Chapter 4 – Darah Naga

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Dihari selanjutnya.
Kami mengunjungi mall perbelanjaan yang ada didepan stasiun.
Kami bermaksud untuk ke toko pakaian dalam terkenal yang memiliki segalanya dari celana dalam bergaris sampai celana dalam string, “Jewelry Lingerie”... aku sangat heran dengan rasa penamaannya.
Mall perbelanjaan berskala besar ini dibuka baru-baru ini didepan stasiun yang menjadi pusat area kencan utama dari kalangan muda.
Dihari libur, bangunan ini akan mendapat banyak kerumunan orang tapi, suah kuduga, diakhir pekan bisnis menjadi lambat. Sejak sekolah kami dihancurkan, kami datang untuk menghabiskan waktu.
Bunga disetiap tangan.*
[Note : maksudnya kencan bersama dua orang.]
Situasiku saat ini, ada banyak kata yang lebih tepat untuk menjelaskannya.
Berjalan disisi kananku, adikku, Manami.
Dengan bra yang menekan garis dadanya dan celana pendek. Dengan kaki terbungkus stocking hitam yang lekukan tebal telihat dari baliknya, meskipun dia adalah adikku, itu adalah fashion yang cukup sopan.
Berjalan disisi kiriku, Zonmi si Ghoul.
Sepertinya dia meminjam beberapa pakaian dan pakaian dalam dari Manami. Rok mini yang dipendekkan sampai batasnya dan kemeja tanpa lengan yang memperlihatkan pundaknya. Memakai highheel, benar-benar fashion yang modernistik. Meskipun tidak turun hujan, dia membawa payungnya seperti biasa.
Jadi, karena aku tidak ingin menikmati situasi yang mirip harem ini, aku menguatkan imanku dengan mengingatkan diriku bahwa mereka adalah adikku dan seorang Ghoul... aku tidak bisa menghadapinya.
Orang-orang yang berjalan melewati jalanan mengarahkan pandangan mereka kearahku dengan pandangan yang penuh dengan rasa iri. Aku tidak bisa tenang karena aku tidak bisa mengelek dari pandangan yang menusuk punggungku.
“Buu... aku benci berjalan...”
Zonmi mengeluh.
“Tidak kusangka. Apa itu karena kau tidak bisa memakai highheels?”
“Apa? Sejak aku mendapat masalah dalam memilihkan ini untukmu, setidaknya berterima kasihlah.”
“...Pakaian yang kudapat dari Chiharu sudah cukup untukku.”
“Tidak, seperti yang kukatakan itu sedikit...”
Meskipun itu kata-kataku, aku merasa sangat bersalah karena aku akhirnya bersamanya.
Karena itu sudah sobek-sobek dan hanya butuh satu langkah lagi untuk menjadi sampah pakaian .
“...Aku tidak cocok memakai pakaian yang mencolok. Bukankah mereka bilang ‘Orang yang tepat di tempat yang tepat’?”
“Benarkah? Kupikir mereka cocok denganmu.”
Aku tidak tahu banyak soaal pakaian gadis, tapi kupikir mereka seharusnya cocok walau hanya sedikit.
“Ap-Ap-Ap, kau tidak akan mendapatkan apapun dengan rayuan!”
*Kemerah-merahan*, warna pipinya, suara Zonmu terdengar grogi.
Aku tidak mencoba untuk merayumu namun...
“Tapi begitulah~♪ aku tidak memakai pakaian dalam tahun ini. Zonmi-san seharusnya berterima kasih bahwa braku dari kelas 2 SMP cocok dengannya~”
Manami berkata dengan nada yang agak kasar.
Saat ini Manami adalah murid SMP tahun ketiga, ngomong-ngomong. Dia belajar extra keras agar bisa mengikuti ujian masuk SMA Seiran tahun depan.
Mungkin ini sangat tidak pantas sebagai saudaranya, tapi aku tidak bisa melakukan hal lain selain berharap ‘Tolong, biarkan dia gagal’.
“Benarkan, Zonmi?”
“Hanya saja milik adikmu terlalu besar, tapi itu tidak seperti...punyaku...itu kecil atau sebagainya.”
Volume balasan Zonmi menjadi lebih kecil sampai akhir.
“Itu, jika aku ingin membandingkannya...”
Sangat menyedihkan.
Sebagai kakaknya, kupikir aku tidak seharusnya mengatakan ini, namun oppainya Manami lebih besar daripada kau duga dari seorang murid SMP. Gayanya bisa disandingkan dengan idol gravure.
[Note : pfft pasti udah taulah apa itu idol gravure, tapi setidaknya punya gambaranlah]
Meskipun miliknya Zonmi tidak benar-benar kecil, jika kau mencoba membandingkan keduanya sangat tidak tidak sebanding.
“Fu, fu~ bagaimana? Hari ini aku ingin memilih pakaian yang sedikit dewasa jadi tolong ya Onii-chan.”
“Apa yang kau katakan...”
Terus terang, aku ditekan oleh adikku dengan pakaiannya.
“Jika aku merasakan sesuatu karena melihat dada adikku, secara etika itu benar-benar... buruk.”
“~~~~Gh!”
“Sakit, Itu Menyakitkaaaaan!”
Aku mendapat cubitan dikedua pipiku. Aku tidak merasakan sedikit pertimbangan untuk seorang kakak.
“Humph~, Onii-chan tidak punya strategi! Bertindaklah seperti pria sesekali!”
Jika aku bertindak salah seperti itu, itu berarti adalah kematianku dimata masyarakat.
Aku diseret dengan buru-buru memasuki toko pakaian dalam yang kami tuju.
