia, ada kemungkinan dia akan menggunakan jaring penangkap tanpa ijin. Jika kita mengasumsikan skenario terburuk...”

“Iris sudah ditangkap.”

“Kemungkinan besar, seperti itu.”

Kampret, Iris... dia gegabah pergi sendirian.



“Kupikir kita harus pergi menyelamatkannya.”

Disaat aku mengatakannya, dua Monster itu terlihat terkejut.

“Kau, bisa kau jelaskan maksud dari perkataanmu? Jika tujuan kita adalah kesana, musuh kita adalah Tamer jahat yang sangat kuat yang sudah memiliki karir setidaknya 5 tahun... datang ke markas musuh tanpa berpikir lebih dulu sama saja bunuh diri!”

“...Kuakui. Meski begitu, aku tidak bisa membiarkannya mati tanpa melakukan sesuatu.”

Gadis itu... Iris, bagaimana bisa aku bersenang-senang sementara dia dibiarkan tanpa darah dan air mata oleh Tamer jahat. Kenyataan tidaklah seperti itu. Walau hanya sebentar, tapi aku bisa merasakan kebaikan Iris. Aku tidak setuju melihatnya mati tanpa melakukan apapun.

“Pertama, aku ingin mengkonfirmasi sesuatu.”

Zonmi berbicara dengan nada yang serius.

“Chiharu... apa resolusimu benar seperti itu? Pertarungan ini sangat berbeda dari apapun sampai sekarang. Sewaktu pertarungan memperebutkan kontrak saat ini, hidupmu pasti terjamin... namun, saat ini berbeda. Putuskan bahwa kau tidak akan menyesal jika kau kehilangan nyawamu — apa Chiharu mengerti?”

“...”

Benar, seperti yang dikatakan Zonmi. Tentu saja, pertarungan ini sangat berbeda dari sebelumnya.

Kesalahan kecil dalam mengambil keputusan bisa menjadi krisis besar. Hidup kita bergantung pada itu...

Bagaimanapun, juga kita harus melakukannya!

Sikap pendiamku sudah pergi jauh.

Terlambat untuk ragu.



“...Aah!!”



Setelah berkipir sejenak, aku mengangkat kepalaku.

Mereka berdua menunjukan senyum karena terkejut.

“Haah... sesuatu sepertti terbunuh ketika pergi menyelamatkan partnernya... sungguh laki-laki yang naif... tapi, yah, kelembutan hatinya Haru bukanlah hal yang baru.”

“Soal itu, aku juga setuju... aku masih punya hutang yang harus kubayar pada si Red Dragon. Aku akan menyesal jika dia mati seperti itu.”

“... Benarkah, meskipun ini murni keegoisanku?”

“Jangan memandang rendah kami. Kami sudah tahu karakter master macam apa Chiharu itu.”

“Yah, kita harus menaiki perahu itu~”

“Semuanya... terima kasih...”

Aku punya rekan.

Bagaimanapun juga, aku sudah membuat kontrak dengan Iris. Resolusi itu mengalahkan beberapa pemikiran untuk menyerah. Sepertinya aku tidak perlu khawatir soal para gadis. Tunggu, hey?. Bukankah aku melupakan sesuatu yang penting?

...

...

Aku menyadari sumber dari rasa gelisah itu.

“Ngomong-ngomong, aku penasaran kemana perginya Manami.”

Aku mencoba melihat kesekekitarku, tapi wujudnya adikku tidak ditemukan dimanapun.

“... Aneh, dia ada didekatku beberapa aktu yang lalu.”

“Hey, itu mengingatkanku, bukankah celananya Chiharu menghilang?...”

“...”

Anjirr. Aku punya firasat buruk...

Diatas perapian... ada surat perpisahan? Aku mencoba membaca isi tulisannya.



Maaf. Aku sangat terangsang aku tidak bisa melakukan apapun selain mencurinya. Jangan mencariku.

Manami



"Guhaaaaaaaaaa!"

“Bahaya! Haru mengamuk!?”

Dikuasai rasa marah, aku langsung merobek-robek surat itu menjadi potongan kecil.

“Kenapa adikku bertindak sangat bodoh ketika kita sedang dalam suasana yang serius!?”

“Aku gak tau. Aku akan kesusahan jika kau bertanya padaku...”

Zonmi membuat ekspresi jijik.

“Meskipun aku tidak ingin memberitahunya seberapa seriuskah situasi ini.”

Perkataan Kyouko sangat mengena dengan menyakitkan.

“... Aku sudah heran sejak lama, tapi adiknua Chiharu benar-benar aneh. Dia tidak normal.”

“...Yah, itu karena tempatnya Haru memiliki banyak masalah keluarga yang rumit.”

"Aaaaaaaaaah."

Juanc*k, karena situasi ini membuat kewaspadaanku menurun.

Aku tidak pernah membiarkan cucian rumahku (terutama daleman) berada terlalu lami didalam mesin cuci. Karena adikku seperti gagak yang sedang mengintai sampah.

“Yah, karena bagaimanapun juga kita tidak bisa mengikuti si adik, ini tidak masalah.”

“Sejak dia disini, kami tidak pernah memintanya ikut bersama kami. Jika celana kotorku bisa menyelamatkan hidupnya Manami-chan, itu sangat murah.”

“...”

Hidup Manami-chan dan celana kotorku memiliki nilai yang sama?...

Bagaimana bisa? Sungguh orang yang menyedihkan, adikku.



***



Saat pergi keluar, hal pertama yang datang dipenglihatanku adalah pepohonan yang subur dan berlimpah.

Sejak pertama dilihat tanahnya sedikit miring, sepertinya ini adalah puncak gunung.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia didekat sini. Saat cahaya yang menghalangi pergi, tempat ini benar-benar suram dan lembab tidak mengenakkan.

“Tempat yang indah, seperti biasa; meskipun aku tidak bisa mengerti para Red Dragon, selera pemilihan tempat untuk sarang mereka berhak mendapat pujian.”

“Be-begitukah?”

Sepertinya ini adalah tempat yang nyaman bagi para Ghoul.

“Itu mengingatkanku, bagaimana kau menemukan tempat ini?”

Aku menanyakan pertanyaan yang menggangguku.

Karena tempat terpencil ini tidak mungkin ditemukan dengan mencari secara acak.

“Ini karena adik Chiharu... tidak, lebih baik berhenti saja.”

“Eh. Ada apa dengan jalan pembicaraan yang mengganggu itu!?”

“Haru, tidakkah kau berpikir jika di dunia ini ada hal yang membuatmu lebih bahagia jika kau tidak tahu?”

“...”

Kyouko memperingatkanku.

Karena membayangkannya saja sudah mengerikan... aku berhenti memikirkannya.

“Eeerrr, jadi, ayo keluar dari sini.”

Kami tahu tujuan kami.

Kami hanya mengikuti benang merah yang terulur dari cincin. Kenapa kita tidak menggunakan taksi untuk menuruni gunung ini?

Malam datang secara perlahan... kami tidak punya waktu untuk istirahat.

“Sungguh masalah yang sulit. Jika transportasi tercepatnya berhenti ditempat tujuan, Kita tidak bisa langsung memutuskannya.”

“Tapi, yah, masalahnya kita harus menuruni gunung... bisakah kita menuruninya?”

“Tunggu!”

Orang yang menghentikan kami menuruni lereng adalah Kyouko.

“Aku tidak berpikir itu adalah ide yang bagus.”

“...Ada apa, Nephilim... Eh, tung... Ap-ap-ap-apa!?”

Kebingungan Zonmi bukan tanpa alasan.

Saat dia memikirkan sesuatu, seketika itu — Kyouko melepas pakaiannya.

“Aku salah menilaimu, Nephilim... kau bejat...”

“... Apa yang kau bicarakan, semua orang yang mendengarmu akan berpikir bahwa aku ini memang bejat.”

“Jangan bicara begitu saat kau tidak memakai celana untuk mempercayai ucapanmu?”

Dia mengenai bagian menyakitkannya.

Seperti aku yang sekarang menderita karena malu celanaku dicuri oleh adikku, sekarang aku berada dalam kepercayaan diri yang tinggi untuk berkata “ayo serang”. Bagiku, ini menyingkirkan semua saat ini yang suasana kaku sebelum pertempuran yang menentukan. Jika aku pergi tanpa memakai celana, tentu saja aku tidak akan tenang.

Tidak, akan jadi masalah jika aku bisa tenang.

“Hanya segini saja, tenanglah. Ka-karena Haru sudah melihatku berulang kali, aku sudah terbiasa!”

“...”

Kenapa kau mengatakan sesuatu yang bisa memicu kesalahpahaman...

Seperti melemparkan belati dari matanya, Zonmi melirikku dengan matanya yang mirip ikan mati, menggertakkan giginya tanpa berkata apa-apa.

“Heh. Humph, seperti itulah, jadi? Yah, aku tidak memikirkannya sedikitpun. Aku sudah tahu tentang hubungan tidak senonoh diantara kalian berdua.”

“Jika kau tidak memikirkannya, pasanglah wajah yang lebih normal! Dan juga, kami tidak punya semacam hubungan tidak senonoh!”

Aku mengatakannya berkali-kali.

Kami hanya teman masa kecil.

“Tapi, apa aku tidak punya malu?... memperlihatkan segalanya, ini adalah pertama kalinya.”

Saat dia berakhir dengan pakaian dalamnya, tubuh Kyouko gemetar.

Hey, tunggu. Apa orang ini... akan melepas semuanya...

“Berhentu, tunggu! Sudah kuduga, pergi lebih jauh... kau tidak boleh melakukannya! Jika aku melepasnya seperti itu, aku tidak ingin hidup lagi!... Ta-tapi aku tidak punya apapun untuk ditunjukkan.”

Tidak... aku pasti melihat tubuh telanjangnya Zonmi, tapi karena dia adalah Ghoul, apa dia tidak berpikir itu tidak dihitung?”

Lalu, selanjutnya.

Tubuhnya Kyouko menjadi hitam dan besar.

Aku mengerti, Kyouko bermaksud untuk melakukannya sejak awal...

Raksasa dengan sayap yang tumbuh diipunggungnya — tinggi tubuhnya mungkin sekitar 8 meter?

Melihat dibalik topeng yang mirip robotnya ada mata yang berkilau datar. Pancaran mantel hitam yang dipakai mirip dengan bayangan. Rambutnya berubah menjadi berwarna pink persik dan sepertinya panjangnya sudah cukup sampai ke pinggangnya dengan warna yang mempesona.

Penampilan itu, lebih dari sekedar raksasa, lebih tepat jika disebut Devil ataupun Fallen Angel.

...Ini adalah Nephilim. Bentuk aslinya Kyouko?

“Ba-bagaimana? Menjijikkan, ya kan?”

Kata Kyouko yang berubah menjadi Nephilim.

“Tentu saja tidak, kupikir itu sangat keren.”

Aku gak bohong.
Itu memang mengerikan, tapi kegelapan ini merangsang jiwa chuuni-ku.

“...Terima kasih. Jika kau naik kepunggungku, kupikir aku bisa mengantar kita menuju tujuan kita... tapi ini pertama kalinya aku mencoba ini.”

“Eeh, sangat mengagumkan.”

“Raksasa yang meluncur menembus langit — Nephilim. Ini pertama kalinya aku melihatnya, tapi kau benar-benar menyembunyikan banyak kekuatan sihir...”

Zonmi berkata sambil kagum.

Raksasa terbang? Itu sungguh sangat luar biasa.

Dan tambahannya, kekuatan manusia super yang cukup untuk mengangkat truk dengan satu tangan. Jika dipikir-pikir, bukankah Kyouko adalah Monster yang sangat kuat?

“Si Ghoul sudah mengambil pakaianku, kan? Karena aku tidak suka jika Haru yang mengambilnya.”

“Oh, sekarang saat kau menyebutnya, dimana kau mengambil celana dalamnya Kyouko? Mungkin mereka robek saat tercampur...”

Dengan melihatnya saja sudah membuatku yakin, aku tidak menemukan apapun di tangannya Zonmi.

“Saat Chiharu membuka mulutnya, hanya ada ‘celana dalam’. Bukankah tidak ada hal lain selain celana dalam dikepalamu?”

“Bu-bukan begitu!”

Dikatai begitu, rasanya saat ini aku mengulang ‘Celana dalam, celana dalam’ dengan frekuensi yang tidak normal.

Jika aku tidak hati-hati — bukankah aku akan diperlakukan seperti orang bejat?

“Karena aku sudah berpikir sejak awal bahwa hari ini aku akan menemui beberapa keributan, aku memakai pakaian dalam yang terbuat dari ‘Sutra Sihir’.”

“Mm, apa itu?”

“’Sutra Sihir’ — itu adalah pakaian khusus yang dibuat agar tidak rusak saat berubah bentuk dari manusia menjadi monster. itu sangat populer dikalangan monster wanita didunia monster.”

“Eeh, ada benda semacam itu ya?”

“Jadi, ayo cepat dan naik keatasku. Karena aku tidak bisa pergi terlalu jauh dengan bentuk ini.”

Mengaikuti perintahnya, kami menaiki punggung Kyouko.

Tidak adanya sabuk pengaman sedikit mengkhawatirkan. Sambil berdoa bahwa kita tidak akan terhempas jatuh, aku memegang pundaknya Kyouko.

“...Hey, tapi bukankah ini aneh? Biasanya, bukankah menjaga bentuk manusia yang menghabiskan kekuatan sihir?”

Tiba-tiba, aku teringat apa yang dikatakan Zonmi padaku sebelumnya.

“Itu tergantung tempat dimana kau tinggal. Untuk kasusku, karena aku biasa menjaga bentuk manusiaku, yang satu ini lebih melelahkan.”

“Eeh, sepertinya ada banyak jenis monster.”

Dan, akhirnya, Kyouko mengepakkan sayapnya dan mulai terbang.

“Baiklah, ayo berangkat. Pengangan yang kuat.”

Tubuh kami terangkat keatas dengan daya apung yang sangat hebat.

Uoh... kita benar-benar terbang...

Mencapai ketinggian dengan cepat, sebelum kami mengambil tempat yang luas.

“Ha, ha... ini fantastis! Aku... terkesan. Kyouko, kau memang luar biasa!”

“...Untuk itu, terima kasih. Aku senang menggunakan kekuatan monster demi orang lain...”

“Humph, bagaimana bisa kau mengatkan hal semacam itu setelah menumbuhkan sayap?...”



Entah kenapa Zonmi terlihat tidak nyaman saat dia merajuk.
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded