Bab 3 - Sayap Baru

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Bab 3 - Sayap Baru


"Apa yang terjadi dengan gambarnya?!"

teriakan Kotori bergema di seluruh ruangan komando, tapi tiada gunanya, karena gambar Mukurodi layar dan di kacamata Shidou keduanya lenyap karena gangguan gelombang elektromagnetik.

"Error! Kamera video otomatis tidak merespon! "

"Kuh ... mungkinkah Michael menyegelnya?"

Kotori teringat saat-saat sebelum rekaman gambar dan suara terputus. Mukuro mengarahkan lidahnya pada Kotori waktu itu. Mendengar kata-katanya, Shidou melepas earphonenya.

"Aku ... aku ingin ... "

Shidou memaksakan kata-kata keluar dari tenggorokannya yang kering sekarang sembari mengepalkan tinjunya dengan erat. Tapi sudah terlambat. Mukuro sudah pergi.

Misi untuk menyelamatkan Spirit diprakarsai di bawah permintaan Ratatoskr, meski begitu, adaharapan kalau Spirit bisa hidup normal. Tapi pernahkah mereka kehilangan tujuannya di masa depan karena campur tangan Shidou? Hatinya merasa tidak nyaman. Penyimpanan senjatanya terasa berjatuhan dengan berdentangan.

"Itu menyakitkan…"

Shidou meratapinya dengan ekspresi menderita. Dia berpaling ke arah adiknya, mimik muka pasrah terlukiskan di wajahnya.

"Bagaimana sekarang ... Kotori ...?"

"Kenapa kamu menyerah hanya karena kamu tidak bisa meyakinkan dia?"

Kotori mencemoohnya. Dia kembali duduk di kursi komandan dan memberi isyarat
pada Shidou untuk menghampirinya.

"Tentu saja, kata-katanya tidak berarti.Hanya saja tampak memiliki arti yang terkandung didalamnya, mengikutinya tidak akan ada gunanya."

Benar, eksistensi Spirit perlu untuk diselamatkan. Mereka menggambarkan bencana alam pada diri mereka sendiri; tidak ada alasan untuk membiarkan mereka tinggal di Bumi. Tapi Shidou menolak untuk menerima fakta yang tidak adil tersebut.

"Tapi jika aku hanya duduk di sini dan tidak melakukan apa-apa, bukankah akan lebih buruk daripada mencoba untuk berbicara dengannya?"

Kotori menimang-nimang guilty pleasure dalam mulutnya dan memberikan respon.

 (note : sesuatu yang disenangi tapi dalam hati kecil merasa bersalah karena menikmatinya) 

"Kalau tidak salah. Bukannya Mukuro juga menyinggung DEM? Semua manusia pada hakekatnya sama baginya. Bahkan jika kita tidak memperhatikannya, DEM akan. "

"Guuu ...."

Shidou bersungut dalam penderitaan. Jika dia dan yang lainnya menghentikan kontak dengan Spirit karena berbahayanya mereka, Itu tidak akan menjadi apa-apa selain lelucon yang kejam. Tidak ada bedanya dengan itu dan Ratatoskr merencanakan kontak fisik. Menyadari niat Shidou, Kotori mengacungkan lollipop ke arahnya.

"DEM sekarang sudah menyadari keberadaan Mukuro, mereka pasti akan mengirimkan pembunuh untuk membunuhnya. Jika mereka berhasil, kristal Sephiranya akan jatuh ke tangan Westcott. Jika mereka gagal, dia akan menghentikan gerakan bumi. Meskipun kita tidak tahu yang mana, hasil dari keduanya akan berarti menjadi akhir dari umat manusia. "

"Kalau kamu berbicara seperti itu ... "

"Satu-satunya jalan kita harus berinteraksi dengan Mukuro sebelum ia mendapatkan serangan lain itulah mengapa kita melakukannya. "

kata-kata Kotori menampar beberapa pemahaman dalam pikiran kakaknya.

"Aah, jadi seperti itu... Maaf aku tidak bisa berpikir jernih."

"Bagus. Aku bisa mengerti perasaanmu."

Shidou memikirkan itu juga. Dalam keadaan yang sekarang, DEM tidak mungkin mengabaikan Mukuro. Tapi itu saja tidak bertentangan dengan apa yang dia katakan.

Kalau saja DEM tidak ada.

Kalau saja kita bisa mengurangi beban Mukuro.

Kotori mencapai kesimpulan. Seolah-olah ia mengetahui opini Shidou, Kotori berkata padanya sembari menatap dari kejauhan.

...Ingat. Para Spirit yang telah kamu selamatkan dengan tanganmu sendiri, setidaknya mereka bisa tinggal di sini dan hidup bahagia. "

"Ah, terima kasih Kotori. "

Shidou terdorong oleh keinginan memeluk adiknya. Sekarang bukan saat yang tepat untuk menghentikan usahanya. Setiap langkah yang mereka ambil selanjutnya bisa saja memberikan dampak yang serius bagi dunia.

"Ya, kita bisa melakukan ini. "

"Un. Kamu benar. "

Pada saat itu, Reine mengeluarkan suara putus asa. "

... Ketetapan hatinya mungkin tidak berlangsung lama.  "

"Reine, ada apa?" 

Sahut Kotori sambil mengalihkan garis pandangnya.

"Lihatlah ini. "

Reine menunjukkan statistik di monitor. Statistik itu menampilkan tingkat kebahagiaan dan kondisi mental Mukuro. Shidou hanya memperhatikannya sekilas. Alasannya sederhana.
Nilai numerik yang ditampilkan pada grafik menunjukkan penyimpangan benar-benar nol. Hanya ada garis lurus sejajar dengan absis dan tegak lurus dengan ordinat.

"Selama percakapan Shin dengan Mukuro, monitor terhubung terus menerus. namun
tingkat kasih sayang, pengukur kebahagiaan, dan parameter lainnya tetap konstan. Kelihatannya dia tidak bergurau ketika dia mengatakan telah mengunci hatinya."

"Apa ...?" 

Kotori melebarkan matanya kaget.

Itu sudah diduga sebelumnya. Untuk menyegel kekuatan Spirit, itu adalah prasyarat yang diperlukan Shidou untuk mencium Spirit tersebut. Akan tetapi, apabila Spirit tidak bisa membuka pintu hatinya, itu tidak mungkin bagi Shidou untuk menyegelnya.

Meskipun Mukuro berbicara padanya dengan sikap seperti itu, kesannya pada Shidou tidak berubah. Sejauh ini, ia telah membenci dan dibenci oleh Spirit yang menderita sebelumnya, tetapi diperlakukan seperti itu oleh Spirit yang datar adalah yang pertama kali baginya. Jika ini terus berlanjut, menyegelnya akan menjadi rumit.

"Mukuro menggunakan angel Michael dalam bentuk kunci. Kamu sudah menyaksikan salah satu kemampuannya yang dapat mengunci kemauan target. Jika dia menggunakan itu pada hatinya sendiri, pengaruh eksternal yang akan diberikan tidak mampu mempengaruhi dirinya. "

"Kalau seperti itu ... apa yang harus kita- "

Shidou mulai mengatakannya dengan muram, bisik-bisik terdengar dari luar pintu ruang komando. "

...? Suara apa itu?"

Kotori dengan was-was menghampiri pintu.

Kotori membuka pintu dengan menghempaskannya pada detik berikutnya. Dengan suara keras, Para Spirit yang seharusnya menunggu di ruangan lain semuanya tersentak ke dalam ruangan.

"Ugaaah!"

"Kyaaa!"

"Sesak. Sangat berat. Kaguya, kamu perlu menurunkan berat badan. "

"Kenapa harus aku!? Ini bukan hanya aku! "

Masing-masing dan setiap orang dari mereka terjebak dalam posisi tubuh yang semrawut, dengan lesu mereka berdiri. Shidou, melihat situasi yang terjadi, hanya bisa berseru.

"K-kalian semua ...! Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Muuu ... maaf. Kami tidak bermaksud menguping ..."

Tohka meminta maaf dengan muram.

"Ini bukan salah Tohkasan! Darling membuat kami khawatir dalam kondisi ini! "

Bela Miku sembari memegang bahu Tohka. Para Spirit lainnya mengangguk setuju.

"Kalian…"

Kotori menghela nafas dan menempelkan tangannya di jidatnya. Origami, yang sedang menatap lurus kedepan, menggerakkan bibirnya.

"Meskipun kami tiba saat sudah setengah jalan, kami masih mendengarnya. Pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan."

Kotori menutupi mulutnya dengan berseru * Oh *. Jika memungkinkan, dia lebih suka menjauhkan para Spirit dari bahaya. Seakan mereka mengetahui isi pikiran Kotori, Para Spirit mengemukakan pikiran mereka secara berurutan.

"Akankah bumi akan hancur dengan seperti ini? Aku masih ingin membaca manga favoritku! "

"Jika Mukurosan melihat keindahan dunia ini, dia tidak akan menghancurkannya! Tolong biarkan kami mengulurkan tangan!"

"Kalian semua… "

Kotori kewalahan dengan momentum yang didapatkan dan berpaling ke arah Reine untuk
meminta saran.

"..... "

Reine membuat ekspresi 'mengikuti arus'. Kotori mengalah dan menghela nafas.

"... Haah, aku mengerti. Baiklah, kalian bisa tetap disini."

Setelah menerima izin Kotori, para Spirit menyalakan tekad.

"Tapi kali ini, kita tidak bisa menang dengan kekuatan Spirit saja. Jika kita tidak bisa meningkatkan tingkat kasih sayang, kitatidak akan mampu untuk menyegelnya. Terlebih lagi hatinya terkunci rapat-rapat, Kotori menekankan dengan nada polos."

"Penyelidikan. Apakah ada cara untuk membuka hati Mukuro? "

Saat Yuzuru bertanya pada Reine, semua orang memusatkan perhatian mereka padanya.

"... Meskipun belum pasti apakah itu akan bekerja atau tidak, ada satu metode."

"Ada?!!"

Tohka tidak percaya dengan apa yang didengarnya, para Spirit lain juga mengikutinya. Reine memancarkan aura memihak.

"Jika angel itu dapat mengunci hatinya, maka bisa juga membukanya. Mukuro harus menggunakan Michael sekali lagi. "

"Itu… "

Shidou meratapi dari relung tenggorokannya. Apa yang dikatakan Reine semua itu benar.
Angel memiliki bentuk dan penampilan yang menakjubkan. Untuk membatalkan efek yang diakibatkan oleh angel, kekuatannya harus digunakan lagi. Masalahnya adalah, nama kemegahannya, <Seal Removing God> milik Mukuro. Karena dia telah mengunci hatinya, perasaan dan maksud Shidou tidak mampu menyentuhnya. Seakan-akan ia mencoba untuk membuka peti harta karun dengan kunci yang berada di dalamnya.

Kaguya yang merasa puas membusungkan dadanya,

"Huhu, dengan angel milik kita. Aku akan memaksanya membuka hatinya. "

"Keraguan. Mukuro berada di luar angkasa. Bagaimana kamu akan pergi ke sana? "

Yuzuru, saudari-nya, memberikan jawaban yang tajam.

"Uhh ... Itu ..."

"Benar."

Saat Kaguya mencoba memikirkan jalan keluarnya, Shidou merenungkannya juga. Seperti apa yang Yuzuru katakan, Lokasinya juga menimbulkan masalah.

Shidou menggunakan proyeksi tiga dimensi untuk berkomunikasi dengan Mukuro, berpikir akankah itu bekerja. Dia bahkan tidak punya cara satupun.

Akan tetapi…

"Luar angkasa ... .luar angkasa ya ... .. "

Kotori memeras otaknya sembari bermain dengan lollipopnya hingga sesuatu muncul dalam benaknya.

"Waktu yang tepat. Mungkin ada jalan."

"Eh?"

Mendengar kata-kata Kotori yang penuh rasa percaya diri, pikiran Shidou buyar.

♢♢♢

"--Penghancuran total ?! "

ruang komunikasi Industri DEM cabang Jepang menerima laporan status dari satelit pelacak kapal udara, Ellen terkejut seketika, suara yang mengerikan. Dalam ruangan gelap
dan suram, disana ada kedip-kedip cahaya yang dipancarkan dioda pada display layar yang dengan remang menerangi ruangan. Ellen berjalan menuju sudut gelap pada ruangan, menatap lekat-lekat pada Monitor yang mengeluarkan suara samar beberapa kali.

"... Tiga armada kapal perang udara dan sembilan puluh Bandersnatch dan tidak ada satupun goresan pada Spirit ... ditambah segala hiruk pikuk serangan balasan di atas permukaan tanah, Terdengar suara gemetar salah satu bawahannya melalui perangkat komunikasi."

"-Menakjubkan."

suara memerintah Westcott berkumandang dari belakang ruangan.

"Aku tidak pernah berharap pasukan garda depan mengalahkan dia, tapi kekuatan ini ... sungguh kekuatan yang bagus ... menakjubkan! "

Saat dia melanjutkan ruminasinya, Ellen melemparkan tatapan curiga padanya, terhanyut dalam pemikirannya.

Meskipun satelit pelacak, Dectas • NUMBER, tidak berpartisipasi dalam pertempuran,
tugasnya bukan untuk menangkap Spirit, tetapi melakukan investigasi pada sosok yang tertidur di tengah-tengah kosmos. Dengan cara itu, mereka bisa memaksanya turun ke bumi.

Akan tetapi, operasi ini berakhir dengan kegagalan, kegagalan epik. Tidak hanya itu, puing-puingnya menghujam seluruh dunia bagaikan meteor. Ellen menghembuskan napas ketidaksenangan. Kalau begini hasilnya, mereka harusnya membiarkan Ellen pergi di tempat pertama.

"Apakah Spirit itu masih pada koordinat sebelumnya?"

"Y-ya. Spirit masih tetap di bawah pengawasan, tapi ... aku takut dia bersiap-siap melancarkan serangan balik yang lain."

"Hmm ..."

Ellen mengerang pelan. Dia mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Westcott.

"-Ellen."

Menyadari niatnya, Westcott dengan berat menganggukkan kepalanya.

"Ah, itu akan menjadi masalah apabila lubang terus diukir ke dalam fasilitas DEM. Aku akan menyerahkannya padamu dan Artemisia. Aku berharap hasil yang kamu capai."

"Ya, tentu saja,"

Jawab Ellen singkat. Dia memberi hormat dan meninggalkan ruang komunikasi.

--Setelah Ellen keluar ruangan.

"... Tentang itu, Direktur Manager Westcott,"

Salah satu Wizard ada yang memanggil namanya dengan sangat hati-hati.

"Hm? Apa?"

"Apa benar-benar baik-baik saja untuk membiarkan kepala eksekutif Mathers pergi ke luar angkasa ...?"

"Ya. Apa kamu mengatakan bahwa keputusanku keliru? "

Westcott dengan seksama menatap wizard yang terlihat menyedihkan, seperti predator berburu mangsanya. Gadis malang itu ekspresinya langsung memucat, dan dia buru-buru menggelengkan kepalanya.

"T-tidak! Bbukan itu yang aku maksudkan! Akankah Kepala Eksekutif Mathers masih tetap bertarung ketika dia tahu tentang hal yang ..."

Wizard itu bergumam dengan suara lemah seketika Westcott mengangkat bahunya.

"Ah ~, kau benar. Harusnya."

Westcott membuka tangan kanannya dan buku hitam tebal melayang terwujud, <Beelzebub>. Saat ia memalingkan pandangannya pada manuskrip, baris kata-kata baru mulai terbentuk mengenai Spirit yang baru-baru ini muncul dan bagaimana cara menangkapnya.

"Aku berharap banyak darimu, Ellen. Tetapi untuk waktu yang lama, Kamu tidak akan ingin menghindari diri bermandikan darah dari kepala sampai kaki. "

Setelah menyelesaikan kalimatnya Westcott tertawa acuh tak acuh.

♢♢♢

Suara teredam baling-baling berputar dan goyangan berturut-turut menggetarkan seluruh
tubuh dan gendang telinga Shidou. Lokasinya saat itu bukan di ruang komando
fasilitas sementara bawah tanah di bawah kota Tenguu, tetapi sebuah helikopter pengangkut besar.

Tentu saja, dia bersama teman-temannya. Di depannya adalah deretan panjang Para Spirit dan para kru Ratatoskr.

"Naa, Kotori, ke mana kita akan pergi?"

Shidou menanyai orang yang bersangkutan, komandan mereka. Selama beberapa jam perjalanan, Shidou dan Para Spirit lain tidak bisa mendapatkan informasi apapun dan hanya duduk diam. Untuk mengatakan yang sebenarnya, mendarat dimanapun selalu membuat rasa agak gelisah baginya. Para Spirit, seperti Tohka dan Kaguya, menaiki sebuah helikopter besar sebagai penumpang adalah pertama kali bagi mereka, mereka tampak menikmatinya.

Meskipun Kotori melihat kerisauan Shidou, dia hanya bisa berkata.

"Maaf, tapi aku tidak bisa mengungkapkan rincian apapun. Meskipun aku tidak meragukanmu, tapi tempat kita menuju sekarang dikenal sebagai pusat teknologi Ratatoskr."

"Apa kita akan menemukan metode untuk mencapai Mukuro di sana?"

"Ya. Kurasa kita harus tiba secepatnya-"

Sebuah pesan kemudian tersiar di dalam Helikopter.

"Komandan, kita tiba di tujuan kita. Silakan mempersiapkan diri untuk pendaratan."

"Ara, seperti ada timer dalam tubuhku."

Dia kemudian memberikan instruksi pada awak helikopter.

Setelah beberapa saat, helikopter bergoyang untuk melakukan pendaratan dan tutup lubang dibelakang helikopter terbuka, disertai dengan suara mekanik.

"Kerja bagus. Silahkan lewat sini, "

Orang yang memandu mereka tampaknya adalah salah satu anggota staf. Shidou dan yang lainnya mengedipkan mata mereka dalam kebingungan dan mengejar Kotori, yang sudah keluar dari helikopter.

"Tempat ini…"

Shidou dengan cepat mengamati tempat sekelilingnya dan mengerutkan alisnya. Tempat ini begitu luas dengan helikopter yang terparkir disana-sini, hal ini telah melebihi dugaannya.
Tentu saja, Shidou tidak bisa membayangkan lokasi tepatnya karena ia belum pernah kemari sebelumnya, tapi kelihatannya tempat ini semacam landasan helikopter. Di depannya dinding raksasa menjulang tinggi di atas segala sesuatu yang lain di tempat yang luas ini. Shidou bahkan tidak bisa melihat puncaknya sepintas saat ia menatap ke atas. Ada sejumlah mekanik bekerja dengan berbagai jenis peralatan dan aktivitas, masing-masing sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Sebuah gudang ...?"

"Yah, tempat semacam itu. Ikuti aku."

Kotori memberi instruksi dengan ketukan sepatunya. Setelah itu, para kru Ratatoskr mengikuti di belakangnya. Untuk beberapa alasan, Shidou mengingat adegan drama TV ruang konsultasi direktur rumah sakit.

"Shidou, kita harus pergi juga."

"Ah ya."

Memperhatikan kata-kata Tohka, Shidou mengikuti mereka. Para Spirit lainnya berjalan disamping kiri dan kanannya, dan mereka sampai pada apa yang tampak seperti pintu masuk ke gudang.

"Ini dia,"

Kata Kotori sembari menatap yang lainnya dan meletakkan tangannya pada instalasi di samping pintu.

Setelah bunyi bip kecil terdengar, pintu besar mulai membuka seluk beluk engselnya. interior ruangan yang bersinar menyilaukan mata mereka.

"... Ini ...! "

Para Spirit dibelakang Shidou juga disilaukan oleh cahaya.

"Uoohh ...!"

"Kaka, aku mengerti. Ini barangkali bisa bekerja."

"UWAAAH ~ ... Mainan apa ini? Imoutochan, bisakah aku mengambil gambar untuk material? Satu saja!"

"Tentu saja tidak. Ini sangat rahasia,"

Jawab Kotori setengah hati pada Nia yang bersemangat.

Meskipun kata-katanya dapat dimengerti, Shidou juga berpikir merasakan hal yang sama ketika ia melihat benda itu untuk pertama kalinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan menatap objek yang berada di depannya.

Pintunya membuka memperlihatkan gudang seperti yang telah ia perkirakan sebelumnya, tapi apa yang ada di dalam bukanlah helikopter lain. Itu adalah kapal perang raksasa. Meskipun mungkin itu sesuatu yang lain, bagi Shidou itu tampak seperti kapal perang.

Body runcing dengan warna dasar putih serta dilapisi dengan warna lain , dan cannon yang
terpasang di tengahnya. tonjolan panjang menjorok keluar dari bagian belakang seperti cabang pohon, dan beberapa lembar daun logam yang menyebarkan rona brilian. Kapal perang itu sendiri memiliki desain yang agak tidak biasa pada bagian eksterior.

Tapi itu normal. Bagaimanapun juga, kapal itu tidak akan berlayar di lautan yang bergemuruh, sebaliknya, kapal itu akan terbang di langit indah.

"Fraxinus ...!" 

Shidou menyebut namanya sambil menggigil.

Kapal perang yang dibanggakan Ratatoskr, Fraxinus. Kapal udara yang telah mengalami kerusakan kritis selama bertarung melawan Inversi Origami, dan seharusnya berada dalam perbaikan, sekarang utuh seperti sedia kala.

Shidou menampik anggapan itu. Kapal udara di depannya memang Fraxinus, tapi ia merasa bahwa ada perbedaan dengan yang sebelumnya dalam penampilan.

"Ini terlihat ... berbeda?"


Shidou berbicara pada diri sendiri saat Kotori dengan bangga mengeluarkan suara deham.
"Aku tahu yang kamu perhatikan. Benar, ini adalah model baru yang telah ditingkatkan dengan unit Realizer paling maju milik Ratatoskr, dan peningkatan kinerjanya ditingkatkan secara keseluruhan. Namanya adalah FraxinusEX! "

Kotori mengumumkannya dengan keras. wakil komandannya, Kannazuki Kyouhei, melebarkan kedua tangan dan kakinya dan memberikan isyarat jempol. Para anggota kru lainnya dengan simetris berdiri disamping kiri dan kanannya. Anggota terakhir, Reine, mengeluarkan sepotong kertas warna-warni dari sakunya, menampilkan ekspresi kosong.

"EEX?"

"Ya. Meskipun kerusakan Fraxinus disebabkan oleh pertempuran melawan Origami, itu juga
tanpa ampun dirusak oleh Goetia Ellen Mathers di dunia sebelumnya sehingga hanya perbaikan saja tidak akan cukup. Butuh beberapa waktu juga, "

Kotori mengatakannya dengan nada mencela diri sendiri.

Shidou mengenang saat ia kembali ke masa lalu dan mengubahnya dengan bantuan
kekuatan Tokisaki Kurumi. Dalam dunia sebelumnya, Fraxinus benar-benar telah dikalahkan oleh kapal perang milik DEM.

"Jadi seperti itu. Kita bisa mencapai Mukuro dengan ini."

"Betul. Kita akan terbang ke atas,"

Kotori mengatakannya sambil melemparkan pesawat mainan dari kertas.

"Ini akan memakan waktu cukup lama sebelum lepas landas karena kapal ini membutuhkan beberapa penyesuaian akhir tapi kita bisamenaikinya sekarang.-Ikuti aku, ada seseorang yang ingin melihatmu."

Kotori memberi isyarat pada kakaknya untuk mengikutinya menggunakan jarinya. Shidou merasa ganjil.

"Seseorang ingin melihatku?"

"Ya. Nah kamu sudah bertemu satu sama lain dalam keadaan normal berkali-kali sebelumnya, tapi iniharusnya menjadi yang pertama kali kamu pernah melihatnya di sini."

"Maksudnya apa?"

"Kamu akan segera tahu. Cepatlah kemari,"

Kotori menyuruhnya sembari mendekati Fraxinus.

"Uuuu ... Seseorang ingin bertemu Shidou?"

"Tidak yakin…"

Shidou menampilkan ekspresi bingung, Para Spirit lainnya, dan kru Ratatoskr mengikuti
belakang Kotori.

Setelah dia memastikan bahwa semua orang sudah berkumpul di bawah kapal, Kotori mendongakkan kepalanya dan berteriak.

"Baiklah. Jika Anda meminta."

Begitu suara Kotori mencapai Shidou dan yang lain, cahaya bergelombang menelan
tubuh mereka dan perasaan yang tak terpikirkan sebagai levitasi mengangkat mereka ke atas. Segera setelah itu, semua orang tampak sudah berpindah dari gudang ke bagian dalam pesawat.

"Uoohh ... "

teleporter Fraxinus memanfaatkan fungsi Unit Realizer itu sendiri. Meskipun Shidou
mengalami hal ini tak terhitung beberapa kali, ia tetap merasa terkejut karena ia tidak
mengalaminya dalam waktu yang  lama. Dia menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan jantungnya yang berdebar dan mengamati tempat disekelilingnya. Ada jembatan yang dibagi menjadi dua bagian, dengan kursi komandan tepat ditengah. Sisanya terdiri dari tempat masing-masing kru dan konsol pendukung masing-masing
 dengan display layar di depan mereka. Dibandingkan dengan Fraxinus yang lama,
ada sedikit lebih banyak ruang yang tersedia dan kuantitas layar display juga meningkat.
Tapi ada satu perbedaan lagi yang menarik perhatiannya.

"Jadi sekarang kita bisa langsung teleport ke jembatan eh ..."

Shidou menyimpulkannya sembari ia melihat di bawah kakinya. Dia dan yang lainnya berada di jalan masuk jembatan, dan platform yang tampaknya menjadi terminal transportasi berada di bawah mereka. Shidou ingat bahwa sebelumnya terminal transportasi terletak di bagian bawah kapal perang dan dia harus  menempuh jarak yang cukup jauh untuk tiba di jembatan.

"Ya. Sekarang ada berbagai terminal yang ditempatkan di seluruh kapal, tujuannya dapat
dipilih secara bebas. Jadi sekarang kamu bisa teleport ke sini langsung dari tempat kediaman segera. "

"Aku mengerti. Lalu siapa yang kamu katakan ingin bertemu denganku? "

Shidou bertanya sambil mengobservasi bagian interior. Meskipun ia berpikir operator teleport berada didalam ruangan, tidak ada bahkan bayangan seseorangpun. Kotori menertawakannya jahat.

"Halo. Lama tidak berjumpa, Fraxinus,"

Kotori berteriak seolah-olah dia sedang berbicara dengan dirinya sendiri ataupun dengan kapal.

Kemudian.

「Ya, sudah lama, Kotori.」

Suara seorang gadis terdengar tiba-tiba dari pengeras audio monitor, dibarengi dengan
cahaya samar.

"Waa ?!"

Shidou melangkah kebelakang karena hal yang begitu tiba-tiba dan ekspresi heran terbentukdi wajah para Spirit.

"Apa yang terjadi ?!"

"Itu menakutiku ..."

「Reaksimu tidak memiliki sopan santun, Shidou. Akan ada pinalti jika kamu berbicara dengan Spirit seperti itu.」

Shidou merasa terkujut pada sebuah kapal udara yang menasihatinya seperti itu dan memandang sekelilingnya dengan tatapan bingung.

"Iini ..."

"Apa yang kamu ributkan, Shidou? Dia selalu memperhatikanmu. dia Artificial Intelegensi Fraxinus. Setelah update yang terakhir, AI sekarang dapat saling berdialog denganmu, "

Kotori menjelaskannya sebagai pembicara dan melanjutkan.

"Selamat pagi. lama tidak bertemu-tampaknya ini mengulang... Aku selalu mengawasimu. Namaku Maria. Mohon menjagaku dengan baik dari sekarang, Shidou. 」Shidou merasa agak tertarik dengan suaranya dan menjawab dengan senyum tulus.

"Aah ~, Harap menjagaku dengan baik juga, Maria."

Bersamaan dengan itu, Para Spirit dibelakang Shidou mengerumuninya, menekan-nekan.depan layar.

Tentu saja, tidak ada wajah Maria pada monitor tapi hanya menampilkan huruf 'MARIA'.

Itu sungguh kelihatan hidup.

"Ooh! Bagus sekali! Bagaimana kamu melakukan ini? "

"Ehh jadi ada sesuatu seperti ini!"

"Suara ini akan membacakan opsi? Apakah ini nyata? "

Para Spirit mengerumuni Maria kecil dan mengutarakan macam komentar. Melihat sikap mereka,Kotori benar-benar tak berdaya dengan situasi dan menepukkan tangannya.

"Tenang, jangan membuat Maria merasa tidak nyaman. Dia masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan."

Kotori menunggu beberapa saat sampai semua orang tenang sebelum menanyai Maria.

"Berapa lama sampai kapal perang bisa lepas landas?"

「Seluruh pemeliharaan akan memakan waktu sekitar 90 menit lagi.」

"Tidak ada waktu. Bisakah menyelesaikannya dalam waktu satu jam."

"Kejam seperti biasa ... Aku kasihan pada suami masa depanmu."

"Meskipun kapal udara ini baru, leluconmu mengecewakan seperti biasa. Lanjutkan
pemeliharaan setelah pertempuran ini berakhir,"

Kotori memberi perintah sambil menyipitkan matanya. Sebaliknya, Maria mulai bercakap-cakapdengan para kru seolah dia tidak memahami kalimat perintah nya.

「Meskipun pengaturan data untuk konsol automasi dan display layar masih default,
semua orang dimohon mengkonfirmasi persiapan untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Pengerjaan tugas harus disinkronisasi di sini. 」

Para kru mengangguk satu demi satu dan Maria menyampaikan penjelasan baru.
「Selain itu, tolong jaga artikel pribadi yang disimpan di jembatan pada tingkat minimum. Meskipun interferensi yang tidak dikehendaki dikategorikan sebagai ruang individu, menurutku <Nail Knocker> dan <Dimension Breaker> membawa barang-barang yang tidak perlu di jembatan. 」

Mendengar kata-kata Maria, <Nail pengetuk> Shiizaki dan <Dimension Breaker> Nakatsugawa menampilkan ekspresi tertegun.

"Kkenapa ..."

"Bukankah sebelumnya tidak apa-apa !?"

「Sebelumnya aku tidak punya cara untuk berbicara. Jika Anda merasa bahwa barang-barang tersebut benar-benar diperlukan, silahkan pilih alasan Anda (s) tidak lebih dari 1200 kata. 」

"Iini untuk mengutuk musuh saat mereka muncul!"

"Aku tidak dapat bekerja pada efisiensi 100% jika aku tidak bersama istriku."

「Ditolak.」

「Ditolak.」

Maria dengan dingin menolak permintaan mereka. Shiizaki dan Nakatsugawa keduanya meratap,

"Tidaaaaaak!"

Para anggota kru lainnya memperhatikan dua rekan mereka dengan malu.

<Boss> Mikimoto, <Bad Marriage> Kawagoe, dan <Deep Love> Minowa tertawa terbahak-bahak.

"Tidak ada yang bisa dilakukan dengan itu. Barang-barang yang memang tidak esensial untuk tujuan kerja."

"Aah, kami juga berpikir begitu sejak lama."

"Kepentingan publik dan pribadi harusnya benar-benar dibedakan."

「Juga, panggilan telepon pribadi ke istri atau anak perempuan di perbelanjaan tidak lagi diizinkan setelah ini. Maafkan ketidaknyamanan yang disebabkan. Itu termasuk mengirim kamera otomatis untuk pacar. 」

「Eh?」

Tiga anggota kru lainnya kaget dengan peraturan Maria. melihat tanggapan mereka, pembuluh darah Kotori muncul dari dahinya.

"Kalian…. beraninya kalian menggunakan peralatan Fraxinus 'untuk hal-hal semacam itu' ?!"

"Tidak seperti itu"

"Anda keliru! Kami selalu menangani pekerjaan kami dengan serius ..."

Para kru mencoba untuk memberikan penjelasan dengan kata-kata yang kacau. Kotori mendesah sambil menatap mereka dalam keadaan yang tidak menyenangkan tersebut.
"Intinya adalah-tidak ada banyak waktu. Mari kita fokuskan penyelesaian pemeliharaan
dengan, Maria."

Menerima perintah Kotori, para kru memberi hormat dan berteriak "Roger!" Serempak.

"Selanjutnya, kita harus ..."

「Oh iya, ada seseorang yang ingin berbicara dengan Kotori di pangkalan. Bagaimana pendapatmu?」

"Bicara denganku? Siapa?"

「Tentang itu, itu Elliot Woodman-sama.」

balas Maria pada Kotori yang gugup.

♢♢♢

Shidou, setelah keluar dari Fraxinus, kembali ke koridor.

Para kru kapal udara masih berada di jembatan dan sibuk dengan penyesuaian akhir
Fraxinus. Dan sekarang yang berada disini hanya Shidou dan para Spirit, dengan Kotori sebagai pemimpin mereka.

"... Shidou, Shidou,"

Tohka memanggilnya dari belakangnya.

"Un, ada apa, Tohka?"  Shidou berpaling ke wajahnya.

"Siapa Woodman itu? Kotori kelihatannya sangat menghormatinya. "

Shidou mengarahkan pandangannya ke arah Kotori. Memang, setelah Maria menyebutkan nama itu, Kotori langsung gugup, membenarkan pemakaian jas yang berada di bahunya sebagaimana mestinya dan mengancingkannya dengan rapi. Tanpa menoleh kebelakang Kotori menjelaskan sambil terus berjalan.

"Woodman-sama adalah ketua dewan direksi Ratatoskr. Dia pada dasarnya berada paling atas dalam organisasi dan juga pendirinya. Tanpa dia, Ratatoskr tidak akan ada."

" .....! "

Shidou mengejangkan alisnya saat ia mendengar hal ini.

Shidou teringat sebuah bait yang dikatakan Mukuro sebelumnya, 'Apa kamu, bahkan, keluarga ningrat pikirkan? '

Dia tidak meragukan integritas Ratatoskr, tapi merasa tersinggung bahkan
meskipun ia telah memutuskan untuk menarik diri. Mungkin itu karena dia tidak bisa menyanggah pernyataan Mukuro saat itu.

Kemudian, Shidou melihat Nia, yang sedang berjalan di sampingnya, dia menampilkan ekspresi yang rumit di wajahnya.

"Nia? Apa yang salah? Kamu terlihat takut."

".....! "

Nia terlonjak karena panggilan mendadak Shidou.

"Hm? Ahaha, tidak ada apa-apa. Kamu sendiri, Bocah, sejak kapan kamu meningkat lebih peka hingga kamu sekarang dapat mendeteksi perubahan kecil? "

"Hei…"

Shidou tersenyum kecut sebagai respon. Wajah Nia tiba-tiba berubah serius dan dia berbisik serius.

"Rasanya aku pernah mendengar nama Woodman sebelumnya. "

"Eh?"

Saat Shidou mencoba menanyainya lebih lanjut tentang masalah ini, Kotori berhenti tepat
didepan pintu. Setelah menekan interkom di samping pintu dan memberitahukan kehadirannya, Kotori memutar kenop pintu.

"Baik. Silahkan masuk. "

"Permisi."

Shidou dan yang lain memasuki ruangan dengan tidak teratur, yang dipergegas oleh Kotori. Secara keseluruhan, Tata letak ruangan menyerupai sebuah studi pribadi yang dipenuhi buku yang tak terhitung banyaknya dan karya sastra lainnya, rak buku ditempatkan berdampingan. Suasana ruangan jika dibandingkan dengan fasilitas mesin sebelumnya berbeda seperti hitam dan putih.

Pada bagian terdalam ruangan, sosok dua orang bisa terlihat di belakang
meja perusahaan besar. Salah satunya adalah seorang pria yang tampak berusia lebih dari lima puluh tahun, duduk di kursi roda. Dia mengenakan bingkai kacamata berwarna hijau samar yang dikaitkan dengan rambutnya yang agak panjang menjadi sebuah rangkaian, sembari memancarkan kesan lembut. Di sampingnya berdiri seorang wanita yang juga memakai kacamata dan mengenakan pakaian gaya Western, sembari mempertahankan sikap tegap.

"Eh?"

"Muu?"

Shidou dan Tohka hanya bisa mengerutkan alis mereka ketika mereka melihat orang yang pernah mereka temui sebelumnya. Itu beberapa waktu sebelum kemunculan Natsumi, seorang pria asing di kursi roda yang telah bertukar beberapa kata dengan Shidou dan Tohka ketika mereka berjalan-jalan.

"Mr. Baldwin? "

Shidou menyebutkan sebuah nama dengan jengkel, pria itu menampilkan ekspresi nakal yang sesuai dengan usianya.

"Yaa ~, lama tidak berjumpa. Gadis di sana juga, ada baiknya melihatmu tampak bersemangat. Izinkan aku kembali memperkenalkan diri. Namaku Elliot Baldwin Woodman,
"

Kata-kata itu ditujukan pada Shidou dan Tohka, yang mendapati kedua mulut mereka terbuka lebar.

".....! Woodman-sama, pernahkah Anda bertemu mereka sebelumnya? "

Melihat Kotori yang tampak terkejut, Woodman hanya mengedipkan matanya.

"Selama kunjunganku ke kota Tenguu."

"Bagaimana kalau sesuatu terjadi pada Anda ?!"

"Haha, maafkan aku. Aku akan lebih berhati-hati kedepannya."

Woodman menanggapinya tanpa penyesalan sedikit pun. Kotori menghela napas, dan meletakkan tangannya di dahinya. Meskipun ia mendengar tentangnya dari Kotori sebelumnya, Shidou tidak menyangka orang ini begitu terang-terangan. Saat ia sedang memikirkan mengenai hal itu, ekspresi Woodman berubah serius dan memandang Shidou.

"Kalau begitu, maafkan aku karena memanggilmu kemari. Kami seharusnya mengunjungimu sebagai gantinya."

"Tidak perlu begitu formal, kumohon"

Mendengar tanggapan Shidou Woodman memejamkan matanya.

"Pertama-tama, aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas usahamu dalam menyelamatkan Para Spirit. "

"Eh ... ah ... Sama-sama."

Shidou berdalih sambil menggaruk pipinya. Dia merasa agak bingung, dengan ucapan terima kasih yang ditujukan padanya secara khusus.

"Tentang itu, kami merasakan hal yang sama. Tanpa Ratatoskr, saya bahkan tidak akan menyadari keberadaan Spirit dan mereka pastinya masih akan mengalami gempuran dari DEM dan AST. Memikirkan mengenai hal itu saya merasa tidak senang,"

Shidou menambahkan sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Mampu menyelamatkan Kotori ketika dia berubah menjadi Spirit karena <phantom> lima tahun lalu, saya menghargai itu."

Shidou dengan sungguh-sungguh membungkuk dengan hormat.

Woodman mengangguk sebagi tanggapan tanpa mengalihkan matanya pada Shidou.

"Mengenai hal itu, aku juga ingin meminta maaf karena telah melibatkanmu dalam hal yang menyangkut<Dáinsleif> terakhir kali. Aku akan memberikan perintah dengan ketat agar masalah seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi."

"Ah…"

<Dáinsleif>. Mendengar istilah ini, alis Kotori mengejang sesaat. Meskipun Shidou sendiri tidak memiliki memori dari insiden itu, istilah ini memang digunakan sebagai codename untuk persenjataan yang disiapkan secara khusus yang akan digunakan untuk membunuh Shidou, tindakan pencegahan yang disiapkan oleh Ratatoskr. Menurut penjelasan Kotori setelah keributan berakhir, senjata itu diaktifkan tanpa otorisasi oleh salah satu anggota dewan direksi.

"Tidak, meskipun saya merasa hal itu sedikit menyalahi, saya rasa tindakan pencegahan seperti itu sangat diperlukan apabila saya kehilangan kendali. Dan bahkan jika Anda memberitahu saya sebelumnya, saya masih akan memilih untuk menyelamatkan Spirit."

"Shidou ..."

Dari suara Tohka, dia tampak bahagia tapi dia juga mengkhawatirkan Shidou. Shidou tersenyum dan dengan lembut membelai rambut Tohka. Shidou mampu menyelamatkan Tohka dan Spirit lainnya. Dari telapak tangannya ketika membelai kepala Tohka, Shidou percaya dia melakukan hal yang benar.

Akan tetapi.

"....."

Dalam hati Shidou masih merasa tidak yakin karena kata-kata Mukuro. Hal itu melintas dalam pikirannya, tanpa sadar ia membuka mulutnya.

"Umm ... Bolehkah saya mengajukan pertanyaan?"

"Pertanyaan apa?"

"Saya berterima kasih untuk itu, tapi mengapa Ratatoskr ingin menyelamatkan para Spirit?"

"... Oh? "

Woodman sedikit memiringkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Shidou.

"Apa kamu tidak puas atau bingung dengan sesuatu?"

"Tidak! Saya hanya memikirkan mengenai sesuatu hal, Anda mengerti ..."

Seakan ia langsung mengetahui maksudnya, Shidou melambaikan tangannya dengan kacau. origami kemudian mengambil kata-kata Shidou untuk mewakilinya.

"Mengenai hal itu, saya juga mengakui bahwa Ratatoskr adalah sebuah organisasi yang ditujukan untuk menyelamatkan Spirit dan saya sangat berterima kasih untuk itu. Meski begitu, ada sesuatu yang tersembunyi di balik punggung kami? Meski membutuhkan anggaran besar untuk pengeluaran mengapa Anda masih berkeinginan menyelamatkan Spirit? "

Woodman mengangguk seolah-olah ia sudah memahami maksud mereka dan mulai berbicara.

"Aku bisa memahami perasaan was-wasmu. Memang, Ratatoskr, sebagai organisasi, terlalu peduli pada kalian para Spirit. Aku tidak menyalahkanmu jika kamu merasa bahwa hal ini tidak masuk akal."

Woodman mengutarakan jawabannya sambil menyeringai.

"Ini sedikit membingungkan. Aku takut aku tidak bisa mengatakan alasan yang mudah kamu pahami."

"...Apa maksudmu?"

"Menyelamatkan Spirit. Itu adalah tujuan terbesarku."

"....."

Origami mengerutkan alisnya. Di saat berikutnya, Nia, yang berada di sisi seberang
ruangan, memiliki pendapat yang sinkron dengan Origami.

"Apa Anda sedikit mengangkat kepemimpinan Anda dengan sikap bijak yang luhur? Seperti yang mereka katakan, Anda tidak bisa mengharapkan setiap orang bersih dari pertanyaan. Apa Anda tidak merasa bahwa ini sedikit mencurigakan? "

Cara Nia berbicara saat ini bukan seperti nada bicara seorang kakak yang lebih tua, tapi sedikit tajam dan galak. Suasana pada saat ini menyebabkan Shidou menggigil ketakutan.

"Nia ...?"

Sayangnya, ia pura-pura tidak mendengarnya dan terus menatap tajam ke arah Woodman, melanjutkan sikap menuntutnya.

"Woodman. Elliot Baldwin Woodman. Itu nama Anda benar? "

"Aah ~, itu benar."


"Lalu, biarkan saya bertanya lagi. -Sebagai Salah satu pendiri asli Industri DEM, tiga puluh tahun yang lalu ketika Anda menyebabkan kemunculan Spirit Pertama. Mengapa Anda masih menyembunyikan identitas Anda dan menyemburkan kata-kata besar? "

"Apa ...?"

Shidou dan para Spirit lainnya, tanpa kecuali, semua menghirup hawa dingin setelah mendengar kata-kata mengejutkan Nia.

"Apa yang terjadi, Nia ?? Mr Woodman adalah bagian dari DEM ...? Dan apa yang kamu maksud dengan menyebabkan kemunculan Spirit? "

Shidou bertanya pada Nia dengan segala ketidakpastian. Nia dengan dingin memalingkan wajahnya dan menjawab.

"Ya. Sebulan yang lalu, ketika Rasielku masih dalam kondisi sempurna, aku berkesempatan menyelidikinya, menyelidiki keadaan dunia ini ketika Spirit Pertama muncul."

".....?! Apa yang kamu bicarakan? "

"Pada waktu itu aku menemukan nama.

-Isaac Ray Pelham Westcott, Ellen Mira Mathers, dan ... Elliot Baldwin Woodman. Sebagai tiga orang pendiri Industri DEM, mereka memiliki keterlibatan sepenuhnya dalam kemunculan Spirit Pertama.

Selagi Nia mengatakan hal ini dengan provokatif, Woodman dengan lembut mendesah dan mulai berbicara.

"Aku mengerti... jadi angelmu <Rasiel> sudah mengetahui segalanya. Aku tidak ingin susah payah menyembunyikan ini, tapi kelihatannya sekarang adalah waktu yang tepat. Ya, aku pernah menyebabkan kemunculan Spirit Pertamake dunia ini bersama dengan Ike Westcott dan Ellen."

"....."

Shidou merasa napasnya tersumbat. Mengetahui bahwa Woodman adalah partner dari dua musuh yang paling ia benci yang sudah banyak menimbulkan masalah, tapi untuk berpikir bahwa ia juga terlibat dalam kemunculan eksistensi Spirit ...

"Aah ~, Ngomong-ngomong, aku belum memperkenalkannya pada kalian. Orang di sampingku adalah Karen. Dia salah satu anggota yang meninggalkan DEM denganku."

Woodman mengenalkannya seakan baru menyadarinya. Wanita, yang tampaknya
merupakan sekretarisnya, mengangguk.

"Nama saya Karen Nora Mathers. Senang berkenalan dengan Anda."

"Ahh ~, Hello ... eh? Hm? "

Sembari bertukar keramahan dengan lawan bicaranya, Shidou tiba-tiba menyadari sesuatu dari namanya, ia pernah mendengarnya sebelumnya di suatu tempat.

"Mathers ...?"

"Ya. Ellen Mathers adalah saudariku."

"Ehhhhhh ?!"

Menyadari detail yang begitu tiba-tiba, Shidou dan para Spirit lainnya memekik bersamaan.

"Ellen itu... !?"

"Keadaan sulit. Meski terlihat akrab."

"Iinikah perkembangan hubungan kakak beradik ?!"

"Miku BERHENTI mengambil napas dalam-dalam!"

Natsumi memperingatkannya saat ia melihat Miku tenggelam dalam kekacauan.

"Baiklah, tenang."

Miku dengan tulus ​​menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Miku mencengkram kedua lengan Natsumi dan menyelamkan wajahnya ke rambut acak-acakan Natsumi sembari menghirupnya dalam-dalam. Natsumi berjuang dengan empat anggota badannya untuk melepaskan diri dari Miku seolah hidupnya tergantung pada hal itu, namun sia-sia. 

Menghadapi pelukan erat kemurahan hati Miku yang tak terbayangkan, lengan kurus Natsumi tidak mampu melakukan perlawanan danakhirnya ia memilih untuk menerima nasib buruknya, kehilangan kekuatan dari kepala sampai kaki.

Shidou meletakkan tangannya di dadanya selagi diam-diam dengan santai mengamati detail wajah Karen. Mengabaikan kacamata dan meningkatkan panjang rambutnya, dia terlihat sama persis dengan wizard itu. Hanya saja Ellen terlihat lebih tua bahkan tidak di
usia dua puluhannya, sedangkan Karen tampaknya lebih muda diusia dua puluhannya.

Di sisi lain, ada hal-hal yang lebih mendesak yang perlu diklarifikasi jadi Shidou menenangkan hatinya dan berpaling ke arah Woodman.

"Ngomong-ngomong, apa yang anda maksud dengan menyebabkan kemunculan Spirit? Bisa anda jelaskan?"

"Mari kita membahasnya dalam urutan yang tepat. Pertama, aku akan menjawab pertanyaan dari Itsuka Shidou dan Tobiichi Origami."

Woodman melirik ke arah Origami dan melanjutkan kalimatnya.

"Seperti yang Nia katakan sebelumnya, aku adalah salah satu pendiri DEM. Awalnya aku punya niat yang sama dengan Westcott, dan ingin memanfaatkan kekuatan Spirit."

"....."

Shidou menjadi tegang dan menelan ludahnya. Untuk pemimpin sebuah organisasi yang
menyelamatkan Spirit, mengatakan hal-hal semacam itu benar-benar mengejutkan.

"Akan tetapi, saat aku pertama kali bertemu dengan Spirit Pertama, aku berubah pikiran. Membuang tujuan asliku, aku keluar dari Industri DEM dan mendirikan Ratatoskr. Aku mengubah pemikiranku untuk  melindungi Spirit dengan hidupku, bahkan jika itu berarti aku harus meninggalkan kawan lamaku dan rekan-rekanku."

"... Kenapa bisa begitu? "

Woodman mengangkat bahunya dan menampilkan ekspresi lembut.

"-Aku jatuh cinta padanya."

Jawabannya yang tak terduga membuat Shidou melebarkan matanya tak percaya.

"Jjatuh cinta?"

"Aah ~, Spirit Pertama mencuri hatiku saat aku bertemu dengannya dan aku menjadi tenggelam dalam kegelisahan. Aku tidak bisa membiarkan siapa pun memanfaatkan kekuatannya untuk tujuan egois mereka."

Woodman mengakui dengan intonasi berhasrat dari seorang anak remaja yang dimabuk asmara.

"Oleh karena itu aku tidak tahan melihat Spirit lain seperti dia menderita atau hidup dalam kesengsaraan. meskipun mungkin ini merupakan kebodohan yang dapat membuat orang tertawa terbahak-bahak, ini adalah salah satu alasan dan satu-satunya alasan
mengapa aku ingin menyelamatkan para Spirit."

"...."

Shidou terbungkam, tubuhnya terasa kaku. Dia tidak berencana untuk menyerang privasinya lebih lanjut, tetapi pernyataan Woodman terasa agak mudah diverifikasi. Shidou menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak berpikir itu alasan yang bodoh,"

Shidou menjawabnya sambil maju selangkah.

"Lebih tepatnya, saya berbagi pendapat dengan Anda, pendiri Ratatoskr."

Woodman terkejut mendengar komentar Shidou dan mendapatkan kembali ketenangannya.

"Terima kasih, Kamu sungguh baik hati. Aku senang melihat bahwa kaulah yang menyegel para Spirit."

"Ahh, sama-sama,"

Shidou menanggapi sambil melambaikan tangannya. Origami, yang mendengarkan percakapan mereka, menunjukkan ekspresi takjub dan memalingkan pandangannya pada Karen.

"-Jadi apa alasanmu mengikuti dia dan lari dari DEM? "

"Saya jatuh cinta pada Elliot."

".... Ahem ?! "

Shidou terbatuk mendengar pernyataan yang tak terduga.

"... Seperti itukah ...? Tapi Mr Woodman sudah ... pada Spirit Pertama ..."

"Saya tidak menyerah jika ia sudah menyukai orang lain. Jika dia berubah pikiran dan tidak adaorang lain, Bukankah ia tidak akan punya pilihan lain? "

"Iitu tidak salah ..."

"Berbicara tentang keinginan serakah, saya sangat ingin menjalani kegiatan reproduksi dengan Elliot dan mengandung anaknya. Meskipun saya sangat menghargai keinginan Elliot, itu akan menjadi kerugian besar bagi dunia jika garis keturunan berakhir."

".....?! Ha….."

Shidou mengalami waktu yang sulit karena menerima pernyataan yg tak tahu malu seperti itu dan merasa canggung karena ia mendengar kata-katanya. Woodman memaksakan untuk tersenyum.

"Haha ... ini cukup mengganggu."

"Elliot, tidak perlu repot-repot, aku akan menunggu saat yang tepat."

"Aku setuju. Aku mengagumi dan menghargai tekad luhurmu."

"Saya harus menjadi orang yang berterima kasih kepada Anda. Anda adalah orang ketiga yang mendukung saya."

Karen merasa terdukung saat ia berjabat tangan dengan Origami.

"....."

Bagi Shidou, mereka tampak seperti memasuki perairan yang belum dipetakan, hal ini karena ia tidak bisa mengikuti impian mereka. Meskipun apa yang mereka lakukan secara tidak langsung menyindir krisis moralitas, Shidou memutuskan untuk mengabaikan mereka setelah mereka berteman satu sama lain dengan kerumitan yang cukup besar. Woodman menyangga kacamatanya dan menegakkan tubuhnya.

"Maafkan aku, Itsuka Shidou. Bisakah kamu mendekat agar aku bisa melihatmu? Baru-baru ini pandanganku jauh berkurang."

"Eh? Baik."

Shidou melangkah ke arah Woodman, yang dengan penuh perhatian mengamati wajahnya, menggumamkan sesuatu yang tak terdengar.

"Aku mengerti ... Kamu terlihat akrab-dengan anak laki-laki dari itu ..."

Selagi Woodman bergumam pada dirinya sendiri. Shidou mengerutkan alisnya.

"Anak laki-laki dari itu? Siapa-"

Pada saat itu, getaran yang hebat menyerbu ruangan.

"Uwaaah ... ?!"

"Ooohh ?!"

"Hyaaa!"

Seakan bahan peledak telah diledakkan di dekatnya, dinding, lantai dan langit-langit berguncang dengan keras, buku yang berada di rak semuanya berjatuhan ke lantai.

"Apa semua orang baik-baik saja?" 

Periksa Shidou.

"Umuu ... apa yang terjadi ?!" 

Sahut Tohka.

"Mungkinkah ... Mukuro-san?"

Yoshino mengangkat suaranya malu-malu.

"Meteor lainkah?"

Yoshinon, boneka di tangan kirinya, menggunakan kedua tangannya untuk menutupi kepalanya dengan cemas. Kotori menggelengkan kepalanya dengan was-was.

"Bukan ... ini ..."

Siaran radio yang membingungkan terdengar dalam ruangan seolah-olah menanggapi
Kotori.

"Woodman-sama! Keadaan darurat!"

"Tenang, ada apa?"

"Serangan kejutan! Kapal perang udara dikonfirmasi berada diatas basis! Ini ... DEM !!"

"Apa ....?!"

Shidou bergidik mendengar peringatan barusan.

"DEM ... Benarkah, mereka bahkan menemukan tempat ini ..."

Kotori menghentikan kalimatnya ketika ia teringat sesuatu yang penting.

Rahasia tidak berarti sekarang.

"Beelzebub ...! Pastinya, angel mahatahu Demon King <Beelzebub>."

Nia menelan ludahnya dan tersenyum sinis.

"...Mungkin. Meskipun fungsi pencarian terhambat, aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang apa yang terjadi sebelum itu."

"Kuh ... Jadi akhirnya mereka kemari. Mereka mencari lokasi tertentu, kurasa sekarang musuh menargetkan Fraxinus ... "

Kotori menghadap Woodman.

"Perintah Anda, Woodman-sama."

"... Hm."

Woodman memutar otak memikirkan penanggulangan terhadap situasi mereka saat ini dan mengangkat kepalanya.

"Pertama, mari kita bergerak, Kita adalah mangsa yang tidak berdaya jika tempat ini telah ditemukan,"

Woodman melambaikan tangannya.

"Komandan Itsuka, Bawa para Spirit ke Fraxinus sekaligus dan bergegaslah menangani <Zodiac>.Dia pasti akan diselamatkan."

"Mengerti, saya akan memastikan mereka sampai ke sana. Tapi ... bagaimana dengan Anda? "

Cemas Kotori .

Woodman merendahkan ekspresinya.

"Karen dan aku akan menggunakan rute alternatif. Bagaimanapun, aku tidak bisa membiarkan Westcott menghancurkan fasilitas ini. aku memiliki sesuatu yang nanti harus aku jaga. meski begitu, dua kakiku akan membebanimu."

Woodman dengan ringan mengetukkan kakinya.

"Tapi!"

Kotori membantah dengan sedih sembari mengepalkan tinjunya erat-erat.

"Tidak apa-apa, rute pelarianku telah disiapkan jadi jangan khawatir. Aku tidak akan mati dengan mudah. Aku sudah memutuskan untuk mati menggenggam tangan gadis yang kucintai."

Woodman mengedipkan matanya.

"Mr. Woodman… "

Shidou berbisik pelan. Karen membetulkan kacamatanya.

"Tanganku kosong, Anda tahu. "

"Aku tidak bisa membiarkan seseorang yang berbakat dan cantik sepertimu sekarat di sini bersamaku."

Woodman mengangkat bahunya yang mana Karen memancarkan ekspresi kesepian tapi senang karena mendapatkan pujian.

"Pergilah sekarang, Komandan Itsuka. Semoga kamu berhasil, "

Saat Woodman memberikan perintah-Nya, Kotori tampak ragu-ragu selama beberapa detik sebelum akhirnya memberikan hormat pada pimpinannya.

"... Mengerti. Harap aman."

Woodman mengangguk dan Kotori mulai memberikan instruksi pada Shidou dan yang lain.


"Semuanya, ayo kita pergi, jangan biarkan Fraxinus tumbang di tangan musuh lagi!" 

Setiap langkah Kotori penuh dengan rasa kepastian. Namun di balik resolusi teguhnya, dia sedikit gemetar. Itu sikap yang wajar, jika bahaya yang belum pasti datang mendekat. Akan tetapi, sebagai Komandan Ratatoskr, Kotori, tidak bisa secara terang-terangan menampilkan kekhawatiran tersebut. Shidou mempersiapkan diri untuk situasi terburuk dan mengangguk setuju.

"Aah, ayo kita bergegas."

"Umu, bergegas!"

"Ya…"

Para Spirit setuju. Untuk sesaat, Shidou bertukar pandang dengan Kotori. Tanpa konsultasi apapun lebih dulu, mereka mengucapkan selamat tinggal pada Woodman dengan hormat dan membawa semua orang pergi meninggalkan ruangan. Saat mereka berlari melalui koridor dengan segala kegesitan yang bisa mereka kerahkan, suara dari ledakan dan wilayah yang telah telah diterobos tak henti-hentinya bergema di sepanjang koridor.

"Kuh ... apa yang menyerang tempat ini ?!"

"Aku tidak yakin, tapi kita bisa menegaskannya melalui kapal udara-"

Tidak menyadari berapa lama mereka sudah melintasi koridor, kalimat Kotori terpotong oleh suara dinding di depan mereka yang mulai retak.

"Uaahh ?!"

"Apa ..."

Runtuhan dari dinding beterbangan secara acak di seluruh udara dan menyebarkan asap putih. Di tengah-tengah kepulan asap, sosok humanoid mulai muncul. anggota badan mekanik dengan tekstur logam, mata tunggal tertanam di tengah kepala dan cakar tajam yang tersusun teratur di tangannya yang kaku. Seperti sedang berburu mangsa, sosok robotik perlahan masuk.

"... Bandersnatch! "

Shidou berteriak sambil menggertakkan giginya. Itu adalah nama persenjataan tak berawak mengerikan milik DEM, Bandersnatch. Kamera di atas kepalanya berpaling arah Shidou.

".....! "

"Menjauh, Shidou!"

Bersamaan dengan suara Origami, Origami menembakkan cahaya menyilaukan melewati rambut Shidou.

"Uoohh ... ?!"

Ditelan secara menyeluruh oleh cahaya padat yang terbentuk dari kekuatan Spirit, Bandersnatch segera kehilangan fungsionalitasnya. Shidou menoleh ke belakangnya dan angel dalam bentuk perhiasan sudah melayang disekeliling Origami <Metatron>.

"T-terima kasih, Origami."

Mendengar ucapan terima kasih Shidou, Origami mengangguk dengan puas.

Tapi sekarang bukan waktu untuk beristirahat. Pertempuran di sekitar mereka belum berhenti. Jika wilayah mereka sudah ditembus, maka tidak ada jaminan bahwa gudang Fraxinus aman.

"Pokoknya mari kita bergegas, tidak ada banyak waktu-"

Shidou menghentikan kalimatnya, dengan enggan. 

Tiba-tiba.

Suara tak terduga terdengar dari depan mereka.

"--Oya ~, Aku tidak menyangka bisa melihatmu di sini."

"Apa ....?!" 

Shidou mengerutkan alisnya saat ia mendengar suara sedingin es yang harmonis di situasi saat ini.

Di tengah-tengah kepulan asap putih tampak seorang pria mengenakan pakaian Western berwarna hitam dan seorang Wizard yang dilengkapi dengan CR unit. Keduanya dengan santai berjalan keluar dari asap yang berkabut.

"Westcott ?!" 

Tidak salah lagi, dia adalah pemimpin Industri DEM dan musuh Shidou, Isaac Westcott.

"....."

"Apa?!"

Menyaksikan sosok yang menampakkan diri dari dalam tabir asap, ekspresi marah, gusar,
geram dan sejenisnya terbentuk di wajah para Spirit. Memperhitungkan pergerakan musuh,
Wizard itu tidak akan membiarkan pemimpinnya menyerang lebih dulu atau malah pemimpin-nya yang akan menyerang lebih dulu. Tapi Westcott membiarkan Ellen melakukan semua pekerjaan.

Meski begitu, Westcott adalah musuh terkemuka yang tidak mengizinkan secuil pun keragu-raguan.

Orang yang berdiri di depan mereka benar-benar berbeda dibandingkan dengan dirinya yang sebulan lalu. Apa yang harus mereka lakukan-.

"-Metatron."

Cahaya padat yang terbentuk dari kekuatan Spirit ditembakkan ke arah Westcott seperti sebelumnya dengan perintah Origami, merobek alur pemikiran Shidou. Tepat sebelum cahaya tajam menusuk Westcott, halaman kosong buku diwujudkan di depannya, menghamburkan serangan Origami ke udara.

"Westcott-sama!"

"Apa anda terluka ...?" 

Seorang wizard di sampingnya berkata dengan suara tertekan. Westcott merasa keberatan dan mengangguk dengan fasih.

"Sepertinya serangannya tak tanggung-tanggung, mengagumkan!"

"...Sial,"

Umpat Origami penuh penyesalan. Westcott hanya menyeringai mencemooh dan mengangkat tangannya.

"Sayang sekali. Angel dari Astral Dress terbatas tidak bisa melukaiku dalam keadaanku saat ini."

Setelah gerakan itu, sebuah buku yang memancarkan aura tidak menyenangkan terwujud di tangannya.

"-Beelzebub."

".....! "

Shidou tersentak dalam ketakutan dan kebimbangan.

<Beelzebub>, Demon King Mahatahu yang Westcott rampas dari Nia. Merasakan bahaya akan mendekat, Para Spirit mewujudkan Astral Dress terbatas mereka satu demi satu.

"Ha!"

Bersamaan dengan Astral Dress yang bersinar pucat, angel dalam bentuk pedang raksasa terwujud dalam genggaman Tohka, <Sandalphon>. Gadis itu maju ke depan berusaha membunuh Westcott. Wizard yang berada disampingnya melindunginya dengan menghela pedangnya, melompat untuk menyerang bagian kepala.

"Gu ..."

"Jangan menghalangiku!"

Tepi pedang berbentrokan dan hancur bertaburan melewati angel. Wizard pengawal Westcoty segera memperluas jangkauan territorynya sebagai respon, tapi ia terlempar dan jatuh ke arah dinding.

"Hu ...."

".....! "

Wizard pengawal Westcott menangis kesakitan selagi Tohka mengubah sasarannya ke arah Westcott. Meskipun orang itu saat ini terlibat dalam pertempuran, ia hanya mencibir mengejek.

"Sungguh perkasa, <Princess>. Akan tetapi sia-sia saja, meskipun aku menghargai serangan sambutanmu, aku tidak sepertimu hari ini."

"Apa yang kamu bicarakan? Kamu pikir kamu bisa melarikan diri? "

"Haha, Siapa yang mengatakan mau melarikan diri? Akan tetapi, kalau aku mengabaikanmu, segala sesuatunya akan menjadi lebih menyusahkan…"

Selagi Westcott menyeringai dengan cara yang menyihir, tangannya mulai berkeliaran di atas buku.

"Kalau hanya sedikit harusnya baik-baik saja. Tunjukkan apa yang bisa kamu lakukan."

Westcott meneriakkan buku tersebut.

"<Beelzebub>. <Ashufiriya Phantom Library>."

"..Tohka! "

Shidou berteriak tak tertahankan. Meskipun ia tidak menyadari apa yang terjadi, Shidou merasakan sensasi seolah-olah puluhan duri es menusuk punggungnya. Segera setelah itu, lantai di bawahkaki Tohka terdistorsi menjadi sebuah buku bercelah gelap.

"A-"

Tohka menghirup hawa dingin dan segera mundur ke belakang dengan kecepatan penuh. Tapi sudahterlambat. Halaman buku besar itu mengatup dengan suara keras, Tohka terjebak di dalamnya seperti bookmark.

"Tohka!"

Shidou berteriak sambil melompat untuk menyelamatkannya. Sebelum tangannya bahkan bisa mencapai buku, Tohka sudah menghilang ke dalam kehampaan. Tapi itu belum selesai.

"Yaaa ...!"

"Aapa ini ?! ini"

Para Spirit lainnya meratap menyedihkan, saat Shidou berbalik menatap mereka. Buku serupa telah muncul di belakangnya dan di bawah kaki para Spirit dan mulai menelan mereka.

"Kuh ...!"

"Terkutuk, <Rasiel>....! "

"Semua orang, lari!" 

Teriak Shidou, akan tetapi itu sia-sia. Buku-buku yang muncul di koridor menjebak para Spirit satu per satu.

"Wwaa, tolong!"

"S-shidou!"

Teriakan para Spirit bergema di seluruh tempat dimana mereka tertelan oleh buku dan
lenyap. Menyaksikan segala sesuatunya dengan tak berdaya, Shidou terasa membatu dan memelototi Westcott.

".... Kamu bajingan !! Kemana kamu membawa mereka? !! "

"Hahaha, jangan terlalu gelisah. Kamu akan segera bergabung kembali dengan mereka."

Westcott tersenyum. Setelah itu, Westcott memberikan coup de grace tanpa ampun.

(note : diambil dari ungkapan bahasa prancis yg maksudnya-serangan terakhir yang menghasilkan kemenangan) 

"Uuaahh !?"

"Aku akan mengurusmu setelah aku berurusan dengan Elliot. Selama waktu itu, rasakan kekhawatiran yang termuat dalam hatimu secara bebas ... dalam dunia buatan."

Westcott mengucapkannya sambil menutup jebakan Shidou tanpa terburu-buru.

"Hm ... Ini tidak terasa begitu melelahkan meskipun ini pertama kalinya aku menggunakan kekuatan ini,"

Westcott menyimpulkannya sembari mengutak-atik halaman dari Beelzebub, memahami mengapa dia bisa menafsirkan catatan yang tidak tertulis.

"Westcott-sama ..."

Wizard Pengawalnya yang sebelumnya dikalahkan oleh Tohka kembali ke sisinya dan meminta maaf.

"Maafkan saya, saya ceroboh ..."

"Tidak masalah. Lagian, aku juga memperoleh kesempatan untuk bereksperimen dengan kekuatan Beelzebub."

Westcott menyeringai, melihat Wizardnya yang keheranan.

"Lalu, ke mana para Spirit pergi?"

"Aah ~ ..."

Pandangan Westcott jatuh pada sebuah halaman dari Beelzebub, kemudian tersenyum.

"Sekarang mereka berada di dalam fairytale... berjuang dalam fantasi."

"Fairytale ...?" 

Wizard pengawalnya mencondongkan kepalanya dengan raut muka kebingungan. Yah, dia tidak bisa memahami secara langsung. Manusia selain Westcott tidak perlu untuk memahami Demon King. Dia menutup Beelzebub dan mengalihkan topik pembicaraan.

"Daripada itu, saat ini kita harus mendahulukan tujuan utama kita. Aku berharap bisa bertemu kawan lamaku secara pribadi. "

Mendengar perintah Westcott, wizard pengawalnya segera memberi hormat sebagai respon.


Jangan lupa bantu bagikan juga yah :)
Share Tweet Share

1 comments:

    Please wait....
    Disqus comment box is being loaded