Meskipun aku bersama gadis-gadis, memasuki tempat semacam ini tentu saja sangat memalukan.
Tempat untuk membeli pakaian dalam... dibeberapa kesempatan Aku sering melihatnya dari jauh, tapi ini pertama kalinya aku memasukinya. Itu wilayah yang tidak diketahui anak laki-laki. Benar-benar utopia yang sangat dirindukan oleh semua orang ...
“Onii-chan, kenapa kau hanya berdiri disana!? Ayo sini.”
“Eh, tunggu sebentar! Aku harus masuk juga?”
Tidak usah dikatakan jika aku tertarik untuk masuk kedalam, tapi meski tidak ada tanda-tanda dilarang masuk, secara sosial jika ada anak laki-laki memasukinya itu tidak bisa diterima.
“Tapi tentu saja♪ tidak berarti apa-apa jika Onii-chan tidak masuk.”
“Hah?”
“Kau pikir untuk apa aku datang kemari? Untuk mencaritahu apa jenis pakaian dalam yang disukai Onii-chan!”
“...Begitukah?”
Aku khawatir aku sangat tidak berguna.
Aku selalu penasaran, tapi bagaimana orang ini bisa jadi saudari kandungku?
Sambil merasa patah semangat, aku melangkah masuk kedalam toko.
Permata yang berseri-seri dan berkilauan langsung muncul dipandanganku.
Bagaimanapun juga, aku sudah membuat kesalahan... aku seharusnya tidak mengejek rasa penamaannya.
Aku berlutut sambil minta maaf dalam hatiku.
Jewelry Lingerie... tandanya gak bohong...?
Bagaimana bisa ini jadi pakaian dalam wanita, ini... bisa membuat senar hatiku berbunyi keras.
Mereka hanya pakaian. Meski begitu, pakaian. Bagaimana bisa sepotong pakaian bisa memberikan pesona seksual... apakah manusia sanggup membuat benda semacam ini? 
Setelah pengalaman ini, aku sudah selangkah lebih maju untuk mengetahui kebenaran dari ero.
“Kemarilah, Onii-chan! Beritahu aku! Apa pakaian dalam yang bisa merangsangmu!?”
“Hey, bukankah itu pertanyaan yang aneh!?”
Saat aku mengusir adikku yang mendekat sambil bersuara keras,
“Zonmi, pilih apapun yang kau suka. Aku yang bayar.”
“Ap-Apa ini baik-baik saja.”
“Aye. Setidaknya ini yang bisa kulakukan setelah kau menyelamatkanku.”
Aku mengambil 5000 yen dari dompetku dan memberikannya ke tangan Zonmi.
Meskipun aku harus bertahan tanpa majalah bokep bulan ini, aku tidak menyesalinya. Karena aku bisa melihat pemandangan unik nan luar biasa ini. Aku heran jika itu dibuat untuk suatu hal.
“Jadi, Zonmi, pakaian dalam apa yang akan kau beli?”
“Begitu ya? Aku tidak peduli soal desain. Jika aku berpikir tentang pertempuran yang akan datang, tentu saja harus yang berjenis olah raga, tapi... apa jenis keuntungan yang ingin kau ambil dari kebingunan ini!?”
“... Apa itu buruk?”
“Jangan melihatku dengan mata anak anjing yang imut itu! Menyingkirlah dari sini sekarang!”
Hmm, mengecewakan.
Namun, Zonmi bersungguh-sungguh, atau mungkin aku harus bilang bahwa dia mudah ditebak. Ada satu hal ketika memilih pakaian dalam itu akan memperlihatkan sifat aslimu.
“Onii-chan♪ tidakkah kau berpikir bahwa pakaian dalam yang memiliki celah dibagian krusial itu juga praktiiiiis?”
“...”
Benar-benar memperlihatkan sifat aslimu...
Aku tidak ingin memikirkan bagaimana kau bisa menemukan kepraktisannya, meski begitu.
Tinggalkan sisinya Zonmi, karena, disisi lain, aku tidak ingin dekat-dekat Manami, aku berkeliling diseluruh toko itu dengan malas.
Disaat aku ingin berjalan keluar dari toko, saat itu juga, aku merasa enggan.
Karena aku bisa melihat pakaian dalam wanita dengan sah, bukankah ini surga?
“oh, ini... heh, draweeer*...? jadi disini ada juga ya.
[Note : Drawer : itu lho, pakaian dalam yang memiliki gatterbelt panjang yang sering dipakai wanita dewasa seperti yg pernah dipake Kurumi di Date A Live S1 episode 8. sampai hafal, kono ero!!]
Seperti itulah, aku sangat menikmati kunjungan pertamaku ke toko pakaian dalam.
“Tunggu, bagaimana bisa aku tidak boleh mencobanya!?”
Tiba-tiba, diluar terdengar suara laki-laki yang menggema ke seluruh toko.
Hei, hei, apa yang sebenarnya terjadi...
Saat melihatnya, itu adalah sahabatku — Youhei.
“Itu sebabnya, toko ini melarang pembeli laki-laki untuk masuk ke ruang ganti...”
“Itu aneh! Bukankah itu diskriminasi seksual? Dizaman ini kau boleh memakai bra meskipun kau adalah laki-laki. Dan bukankah pegawainya tidak tahu soal itu? Meskipun aku tidak ingin mengatakan hal semacam itu, aku akan membuat laporan komplain atas sikap yang tidak pantas itu.”
Apa yang orang itu lakukan diakhir pekan...
Tapi, aku penasaran jika dia telah membangkit fetis aneh yang bangkit ketika memakai pakaian dalam wanita?
“Meski kau bilang begitu...”
“Tidak mungkin membicarakannya denganmu. Panggil managermu!”
...Sebagai sahabatnya, mungkin aku punya semacam keharusan untuk mencabut perilaku anehnya.
Tapi aku tidak bisa membiarkannya. Aku tidak bisa menahannya secara mental, sebagai kenalannya, aku harus membuatnya memikirkan lingkungannya sendiri karena dia sepertinya tidak punya rasa malu.
Akhirnya, aku mengawasi apa yang Youhei lakukan dari balik bayangan tiang.
“...Mengerti. jadi, sepertinya saat ini kami akan mengambil tindakan khusus... tolong, rahasiakan ini.”
“Humm, jadi kau sudah mulai mengerti apa yang kukatakan? Lalu, bagaimana jika melakukannya setelah gadis manis yang disana selesai memilih bra yang langsung dia ganti?... *Slurp*”
“!?”
Aku mengerti, jadi itu tujuan Youhei?
Kuh, kau pikir bisa melewatinya, Youhei...
Sebagaimana yang lainnya, sepertinya dia tidak akan membangkitkan semacam fetis aneh. Lega. Sepertinya dia sehat-sehat saja seperti biasa.
Dan yang dilihat Youhei...
Adalah Manami.
“Dengan mata macam apa kau melihat adik orang lain, dasar bangsat!”
“Itu menyakitkan! Eh...Chiharu?”
Aku memberinya pukulan tanpa menahan diriku karena sudah melihat adikku dengan mata bejatnya.
“Lihat, kau memberi masalah pada si pegawai. Enyahlah.”
“Eh? Kenapa kau ada ditempat macam ini? ...cukup, uwaaaaaaah, ouch, ouch, kenapa, Chiharu, lepaskan akuuuuuu!”
Sambil menarik telinga Youhei, aku membawanya keluar toko.
...Selamat tinggal, Jewelry Lingerie
Hasil percakapan dengan Youhei, kami menyetujui kesepaktan non-agresi yang disebut ‘Kejadian bersama hari ini tidak pernah terjadi’. Tidak boleh mengatakan apapun soal keanehan Youhei, tapi aku juga ingin menyembunyikan kebenaran bahwa ‘aku pergi belanja pakaian dalam bersama adikku’.
Jadi, memproritaskan keuntungan bersama, kamipun berpisah.
Karena bingung, aku duduk dibangku didepan toko.
Untuk beberapa alasan ini sangat memalukan, aku tidak merasa bahwa aku bisa masuk toko itu lagi. Aku akan menunggu disini sampai Zonmi dan Manami keluar, lalu.
“Hum. Saat Melihatnya, jelas sekali kerumunannya tidak sebanyak yang biasanya.”
Berdiri didepanku, untuk beberapa alasan ada gadis yang berbicara dengan nafas terengah-engah.
Yang paling mengejutkan adalah pakaiannya tidak terlihat seperti pakaian. Seluruh tubuhnya tertutup oleh sesuatu yang mirip jubah yang berwarna merah pudar.
Dari dalam kerudungnya, kau bisa menangkap tatapan dengan ekspresi wajah yang penuh dengan kepercayaan diri. Mata yang menyembunyikan kemauan kuat yang mempesona orang yang melihatnya. Apakah gadis ini salah satu orang yang menggunakan lensa kontak seperti yang pernah kudengar?... kedua matanya berwarna merah seperti terbentuk oleh api.
Aku mencoba menghancurkan es*, meskipun dia terlihat seperti tertutup oleh aura yang bermartabat... yang mengejutkan adalah dia ini luar biasa kecil, bisa kubilang tingginya hanya 140 cm.
[Note : Menghancurkan es = maksudnya memecahkan situasi yang canggung, gugup, grogi, dll]
Mempesona, bukankah begitu? Apakah dia sedang melakukan semacam cosplay?
“Ada yang salah, apa kau terpisah dari ibumu?”
Aku tidak berpikir bahwa anak kecil ini datang sendirian ke mall perbelanjaan.
Mari kita lihat, dimana pusat anak hilang...
“Ku, ku, ku. Ucapan itu, bisa kuanggap sebagai pernyataan perang. Monster Tamer...”
“!?”
Aku langsung kabur dari bangku, bersiap untuk bertempur.
Apakah orang ini... adalah Monster!?
“Takut? Aku tidak akan menipumu, karena kau adalah korban manusia yang penting, aku tidak akan melakukan hal yang jahat.”
“Kau, apa yang kau katakan...”
“Buatlah kontrak denganku, Monster Tamer.”
“...”
Itu adalah ancaman yang tidak bisa kuterima ataupun kutolak.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak menurut... pidatonya memberikan kesan bahwa dia memiliki kekuatan yang hebat.
“Ayolah, aku tidak mengerti apa maksudmu...”
Aku bertingkah bodoh, pandangan gadis itu menjadi lebih tajam daripada sebelumnya.
“Humm. Percuma saja kau berpura-pura tidak tahu. Takut, aku tahu serangga kecil yang ada didekatmu. Jika kau merasa bersalah, jangan khawatir jika aku membunuh mereka semua.”
“!”
Entah bagaimana aku mendapat pertanda bahwa situasi ini... sangat darurat sekali.
Sepertinya gadis ini tidak ragu untuk mencoba membuat kontrak dengan cara sama seperti yang Kyouko lakukan.
“Jangan... berpikir bahwa Zonmi dan Kyouko tidak bisa mengalahkanmu.”
“Jangan memandang rendah diriku, manusia. namaku Iris Scarlet Lindwurm. Keturunan terkuat... keturunan Red Dragon! Tidak ada monster yang ada diatasku... tidakkah kau berpikir bahwa itu adalah alasan terbaik?”
Aku ingat percakapanku dengan Luka-san.
Red Dragon... bukankah itu monster ketiga disusul Ghoul dan Nephilim?
Kampret. Ketepatan ini, orang ini seharusnya juga menjadi salah satu yang kupilih.
“Bagaimana jika... aku menolaknya?”
“Tentu saja, aku akan menyegel kontraknya secara paksa.”
Saat dia tertawa dengan jujur, dia mendorong telapak tangan kecilnya kearah dadaku.
“...Gh!”
Dengan kekuatan tidak masuk akal yang dia sembunyikan, dia mengirim tubuhku terbang membentuk garis lurus.
Bagaimana ini terjadi... aku terbang?
Aku terambil sesaat sebelum akhirnya aku sadar bahwa tubuhku melayang melewati udara.
“Guwah!”
Hatamannya terasa saat suara angin memecahkan gendang telingaku.
Menghancurkan jendela toko pameran, aku menabrak pecahan kaca.
Rasanya seperti seluruh tulangku telah hancur. Aku merasa sangat lelah aku tidak bisa membuka mataku. Benar-benar kehabisan tenaga, rasanya aku tidak bisa bergerak seincipun. Darah hangat memancar tanpa henti, membuatku merasa seperti mandi.
“Ki-Kyaaaaaah!”
Saat ada wanita yang mulai berteriak disekitarku, aku telah memasuki situasi yang aneh.
Sudah kuduga.
...Karena monster-monster ini, bukankah sesuatu yang hanya bisa kau temukan di dunia game?
Benar-benar tertutup oleh banyak benda yang mirip permata. Tumbuh dari tubuhnya, sepasang sayap besar. Bentuknya dari kepala sampai ke ekor seperti kadal, sekilas terlihat karakteristik gigi yang ada di dalam mulut besarnya yang terbuka seperti anjing karnivora.
Naga merah yang cantik memasuki area pandangan ku yang buram.
Anak ini, adalah Red Dragon...
Kuat. Dia memanggil dirinya dengan keturunan terkuat... hanya dengan melihatnya, kau tidak akan merasa aman karena aura super kuatnya yang memancar keluar. Ukurannya seperti bus kecil, angin pengitimidasinya lebih kuat daripada sekelas paus biru.
“Oleh karena itu, aku mengundangmu ke sarangku.”
Naga itu mengambilku seperti dahan pohon yang kecil mengingat proporsi tubuhnya.
Ini tidak bagus... aku akan kehilangan kesadaran akibat luka ini.
Meski begitu, naga itu membentangkan sayapnya dan bersiap untuk terbang — disaat itu. 
“Guuuuuuuuuu!”
Teriakan yang mungkin bisa menggoyangkan bumi — raungan Red Dragon menggema.
Terbebas dari jeratanku, aku terguling di tanah.
“Hati-hati. Orang ini adalah partnerku.”
Itu suara Zonmi.
Payung di tangan Zonmi menusuk sisik naga yang sekeras baja.
Lagi-lagi... aku diselamatkan orang ini...?
“Humm. Ghoul rendahan...”
Wajahnya berubah menjadi marah, naga itu sekali lagi mulai melayang dengan mengepakkan sayapnya.
Mungkin, jika dia bisa membuat jarak itu akan menjadi akhir baginya — Zonmi tidak bisa terbang. Pertarungan udara sangat tidak menguntungkan.
Namun, sebelum itu, Zonmi melompat. Reflek gesitnya Zonmi seperti kucing liar. Bagitulah dia menunggangi punggung naga itu, dan kemudian menusuk sayapnya dengan senjata yang dia bawa.
“Jangan kabur. Kau juga diundang ke wilayahku.”
“Guuh”, membuat teriakan bodoh, naga itu terdorong ke tanah.
Aku mengerti, Zonmi berencana membuat ini menjadi pertarungan diatas tanah.
“Kau mungkin memang kuat... tapi, bisakah kau menunjukkan kekuatan yang sama diatas tanah?”
“Enyahlah!”
Tubuh naga yang besar itu menerima dorongan dari serangan payung.
Meskipun ini bukanlah langit, tetapi tanah, naga itu begitu cepat.
Tapi sama juga dengan Zonmi.
Zonmi mengelak dengan mudah sambil berputar sembari tersenyum dengan tenang. Sepertinya Zonmi mengambil keuntungan dari pertarungan tanah.
“Tche.”
Mengubah wajahnya, naga itu dipukul dengan serangan yang keras di dasar lehernya.
“...Oh, Kenapa, sangat dangkal? Kau memiliki kekuatan yang besar, ya kan?”
Ketika mendengar perkataan Zonmi, naga itu mendengus keras.
“Ku, ku, ku. Kau mungkin bisa memberikan pukulan yang keras... tapi itu tidak berefek padaku.”
“Tapi kau bisa bilang... ini adalah akhirnya.”
*Tattata*. Setelah memutuskan apa langkah terbaiknya, tubuh Zonmi menari di udara. Serangan yang seperti memotong udara datang dari langit.
Seperti itulah, payung ditangannya menusuk dahi naga itu, atau itu sudah bisa diduga...
Naga itu menunjukkan senyuman berani.
“Aku mendapatkanmu, gadis kecil.”
Situasi horor mengambil alih tempat itu. Naga itu sudah menunggu gilirannya — Zonmi tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan bebas sewaktu di udara...
Setelah membuka mulut besarnya, naga itu mengeluarkan api panas yang menghanguskan.
“!?”
Zonmi langsung bertahan dengan membuka payungnya.
Tapi, melawan api yang dilanjutkan dengan gelombang keributan itu, sepertinya payungnya tidak cocok untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Kecocokannya sangat buruk, untuk memulainya. Meskipun Ghoul sangat membanggakan resistensinya terhadap serangan fisik yang setengah kebal, seperti yang dia katakan sebelumnya, mereka lemah terhadap panas.
Sebagian tubuh atas Zonmi telah hangus, dan akhirnya kakinya patah.
“Hmph. Itu bukanlah makanan pembuka.”
Naga itu mengalihkan pandangannya kearahku.
“Chi... Ha... Ru.”
Didalam kesadaranku yang pingsan, hanya ada suara Zonmi yang melekat di telingaku.
***

Ketika aku memperoleh kesadaranku lagi, seluruh tubuhku sudah diikat, diikat menyilang.
Ini hanya imajinasikukan? Tapi baru-baru ini keadaan seperti ini sudah biasa...
Tapi pertama-tama, sesuatu yang membuatku penasaran adalah... aku tidak mengetahui tempat ini.
Aku mencoba untuk memeriksa kesekitarku lagi.
Ini adalah sebuah kapsul dimana tidak ada satupun makhluk hidup yang terlihat. Buku tebal tertumpuk. Tempat perapian gaya lama yang menyalahi zaman.
Jika dia ingin menyamakannya dengan sesuatu, ‘ruangan penyihir’ adalah yang paling mendekati.
Apa-apaan selera yang buruk ini... dan juga ini adalah ruangan yang menakutkan.
“Apa kau sudah bangun, manusia?”
Dari arah pintu masuklah seorang gadis yang kukenal.
Twintails berwarna madu. Tubuhnya pendek mirip dengan anak SD.
Mata merah tajam yang bisa saja menusukmu. Terbungkus dengan ikatan kerudung jubah merah.
Si Red Dragon.
Tidak diragukan lagi — orang itu adalah gadis monster yang menculikku.
“Aku bangun dan menemukan situasi ini... itu adalah bangun tidur terburuk...”
“Aku minta maaf soal itu. Tapi itu untuk mencegahmu kabur tanpa kusadari.”
“Apa kau juga... sangat menginginkan kontrak?
“Begitulah.”
Gadis itu berbisik pelan.
“Ngomong-ngomong, karena kau sudah datang kemari, tolong berhenti memanggilku ‘kau’. Nama agungku adalah Iris.”
“...”
Aku menghela nafas dalam.
Sepertinya orang ini menginginkan kontrak kerena putus asa seperti Zonmi dan Kyouko...
Tetap saja...
“Sungguh menyedihkan, aku masih menunggu cincinnya. Aku tidak bohong. Saat ini benda itu belum dikirim. Meskipun menculik diriku itu sudah tepat, bukankah kau tidak bisa mengikat janjinya jika kau tidak punya cincin?”
Gadis itu sedikit mendorong dadanya.
“Ngomong-ngomong, apa cincin yang kau maksud adalah ini?”
Memperlihatkan senyuman jahat, dia mengambil cincin perak yang memancarkan cahaya putih kebiruan.
Jangan bilang orang ini...
Aku punya firasat buruk. Aku belum yakin karena belum pernah melihat benda aslinya, tapi mengeluarkannya disaat ini...
“Bagaimana mungkin?”
Ketika aku menanyakannya, Iris mulai berbicara dengan ekspresi yang percaya diri.
“Apa, itu sangat sederhana... para monster yang ada disekitarmu itu sangat bodoh. Tidak peduli berapa banyak Tamer yang ada, tanpa cincin, tidak ada kontrak yang bisa dibuat. Eh salah, aku selalu mengawasi rumahmu. Aku meminjam benda ini dari kurir yang bodoh.”
“...”
Aku sudah ditipu.
Jadi kedatangan cincin yang tertunda itu karena dia...?
“Lalu, mari buat kontraknya. Apa kau ingin meronta? Meskipun aku bisa bilang, jangan berpikir kau bisa kabur dari sana...”
“Tsk...”
Tanganku diikat dengan kencang, jadi aku tidak bisa memberikan perlawanan.
Tubuh kecil Iris mendekatiku sedikit demi sedikit.
Sesuatu yang dingin bergerak menuju jariku. Dia memasang cincin itu dijari manis bagian kiriku...
“...Beri aku kesempatan untuk mengajarimu sesuatu. Cincin ini melambangkan Master dan Monsternya, dua dalam satu. Tidak masalah sebuah kelompok menggunakan ini.”
Iris melanjutkannya dengan senyuman yang tenang.
“Dan setelah terpasang... melepasnya sangat tidak mungkin.”
Dijari Iris, ketika dia memasangkan cincin itu padaku.
Cincin kedua memancarkan cahaya yang mempesona.
Aku mengerti... itu adalah bukti sebuah kontrak... apa?
Terasa derik arus listrik mengalir ditubuhku, aku tersiksa oleh sensasi misterius saat cincin itu menjadi satu dengan tubuhku. Beberapa saat kemudian, cincin itu menempel kuat didagingku, dan akhirnya semua menjadi rapi seperti telah dijahit.
Sungguh. Ini... sepertinya memang tidak mungkin untuk dilepas.
“Bergembiralah, Tamer! Kontrak kita sudah selesai, mulai sekarang aku dan kau akan menjadi satu baik tubuh maupun jiwa — kita akan bersama selamanya!”
“...”
Aku kesal karena kelemahanku.
Kuat.
Kekuatan.
Jika aku lebih kuat, aku bisa berhasil...
Aku menggigit bibirku dengan paksa — mulutku penuh dengan rasa besi.
Aku mengerang marah; perasaan yang kupunya pergi entah kemana, aku hanya mencarinya didalam hatiku.
“...Jangan jadi pengacau, apa kau masih memulihkan lukamu?”
“...”
“Apa kau khawatir? Aku ingin mengambil ramuan rahasia yang bisa membuat kekuatan sihir yang mengalir keseluruh tubuhmu. Lukamu seharusnya sudah tertutup dengan segera... aku minta maaf dengan apa yang terjadi tadi... itu... kebiasaan kejamku.”
“...”
“Oh, aye, apa kau merasa lapar? Aku akan bersiap-siap membuat makanan.”
“Tidak perlu.”
“B-Begitu ya?... Kau masih dalam masa pemulihan...”
“...”
Melihat Iris yang pergi dengan lembut, ketegaranku terasa sedikit bodoh.
Hei! Tentang kontraknya, tidak bisa diapa-apakan lagi.
Bisa tidak aku melewatkannya?...
“Baiklah aku akan makan.”
“...Humph.”
Iris, terlihat seperti dia telah dibunuh emosinya,
“Bukankah lebih baik jika kau mengatakannya sejak awal. Itulah kenapa kalian dikenal sebagai manusia... baiklah, karena hari ini spesial, ayo buat banyak hidangan yaitu kare legendaris... hu, hu, hu.”
Sambil berbisik-bisik untuk semacam alasan, dia meninggalkan ruangan.
Fiuu... mari berpikir positif.
Karena sekarang aku percaya bahwa gadis Red Dragon itu... meski mungkin kekejamannya tiada tara, dia tidak sepenuhnya tidak memiliki hati.
Jika aku bisa menggunakannya, aku akan punya kesempatan untuk kabur... kuharap.
Dengan memperharui tekad, aku mengepalkan tanganku.
Beberapa saat kemudian, Iris memasuki ruangan sekali lagi.
Dia membawa benda yang terlihat seperti mangkuk misterius ditangannya.
Memasuki ruangan sambil membawa aroma harum yang membangkitkan nafsu makanku.
Aroma ini... apa ini? Sepertinya ini campuran antara tonkotsu dan Seafood, sulit untuk menjelaskannya, dan bukankah itu sangat mahal... sepertinya aroma ini belum pernah kurasakan sebelumnya.
“Meskipun kupikir hari ini aku membuatnya dengan sepenuh tenaga... ta-tapi, kukira sesuatu yang seperti manusia tidak mungkin mengerti rasa dari masakanku.”
Iris melirikku dengan mata yang berkilau dan sulit untuk diartikan.
Aku baru saja ingat, tapi anehnya aku merasa lapar.
Iris memegang makanan itu dan mulai mengambil sup itu dengan sendok.
“Waktunya memberimu makan. Berterima kasihlah... ini masih panas!”
Apa karena tangannya sedikit gemetar saat menyiapkannya? Sepertinya dia memercikkan sup itu ke wajahnya sendiri.
Itu adalah pemandangan yang lucu akhirnya aku tertawa tanpa sengaja.
“Kau, apa yang kau tertawakan? Menertawakanku, sungguh lancang...”
“...Hentikan obrolan membosankan ini. Cepat beri aku makan.”
“... Humph, sudah kuduga, manusia adalah makhluk yang kurang ajar.”
...Entah begini atau begitu kesempatanku akan datang sebantar lagi.
Bisakah? Sambil diikat seperti ini, makan pasti menjadi sulit. Jika aku bisa mengaturnya untuk membebaskan satu tanganku yang terikat, kesempatan untuk kabur akan tiba...
“Meskipun kau tidak memintanya, aku akan menyuapimu juga.”
Iris mengambil langkah, makanan dan sendok yang ada ditangannya, dan satu langkah didepanku.
“Jadi, cepat buka mulutmu!”
“...Apa?”
“Kubilang buka mulutmu. Apa kau tidak ingin makanannya?”
Errrrr...
Kenapa situasi ini berubah menjadi... seperti itu?
Itukan yang biasanya dilakukan seorang pasangan saat di taman? Itukan, secara reflek, yang membuatku ingin menembakkan rocket launcher kearah mereka?
Apakah anak kecil ini ingin menyuapiku?...
Su-sungguh memalukan! Ini mempermalukan Canossa.*
[Note : Mempermalukan Canossa = cerita orang italia dimana Kaisar Suci Roma Henry ke-4 berdiri tanpa penutup kepala disaat badai salju selama 3 hari ditahun 1077 sebagai penebusan dosanya karena dia diperintahkan untuk mengucilkan dirinya]
...Janc*k. Bagaimana mungkin, diriku tidak mungkin menempatinya — tapi karena kita sudah sampai disini, aku tidak bisa menolak.
Aku membuka mulutku dengan malas
“Mm... Tch!”
Sepertinya Iris membuat kesalahan besar.
Karena dia pendek, dan aku digantung, dia tidak bisa menyuapkan sup itu padaku tidak peduli sekeras apapun dia mencoba.
Karena Iris tidak bisa mencapainya walaupun sudah berdiri sambil jinjit-jinjit, dia membuat wajah yang cemberut.
Saat bernafas lega... jika saja aku bilang ‘Sungguh menyedihkan’...
“...Tunggu sebentar.”
Dengan ekspresi yang canggung, setelah meninggalkan ruangan sebentar, dia membawa tangga kecil dan menempatkannya di depanku.
“Sudah siap.”
“...”
Hei, tunggu. Orang ini bertindak terlalu jauh untuk menyuapiku?...
“Coba buka mulutmu lagi.”
Melakukan apa yang dia katakan, aku membuka mulutku.
Sup itu disendok dengan sedikit suara tetesan. Iris, berdiri di tangga, mengulurkan sendok itu ke mulutku.
...dan setelah itu, mulutku terisi dengan sup yang kaya, lembut, sempurna, belum pernah kurasakan rasa ini sebelumnya.
“Bagaimana? Apa kau menyukai rasanya?”
“...”
Aku tidak menjawab.
Sungguh sup yang lezat... tidak, makanan terbaik yang pernah kumakan.
Ini adalah rasa yang belum kuketahui bukan manis ataupun pedas yang membawa kenyamanan dilidahku.
Itulah, kenapa aku tidak bilang ‘jangan menyuapiku dengan makanan ini, rasanya mengerikan’.
Saat aku agak bingung karena terkejut,
“Humph, sudah kuduga, apa ini tidak cocok dengan selera manusia?... yah, sejak awal aku tidak berpikir bahwa kau akan mengerti rasa dari masakanku. Aku, aku sudah tahu sejak awal.”
“...”
Iris membuat wajah yang sangat sedih.
“...Namun, sup ini bisa memulihkan darimu dari rasa yang memalukan ini... aku akan melakukan yang terbaik agar tidak merugikan Master. Ka-karena kau sudah membuat kontrak denganku, bertanggung jawablah. Jadi, makan ini sampai tak bersisa.”
Wajahnya Iris, untuk semacam alasan, terlihat seperti dia ingin menangis.
“Cukup sudah dengan obrolan membosankanmu, cepat suapi aku. Ini benar-benar enak.”
“...”
Ketika aku mengatakannya, Iris memperlihatkan senyuman gembira seperti bunga yang sudah mekar, 
“B-Benarkah?! Humph, sepertinya kau memang bodoh gak ketulungan, seleramu hanya menghasilkan sesuatu semacam itu?!”
Dia tetap mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti.
Bagiku, karena sup ini rasanya membuatku ingin membawanya pulang ke rumah,
“Tolong, ajari aku resepnya nanti.”
Aku bilang begitu.
***

Entah bagaimana rasanya Iris salah mengira aku adalah peliharaan atau semacamnya.
Setelah itu, setiap tiga puluh menit, dia membawakanku hidangan yang berbeda.
Alasannya, setiap waktu adalah suatu kenikmatan yang luar biasa tanpa kegagalan, dia berkata dari lubuk hatinya yang terdalam “B-begitukah?” sambil memperlihatkan senyuman lebar yang tersebar keseluruh wajahnya, lalu dia meninggalkan ruangan → sekali lagi, berputar membawa makanan yang sudah jadi.
Tentu saja aku sudah kesal diikat terus, tapi aku mulai berpikir bahwa gaya hidup ini tidak terlalu buruk.
Soal lukaku, meskipun sejak awal aku sudah memberitahu bahwa pemulihannya adalah dengan kekuatan sihir yang masuk kedalam tubuhku, ‘ramuan rahasia’ yang Iris katakan sepertinya efektif, aku merasa lebih bugar daripada sebelumnya. Namun, kesempatan untuk kabur tidak kunjung datang juga. Karena khawatir, Iris ngotot menjagaku dengan level yang menggelikan.
“Aku membawakanmu makanan penutup.”
Iris datang lagi. Saat ini ada makanan yang mirip dengan jelly.
Sekarang, aku penasaran dengan rasa yang selanjutnya.
Meskipun, ini memalukan. Aku tidak benar-benar berpikir bagaimana caranya kabur.
Iris melangkah menuju tangga dan menyendokkan jelly itu dengan sendok.
“Cepat, buka mulutmu.”
“...Katakan, bisakah aku bertanya sesuatu?”
Kenali musuhmu, kenali dirimu, dan kau tidak akan takut dengan hasil dari seratus pertempuran* — aku mencoba menghancurkan es dengan jalan keluar.
[Note : dikenal sebagai Sun Tzu atau seni sebuah peperangan.] 
“Iris, kenapa kau sangat menginginkan kontrak?”
Zonmi dan Kyouko bilang mereka butuh kontrak untuk melindungi kehormatan mereka.
Namun, untuk semacam alasan, aku tidak tahu rasanya Iris memiliki motif yang berbeda.
“...Alasannya sederhana. Aku butuh kekuatan. Untuk sekarang aku sangat mengharapkannya meskipun itu hanya sedikit kekuatan sihir.”
“Kenapa kau repot-repot butuh banyak kekuatan?”
“Untuk balas dendam.”
Aku terkejut karena situasi serius tidak biasa yang dikatakan Iris.
“A-Aku mengerti...”
“Jangan membongkar lebih dari ini. Kau tidak ingin mendapat luka bakar, kan?”
“...Baiklah.”
Dia memiliki semacam situasi yang dia rahasiakan.
Tidak sopan mencampuri urusannya, mari berhenti disini.
“...”
“...Namun, cepat atau lambat itu akan ketahuan juga... apa kau ingin aku memberitahumu karena kau spesial?”
“Jadi Kau akan memberitahuku?”
“Waktu itu... lima tahun yang lalu...”
“Setenang itukah saat ceritanya dimulai!?”
“KAU TERLALU BERISIK DAN KAU MENGGANGGUKU, DIAMLAH.”
Mari bayangkan sedikit.
“Ya.”
“Perburuan naga — di dunia monster, ‘Darah Naga’ yang memiliki efek meningkatkan kekuatan sihir secara drastis dijual dengan harga yang sangat tinggi — diantara mereka, darah kami, Red Dragon, adalah yang paling langka.
Dan ditengah semua itu, ada Tamer jahat — perusahaan ‘Black Tamers’... mereka menjebak klanku dengan cara yang kasar, lalu memusnahkan mereka semua — aku masih kecil waktu itu, tapi aku memutuskan untuk tetap hidup.
Karena sekarang orang-orang sudah tidak memburu darahku lagi. Oleh karena itu, aku harus menjadi kuat. Kekuatan untuk melindungi diriku bersamaan dengan kekuatan untuk menghancurkan musuhku...”
Eh.
Tunggu sebentar, aku tidak mengerti maksudmu.
“Apa kau bercanda? Bukankah pekerjaan seorang Tamer adalah menjadi penghubung antara manusia dan monster!?
“Monster memiliki banyak jenis — begitu juga dengan manusia. jika ada orang yang menyukai keadilan, ada juga orang yang melakukan kejahatan.”
“...”
Aku tidak tau.
Aku mulai ragu menjadi seorang Monster Tamer, seharusnya mereka hanyalah sekutu keadilan yang melindungi manusia.
Tapi kenyataannya berbeda. Disana juga ada orang jahat...
“Maaf soal... itu.”
“...Apa kesalahan yang kau buat?”
“Apa, kau bilang... bukankah kami para manusia yang membunuh seluruh klanmu?”
“...Pfft.”
Iris tertawa dengan keras.
“Akan bagus jika seluruh manusia itu seperti dirimu... dengan kebodohan sepertimu, kemarahanku salah sasaran jika diarahkan pada orang seperti dirimu. Kata-kata itu sudah cukup untuk saat ini, Tamer... tetap saja, aku tidak bisa melupakan perasaan itu. Aku hanya berharap hatimu tidak menjadi hitam itu saja.”
“Hei, kemana kau akan pergi!?”
Saat dia melangkahkan kakinya menjauh, aku mencoba menghentikannya.
Untuk semacam alasan, aku merasa dia tidak boleh pergi.
“Kontraknya telah selesai... tujuanku sudah diputuskan. Dari sini, ayo mulai balas dendamnya. Kau harus memberikanku kekuatan sihir secara terus menerus dari sini.”
Rambut emasnya terkibas, Iris meninggalkan tempat ini.
Dimatanya, bersama kebenciannya, hanya ada sedikit warna dari kesedihan yang tercampur disana.
Aku bingung dengan perasaanku sendiri.
Aku sudah menjadi bagian dari kekuatan Iris — apa hatiku selemah itu untuk memikirkannya?
Namun, aku tidak ingin membiarkannya pergi. Aku merasa saat dia pergi, dia tidak akan pernah kembali.
Dan juga, aku benar-benar ingin ke toilet.
Jika ini dibiarkan, aku juga akan mencapai Point of No Return.*
[Note : Point of No Return = suatu istilah untuk menyebutkan suatu masalah yang tidak bisa dikembalikan lagi karena sudah terlanjur terjadi, contohnya adalah habisnya sumber daya alam, pemanasan global, dan juga ketahuan ngompol. Pfft, yang terakhir ngaco banget tapi bener juga]
Seseorang tolong aku, kumohon...
“Jadi, sepertinya anak itu akhirnya membuat kontrak dengan Red Dragon... ya, dimengerti. Jika ada sesuatu yang terjadi, tolong hubungi aku.”
Saat ini, Luka sedang disentuh oleh anak buahnya saat dia duduk dikursi belakang mobil.
Mobil hitam yang dia naiki melaju dengan kecepatan tinggi seperti membelah kegelapan.
“...Mengejutkan, kau sepertinya senang.”
Saat melihat mood masternya, supir laki-laki yang berpakaian butler berbicara.
“Oh, begitukah kelihatannya?”
“Ya. Sepertinya sudah tiba waktunya bagi nona muda untuk merencanakan sesuatu yang buruk.”
“Sesuatu yang buruk... ya? Mungkin, baginya mungkin itu adalah bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
“Nona muda. Aku akan menyampaikan keprihatinanku. Mulai sekarang, lebih baik jika kau memotong hubunganmu dengan anak itu.”
“Dan kenapa harus begitu?”
“... Dia mungkin akan merusak segalanya.”
“Merusak segalanya... maksudmu?”
Saat dia merenungkan arti dari kata-kata itu,
“Akankah kau melindungiku jika sudah tiba saatnya?”
“...Ya, tentu saja. Meskipun itu mempertaruhkan hidupku.”
Suara pria itu menegaskan perkataannya tanpa nada keraguan, memberikan firasat jalan keluar yang tidak beralasan.
...Lalu, apa yang akan terjadi
Kusumi Chiharu. Bagi kami, akankah keberadaanmu menjadi cahaya harapan ataukah awal dari keputus asaan?
Soal itu hanya Tuhan yang tau.
Karena itulah, tidak peduli seberapa jauh kau melihat kebelakang, disana tidak ada satupun yang bisa dijadikan panutan.
Berwujud manusia, Chimera yang membawa darah monster, dia menjadi seorang Monster Tamer...
Jika informasi yang terdengar palsu ini adalah benar, potensi kemampuannya pasti tidak terhitung nilainya.
Saat ini menyusun rangkaian kericuhan sepertinya tidak akan menghasilkan rencana untuk melangkahi dirinya, tapi hanya sebagai tes.
“Anak Demon King, raja dari para Tamer, maksudnya adalah Demon King... apakah itu dia?”
Apa ada sesuatu yang lebih baik dari ini? Dia tidak menahan senyum lebarnya.
“...Meskipun menjadi master dari ranking 2 bukanlah sebuah mimpi.”
Awal mula dari kombinasi rahasia yang agak mustahil. ‘Arti Ganda’.
Sambil mengelus familiar ular yang ada didekatnya, Luka merayakan hatinya yang belum bisa melihat masa depan.
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded